Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Sistem Respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan
parameter kesehatan manusia. Jika salah satu sistem respirasi terganggu maka sistem lain
yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses
homeostatis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit.
Proses pernafasan terdiri dari beberapa proses penting yaitu sistem pernafasan, sistem saraf
pusat, serta sistem kardiovaskular. Sistem respirasi berperan untuk menukar udara
kepermukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan
masuk dalam pernafasan. Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik dari dalam untuk
bernafas, dan secara refleks merangsang toraks dan otot-otot diafragma, yang akan
memberikan tenaga pendorong gerakan udara. Sistem kardiovaskuler menyediakan pompa,
jaringan pembuluh darah yang diperlukan untuk mengangkut gas-gas antara paru-paru dan
sel tubuh. Orang hidupnya bergantung pada oksigen, kalau tidak mendapatkannya selama
lebih dari 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien meninggal. Bila oksigen didalam darah tidak mencukupi, warna merahnya
hilng dan menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu :
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pernafasan
Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. Penghisapan udara kedalam
tubuh disebut proses inspirasi dan menghembuskan udara keluar tubuh disebut proses
ekspirasi. Manusia membutuhkan suplay O2 secara terus-menerus untuk proses respirasi sel,
dan membuang kelebihan CO2 sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk
kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernafasan dan pada manusia disebut alveolus yang
terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Bagan 1 : fisiologi saluran pernafasan
Sisa pembakaran
CO2
O2 diudara
D Hidung
Seluruh tubuh A
sampai tingkat sel
R Trachea
A
H Alveoli
Jantung
Pembulu kapiler
alveolus
Pertukaran gas :
Ikatan O2 dengan
Hb & pelepasan
CO2
Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernafasan yaitu :
O2 – Hidung – Trakea – Alveoli – Pembuluh kapiler alveolus – Ikatan O2 dengan Hb –
Jantung – Seluruh tubuh sampai ke setiap sel.
CO2 – Membran alveoli – Kapiler – Alveoli – Bronkiolus – Bronkus – Trakea – Hidung.
Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk
kedalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Selanjutnya O2 masuk
kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri
jantung – ke aorta – keseluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk
kejantung (serambi kanan) – ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke
jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme
lainnya akan dikeluarkan melaui traktus urogenitalis dan kulit.
B. Saluran Pernafasan
Saluran pernafasan dari atas kebawah dapat dirinci sebgai berikut : Rongga hidung,
faring, laring, trakea, percabangan bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus). Saluran nafas
bagian atas adalah rongga hidung, faring dan laring dan saluran nafas bawah trachea, bronchi,
bronchioli dan percabangannya sampai alveoli. Area konduksi adalah sepanjang saluran nafas
berakhir sampai bronchili terminalis, tempat lewatnya udara pernafasan, membersihkan,
melembapkan, dan menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring, trakea, bronkus,
bronkiolus terminalis. Area fungsional atau respirasi adalah mulai broncholi respiratory
sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
1. Hidung
Hidung adalah organ indera penciuman. Ujung saraf yang mendeteksi penciuman
berada di atap (langit-langit) hidung diarea lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka
superior. Ujung saraf ini distimulasi oleh bau di udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf
olfaktorius ke otak dimana sensasi bau dipersepsikan. Ketika masuk dihidung, udara disaring,
dihangatkan, dan dilembabkan. Hal ini dilakukan oleh sel epitel yang memiliki lapisan mukus
sekresi sel goblet dan kelenjar mukosa. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya
akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan selaput.
Pada proses pernafasan secara khusus rongga hidung berfungsi antara lain :
Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit
yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.
Jika Terjadi influenza atau hidung buntu, maka kemungkinanadalah tertutupnya lubang-
lubang tersebut (sinus paranasalis, duktus nasocrimalis, tuba eustachius), sehingga dapat
menimbulkan penumpukan cairan dan terjadi radang didalam sinus paranasalis dan ruang
telinga tengah akibatnya bisa terjadi sinusitis, otitis, media, keluar air mata, karena duktus
nasocrimalis buntu.
2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila terjadi radang
disebut pharyngitis. Saluran faring rnemiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar
tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6. Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring
serta lebih lebar di bagian atasnya. Dari sini partikel halus akan ditelan atau di batukkan
keluar. Udara yang telah sampai ke faring telah diatur kelembapannya sehingga hampir bebas
debu, bersuhu mendekati suhu tubuh. Lalu mengalir ke kotak suara (Laring).
3. Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot-otot yang
mengandung pita suara, selain fonasi laring juga berfungsi sebagai pelindung. Laring berperan
untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan
dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi
(misalnya difteri) dan tum or. pada waktu menelan, gerakan laring keatas, penutupan glotis
(pemisah saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah) seperti pintu epiglotis yang
berbentuk pintu masuk. Jika benda asing masuk melampaui glotis batuk yang dimiliki laring
akan menghalau benda dan sekret keluar dari pernapasan bagian bawah.
Fungsi Laring
a. Produksi suara, Suara memiliki nada, volume, dan resonansi. Nada suara bergantung pada
panjang dan kerapatan pita suara. Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah
panjang, sehingga nada suara pria semakin rendah. volume suara bergantung pada besarnya
tekanan pada pita suara yang digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi, semakin
besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang dihasilkan.
b. Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara
dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir.
c. Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat saluran
faring sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui
esofagus dan saluran napas bawah.
d. Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas antara faring
dan trakea.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat udara yang
diinspirasi berjalan melalui laring.
4. Trakea
Trakea, merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir
yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir. Trakea hanya merupakan suatu pipa
penghubung ke bronkus. Dimana bentuknya seperti sebuah pohon oleh karena itu disebut
pohon trakeobronkial. Tempat trakea bercabang menjadi bronkus di sebut karina, di karina
menjadi bronkus primer kiri dan kanan, di mana tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan
kanan), Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk berat
jika dirangsang.
Fungsi trakea :
a. Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan kartilago dan elastik menjaga
kepatenan jalan napas dan mencegah obstruksi jalan napas saat kepala dan leher digerakkan.
Tidak adanya kartilago di bagian posterior trakea, memungkinkan trakea berdilatasi dan
berkontraksi saat esofagus mengalami distensi saat menelan.
b. Eskalator mukosiliaris, Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi gerakan silia
membran mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan partikel yang melekat padanya
ke atas laring di mana partikel ini akan ditelan atau dibatukkan.
c. Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap iritasi sehingga
membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di
batang otak. Respons refleks motorik terjadi saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan
glotis, yakni penutupan pita suara. Otot napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan
tiba-tiba udara dilepaskan di bawah tekanan, serta mengeluarkan mukus dan/atau benda
asing dari mulut
d. Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung,
walaupun normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea.
5. Percabangan Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali
untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil. Struktur
mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan
adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan
alveoli. Dibagian bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar dan sampai memasuki
paru-paru disebut intrapulmonar. Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebar serta hampir
vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih panjang dan sempit. Jika satu pipa
ET yang menjamin jalan udara menuju ke bawah, ke bronkus utama kanan, jika tidak tertahan
baik pada mulut atau hidung, maka udara tidak dapat memasuki paru kiri dan menyebabkan
kolaps paru (atelekteasis).
Percabangan ini terus menjadi kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis(saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveoli). bronkiolus,tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan. Hanya otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Setelah itu terdapat asinus yang
merupakan unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus (lobulus primer), terdiri
dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir paru) yang
menyerupai anggur dipisahkan oleh septum dari alveolus di dekatnya. Dalam setiap paru
terdapat 300 juta alveolus dengan luas permukaan seluas sebuah lapangan tenis.
Gambar 8 : Bronkus
6. Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan
letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang
tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea.
Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai
berikut :
a. Paru kanan, memiliki tiga lobus yaitu superior, medius dan inferior.
b. Paru kiri berukuran lebih kecil dari paru kanan yang terdiri dari dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior.
Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola,
venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa
setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup
luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
7. Bronkus
Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan
a. Bronkus kanan, bronkus ini lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertikal daripada bronkus
kiri sehingga cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5
cm. Setelah rnemasuki hilum, bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang, satu untuk tiap
lobus. Tiap cabang kemudian terbagi menjadi banyak cabang kecil.
b. Bronkus kiri, panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan. Setelah
sampai di hilum paru, bronkus terbagi menjadi dua cabang, satu untuk tiap lobus. Tiap cabang
kemudian terbagi menjadi saluran-saluran kecil dalam substansi paru. Bronkus bercabang
sesuai urutan perkembangannya menjadi Bronkiolus, bronkiolus terminal,
bronkiolus respiratorik, duktus alveolus, dan akhirnya, alveoli.
9. Pleura
Paru-paru dibungkus oleh pleura yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura
visceral.
Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura
visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan
dinding dada.
paru. Fungsi paru – paru adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke
alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen
menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru –
paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh
oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan
trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar. Arus darah melalui paru – paru. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian
jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru – paru
membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan
E. Mekanika Pernafasan
Pernapasan memiliki ritme yang teratur dan ritme pernapasan dihasilkan dari pusat
pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata (pneumotaxic center). Kontraksi otot
inspirasi akan menimbulkan tekanan negatif, menyebabkan terjadinya aliran udara dari luar
masuk ke dalam paru. Kedalaman dan frekuensi pernapasan sangat penting karena komponen
pernapasan ini akan membantu mempertahankan homeostasis kadar oksigen, karbon
dioksida dan ion H+ dalam darah arteri.
Struktur saluran napas atas sangat berperan agar udara dapat masuk ke dan keluar dari paru.
Saluran napas atas yang paten sangat tergantung struktur anatomis daerah tersebut. Ukuran
konka nasalis yang besar, lidah atau uvula yang besar, dan palatum molle yang lemah dapat
mengobstruksi saluran napas atas. Otot genioglosus (untuk menjulurkan lidah), serta
styloglosus dan hyoglosus (untuk menarik lidah) mempunyai interaksi kompleks agar jalan
napas tetap terbuka.
Penggunaan o2 oleh
sel dan
pembuangan CO2
Arteri pulmonalis
(darah kotor dari
Vena pulmonalis
jantung )
(darah bersih)
ke paru-paru
2. Kapasitas
- Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume
cadangan expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik
setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
- Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi.
Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
- Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
- Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paruparu
dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rataratanya
adalah 5.700 ml.
J. Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal
maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-
ekspirasiistirahat)
Tabel 5.1 : Kecepatan pernafasan normal
NO Jenis pernafasan frekwensi
1 Bayi baru lahir 30-40
2 Dua belas bulan 30
3 Dari dua samapi lima tahun 24
4 Orang dewasa 10-20