You are on page 1of 7

TUGAS PKN

“Resume Identitas Nasional”

Disusun oleh:
Gigantara Giovani Ngantung (183112700550010)

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Bhakti Nur Avianto, S.IP., M.Si

Prodi Teknik Fisika


Fakultas Teknik dan Sains
Univeristas Nasional
2017/2018
A. Pengertian Indetitas Nasional

Identitas ialah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kasadaran diri pribadi
sendiri, kelompok sendiri, golongan sendiri, komonitas sendiri atau negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi
berlaku pula pada suatu golongan.

Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok


yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti agama,
budaya dan bahasa maupun non fisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.

Pengertian Identitas Nasional ialah suatu ciri yang dimiliki sebuah bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan mempunyai identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, ciri-ciri, bagaimana bangsa tersebut terbetuk secara
historis.

Pengertian Identitas Nasional ialah suatu ciri yang dimiliki sebuah bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan mempunyai identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, ciri-ciri, sifat, serta karakter dari bangsa tersebut.
Identitas nasional sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk
secara historis.

B. Parameter Identitas Nasional

Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan
untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur
adalah unsur suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa,
adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk seperti
geografis.

Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional
biasanya mempunyai indikator sebagai berikut:

Identitas nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas


masyarakat sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adat istiadat, tata kelakuan, dan
kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan
salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat-istiadat dan tata kelakuan.

Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis


menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Lambang-lambang negara ini biasanya
dinyatakan dalam undang-undang seperti Garuda Pancasila, bendera, bahasa, dan
lagu kebangsaan.

Alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan,


teknologi, dan perlatan manusia. Identitas yang berasal dari alat perlengkapan ini
seperti bangunan yang merupakan tempat beribadah (borobudur, prambanan, masjid
dan gereja), peralatan manusia (pakaian adat, teknologi bercocok tanam), dan teknologi
(pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain)

Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari tujuan ini
bersifat dinamis dan tidak seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu,
seperti indonesia dikenal dengan bulu tangkis.

Bagi bangsa Indonesia, pengertian parameter identitas nasional tidak merujuk hanya
pada individu (adat istiadat dan tata laku), tetapi berlaku pula pada suatu kelompok
Indonesia sebagai suatu bangsa yang majemuk, maka kemajemukan itu merupakan
unsur-unsur atau parameter pembentuk identitas yang melekat dan diikat oleh
kesamaan-kesamaan yang terdapat pada segenap warganya. Unsur-unsur pembentuk
identitas nasional Indonesia berdasarkan ukuran parameter sosiologis adalah: suku
bangsa, kebudayaan, dan bahasa maupun fisik seperti kondisi geografis.
1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal
bangsa dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku
bangsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda,
namun demikian beragam suku ini mampu mengintegrasikan dalam suatu negara
Indonesia untuk mencapai tujuan yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
2. Kebudayaan

Kebudayaan menurut ilmu sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,


dan adat-istiadat. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional bukanlah sesuatu
yang bersifat individual. Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu
kebudayaan. Kebudayaan harus merupakan milik bersama sejumlah pola-pola berpikir
dan berkelakuan yang didapt dan dikembangkan melalui proses belajar. Hal-hal dimiliki
bersama ini harus menjadi sesuatu yang khas dan unik, yang akan tetap
memperlihatkan diri di antara berbagai kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sangat
variatif.
3. Bahasa
Bahasa adalah identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu
negara. Bahasa adalah merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam
kaitan dengan hidup bersama dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Bahasa
manusia memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu melambangkan arti
apapun, sekalipun hal atau barang yang dilambangkan artinya oleh suatu kata tidak
hadir di situ. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya
suku-suku bangsa atau etnis namun bahasa Melayu dahulu dikenal sebagai bahasa
penghubung berbagai etnis yang mendiami kepulauan di nusantara. Selain menjadi
bahasa komunikasi di antara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati
posisi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara
yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan pedagang asing. Pada
tahun 1928 Bahasa Melayu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun
tersebut bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan,bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa nasional
4. Kondisi Geografis

Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat alamiah. Kedudukan geografis


wilayah negara menunjukan tentang lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat, dan
waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas batas-batas wilayahnya diatas
bumi. Letak geografis tersebut menentukan corak dan tata susunan ke dalam dab akan
dapat diketahui pula situasi dan kondisi lingkungannya. Bangsa akan mendapat
pengaruh dari kedudukan geografis wilyah negaranya. Letak geografis ini menjadi khas
dimiliki oleh sebuah negara yang dapat membedakannya dengan negara lain.

C. Unsur – Unsur Pemberntuk Identitas Nasional


1. Unsur Sejarah

Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi social
yang berbeda sesuai perubahan zaman. Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik
pernah mencapai era kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang
ekonomi bangsa Indonesia pada era pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya,
rakyat mengalami kehidupan ekonomi yang sejahtera, sedangkan dalam bidang politik
memilki kekuasaan negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah
jajahan Belanda (sekarang wilayah NKRI) hingga wilayah negara Filipina, Singapura,
Malaysia, bahkan sebagian wilayah Thailand. Namun, kejayaan ini mengalami
keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan (persatuan dan kesatuan) diantara
bangsa dalam pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya tersebut.

Keruntuhan pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya ini berimplikasikan pada terciptanya


pemerintahan kerajaan di masing-masing daerah di seluruh wilayah Indonesia. Sistem
pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa Indonesia semakin lemah untuk
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dari negara lain yang ingin
mencari sumber energy baru bagi negaranya. Ketidakmampuan bangsa Indonesia ini
pada akhirnya menyebabkan bangsa Indonesia jatuh ke tangan negara-negara colonial
(penjajah). Dampak langsung dari adanya penjajah ini adalah bangsa Indonesia
mengalami kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, perpecahan dan kehilangan
sumber daya alam akibat eksploitasi yang tidak bertanggung jawab oleh penjajah di
bawa ke negaranya.

Realitas perjalan sejarah bangsa tersebut mendorong bangsa Indonesia untuk menjadi
bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih dan
mempertahankan kembali harga diri, martabatnya sebagai bangsa, selain itu
dipertahankan semua potensi sumber daya alam yang ada agar tidak terus-menerus
dieksplorasi dan dieksploitasi yang akhirnya dapat menghancurkan kehidupan bangsa
Indonesia di masa datang. Perjuangan bangsa Indonesia ini tidak berhenti pada
masalah di atas, melainkan berlanjut pada perjuangan meraih dan mempertahankan
kemerdekaan bangsa dari penjajah.

Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia di atas pada akhirnya menjadi suatu
nilai yang mengkristal dalam jiwa bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa pejuang. Sekaligus semangat juang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
tersebut menjadi kebanggaan identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang
membedakan dengan bangsa lain di ASEAN dan dunia pada umumnya. Sejarah telah
memberikan identitas nasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.

2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional yaitu meliputi:
a. Akal Budi

Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam
interaksinya antara sesama maupun antara pimpinan dengan staf, atau anak denagn
orangtua. Bentuk sikap dan perilaku tersebut adalah hormat-menghormati
antarsesama, sopan santun dalam sikap dan tutur kata, dan hormat pada orang tua.
b. Peradaban

Peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia adalah dilihat dari
beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan hankam.
Identitas nasional dalam masing-masing aspek yang dimaksud adalah: (1) Ideologi
adalah sila-sila dalam Pancasila, (2) Politik adalah demokrasi langsung dalam pemilu
langsung presiden dan wakil presiden serta kepala daerah tingkat I dan tingkat II
kabupaten/kota, (3) Ekonomi adalah usaha kecil dan koperasi, (4) Sosial adalah
semangat gotong royong, sikap ramah tamah, murah senyum, dan setia kawan, dan (5)
Hankam adalah system keamanan lingkungan (siskamling), system perang gerilya, dan
teknologi kentongan dalam memberikan informasi bahaya, dan sebainya.
c. Pengetahuan

Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi: (1) Prestasi
anak bangsa dalam bidang olahraga bulutangkis dunia, (2) Karya anak bangsa dalam
bidang teknologi pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang CN 235, di IPTN
Bandung, Jawa Barat, (3) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu
pembuatan kapal laut Phinisi, dan (4) Prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba
olimpiade fisika dan kimia, dan sebagainya.

3. Budaya Unggul

Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara
“kita harus bisa, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak
bisa”. Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan
mengembangkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju,
makmur, serta adil atau berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian,
nilai kemanusiaan, demokrasi dan keadilan dijadikan landasan ideologis yang secara
ideal dan normative diwujudkan secara konsisten, konsekuen, dinamis, dan kreatif.
Untuk melahirkan budaya unggul, terlebih dahulu manusia harus bisa menjawab
tantangan yang ada dalam dirinya sendiri. Manusia unggul tidak lahir dari situasi statis,
melainkan dari proses dinamis. Tidak saja dalam pengertian bagaimana upaya
menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang, melainkan upaya untuk terus-
menerus menjadi manusia yang lebih (over).

4. Suku Bangsa

Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang
majemuk (aneka ragam). Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud
adalah terlihat dari jumlah suku bangsa kurang lebih 300 suku bangsa dengan bahasa
dan dialek yang berbeda. Populasinya menurut data BPS tahun 2003 adalah berjumlah
210 juta jiwa. Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya atau 50% adalah suku
bangsa etnis Jawa. Sisanya adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia di
luar Jawa, seperti, suku Makassar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh
(1,4%), dan suku-suku lainnya. Sedangkan suu bangsa atau etnis Tionghoa hanya
berjumlah 2,8% tetapi menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan mayoritas mereka
bermukim di perkotaan.
5. Agama

Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki
hubungan antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Disamping itu,
menurut UU no. 16/1969, negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh
bangsanya yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Pada orde
baru, agama Kong Hu Cu tidak diakui sebagai agama resmi negara Indonesia, tetapi
sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan. Islam adalah agama mayoritas bangsa Indonesia. Dalam islam dikenal
juga istilah Islam Santri (Islam yang memiliki pemahaman Islam yang kuat dan taat) dan
Islam Abangan (penganut Islam yang tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang
syariah Islam). Islam Santri terbagi dua yaitu, Islam Modernis (berorientasi pada
pencarian tafsir baru atau ijtihat atas wahyu Allah) dan Islam Tradisionalis
(menyandarkan pengalaman agama secara apa adanya pada kitab dan sunah Rasul
serta pendapat para ulama). Indonesia merupakan agama multiagama, karena itu
Indonesia dikatakan negara yang rawan disintegrasi bangsa.Untuk itu, menurut Magnis
Suseno, salah satu jalan untuk mengurangi resiko konflik antar agama perlu diciptakan
tradisi saling menghormati antara umat agama yang ada. Menghormati berarti
mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain jugaa mampu
belajar satu sama lain.

6. Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut bangsa disamping sebagai identitas nasional. Bahasa
Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu yang merupakan bahasa penghubung
(Lingua Franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa melayu
ini pada tahun 1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia
dalam peristiwa sumpah pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

You might also like