You are on page 1of 5

LAPORAN ANALISA SINTESA

DISUSUN OLEH :

Nur Agni Dwiningsih

NIM : G3A017261

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


Nama : NUR AGNI DWININGSIH
Nim : G3A017261
Tempat : IGD RSUD UNGARAN
Tanggal : 15 NOVEMBER 2018

1. IDENTITAS KLIEN :
a. Nama pasien : Ny. K
b. Umur : 63 th
c. Alamat : ungaran

2. DIAGNOSA MEDIS : stroke

3. DASAR PEMIKIRAN :

Stroke atau cedera cerebro vaskulera dalah kehilangan fungsiotak yang


diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminas
ipenyakit serebro vaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2007, hal
2131)
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak,
progresi cepat berupa deficit neurologis fokalatau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non straumatik (ArifMansjoer, 2000)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State.
Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara 75 –
85 tahun (Long. C, Barbara,1996;hal 176).

4. ANALISA SENTESA
trombus, emboli serebral

sumbatan aliran darah dan 02 serebral

infrak jaringan serebral


infrak batang otak

kemampuan menelan menurun

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

harus di lakukan pemasangan infus

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Pemasangan infus

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d infark miokad akut t/d hipertensi

7. DATA FOKUS
Ny. K 63th di bawah ke IGD dengan kadaan lemas tak bertenaga sejak
subuh,TD 160/100,N 60×/m,S 37,5c ,tingkat kesadaran pasien composmentis, GCS :
E1 M1 V1, pasien apabila berbicara telo atau dalam pengucapanya tak jelas apa yang
di bicarakanya, dan pasien mengakatan sulit dalam menelan

8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL


a. Proteksi diri dengan masker dan handscon
Rasional : minimalkan resiko kontaminasi, dan masuknya kuman ke dalam tubuh
pasien
b. Menyapa pasien dan menjelaskan prosedur dan tindakan kepada pasien
Rasional : agar pasien tau tindakan yang akan di lakukan
c. Membuka selang infus dan tetap menjaga kesterilan ke dua ujung selang
Rasional : untuk mengurangi mikroganisme yang masuk ke dalam pembulu darah
d. Menusukkan set infus dan mengisi bilik drip sampai 1/3 atau ½ penuh
Rasional : agar cairan infus mengalir ke selang selang infus

e. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang menutup klem selang.
Rasional : agar udara tak ada dalam selang infus dan tutup klem agar cairan tak
tumpah
f. Pasang tornikuet dan bersihkan area penusukan deang kapas alkohol dan
melakukan penusukan dengan bevel menghadap ke atas dengan sudut 20-30
derajat
Rasional : agar vena dapat nampak dan agar bevel bisa masuk dengan tepat pada
vena yang di tuju
g. Memasukan iv kateter secara perlahan
Rasional : agar mengurangi rasa sakit pada saat di masukan kateter pada vena
h. Menghubungkan dengan selang infus.
Rasional : agar cairan dapat masu ke dalam tubuh
i. Melakukan fiksasi kateter iv.
Rasional : agar kateter jangan terlepas pada saat di gerakan
j. Alirkan cairan dan mengatur tetesan infus sesuai program.
Rasional : alirkan sesuai kondisi pasien dan instruksi dari dokter

9. TUJUAN TINDAKAN
Tindakan Pemasangan infus merupakan tindakan yang dilakukan pada klien
yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infuse
dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang
berat.Tindakan ini membutuhkan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan
pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena
( pembuluh darah pasien ) diantaranya vena lengan ( vena safalika basilica dan
mediana kubiti ), pada tungkai (vena safena ), atau pada vena yang ada di kepala,
seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien
yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah,
atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. Tujuan dari tindakan
pemasangan infus adalah memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit (Kusyati, Eni.,
dkk. 2009, Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar).

10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN TERSEBUT


DAN CARA PENCEGAHANYA
a. Flebitis
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun
mekanik. Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan
hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa
lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakanInfiltrasi.
Cara pencegahanya : apabila terjadi flebitis pindahkan infus ke area tangan lain
yang belum di infus
b. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling
tempat pungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat
peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun) di
sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara
nyata.
Pencegahanya : kurangi gerak pada area tangan yang di infus
c. Iritasi Vena
Iritasi vena merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri selama diinfus,
kemerahan pada kulit di atas area insersi
Pencegahanya : berikan relaksasi nafas dalam dan analgetik untuk mengurangi
iritasi dan rasa sakit
(Rohani, 2016. Jurnal Ilmiah Widia Volume 4 No.1)

11. EVALUASI
S : Pasien mengatakan suda mulai tenang setelah dilakukan tindakan
O: kesadaran composmentis, pasien masih tampak cemas
Vital sign : TD: 150/90 mmHg, N: 92 x/menit, S: 360C, RR: 24 x/menit, SpO2 :
98%.
A: masalah kebutuhan nutris teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
 Kolaborasi dengan dokter tentang pengobatan yang akan di berikan
selanjutnya
 Posisikan pasien denga posisi yang nyaman
 Berikan informent positif akan keadaan pasien sekarang

You might also like