Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Pangan
Dosen : Dr. Yani Suryani, S.Pd., M.Si.
Disusun oleh:
Nafisah Tsamrotul Fuadah (1157020053)
Novia Rahmawati (1157020056)
Prayoga Kusuma (1157020061)
Zulfa Iflahatunnadiya (1157020080)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Illahi rabbi yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan
terima kasih kepada dosen mata kuliah “Mikrobiologi Pangan” yang telah memberikan tugas
makalah ini kepada saya dengan judul “Fermentasi Kimchi” sehingga saya dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan dan tidak lupa kepada teman teman yang telah memberikan
motivasi dan seluruh lapisan yang telah membantu akan lancarnya makalah ini.
Di dalam pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan oleh sebab itu saya harapkan kritik dan sarannya, sebagaimana ungkapan “tidak
ada gading yang tak retak” mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi kita semua umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
glikolisis
C6H12O6 2 CH3COCOOH + 2 NADH2 + 2 ATP
glukosa Asam piruvat
Atau
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa yang terlibat.
Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk
bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang
kompleks. Sebagai contoh pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir.
Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena
tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucletide (NAD+), yang diperlukan
untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan
satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
2.3 Kimchi
Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang merupakan salah satu jenis asinan
sayuran hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci,
sayuran dicampur dengan bumbu-bumbu yang terbuat dari kecap ikan, bawang putih,
jahe, bubuk cabai merah, dan beberapa bumbu lainnya Sayuran yang paling umum
dibuat kimchi adalah sawi putih, mentimun, kubis dan lobak .
Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae. Kimchi berasal dari kata
chim artinya direndam dan chae berarti sayuran. Jadi chim-chae diartikan sebagai
“sayuran yang direndam”. Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan
sebagai salah satu jenis banchan yang paling umum.
Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal Kimchi sewaktu cabai belum
dikenal di Korea. Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis dimasukkan ke
dalam guci tanah liat setelah diberi garam dan dipendam di dalam tanah sebagai
persediaan makanan sewaktu sayuran segar tidak tersedia di musim dingin.
Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa pedagang Portugis dari Jepang
yang datang ke Korea di abad ke-16. Pedagang Portugis menyebarkan cabai ke seluruh
dunia. Kapal-kapal Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di Afrika hingga
sampai di India di tahun 1498. Selanjutnya, cabai asal Amerika selatan dibawa ke Asia
melalui berbagai pelabuhan di Afrika atau langsung menyeberangi Samudra Pasifik. Di
tahun 1540, pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia dan cabai dibawa ke
Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang Portugis baru sampai di Jepang dan
Korea pada tahun 1549.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep terbitan tahun
1670, tapi tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan sejarah abad ke-17 ditulis
tentang 11 jenis Kimchi, sedangkan cabai sebagai bahan Kimchi mungkin baru populer
bertahun-tahun kemudian. Sebelum abad ke-19 Kimchi hanya dibuat dari sayuran
Korea karena sawi putih kemungkinan besar tidak dikenal di Korea sampai abad ke-19.
Warga Korea mengenal kimchi dengan sebutan “banchan”. Masyarakat Korea
menikmati kimchi dalam beberapa jenis. Kimchi yang paling populer, yaitu baechu
kimchi (sawi putih). Ini adalah jenis kimchi yang paling umum. Anda akan menemukan
jenis kimchi ini pada setiap makanan di Korea. Seluruh kepala kubis dipangkas untuk
menghilangkan kotoran dan kemudian dipecah menjadi dua atau empat bagian.
Varietas lain yang tidak kalah populer antara lain :
• ggakdugi (dengan bahan utama lobak dipotong berbentuk kubus)
• pa-kimchi (daun bawang)
• chonggak-kimchi (Kimchi ini terdiri dari lobak dan daun lobak)
• oisobaegi (kimchi mentimun)
• kkaennip (berupa susunan daun perilla yang direndam dengan kecap asin, cabai
merah, bawang putih, dan daun bawang)
Selain jenis-jenis kimchi di atas, ada macam-macam kimchi yang berbeda-beda
untuk musim panas, semi, gugur dan musim dingin.
a. Macam-macam kimchi untuk musim dingin :
Tong paech’u kimchi (resep tradisional kimchee dengan variasi
sayur sawi putih)
Sokpak tongch`imi (kimchee dengan kombinasi sayur sawi putih dan lobak)
Tong t`ae shikhae (kimchee ikan pollack frozen)
Nakchi sokpakchi (kimchee gurita yang juga dihidangkan saat musim gugur
tiba)
Kodulppaegi kimchi (kimchee selada liar)
Pertengahan Oktober adalah masa untuk membuat kimchi bagi keluarga-keluarga
di Korea. Ini sudah menjadi agenda penting pada setiap tahun dari generasi ke
generasi dan sudah menjadi peristiwa pelengkap bagi orang-orang Korea sebagai
persiapan menghadapi musim dingin mereka yang sangat dingin dan berlangsung
lama. Macam-macam kimchi untuk musim semi :
Kye ssam kimchi (kimchee dengan campuran daging kepiting yang
dihidangkan di dalam cangkang kepiting).
T’ong manul chorim (asinan bawang putih muda)
Ppongnip chorim (asinan daun mulberry)
T’ong peach’u pom kimchi (kimchee sawi putih ektras asin dan pedas yang
biasanya terdapat di daerah barat daya Korea)
Chuksun chorim (asinan tunas bumbu)
b. Macam-macam kimchi utuk musim panas :
Susam nabak kimchi (kimchee ginseng ‘fresh’)
Yolmu kimchi (kimchi lobak muda berkuah)
P’ut k’ongnip kimchi (kimchee daun kacang kedelai)
Oi sobaegi (kimchee tomat yang dihidangkan di dalam timun)
P’ut paech’u kimchi (kimchee daun sawi putih yang masih muda)
Yongun chorim (asinan akar lotus)
Biasanya jenis kimchi musim panas ini disajikan dengan mie dingin atau sebagai
salad peneman hidangan utama.
c. Macam-macam kimchi untuk musim gugur :
Saenggul kimchi (kimchee dengan tiram segar)
Sokpak kotchori (kimchee dengan kombinasi sayur mayur Korea)
Hobak kimchi (kimchee dengan kombinasi sayur Korea)
Kogumaljugi kimchi (kimchee dengan kacang kedelai yangtumbuh di musim
gugur)
Kaul k’ongnip chorim (kimchee daun kacang kedelai yang tumbuh di musim
gugur)
Kajaemi shikhae (kimchee ikan flounder)
Al manul chorim (asinan daun semanggi)
Kimjang adalah tradisi orang Korea membuat kimchi, ggakdugi, dan dongchimi
dalam jumlah besar di hari-hari musim dingin. Tradisi ini dilakukan pada hari cerah
ketika angin dingin bertiup (awal November hingga pertengahan Desember).
Setelah hari kimjang ditentukan oleh anggota keluarga, kerabat, dan tetangga.
Mereka berkumpul di satu tempat untuk beramai-ramai membuat kimchi. Satu keluarga
yang terdiri dari empat orang biasanya memerlukan sawi berukuran besar antara 40-50
buah. Setelah dicuci, ditaburi garam dan direndam di dalam air pada hari sebelumnya,
lembar demi lembar daun sawi diolesi dengan bumbu kimchi hingga merata oleh para
wanita dalam keluarga.
Kimchi yang dibuat diperkirakan cukup untuk dimakan hingga musim semi tahun
berikutnya (mei-April). Tradisi ini tidak hanya berarti menyiapkan makanan untuk
musim dingin, melainkan juga ucapan bersyukur orang Korea telah melewatkan satu
tahun dengan selamat dan awal memulai kehidupan di tahun yang baru.
Di Korea dikenal lemari es khusus kimchi. Sebagian besar orang Korea membuat
kimchi dalam jumlah banyak, sewaktu panen sawi putih di musim dingin sehingga
perlu lemari es khusus untuk menyimpan persediaan kimchi selama setahun.
2.4 Bakteri Asam Laktat (Lactad Acid Bactery)
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi asam laktat. Efek bakterisidal dari asam laktat berkaitan dengan
penurunan pH lingkungan menjadi 3 sampai 4,5 sehingga pertumbuhan bakteri lain
termasuk bakteri pembusuk akan terhambat.
Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri berbentuk batang atau kokus
yang mempunyai karakteristik umum gram positif, tidak membentuk spora, tidak motil,
membentuk pigmen, katalase dan oksidase negatif, asam laktat merupakan senyawa
utama hasil fermentasi karbohidrat. BAL merupakan salah satu kelompok bakteri
pembentuk asam yang penting dalam industri pangan. Kelompok bakteri ini juga
terdapat dalam bahan makanan, baik bahan makanan mentah maupun makanan hasil
olahan. Beberapa sifat khususnya membuat bakteri ini mampu tumbuh pada kadar
garam, gula dan alkohol tinggi, tumbuh pada berbagai rentangan suhu antara 5–50°C,
tumbuh pada pH 3–8 dan mampu membentuk senyawa antagonistik terhadap bakteri
lain yang memungkinkan BAL mendominasi lingkungan tertentu yang tadinya berisi
beberapa jenis mikroorganisme dan memberikan kontribusi yang nyata pada aktivitas
pengawetan makanan. Produk BAL seperti asam laktat dan diasetil/aseton memberikan
kontribusi terhadap rasa, tekstur, memperpanjang masa simpan makanan dan perubahan
bau.
Secara morfologi, BAL terdiri dari dua famili, yaitu Lactobacillaceae yang
berbentuk batang dan Streptococcaceae yang berbentuk bulat. Famili Lactobacillaceae
terdiri dari genus Lactobacillus, sedangkan famili Streptococcaceae terdiri dari genus
Streptococcus, Leuconostoc dan Pediococcus.
Streptococcus, Pediococcus dan beberapa spesies Lactobacillus bersifat
homofermentasi, sedang Leuconostoc dan spesies Lactobacillus lainnya bersifat
heterofermentasi.
Gambar 2.2 Lintasan heterofermentasi
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pembuatan kimchi yaitu beberapa buah toples,
mangkuk, sendok, pisau, dan plastik. Sementara bahan yang digunakan yaitu 2 buah
sawi putih, ½ buah bawang bombay diiris tipis, ¼ batang lobak putih, iris tipis, 4
batang daun bawang, 2 sdm bawang putih parut, 1 sdt jahe parut, ½ gelas bubuk cabe
Korea, 2 sdt garam, 1 sdm gula, ½ gelas garam, 1 gelas air cup water, ¼ gelas saus ikan
Korea, 1/3 gelas air, dan 1 sdm tepung beras.
3.2 Cara Kerja
Proses produksi awal dimulai dengan pemilihan/penyeleksian bahan-bahan
mentah (sawi putih yang agak manis sehingga mengandung gula untuk difermenetasi).
Pemotongan untuk menghasilkan struktur yang tipis dan untuk membuang bagian yang
tidak penting. Kemudian bahan-bahan tersebut dicuci bersih untuk menghilangkan sisa
pestisida dan kotoran. Semua bahan tambahan dan bumbu dicampur ke dalam wadah.
Wadah berupa tank terbuat dari tanah liat (secara tradisional) atau fiberglass plastik.
Permukaan atas bahan ditutup rapat dan diinkubasi. Lama masa inkubasi sekitar 2-4
hari. Telah berlangsungnya proses fermentasi dapat diketahui dari timbulnya
gelembung pada larutan dan bau masam. Proses penyimpanan lebih lama akan lebih
baik karena fermentasi berlangsung sempurna dan rasa yang dihasilkan akan maksimal.
Setelah itu baru disimpan dalam lemari es.
Secara umum tahapan pembuatan kimchi sebagai berikut :
a. Sawi dibiarkan utuh dan cuci bersih dengan air mengalir hingga ke lembar
terdalam daun sawi. Sesudah bersih, sawi ditaburi dengan garam secara merata
helai demi helai. Kemudian didiamkan selama dua jam.
PEMBAHASAN