You are on page 1of 10

PERENCANAAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L EMPAT SUDU

SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Renal Marsa, Suryadimal, Iqbal


Program Studi Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri-Universitas Bung Hatta
Jl. Gajah Mada No.19 Olo Nanggalo Padang 25143
Telp. 0751-7054257 Fax. 0751-7051341
Email : renalmarsa1993@gmail.com

ABSTRACT

Angin adalah salah satu sumber energi terbarukan yang dikembangkan saat ini.
Energi angin termasuk energi terbarukan yang didefinisikan sebagai energi yang secara
cepat dapat diproduksi kembali melalui proses alam. Beberapa kelebihan dari energi
terbarukan seperti angin adalah: sumbernya relatif mudah didapat,dapat diperoleh dengan
gratis, minim limbah, tidak mempengaruhi suhu bumi secara global, dan tidak
terpengaruh oleh kenaikkan harga bahan bakar. Perencanaan ini membahas tentang
pemanfaatan energi angin sebagai penghasil listrik dengan menggunakan turbin angin
savonius. Untuk mendapatkan energi listrik maka digunakan alternator sebagai penghasil
listrik dan energi listrik yang dihasilkan disimpan menggunakan baterai. Oleh sebab itu
suatu pembangkit listrik tenaga angin (PLTAn) berskala kecil dengan konstruksi
sederhana dan mudah pemeliharaannya merupakan solusi yang bisa dioperasikan sendiri
oleh masyarakat. Data-data awal perancangan didapatkan kecepatan angin dengan
kecepatan 4,39 m/s dan daya rencana 78 watt. Dari hasil rancangan didapatkan dimensi
sudu turbin savonius tipe L dengan tinggi 0,6 m dan lebar 0,4 m. Panjang poros 2300
mm, diameter poros 20 mm, diameter bantalan 20 mm, pully penggerak berdiameter 300
mm, pully digerakkan 70 mm dan keliling sabuk v 1016 mm.

Kata Kunci: Energi Terbarukan, Turbin Angin Savonius, Daya.

ABSTRACT

Wind is one of the renewable energy sources being developed at this time.
Wind energy including renewable energy is defined as energy that can be produced quickly
back through natural processes. Some of the advantages of renewable energy such as
wind are: the source is relatively easy to obtain, may be obtained free of charge, minimal
waste, does not affect the temperature of the Earth globally, and not affected by the increase
in fuel prices. This plan discusses the use of wind energy as a producer of electricity using
wind turbines Savonius. To obtain the electric energy is used as electricity-generating
alternator and electrical energy generated is stored using battery. Therefore a wind power
plant (PLTAn) small scale with simple construction and easy maintenance is a solution that
can be operated by the communities themselves. Initial data obtained design wind speed
with a speed of 4.39 m / s and 78 watts of power plan. From the results obtained
dimensional design turbine blade Savonius type L with a height of
0.6 m and a width of 0.4 m. Shaft length 2300 mm, 20 mm shaft diameter, bearing
diameter 20 mm, 300 mm diameter drive pulley, driven pully 70 mm and 1016 mm v belt
circumference.

Keywords: Renewable Energy, Wind Turbine Savonius, Power.


1. PENDAHULUAN pengembangan Pembangkit Listrik
Isu tentang energi merupakan Tenaga Angin (PLTA). Indonesia
salah satu tantangan terbesar yang memiliki potensi energi angin yang
dihadapi masyarakat saat ini di sangat besar yaitu 9,3 GW dan total
dunia. Lebih dari 86% dari energi yang baru terpasang sekarang ini
dunia saat ini berasal dari bahan sekitar 0,5 MW.
bakar fosil, Ketahanan energi dunia
sekarang menunjukkan penurunan Rusnoto dan Laudi Sofani
khususnya energi fosil. Di masa (2010) dalam penelitianya tentang
depan kebutuhan energi semakin Pengaruh Susunan Sudut Turbin
besar disebabkan laju pertumbuhan Angin Savonius terhadap
jumlah penduduk. Jika tidak Karakteristik Daya Turbin, konsep
ditemukan alternatif energi baru, turbin angin savonius ini sangat
maka akan terjadi krisis energi. praktis dan sederhana,tidak
terpengaruh oleh arah angin dan
Salah satu sumber energi dapat dioperasikan di daerah pantai.
terbarukan adalah energi angin. Energi
angin merupakan salah satu sumber 2. TINJAUAN PUSTAKA
daya yang berlimpah, ramah lingkungan 2.1 Defenisi Angin
dan bersifat renewable, untuk itu sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Angin adalah udara yang
Kondisi data kecepatan angin Indonesia
bergerak akibat adanya perbedaan
khususnya kota Padang mempunyai
tekanan udara antara tempat yang
kecepatan angin rendah berkisar antara
bertekanan tinggi ke tempat yang
3m/s - 7m/s jadi jenis turbin angin
vertikal axis savonius dirasa sangat cocok bertekanan rendah atau dari daerah
untuk diterapkan karena lebih mudah dengan suhu rendah ke wilayah
berputar pada kondisi kecepatan angin bersuhu yang lebih tinggi. (petra
rendah. Turbin angin savonius memiliki 2009)
self starting yang baik sehingga mampu
memutar rotor walaupun kecepatan 2.2 Turbin Angin
angin rendah, selain itu torsi yang
dihasilkan relative tinggi (Salgorzey, Turbin angin adalah sebuah
2007). sistem yang berfungsi untuk mengubah
energi kinetik angin menjadi energi
Menurut Daryanto (2007) mekanik pada poros turbin tersebut.
Energi angin dikonversi sebagian
dilihat dari potensi terjadi angin
menjadi energi putar oleh rotor. Dengan
Indonesia yang memiliki sekitar
atau tanpa roda gigi, putaran rotor
17.500 pulau dengan garis pantai
tersebut biasanya digunakan untuk
sepanjang 80.791,42 km merupakan memutar generator yang akan
wilayah berpotensi tinggi untuk
menghasilkan energi listrik.(Kadir atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
A,1985) berputar.

2.2.1 Jenis-jenis Turbin Angin

Dari jenis turbin angin tersebut


yang banyak diterapkan menghasilkan
daya yang besar adalah jenis turbin
angin dengan sumbu horizontal (Vadot
Neyrpic, 1MW, Perancis).Sementara
dari jenis sumbu vertical (dengan rotor
Darius) hanya mencapai daya 200 Kw
(Ties de la madelaine, Canada). Gambar 2.1 Jenis-jenis turbin angin
poros vertikal.
Secara garis besar kontruksi
kincir angin terbagi menjadi 2, yaitu
turbin angin poros vertical dan turbin 2.2.3 Turbin Angin poros Horizontal
angin poros horizontal. Masing-masing
jenis turbin tersebut memilki kelebihan
Turbin angin sumbu horizontal
dan kekurangan tersendiri.
(TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara.
2.2.2 Turbin Angin Poros vertikal
Turbin berukuran kecil diarahkan oleh
Turbin angin sumbu vertikal/tegak sebuah baling-baling angin (baling-
(atau TASV) memiliki poros/sumbu baling cuaca) yang sederhana,
rotor utama yang disusun tegak lurus. sedangkan turbin berukuran besar pada
Kelebihan utama susunan ini adalah umumnya menggunakan sebuah sensor
turbin tidak harus diarahkan ke angin angin yang digandengkan ke sebuah
agar menjadi efektif. Kelebihan ini servo motor. Sebagian besar memiliki
sangat berguna di tempat-tempat yang sebuah gearbox yang mengubah
arah anginnya sangat bervariasi. VAWT perputaran kincir yang pelan menjadi
mampu mendaya gunakan angin dari lebih cepat berputar. Karena sebuah
berbagai arah. Dengan sumbu yang menara menghasilkan turbulensi di
vertikal, generator serta gearbox bisa belakangnya, turbin biasanya diarahkan
ditempatkan di dekat tanah, jadi menara melawan arah anginnya menara. Bilah-
tidak perlu menyokongnya dan lebih bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak
mudah diakses untuk keperluan terdorong menuju menara oleh angin
perawatan. Tapi ini menyebabkan berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan,
sejumlah desain menghasilkan tenaga bilah-bilah itu diletakkan di depan
putaran yang berdenyut. Drag (gaya menara pada jarak tertentu dan sedikit
dimiringkan.
yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair
Karena turbulensi menyebabkan
kerusakan struktur menara, dan
realibilitas begitu penting, sebagian yang lebih besar. Rancangan rotor
besar TASH merupakan mesin upwind Savonius L diinspirasi oleh paten
(melawan arah angin). Meski memiliki pengembangan rotor Savonius oleh
permasalahan turbulensi, mesin Sadaaki dengan nomor paten
downwind (menurut jurusan angin) JP2003293928 seperti ditunjukkan pada
dibuat karena tidak memerlukan Gambar. Dari gambar paten ini jelas
mekanisme tambahan agar tetap sejalan terlihat bahwa pada bentuk rotor
dengan angin, dan karena di saat angin Savonius setengah lingkaran (Savonius
berhembus sangat kencang, bilah- U), aliran udara di kedua sisi bilah sama
bilahnya bisa ditekuk sehingga besar, sementara pada rancangan kedua
mengurangi wilayah tiupan mereka dan (Savonius L) aliran udara pada sisi bilah
dengan demikian juga mengurangi yang lurus lebih besar dibandingkan
resintensi angin dari bilah-bilah itu. pada sisi bilah lengkung seperempat
lingkaran (Sumber, Soelaiman 2006).
2.2.4 Prinsip Kerja Turbin Angin
Savonius
3. Metodologi Perancangan
Turbin angin memiliki prinsip
kerja sama seperti turbin pada 3.1 Parameter yang digunakan dalam
umumnya. Dimulai dari pemanfaatan perancangan
energi kinetik yang dimiliki oleh
angin, yang kemudian dikonversikan Untuk menentukan luasan sudu
oleh sudu menjadi energi mekanik maka dapat ditentukan dengan daya
poros atau rotor. Hal tersebut seperti yang ingin dikeluarkan :
pada gambar berikut:

P  0,5..A.V 3 . …………..3.1
Dimana:

P : daya mekanik (W)


v : kecepatan angin (m/s)
ρ : densitas udara.

.
1. Menentukan Rotor Power
Coeficient (Cpr)
Gambar 2.2 Prinsip kerja turbin angin
savonius type U dan type L
Rotor Power Coeficient,
Pada rancangan rotor Savonius L koefisien daya akan dihitung dengan
ini, angin yang menumbuk salah satu menggunakan teori strip untuk rasio
bilah rotor sehingga rotor berputar, titik kecepatan rotor tertentu. Ini memberikan
pusat gaya dorong angin pada rotor akan koefisien daya rotor untuk kecepatan
bergeser menjauhi poros rotor. Hal ini angin yang berbeda pada kecepatan
dimaksudkan untuk mendapatkan torsi
rotor tetap atau untuk kecepatan rotor 1. Diketahui :
yang berbeda pada satu kecepatan angin.
 Daya rencana ( P ) = 78 Watt
Cpr = λ Cq.....................................3.2  Kecepatan Angin V=4,39 m/s
(berdasarkan data pengukuran).
 Putaran (n) = 40 rpm.
2. Menentukan tip speed ratio
Daya Pada turbin.

= ..........................................3.3 P  0,5..A.V 3 .

. = densitas udara ( kg/m3)


Dimana: A = luas penampang ( m2)
V = Kecepatan Angin ( m/s)
λ = tipe speed ratio 1. Menentukan tip speed ratio
D = diameter rotor (m) (
n = putaran rotor (rpm)
v = kecepatan angin (m/s) =

Dengan:
λ = tipe speed ratio
D = diameter rotor (m)
n = putaran rotor (rpm)
v = kecepatan angin (m/s)
Diketahui :

D=1m
n = 40 rpm
V = 4,39 m/s.

Maka ; =

0,4768

2. Menentukan Rotor Torque


Gambar 3.1 Skema turbin yang Coeficient (Cqr )
dirancang
4. Perhitungan perancangan. Berdasarkan dari gambar hubungan
koefisien rotor dari beberapa turbin
4.1 Perhitungan Luas Sudu. angin didapat untuk rotor turbin jenis
savonius pada daerah A jika ;
D =
1=2Cq1= 0,045. Jadi jika
D = = 0.40 m
2=0,4768 maka :

Cq2= x0,045

= 0,045
= 0,1887

3. Menentukan rotor power Gambar 4.1 skema dimensi sudu.


koefisien (Cpr)
Diketahui : = 0,4768 4.2 Perhitungan Kekuatan Poros .
Cqr = 0,1887 Perhitungan poros dengan daya
Cpr = x Cqr 78 watt, putaran poros turbin 40 rpm,
Cpr = 0,4768 x 0,1887 dengan faktor koreksi 2,0. Asumsi
Cpr = 0,0899 bahan baja paduan dengan kode S30C.
Dketahui :
P = 78 watt = 0,078 kW
n = 40 rpm
Luasan pada sudu Turbin : fc= 2,0

3 = S30C 48 kg/mm2
P= .A.V Perhitungan diameter poros:
Daya rencana :
A=
Pd= fcP
Pd = 2,0 (0,078)
A=
Pd =0,156 kw.
A = 1,5365 m2 Momen Puntir :
T = 9,74 x 105
Dengan didapatkannya luas
= 9,74 x 105
penampang 4 buah sudu (A) sebesar
1,536 m2, maka dengan menggunakan 4 = 3798,6 kg/mm
2
buah sudu diperoleh dimensi sudu Bahan S30C b= 48 kg/mm ,

sebagai berikut: Sf 1 = 6,0; Sf 2 = 2,0


1. Luas Selimut Tabung
=
Diketahui:
Tinggi sudu (L) = 0,6 meter =
Jumlah sudu = 4 Buah = 5 kg/mm2
Maka luas 1 sudu = = 0,3841 Cb = 2,0 Kt =2,5
2
m ds = ( )1/3
2. Dimensi Turbin : A = 4 π D L ds = ( )1/3
ds = 18,162 mm. d = 20 mm
P=
Jadi diameter poros yang di
dapat adalah 18,162 mm. Karena nomor P= = 0,0425 kg/mm2
bantalan tidak memunyai nomor
diameter 18,162 mm, maka dipilih
bantalan poros dengan diameter 20 mm. 0,0425 2,0 jadi dapat diterima
V= = 3,14 x 20
=0,041 m/s

2
Gambar 4.2 skema dimensi poros. (Pv)a = 0,425 x0,041= 0,017 kg m/mm s
4.3 Perhitungan bantalan
Poros. Harga (Pv)aporos transmisi
maksimal yang diijinkan 0,017 kg
Bantalan adalah elemen mesin 2

yang menumpu poros beban, sehingga m/ mm s 0,017< 0,2 jadi dapat diterima.
putaran atau gerak bolak-baliknya dapat
berlangsung secar halus, aman, dan
berumur panjang.
Perhitungan perencanaan bantalan:

Diketahui:
ds = 20 mm.
M rotor turbin + M poros=17 kg
2
Bahan S30C b= 48 kg/mm , Gambar 4.3 Skema bantalan bearing.
Sf 1 = 6,0; Sf 2 = 2,0

= 4.4 Perhitungan sabuk dan pulli


= 1. Pully
2
= 5 kg/mm
n = 40 rpm Putaran untuk generator
direncanakan ± 300 Rpm,untuk
Bahan besi perunggu Pa = 0,7 – memperoleh putaran 300 Rpm dari
2
2,0 kg/mm putaran motor 1235 Rpm dilakukan
dengan memakai pulli yang mempunyai
√ perbandingan .
Direncanakan :

√ n1 = putaran puli penggerak(rpm)

l = 20 mm n2 = putaran puli yang digerakan(rpm)

dp = diameter puli pengerak(mm)


Dp = diameter puli yang digerakan(mm) vx1000

Dp
n2 = 400 rpm 0,46 / sx1000
dp = 300 mm 
70mm
Dp = 70 mm
  6,58 rad/s
n1 = ..?
n1 Dp

n2 dp
400 x70
n1 
300
n1 = 93 rpm.

Puli Penggerak(dp) Gambar 4.4 Skema pulley penggerak

 Kecepatan Puli pengerak


2. Sabuk V

dpxn1 Panjang sabuk (L)


v
60x1000
300mmx93rpm Data perencanaan jarak sumbu
v poros C : 300 mm
60000
= 0,46 m/s  2 1
L=2c + ( )+ ( )
 Kecepatan sudut puli penggerak 2 4C
vx1000 = 2.300 + (300 mm + 70 mm) + (

dp 2 1
0,46m / sx1000 4C
 = 1015,65 mm
300mm
  1,53 rad/s
Karena nilai 1015,65 mm tidak
memiliki nominal sabuk V yang standar
Puli yang digerakan(Dp)
pada table, maka diambil nilai yang
 Kecepatan Puli yang digerakan mendekati nilai panjang keliling L =
Dpxn2 1016mm dengan nilai nominal sabuk
v
60x1000 adalah 40
70 x400rpm
v
60000 Sudut Kontak
= 0,46 m/s 57(Dp dp)
  180 0 
 Kecepatan sudut puli yang di C
gerakkan 57(300 70)
  180 0 
300
  136,3 0
 Diameter Bantalan : 20 mm
o Kecepatan sabuk (m/s) 4. Transmisi pully

 (d n1 )  Putaran pully 1 : 91 rpm


v
p

60x1000  Putaran pully 2 : 400 rpm


3,14(300.93)  Diameter pully 1 : 300 mm
=  Diameter pully 2 : 70 mm
60x1000
v  1,46 (m/s)
5. Sabuk V
 Panjang Sabuk V : 1016mm.
5.Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 6. Kontruksi Kincir Angin
Perancangan ini dilakukan  Panjang : 2500 mm
dengan tujuan untuk bisa merencanakan  Tinggi : 2400 mm
dan menghitung dimensi sudu turbin,  Beban yang diberikan: 17 kg
poros, pulli, V belt dan bantalan yang  Tegangan Geser : 60 kg
bertujuan sebagai alat untuk pembangkit
energi listrik skala kecil. Diharapkan
dapat mengetahui daya output yang
dihasilkan dan kinerja dari turbin
savonius sudu L. 5.2 Saran
Mamfaat dari perancangan yang
1. Adapun kincir angin yang
dilakukan adalah dapat memperkaya
direncanakan yaitu kincir angin
kajian di bidang konversi energi dan
savonius L empat sudu sebagai
dapat mendesain turbin angin savonius
pembangkit listrik skala kecil dengan
serta memamfaatkan sumber energi
data sebagai berikut :
angin sebagai sumber energi pengganti
 Jenis turbin : Savonius L empat
fosil.
sudu
Dari perancangan turbin angin
 Material Sudu: Alumunium dengan
savonius ini apabila masih banyak
tebal 1 mm.
kekurangan maka bisa dirancang ulang
 putaran poros: 40 rpm.
kembali dan disempurnakan untuk
 Jari-jari 1 sudu: 40 cm
mencapai hasil yang di inginkan.
 Diameter rotor: 1,5365 m.
 Jumlah Blade: 4 buah. DAFTAR PUSTAKA

Luas sapuan 1 sudu : 0,3841 m2
 Daya Rencana Turbin: 78 watt [1] Kadir Abdul. Energi Sumber Daya,
Inovasi, Tenaga listrik dan potensi
2. Poros Ekonomi: Edisi Kedua Jakarta
 Diameter Poros : 20 mm. 1995.
 Jenis Material poros : baja paduan
S45C-D. [2] Naitepulu Farel. Perancangan
3. Bantalan (bearing) Turbin Vertikal Axis Savonius
Dengan menggunakan 8 buah Sudu
Lengkung. Usu. 2013.

[3] Putranto Adityo,dkk . Rancang


Bangun Turbin Angin Vertikal
Untuk Penerangan Rumah Tangga.
Universitas Dienogoro.2011.

[4] Dewi, Marizka lustia. Analisis


Kinerja Turbin Angin Poros
Vertikal Dengan Modifikasi Rotor
Savonius L Untuk Otimasi Kinerja
Turbin. Universitas Sebelas Maret.
2010.

[5] Darmawan, Hendra. Perancangan


Turbin Angin Tipe Savoniu L
Sumbu Vertikal. Fakultas Teknik
UMRAH.2010
[6] Rusnoto dan Laudi Shofani, 2013.
Pengaruh Susunan Sudut Turbin
Angin terhadap Karakteristik Daya
Turbin, e-journal, Tegal.

[7] Ruzita Sumiati, Pengujian Turbin


Angin Savonius Tipe tiga U sudu:
Politenik Negri Padang. 1 Juni
2012.

[8] Agustavio, Deco. Perencanaan


Kincir Angin Savonius U tiga Sudu
sebagai sumber energy Alternatif.
UBH. Padang 2015.

You might also like