You are on page 1of 4

STEP 1

 Floating jaw : pergerakan pada rahang  tanda ada fraktur pada rahang tersebut. Akibat
fraktur le fort 1  fraktur horizontal antara maxilla, palatum durum, dan arcus alveolar
Fix : tidak ada pergerakan
Floating : ada pergerakan  tidak terfixsasi oleh jaringan lain.
 Sucking chest wound : tanda adanya open pneumothorak  udara terperangkap di cavum
thorax melalui dinding dada.
Terbentuk  karena adanya lubang baik karena luka tusuk atau tembak. Dimana saat kita
inspirasi udara masuk lewat lubang tersebut.
 spO2 : saturasi oksigen perifer . normalnya 95-100 %
 Ampula : pelebaran seperti saku pada sebuah saluran. Bagian dari traktus digestivus yang
dilewati oleh bagian yang akan di buang. Ampula terdiri dari otot di atasnya anus.

STEP 2

1. Bagaimana interpretasi ttv pada skenario dan apa hubungannya yang terjadi dengan pasien
?

2. Bagaimana penatalaksanaan awal pada penderita ? dan bagaimana keberhasilannya ?


3. Mengapa didapatkan edem regio nasal, nyeri regio maxxila, mulut tidak dapat menutup,
nafas cuping hidung, dan dipatkan floating jaw ?
4. Apa yang terjadi apabila terdapat luka tusuk pada dinding dada kanan ics 10 ?
5. Jelaskan macam-macam fraktur maxillo facial ?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang kasus tersebut ?


7. Mengapa didapatkan nyeri tekan sebelah kanan dan dosertai nyeri tekan lepas, bising usus
melemah pada perut kanan, colok dubur didapati ampula tidak koleps tetapi waktu sarung
tangan dikeluarkan terdapat feses dan darah ?
8. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario ?
9. Bagaimana komplikasi pada kasus di skenario?
10. Kenpa spo2 normal sedangkan terdapat akral dingin (+) ?
11. Apa saja pemeriksaan klinis dari kasus di skenario ?

STEP 3

1. Bagaimana interpretasi ttv pada skenario dan apa hubungannya yang terjadi dengan pasien
?
 Tekanan darah : 90/60  hipotensi
 Nadi : 110  takikardi (n: 60-100x/menit)
Luka mengeluarkan darah  penurunan volume darah.
Kecil  volume darah kecil  pulsasi terasa kecil
Pengeluaran hormon katekolamin  hormon NE meningkat  vasokontriksi PD
perifer  takikardi
 RR : 24 x/menit  lebih dari nilai normal (n: 14-20x /menit)
 Spo2 : 97%  normal
 Somnolen  penurunan kesadaran
 Tampak pucat  sianosis
Kenapa terjadi somnolen pada skenario ?
Kesan apa yang didapatkan dari kondisi pasien ?
-presyok : akral dingin dan takikardi,sistolik 90-100 mmhg
-Syok ringan : plasma / darah yang hilang1000-1200 ml (gelisah, keringat dingin,
diuresis) sistol 80-90 mmhg
-Syok sedang : plasma / darah yang hilang1500-1750 ml (gelisah, keringat dingin,
oliguria) sistol : 70-80 mmhg
-Syok berat : plasma / darah yang hilang 1700-2250 ml (takipneu, taikardi tidak
teraba, anuria)
Kriteria syok dan presyok ?
Syok presyok
MAP : <65 MAP : > 65

Kriteria perdarahan ?
Apabila > 10cc blood gross yang hilang
Lebih 100.000 sel darah merah / mm3
2. Kenapa spo2 normal sedangkan terdapat akral dingin (+) ?
 Trauma  kehilangan darah.
 Presyok masih dalam fase kompensasi : mempertahankan MAP diatas 65  dengan
takikardi dan vasokontriksi pd perifer ( akral dingin ).
Kehilangan darah  hb dan 02 terbuang  kompensasi detak jantung meningkat
(HR) dan RR meningkat.
3. Mengapa didapatkan nyeri tekan sebelah kanan dan disertai nyeri tekan lepas, bising usus
melemah pada perut kanan, colok dubur didapati ampula tidak koleps tetapi waktu sarung
tangan dikeluarkan terdapat feses dan darah ?
 Nyeri tekan :
Syok hemoragik  nyeri abdomen (nyeri tekan dan nyeri tekan lepas )
Kehilangan darah  iskemi dan fungsiolesa  ileus paralitik  gerakan peristaltik
menghilang.
 Bising usus melemah
 Colok dubur tidak kolaps  koleps ileus obstruksi
 Sarung tangan di keluarkan terdapat feses dan darah nilai warna darah kehitaman
(SPA) merah segar (SPB).
Mengenai organ-organ berlumen  peritonitis(nyeri sekujur abdomen).
4. Mengapa didapatkan edem regio nasal, nyeri regio maxxila, mulut tidak dapat menutup,
nafas cuping hidung, dan dipatkan floating jaw ?
 Kemungkinan terjadi trauma di regio maxillofacial  fraktur rahang  tergantung
pola.
 Salah satu efek tidak dapat menutup mulut  karen atidak seimbang.
 Salah satu tanda fraktur  + edema
 Cuping hidung  pasien mash dapat bernafas
5. Jelaskan macam-macam fraktur maxillo facial ?
 Le fort 1 : fraktur maxilla horizontal yang menyilangi asperk inferior maxilla yang
mengandung aveolar dan paltum durum. meluas melalui spertiga bawah septum
dan mencangkup sinus maxilla media dan lateral  meluas ke os pallatum dan
lamina pterigoideus
Khas : floating jaw
Edema  hipoestesia n. infraorbilat
 Le fort 2 : os nasal dan meluas melalui os ethmoidalis dan os lacrimalis. Turun ke
bawah ke surtura zygomaticofacial . posterior dan lateral melalui maxilla di bawah
zyogamticus dan ke dalam pterigoidus.
Khas : edema infraorbital dan ekimosis
+ racun sign
Epistaksis
Keluarnya cairan cerebrospinal
 Le fort 3 : terpisahnya semua tulang daribasis cranii dan fraktur stimulan
zyogomaxilla dan os nassal. Mluas ke posterior letaral melalui os ethmoidalis dan
surtura pterigomaxilla sampai kedalam fossa spenopalatina.
Khas : disfungsi craniofacial, ekimosis dan keluarnya cairan cerebrospinal

Secara anatomi :
- 1/3 atas : os frontal, regio supra orbital, rima orbital, sinus frontalis , destruksi
supraorbital. Parastesi n. supraorbital
- 1/3 tengah : le fort
- 1/3 bawah  os mandibula
Simple : fraktur tidak menimbulkan luka terbuka
Compound : disertai luka luar
Cominuted : tulang benar2 hancur  + fragmen2
Kompleks : berdekatan dengan jaringan lunak

Letak anatomi :

Mid line

Parasympisial

Sympisial

Angle/angulus

Proc. Condylus ,coronoid , dan alveolaris

Tanda dan gelaja :

- Nyeri saat mengerakan rahang


- Perdarahan rongga mulut
- Mal oklusi/ rahang tidak dapat digerakkan
- Trismus
- Tidak dapat menutup rahang
- krepitasi
6. Apa yang terjadi apabila terdapat luka tusuk pada dinding dada kanan ics 10 ?
Dada + thorax  close atau open pneumothorax
Close pneumothorax  tidak terpapar dengan luar
Open pneumothorax  terpapar dengan luar (sucking chest wound)
Kondisi parah  tekanan dari luar
Ics 10  komplikasi di usus
7. Bagaimana penatalaksanaan awal pada penderita ? dan bagaimana keberhasilannya ?

8. Apa saja pemeriksaan penunjang kasus tersebut ?


9. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari skenario ?
Diagnosis :
Pada thorax : close Pneumothorax
Pada wajah : le fort 1
Pada abnomen : trauma intraabdomen
DD :

10. Bagaimana komplikasi pada kasus di skenario?


11. Apa saja pemeriksaan klinis dari kasus di skenario ?
12. Bagaimana biomekanisme trauma multipel ?
13. Bagaimana trauma pada thoraks ?
14. Bagaimana trauma pada abdomen ?
15. Hubungan trauma maksilofacial dengan obstruksi jalan nafas ?
16. Bagaimana tanda kegawatdaruratan pada pasien trauma ?
17. Bagaimana tatalaksana presyok ? (infus apa, seberapa banyak)
18. Apa saja initial assesment yang dilakukan ?

MAPING

pemuda 17 tahun

berkelahi -luka
sekujur tubuh -
perdarahan pada
ICS 10

ttv

presyok

px fisik

akral dingin somnolen

You might also like