You are on page 1of 19

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Latar Belakang
Sistem Respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan
parameter kesehatan manusia. Jika salah satu sistem respirasi terganggu maka sistem lain
yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses
homeostatis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit.
Proses pernafasan terdiri dari beberapa proses penting yaitu sistem pernafasan, sistem saraf
pusat, serta sistem kardiovaskular. Sistem respirasi berperan untuk menukar udara
kepermukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan
masuk dalam pernafasan. Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk
bernafas, dan secara refleks merangsang toraks dan otot-otot diafragma, yang akan
memberikan tenaga pendorong gerakan udara. Sistem kardiovaskuler menyediakan pompa,
jaringan pembuluh darah yang diperlukan untuk mengangkut gas-gas antara paru-paru dan
sel tubuh. Orang hidupnya bergantung pada oksigen, kalau tidak mendapatkannya selama
lebih dari 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien meninggal. Bila oksigen didalam darah tidak mencukupi, warna merahnya
hilng dan menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :

1. Menjelaskan pengertian pernafasan dengan benar


2. Menjelaskan fungsi pernafasan dengan benar
3. Menjelaskan fisiologi saluran pernafasan dengan benar
4. Menjelaskan rongga hidung dengan benar
5. Menjelaskan faring dan laring dengan benar
6. Menjelaskan trakea dan percabangan bronkus dengan benar
7. Menjelaskan paru-paru (bronkiolus, alveolus) dengan benar
8. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dengan benar
9. Menjelaskan pengaturan dan pengendalian pernafasan dengan benar
10. Menjelaskan transportasi (pertukaran gas) dengan benar
11. Menjelaskan volume dan kapasitas paru dengan benar
12. Menjelaskan bentuk dari pernafasan dengan benar
13. Menjelaskan masalah pernafasan dengan benar
14. Menjelaskan kecepatan pernafasan dengan benar

Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernafasan
Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara kedalam
tubuh disebut proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses
ekspirasi. Manusia membutuhkan suplay O2 secara terus-menerus untuk proses respirasi sel,
dan membuang kelebihan CO2 sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk
kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernafasan dan pada manusia disebut alveolus yang
terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Bagan 1 : fisiologi saluran pernafasan

Sisa pembakaran
CO2
O2 diudara

D Hidung
Seluruh tubuh A
sampai tingkat sel
R Trachea
A
H Alveoli

Jantung
Pembulu kapiler
alveolus
Pertukaran gas :
Ikatan O2 dengan
Hb & pelepasan
CO2
Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :
 O2 – Hidung – Trakea – Alveoli – Pembuluh kapiler alveolus – Ikatan O2 dengan Hb –
Jantung – Seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
 CO2 – Membran alveoli – Kapiler – Alveoli – Bronkiolus – Bronkus – Trakea – Hidung.
Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk
kedalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk
kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri
jantung – ke aorta – keseluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk
kejantung (serambi kanan) – ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke
jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme
lainnya akan dikeluarkan melaui traktus urogenitalis dan kulit.

Gambar 1 : saluran fisiologi pernafasan

B. Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebgai berikut : Rongga hidung,
faring, laring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus). Saluran nafas
bagian atas adalah rongga hidung, faring dan laring dan saluran nafas bawah trachea, bronchi,
bronchioli dan percabangannya sampai alveoli. Area konduksi adalah sepanjang saluran nafas
berakhir sampai bronchili terminalis, tempat lewatnya udara pernafasan, membersihkan,
melembapkan, dan menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring, trakea, bronkus,
bronkiolus terminalis. Area fungsional atau respirasi adalah mulai broncholi respiratory
sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.

Gambar 2 : skema fisiologi saluran pernafasan

1. Hidung
Hidung adalah organ indera penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi penciuman
berada di atap (langit-langit) hidung diarea lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka
superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh bau di udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf
olfaktorius ke otak dimana sensasi bau dipersepsikan. Ketika masuk dihidung, udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus
sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya
akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan selaput.
Pada proses pernafasan secara khusus rongga hidung berfungsi antara lain :
 Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
 Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
 Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
 Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit
yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.

Gambar 3 : saluran pertama (hidung) pada sistem pernafasan


Pada bagian belakang rongga hidung terdapat ruangan yang disebut Nasopharing dengan
rongga hidung berhubungan dengan :
a) Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial, yang berhubungan dengan
rongga hidung melalui ostium (lubang).
b) Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.
c) Tuba eustachius, yang berhubungan dengan ruang telinga bagian tengah

Gambar 4 : saluran pada sistem pernafasan (sinus)

Jika Terjadi influenza atau hidung buntu, maka kemungkinanadalah tertutupnya lubang-
lubang tersebut (sinus paranasalis, duktus nasocrimalis, tuba eustachius), sehingga dapat
menimbulkan penumpukan cairan dan terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang
telinga tengah akibatnya bisa terjadi sinusitis, otitis, media, keluar air mata, karena duktus
nasocrimalis buntu.

2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi radang
disebut pharyngitis. Saluran faring rnemiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar
tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6. Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring
serta lebih lebar di bagian atasnya. Dari sini partikel halus akan ditelan atau di batukkan
keluar. Udara yang telah sampai ke faring telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas
debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak suara (Laring).

Gambar 5 : saluran pada sistem pernafasan


Beberapa fungsi faring :
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam sistem pencernaan dan
pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan makanan melalui bagian
oral dan laring.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung, udara dihangatkan dan
dilembapkan saat masuk ke faring.
c. Fungsi bahasa, fungsi faring dalam bahasa adalah dengan bekerja sebagai bilik resonansi
untuk suara yang naik dari laring, faring (bersama sinus) membantu memberikan suara yang
khas pada tiap individu
d. Fungsi Pengecap, terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di epitelium oral dan
bagian faringeal.
e. Fungsi Pendengaran, saluran auditori (pendengaran), memanjang dari nasofaring pada tiap
telinga tengah, memungkinkan udara masuk ke telinga tengah. Pendengaran yang jelas
bergantung pada adanya udara di tekanan atmosfer pada tiap sisi membran timpani.
f. Fungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan antibodi dalam
berespon terhadap antigen, misal mikroba. Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan
cenderung mengalami atrofi pada orang dewasa.

Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring.


a. Nasofaring
Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle. Pada dinding
lateral, terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah ke masing-masing bagian tengah
telinga. Pada dinding posterior, terdapat tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringan
limfoid.
b. Orofaring
Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian bawah palatum molle
hingga bagian vertebra servikalis ke-3. Dinding lateral bersatu dengan palatum molle untuk
membentuk lipatan di tiap sisi. Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan jaringan limfoid
yang disebut tonsil palatin. Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan oleh palaturn
molle dan uvula.
c. Laringofaring
Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah esofagus, yakni
dari vertebra servikalis ke-3 hingga 6. Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang
merupakan gerbang untuk system respiratorik selanjutnya.

3. Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang
mengandung pita suara, selain fonasi laring juga berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan
untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan
dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi
(misalnya difteri) dan tum or. pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan glotis
(pemisah saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah) seperti pintu epiglotis yang
berbentuk pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang dimiliki laring
akan menghalau benda dan sekret keluar dari pernapasan bagian bawah.

Gambar 6 : anatomi laring

Fungsi Laring
a. Produksi suara, Suara memiliki nada, volume, dan resonansi. Nada suara bergantung pada
panjang dan kerapatan pita suara. Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah
panjang, sehingga nada suara pria semakin rendah. volume suara bergantung pada besarnya
tekanan pada pita suara yang digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi, semakin
besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang dihasilkan.
b. Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara
dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir.
c. Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat saluran
faring sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui
esofagus dan saluran napas bawah.
d. Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas antara faring
dan trakea.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat udara yang
diinspirasi berjalan melalui laring.

4. Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir
yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea hanya merupakan suatu pipa
penghubung ke bronkus. Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh karena itu disebut
pohon trakeobronkial. Tempat trakea bercabang menjadi bronkus di sebut karina, di karina
menjadi bronkus primer kiri dan kanan, di mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan
kanan), Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk berat
jika dirangsang.

Gambar 7 : Anatomi Trakea

Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan yaitu:


a. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang membungkus kartilago.
b. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus trakea dalam
susunan helik. Ada sebagian jaringan ikat, mengandung pembuluh darah dan limfe, serta saraf
otonom.
c. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar penyekresi mukus.

Fungsi trakea :
a. Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan kartilago dan elastik menjaga
kepatenan jalan napas dan mencegah obstruksi jalan napas saat kepala dan leher digerakkan.
Tidak adanya kartilago di bagian posterior trakea, memungkinkan trakea berdilatasi dan
berkontraksi saat esofagus mengalami distensi saat menelan.
b. Eskalator mukosiliaris, Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi gerakan silia
membran mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan partikel yang melekat padanya
ke atas laring di mana partikel ini akan ditelan atau dibatukkan.
c. Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap iritasi sehingga
membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di
batang otak. Respons refleks motorik terjadi saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan
glotis, yakni penutupan pita suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan
tiba-tiba udara dilepaskan di bawah tekanan, serta mengeluarkan mukus dan/atau benda
asing dari mulut
d. Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung,
walaupun normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea.

5. Percabangan Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali
untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur
mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan
adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan
alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki
paru-paru disebut intrapulmonar. Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir
vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu pipa
ET yang menjamin jalan udara menuju ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika tidak tertahan
baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan
kolaps paru (atelekteasis).
Percabangan ini terus menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis(saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveoli). bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan. Hanya otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Setelah itu terdapat asinus yang
merupakan unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus (lobulus primer), terdiri
dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir paru) yang
menyerupai anggur dipisahkan oleh septum dari alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru
terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan seluas sebuah lapangan tenis.

Gambar 8 : Bronkus
6. Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang
tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea.
Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai
berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius dan inferior.
b. Paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior.
Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola,
venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa
setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

7. Bronkus
Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronkus
kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5
cm. Setelah rnemasuki hilum, bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu untuk tiap
lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan. Setelah
sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang
kemudian terbagi menjadi saluran-saluran kecil dalam substansi paru. Bronkus bercabang
sesuai urutan perkembangannya menjadi Bronkiolus, bronkiolus terminal,
bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.

8. Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan


Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi selubung halus jaringan ikat, yaitu
lobulus. Tiap lobulus disuplai oleh udara yang berasal dari bronkiolus terminalis, yang lebih
lanjut bercabang menjadi bronkiolus respirarorik, duktus alveolus, dan banyak alveoli
(kantong-kantong udara). Terdapat 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa. Hal ini
memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Saat jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian
yang lebih kecil, dinding jalan napas menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat
lenyap, menyisakan lapisan tunggal sel epitelium skuamosa sederhana di duktus alveolus dan
alveoli. Saluran napas distal ditunjang oleh jaringan ikat elastik yang longgar di mana terdapat
makrofag, fibroblas, saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfe. Alveoli dikelilingi oleh
jaringan kapiler padat. Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal) berlangsung di membran
yang disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang bergabung bersama.

9. Pleura
Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura
visceral.
Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura
visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan
dinding dada.

Pembuluh darah yang memperdarahi Paru


Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri, yang membawa darah
yang miskin oksigen ke tiap paru. Di dalam paru, arteri pulmonalis terbagi menjadi banyak
cabang, yang akhirnya bermuara di jaringan kapiler padat di sekitar dinding alveoli. Dinding
alveoli dan kapiler terdiri atas hanya satu lapisan sel epitelium gepeng. Pertukaran gas antara
udara di paru dan darah di kapiler berlangsung pada dua selaput yang sangat halus (keduanya
disebut membran pernapasan). Kapiler pulmonal bergabung membentuk dua vena
pulmonalis di tiap paru. Vena ini keluar dari paru melalui hilum dan membawa darah yang
kaya oksigen ke atrium kiri jantung. Kapiler darah dan pembuluh darah yang sangat banyak di
paru ditunjang oleh jaringan ikat.

Inspirasi dan Ekspirasi


Ada dua hal saat terjadi pernapasan yaitu (1) inspirasi dan (2) ekspirasi. Inspirasi atau menarik
napas adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan
rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang
ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang
ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar
itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran
sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. Ekspirasi, yaitu udara
dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paruparu kempis kembali yang disebabkan
sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif, dimana ketika pernapasan sangat
kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum
ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping
atau sayap hidung) dapat kembang kempis. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa
pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru
utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) yang
merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari
tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia
bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia
surfaktan yang dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis.
Alveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan
lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen
(deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah
tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan
dari darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan
jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari
darah. Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan
oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan
kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia
serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup dan lain-lain. Bila
oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiruan misalnya
terjadi pada bibir, telinga, lengan, dan kaki yang disebut sianosis.
C. Rongga Dada
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian
belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otototot yang berfungsi dalam bernafas.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian
belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan.
Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
- interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke
atas.
- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
D. Proses terjadinya Pernafasan
Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi udara dari paru-
paru kelingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat
rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat ekspirasi otot akan kendor lagi
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali maka udara didorong keluar. Jadi
proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-

paru. Fungsi paru – paru adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen
menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke

jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru –

paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh
oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan

udara luar. Arus darah melalui paru – paru. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian

sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh


b. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen
c. Pefusi, yaitu pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya
mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari
hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai
gantinya, yaitu karbon dioksida.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima

jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru – paru

membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.

Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan

pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan.

E. Mekanika Pernafasan

Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan dihasilkan dari pusat
pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata (pneumotaxic center). Kontraksi otot
inspirasi akan menimbulkan tekanan negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar
masuk ke dalam paru. Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen
pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar oksigen, karbon
dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.
Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk ke dan keluar dari paru.
Saluran napas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran
konka nasalis yang besar, lidah atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat
mengobstruksi saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi kompleks agar jalan
napas tetap terbuka.

Gambar : skema mekanisme kontrol pernafasan

G. Bentuk Dari Pernafasan


Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu :
1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru ( external )
- Ventilasi pulmonar atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara
luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan tidak baik atau terganggu.
- Jumlah udara yang mencapai alveoli pada volume pernafasan semenit 6 liter adalah 500
minus 150 ml kali 12 pernafasan/menit atau 4,2 liter/menit.
- Pernafasan yang cepat dan dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada
pernafasan lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua proses
ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Jika gerak
badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa banyak CO2 dan sentrasinya dalam
darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan
mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
2. Pernafasan jaringan ( interna )
- Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh. Tiap sel mengambil O2 untuk
proses metabolisme dan darah menerima hasil buangan CO2 dari jantung dan paru keluar.
- Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk
kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O ke dalam jaringan,
mengambil Co2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.

H. Transportasi (pertukaran gas)


1. Transportasi Darah paru – Jantung & keseluruh tubuh

Penggunaan o2 oleh
sel dan
pembuangan CO2

Disebarkan Jantung kanan


keseluruh jaringan
tubuh

Arteri pulmonalis
(darah kotor dari
Vena pulmonalis
jantung )
(darah bersih)
ke paru-paru

Masuk Kapiler yang


Jantung kiri menyentuh
dinding
alveoli
Pertukaran gas :
O2 diambil
CO2 dilepaskan
I. Volume dan kapasitas Paru
Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertykaran saat inspirasi dan expirasi dapat
diukur melalui spirometer.
1. Volume
- Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi
normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk
perempuan.
- Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara extra yang masuk ke paru-paru
dengan inspirasi maximum diatas inspirasi tidal, berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml
pada perempuan.
- Volume cadangan expirasi (VCE), yaitu volume extra udara yang dapat dengan kuat
dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal. berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml
pada perempuan.
- Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan expirasi
kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Volume residual
penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernafasan.

2. Kapasitas
- Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume
cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik
setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
- Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi.
Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
- Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
- Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paruparu
dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rataratanya
adalah 5.700 ml.
J. Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal
maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-
ekspirasiistirahat)
Tabel 5.1 : Kecepatan pernafasan normal
NO Jenis pernafasan frekwensi
1 Bayi baru lahir 30-40
2 Dua belas bulan 30
3 Dari dua samapi lima tahun 24
4 Orang dewasa 10-20

You might also like