You are on page 1of 9

BAB 2 TELAAH LITERATUR

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal
involusi atau proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana
mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Subinvolusi
merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang
terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak
mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke
ukurannya (Varney’s Midwivery).
2.1.2 Penyebab,Tanda dan Gejala
a. Penyebab
1) Terjadi infeksi pada endometrium
2) Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
3) Terdapat bekuan darah
4) Mioma uteri
b. Tanda dan Gejala
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-
kira 4 sampai 6 minggu postpartum.Adapun tanda dan gejalanya
sebagai berikut :
1. Uterus lunak dengan perlambatan atau tidak adanya penurunan
tinggi fundus uteri
2. Warna lokhia merah kecoklatan persisten atau berkembang
lambat selama tahap-tahap rabas lokhia diikuti perdarahan
intermiten.
3. Penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.
4. Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra kebentuk
serosa,lalu kebentuk kochia alba
5. Lokia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari
postpartum/lebih dari 2 minggu postpartum
6. Lokia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
7. Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada infeksi.
8. Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
9. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500
ml )
10. Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
2.1.3 Penatalaksanan
a) Pemberian Antibiotika
b) Pemberian Uterotonika
c) Pemberian Tansfusi
d) Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa
plasenta
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record,dll
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini:
1. pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah (dalam
bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2
minggu postpartum.
2. adanya leukore dan lochia berbau menyengat
 Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung ,hipertensi, penyakit ginjal kronis
hemofilia,mioma uteri ,riwayat pre eklampsia,trauma jalan lahir
kegagalan kompresi pembuluh darah,tempat implantasi plasenta
retensi sisa plasenta.
 Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah /sedang menderita
hipertensi,peny jantung dan pre eklampsia, penyakit keturunan
hemopilia dan penyakit menular.
c. Riwayat obstetrik
Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya, keluhan waktu haid.
Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang ke berapa,dan
usia mulai hamil
d. Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
 Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus.
 Riwayat persalinan meliputi :tuanya kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin,
adakah kesulitan dalam persalinan,anak lahir hidup/mati, BB &
panjang anak waktu lahir.
 Riwayat nifas meliputi : Keadaan lochia,apakah ada
perdarahan,ASI cukup/tidak,kondisi ibu saat nifas,tinggi fundus
uteri dan kontraksi.
e. Riwayat kehamilan sekarang
 Hamil muda:keluhan selama hamil muda
 Hamil tua: keluhan selama hamil tua,peningkatan BB,suhu nadi,
pernafasan,peningkatan tekanan darah,keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain.
 Riwayat ANC meliputi: dimana tempat pelayanan,berapa kali,
perawatan serta pengobatannya yang didapat.
f. Riwayat persalinan sekarang meliputi : Tuanya kehamilan,cara
persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam
persalinan (misal:retensio plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah
persalinan,dll), anak lahir hidup/mati, BB dan panjang anak waktu lahir
g. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
1. Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, tekanan darah
dan pernafasan.
2. Kulit :dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang,
kering, hangat, dan kemerahan.
3. kandung kemih : distensi,produksi urin menurun/berkurang.
 Pemeriksaan khusus
1) Uterus
Meliputi: tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
2) Lochia
Meliputi:warna, banyaknya.dan baunya.
3) Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
4) Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5) Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum
 Pemeriksaan penunjang
1) USG
2) Radiologi
3) Laboratorium(Hb.golongan darah,eritrosit,leukosit,trombosit,
hematokrit,CT,Blooding time)
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervagina
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
pervagina
3. Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput
ketuban.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervagina
Tujuan:Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume
cairan
Rencana tindakan:
1) Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan
badannya tetap terlentang.
Rasional : Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous
return dan memungkinkan darah ke otak dan organ lain.
2) Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin
hebat
3) Monitor intake dan output
Rasional : Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan
fungsi ginjal.
4) Evaluasi kandung kencing
Rasional: Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi
uterus
5) Lakukan masase uterus
Rasional : Masase uterus merangsang kontraksi uterus
6) Kolaborasi :
 Pemberian Infus/cairan intravena
Rasional : Cairan intravena dapat meningkatkan volume
intravaskular
 Pemberian uterotonika
Rasional : Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan
mengontrol perdarahan
 Pemberian Transfusi whole blood (bila perlu)
Rasional : Whole blood membantu menormalkan volume cairan
tubuh

b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan


pervagina
Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat
Rencana tindakan :
1) Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan
pada tanda vital
2) Catat perubahan warna kuku,mukosa bibir,gusi dan lidah,suhu
kulit.
Rasional : Dengan adanya perdarahan maka volume darah
disirkulasi menjadi berkurang sehingga sirkulasi di jaringan
perifer pun berkurang hal inilah yang menyebabkan cyanosis dan
kulit yang dingin.
3) Evaluasi tingkat kesadaran
Rasional : Perubahan tingkat kesadaran merupakan salah satu
indikator peningkatan/penurunan gangguan perfusi jaringan
4) Kolaborasi :
 Monitor kadar gas darah dan PH
Rasional : Perubahan kadar gas darah dan PH darah merupakan
tanda hipoksia jaringan)
 Berikan terapi oksigen
Rasional : Oksigen diperlukan untuk menurunkan hipoksia.

c) Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput


ketuban
Tujuan : Infeksi dapat diatasi dan mencegah terjadinya infeksi
sistemik
Rencana tindakan:
1) Kaji tanda-tanda vital.
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam
tubuh
2) Catat karakteristik lochia
Rasional : untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan
atau penyimpangan dari lochia yang normal.
3) Berikan perawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan
kering.
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan membatasi
pertumbuhan bakteri.
4) Kolaborasi
 Pemberian Antibiotika
Rasional : Untuk membasmi kuman penyebab infeksi
 Tindakan kerokan pada uterus
Rasional : Untuk mengeluarkan sisa plasenta dan selaput
ketuban yang tertinggal
2.2.4 Implementasi Keperawatan
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervagina
Implementasi tindakan:
1) Menidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan
badannya tetap terlentang.
2) Memonitor tanda-tanda vital
3) Memonitor intake dan output
4) Mengevaluasi kandung kencing
5) Melakukan masase uterus
6) Melakukan Kolaborasi :
 Memberikan Infus/cairan intravena
 Memberikan uterotonika
 Memberikan Transfusi whole blood (bila perlu)
b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
pervagina
Implementasi Tindakan :
1) Memonitor tanda-tanda vital
2) Mencatat perubahan warna kuku,mukosa bibir,gusi dan lidah,suhu
kulit.
3) Mengevaluasi tingkat kesadaran
4) Melakukan Kolaborasi :
 Memonitor kadar gas darah dan PH
 Memberikan terapi oksigen

c) Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput


ketuban
Implementasi tindakan:
1) Menkaji tanda-tanda vital.
2) Mencatat karakteristik lochia
3) Memberikan perawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan
kering.
4) Melakukan Kolaborasi
 Memberikan Antibiotika
Rasional : Untuk membasmi kuman penyebab infeksi
 Melakukan Tindakan kerokan pada uterus
2.2.5 Evaluasi
Untuk menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat
dalammengevaluasi menggunakan format SOAP yaitu:
S : Data yang diperoleh dari wawancara
O : Data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan
A : pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif
P : Perencanaann yang di tentukan sesuai dengen masalah (Helen
Varney,2007)
DAFTAR PUSTAKA

Varney, Hellen, 2007. Asuhan Kebidanan Hallen Varney. Jakarta : EGC.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-masrikhahr-5415-3-
babii.pdf
http://www.academia.edu/12563768/Subinvolusi_Uteri

You might also like