Professional Documents
Culture Documents
Learning Objective
Setelah mengikuti sesi ini mahasiswa dapat:
Pengertian
Rancangan faktorial adalah salah satu rancangan eksperimen untuk mempelajari efek lebih dari
satu faktor terhadap outcome variabel tertentu.
Banyaknya kelompok percobaan ditentukan oleh banyak faktor dan level (banyak kategori) dari
masing-masning faktor. Sebagi contoh, misalnya akan diteliti efek terapi pisik (faktor I) dan terapi
psikis (faktor II) terhadap waktu yang diperlukan sampai mandiri pada pasien cedra kepala.
Terapi pisik terdiri dari 3 jenis dan terapi psikis terdiri dari 2 jenis, sehingga terdapat 6 kelompok
percobaan dan rancangan faktorialnya disebut rancangan faktorial level 3 x 2.
Indikasi
Rancangan faktorial dipakai apabila akan mencobakan lebih dari satu faktor. Sebagai contoh,
misalnya akan mencoba dua jenis pengobatan seperti tabel besi (Faktor I) dan vitamin C (Faktor
II) terhadap peningkatan kadar Hb.
Uji Statistik
Uji statistik yang tepat dipakai menganalisis data penelitian rancangan faktorial adalah Two-Way
Anova karena terdapat dua atau lebih faktor yang efeknya akan diteliti.
1
Asumsi
Asumsi untuk Two-Way Anova adalah sampel dipilih secara random dan data dari masing-
masing kelompok percobaan berdistribusi normal
Contoh Kasus
Pekerja sosial yang menangani penderita cedra kepala melakukan penelitian efek latihan fisik
dan pengobatan psikiatri terhadap waktu yang dibutuhan sampai penderita mandiri. Ada tiga
jenis terapi pisik dan 4 jenis terapi psikiatris yang diteliti, sehingga terdapat 12 kelompok
eksperiment. Subjek penelitian adalah pasien cedra kepala stadium 2 sebanyak 36 kasus.
Outcome variabel yang diukur adalah waktu yang diperlukan sampai mandiri dalam bulan.
Terapi mana yang memberikan efek terbaik dan apkah ada interaksi antara terapi pisik dengan
terapi psikiatris.
Variabel:
Terapi Psikiatris
Terapi pisik A B C D
I. 11.0 9.4 12.5 13.2
I. 9.6 9.6 11.5 13.2
I. 10.8 9.6 10.5 13.5
Tujuan Analisis
Untuk mengetahui apakah terapi pisik dan psikis memberikan efek terhadap waktu yang
dibutuhkan penderita cedra kepala menjadi mandiri, serta apakah ada interaksi antara terapi
pisisk dan psikis.
Hipotesis Statistik
2
Untuk contoh kasus di atas, hipotesisnya adalah:
Y = + + + +
Variasi nilai variabel tergantung Y ditentukan oleh (efak faktor 1: terapi pisik), (efek faktor
II : terapi psikis) dan (efek faktor lain) yang disebut error.
Prinsip Analisis
Untuk menganalisis efek terapi pisik dilakukan dengan menghitung rasio varian antara faktor
terapi pisik dengan varian residu (error) dengan menggunakan statistik F.
Untuk menghitung efek terapi psikis dilakukan dengan menghitung rasio varian antara faktor
terapi psikis dengan varian residu (error)
Untuk menghitung adanya interaksi dilakukan dengan menghitung rasio varian antara varian
interaksi dengan varian residu (error)
Cara penghitungan varian ratio (F) dari masing-masing faktor disajikan dalam tabel resume
berikut.
3
Total jkt Abn-1
Indikasi:
Post Hoc test dilakukan terhadap Faktor-Faktor yang diteliti yang memiliki level (kategori) lebih
dari dua dan Ho pada analisis Anova ditolak atau faktor tersebut memberikan efek secara
bermakna.
Prinsip Analisis:
Membandingkan antara level (kategori) dari satu faktor. Untuk Faktor terapi pisik pada kasus di
atas, Post Hoc test dilakukan antara Tx-I vs Tx-II, Tx-I vs Tx-III, dan antara Tx-II vs Tx-III. Untuk
terapi psikis antara Tx-A vs Tx-B, Tx-A vs Tx-c, Tx-A vs Tx-D, Tx-B vs Tx-C, Tx-B vs Tx-D, dan antara
Tx-C vs Tx-D.
Test Statistik:
Test statistik pada Post Hoc Test dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu test statistik untuk
varian kelompok yang homogen seperti LSD, Duncan, dll, dan test statistik untuk varian tidak
homogen seperti Tamhane, Dunnet, dll.
1. Statistik Deskriptif
4
Descriptive Statistics
2. Homogenitas
a
Levene's Test of Equality of Error Variances
3. Analisis Anova
5
Tests of Between-Subjects Effects
3.
4. Uji Post Hoc
4.
5.
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Txpisik (J) Txpisik (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
LSD 1 2 -,7333* ,22100 ,003 -1,1895 -,2772
3 -,9750* ,22100 ,000 -1,4311 -,5189
2 1 ,7333* ,22100 ,003 ,2772 1,1895
3 -,2417 ,22100 ,285 -,6978 ,2145
3 1 ,9750* ,22100 ,000 ,5189 1,4311
2 ,2417 ,22100 ,285 -,2145 ,6978
Tamhane 1 2 -,7333 ,65924 ,624 -2,4372 ,9705
3 -,9750 ,49315 ,186 -2,2961 ,3461
2 1 ,7333 ,65924 ,624 -,9705 2,4372
3 -,2417 ,52302 ,957 -1,6488 1,1655
3 1 ,9750 ,49315 ,186 -,3461 2,2961
2 ,2417 ,52302 ,957 -1,1655 1,6488
Based on observed means.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
6.
7.
6
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Txpsikis (J) Txpsikis (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
LSD A B ,5556* ,25519 ,040 ,0289 1,0822
C -,3889 ,25519 ,141 -,9156 ,1378
D -2,4889* ,25519 ,000 -3,0156 -1,9622
B A -,5556* ,25519 ,040 -1,0822 -,0289
C -,9444* ,25519 ,001 -1,4711 -,4178
D -3,0444* ,25519 ,000 -3,5711 -2,5178
C A ,3889 ,25519 ,141 -,1378 ,9156
B ,9444* ,25519 ,001 ,4178 1,4711
D -2,1000* ,25519 ,000 -2,6267 -1,5733
D A 2,4889* ,25519 ,000 1,9622 3,0156
B 3,0444* ,25519 ,000 2,5178 3,5711
C 2,1000* ,25519 ,000 1,5733 2,6267
Tamhane A B ,5556 ,42604 ,760 -,7307 1,8418
C -,3889 ,35207 ,867 -1,4471 ,6693
D -2,4889* ,36064 ,000 -3,5712 -1,4066
B A -,5556 ,42604 ,760 -1,8418 ,7307
C -,9444 ,40578 ,193 -2,1818 ,2929
D -3,0444* ,41325 ,000 -4,2990 -1,7898
C A ,3889 ,35207 ,867 -,6693 1,4471
B ,9444 ,40578 ,193 -,2929 2,1818
D -2,1000* ,33647 ,000 -3,1092 -1,0908
D A 2,4889* ,36064 ,000 1,4066 3,5712
B 3,0444* ,41325 ,000 1,7898 4,2990
C 2,1000* ,33647 ,000 1,0908 3,1092
Based on observed means.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
Interpretasi:
1. Homogenitas
Antara Level Faktor I: terapi pisisk dan juga antara level Faktor II: terapi psikis memiliki varian
yang homogen, dimana hasil Leven’s test menunjukan nilai p = 0,103.
2. Anova
Efek faktor I:
Dari hasil analisis Two-Way Anova didapatkan ratio varian untuk faktor I: terapi pisik F = 10,556
dengan nilai p =0,001. Hasil ini menunjukan bahwa ada perbedaan efek antara kelompok terapi
pisik.
Rasio varian faktor II: terapi psikis adalah F = 54,320 dengan nilai p = 000. Hasil ini menunjukan
bahwa ada perbedaan efek antara kelompok terapi psikis.
7
Adanya Interaksi:
Dari analisis diketahui ada interaksi antara terapi pisik dengan terapi psikis dimana varian rasio
interaksi F = 4,549 dengan nilai p = 0,003.
Interaksi juga dapat dilihat dari Estimate Marginal Mean kedua faktor. Adanya garis grafik
berpotongan menunjukan adanya interaksi. Garis sejajar menunjukan tidak ada interaksi atau
dengan kata lain disebut kedua faktor sinergi.
Txpsikis
E s tim a te d M a r g in a l M e a n s
15.00
A
B
C
14.00
D
13.00
12.00
11.00
10.00
9.00
1 2 3
Txpisik
3. Post Hoc
Faktor I: terapi pisisk
Terapi pisik I berbeda dengan terapi pisik II dan III, tetapi terapi pisk II dan III tidak berbeda.
Terapi I memiliki waktu paling pendek dan disusul oleh terapi II dan III.
12.20
12.00
11.80
11.60
11.40
11.20
11.00
1 2 3
Txpisik
14.00
E s tim a te d M a rg in a l M e a n s
13.00
12.00
11.00
A B C D
Txpsikis
4. Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terapi pisik I memberikan efek yang paling cepat
dibandingkan terapi pisik lainnya.
Terapi psikis B memberikan efek tercepat disusul terapai A dan C, sedangkan terapi D paling
lambat memberikan efek.
Terdapat interaksi antara terapi pisik dengan terapi psikis. Terapi psikis B yang paling baik
dikombinasi dengan terapi pisik karena efeknya tidak dipengaruhi oleh terapi pisik.
9
One-way ANOVA
. anova waktu t_pisik
Two-way ANOVA
. anova waktu t_pisik t_psikis
or more simply
. anova waktu t_pisik##t_psikis
or more simply
. anova Y X1##X2##X3
Repeated-measures ANOVA
. anova Y ID X, repeated(X)
Keterangan:
Variabel tergantung: Y
Variabel no.subjek : ID
Var pengukuran ulang: X
10
. predict waktumean
. label variable waktumean “Rerata waktu”
. predict SEwaktu, stdp
. gen waktuhigh = waktumen + 2 * SEwaktu
. gen waktulow = waktumean – 2 * Sewaktu
. graph twoway connected waktumean t_psisik
|| rcap waktuhigh waktulow t_pisik
|| , by (t_psikik)
1 2
16
14
12
10
8
3 4
16
14
12
10
8
11