You are on page 1of 33

ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular


Hanya dala.m beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak.
Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah
sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang
mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.

 >>Jantung berada dalam rongga thoraks di area mediastinum (ruang antar paru)
>>Terdiri dari sisi apeks (intercostalis 5) dan basal (costalis 2)
>>Terdiri dr 3 lapisan : perikardium, miokardium dan endokardium

Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:


1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar dapat mengalir
ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh
tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

Dinding Jantung / Lapisan Jantung


>>Miokardium :Terdiri atas otot jantung. Gerakannya involunter. Miokardium paling tebal
berada pada bagian apeks dan paling tipis di basal
>>Endokardium : melapisi bilik katup jantung. Mengkilat, halus dan tipis utk aliran darah
Katup arterioventrikular kanan (trikuspid), katup arterioventrikular kiri (mitral).
Katup membuka menutup dengan pasif sesuai perubahan tekanan dlm bilik
>>Perikardium : viseral dan parietal, menghasilkan cairan serosa kedalam ruang antara visera
dan
parietal, shg gerakannya halus saat kontraksi

Kantong pembungkus jantung Terdiri dari dua lapisan, yaitu :


>> Selaput parietal : lapisan luar yang melekat pada dinding dada dan selaput paru.
>> Lapisan visceral atau epikardium : lapisan permukaan dari jantung itu sendiri
Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat cairan pericardium (± 20 ml) yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mengurangi gesekan saat jantung berkontraksi.

Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan tangan orang dewasa. Jantung terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan
dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri
garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax.
Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas
cranial
jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior.

Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400
gram.
Ruang Jantung
~ Atrium kiri dan atrium kanan >> tekanan rendah
Ciri-ciri :
Atrium kanan menerima darah dari vena kava superior dan inverior, ruang
jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari pembuluh
vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan vena cava superior/vena
cava anterior.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis, ruang jantung yang
menerima darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena
pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel
sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.
~ Vetrikel kiri dan kanan >> kekuatan utama pompa jantung.
Ciri-ciri :
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke
arteri pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan
karbondioksida dari atrium dexter melalui Valvula trikuspidalis/katup
trikuspidal. Selain itu berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula
pulmonalis dan disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan memompakan darah ke
aorta, ruang jantung yang memerima darah yang kaya oksigen dari atrium
sinister melalui valvula mitral dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui
valvula aorta/valvula semilunaris dan pembuluh nadi besar atau aorta.

Di aorta terdapat 3 percabangan arteri yaitu:

Arteri Brachiosefalus
Arteri Carotid Sinister
Arteri Bahu kiri

Melalui ketiga arteri aorta tersebut barulah darah akan beredar ke seluruh tubuh.

Katub Jantung
Katub Atrioventikuler, Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium
kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspidalis. Katup yang terletak antara atrium
kiri dan ventrikel kiri disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Katup atrioventrikuler
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada saat diastolik
dan mencegah aliran balik pada saat ventrikel berkontraksi memompa darah keluar jantung
yaitu pada saat sistolik.
Katub Seminularis, Katup pulmonalis terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh
darah ini dengan ventrikel kanan dan katup aortik terletak antara ventrikel kiri dan
pembuluh darah aorta. Kedua katup tersebut berfungsi mengalirkan darah dari ventrikel ke
masing-masing arteri pada saat sistolik dan mencegah aliran balik saat diastolik.

Selain itu jantung juga memiliki 3 sekat yakni :


1. Septum Atriorum. Sekat ini memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium sinister.
2. Septum Interventrikularis. Sekat ini memisahkan ruang antara ventrikel dexter dan sinister.
3. Septum Atrioventrikularis. Sekat ini memisahkan ruang antara atrium dan ventrikel baik itu
antara atrium dexter dengan ventrikel dexter dan antara atrium sinister dengan ventrikel
sinister.
Dinding Bilik lebih tebal dari serambi sedangkan dinding bilik kiri lebih tebal 2 kali lipat dari
bilik kanan.
Alasan mengapa dinding bilik lebih tebal dari serambi karena bilik bertugas memompa darah
sedangkan
serambi hanya menerima darah. Kemudian alasan mengapa dinding bilik kiri lebih tebal dari
dinding bilik
kanan karena bilik kiri bertugas memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan bilik kanan hanya
memompa
darah ke paru-paru (pulmo).

Otot Jantung
Bersifat lurik dan involunter >> berkontraksi secara ritmis dan otomatis
Serat-serat parallel dengan guratan melintang, terdapat jaringan ikat halus, mengandung
pembuluh darah
kecil dan pembuluh getah bening.

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER


Aliran Darah ke Jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior, memompa darah ke atrium. Melalui trikuspid masuk
ke ventrikel
kanan, kemudian dipompa ke pulmonalis melalui arteri pulmonalis. Diparu terjadi pertukaran
gas. Gas kaya
O2 dibawa dari paru ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup
mitral. Kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui aorta.

Metabolisme otot jantung


Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung
sangat banyak
mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya
adalah aerob, otot
jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
Sistem Sirkulasi
Suplai Darah Ke Jantung
>> Diperdarahi oleh arteri koronaria kanan dan kiri, yang bercabang di aorta.
>> Arteri koronaria menerima sekitar 5 % darah yang dipompa dari jantung.
Sirkulasi Koronaria

Vasikulari dan Persarafan Jantung


Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal
dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-
cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat
subepicardial.
Arteria coronaria dextra
Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan diantara truncus pulmonalis dan
auircula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare
dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior
sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra
di dalam sulcus interventricularis posterior. Arteria coronaria dextra mendarahi semua
ventricel dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus interventricularis),
bagian yang bervariasi dari facies diaphragmatica ventricel sinistra, 1/3 posterior
septum ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA, nodus AV, dan
fasciculus atrioventricularis. Cabang-cabang arteria coronaria dextra adalah arteria
marginalis dan arteria ventricularis posterior.
Arteria coronaria sinistra

Arteria coronaria sinistra yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria
dextra, mendarahi

sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinistra, ventricel sinistra, dan septum
ventriculare.

Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara
truncus

pulmonalis dan auricula sinistra.

Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi

1. Arteri Interventrikularis anterior (rami descendens


anterior) yang mendarahi bagian depan dan

samping atas ventricel sinistra

2. Arteri Circumflexus (ramus circumflexus) yang mendarahi bagian belakang bawah


ventricel sinistra.

Venae coronariae

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium dextra melalui sinus coronarius,
yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan
dari vena cordis magna (bermuara ke atrium dextra sebelah kiri vena cava inferior). Vena
cordis parva dan vena cordis media merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan
ke atrium dextra melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-vena
kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung. Tetapi, ada vena jantung yang
langsung bermuara ke atrium dextra tanpa melewati sinus coronaria, yaitu: vena cordis
anterior dan vena cordis minima (Thebesi).
Sistem Konduksi Jantung
Jantung memiliki sistem intrinsik, yakni otot jantung scr otomatis terstimulasi utk berkontraksi
tanpa stimulus
eksternal (autoritmesitas)
>> Sumber listrik :
Sa nodes : didinding atrium kanan, pacemaker utama (kontraksi atrium)
Av node : diseptum atrium, pacemaker kedua
Berkas Av/his: menghantarkan impuls dr av node ke apeks (kontraksi ventrikular)
>> Sistem Penghantar Khusus :
* SA node (pace maker), di dinding atrium ka dkt muara vena cava superior; 70-80x/mnt
* AV node, di dasar atrium ka dkt sekat atrium-ventrikel; 40-60x/mnt
* Berkas his, berkas dr AV node msk ke septum interventrikel
* Serat purkinje, serat yg menyebar ke miokard ventrikel

ANATOMI SISTEM PERNAPASAN


Pembagian Saluran Nafas :
Saluran Nafas Atas
Hidung & Kavitas Nasal

~ Udara masuk & meninggalkan sistem respirasi lewat hidung.

~ Tersusun oleh tulang dan kartilago yg ditutupi kulit

~ Kedua kavitas nasal dipisahkan oleh “ SEPTUM NASI “

~ Mukosa hidung : epitel bersilia dan sel goblet yang memproduksi mukus

~Bakteri dan partikel dari polusi udara terperangkap di mukus

~ Silia mendorong mukus menuju faring

~ Kebanyakan mukus akan ditelan, bakteri dihancurkan oleh asam lambung

~ Dalam kavitas nasalis terdapat “ Reseptor olfaktorius “ yg mendeteksi uap kimiawi

~ Terdapat duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.

~ Kondisi influenza, terdapat penumpukan cairan sehingga terjadi radang di dalam rongga
telinga dan

sinus paranasalis. >> Sinus Frontalis, Sinus Maksilaris, Sinus Ethmoidalis, Sinus
Sphenoidalis
Ciri-ciri Hidung :

1. Sinus - sinus dan sekat yang memperluas permukaan.

2. Kelenjar lendir

3. Pleksus vena

4. Rambut dan bulu

Fungsi Hidung :

1. Warming

Penyesuaian suhu udara luar ke suhu dalam paru

2. Humidifying

Penyesuaian kelembaban udara dari rendah ke 100 %

3. Filtering

Melaksanakan filter terhadap debu yang berukuran 5 mikron ke atas

4. Defence

Pertahanan terhadap masuknya baksil yang ikut masuk bersama udara


Esophagus
tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
bagian mulut ke
dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.

Faring

Faring : pipa muskuler di belakang rongga hidung, mulut dan di depan vertebra servikalis

Dibagi menjadi 3 bagian :

1. Nasofaring

Bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal. Suatu jalan hanya
untuk udara, tetapi

bagian sisanya ( Faring ) berfungsi untuk jalan udara dan makanan meskipun tidak
pada saat yang
bersamaan. Terdapat dua tuba eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telingan
tengah.

2. Orofaring

Berada di belakang mulut, mukosanya berepitel gepeng bertingkat, merupakan kelanjutan dari
rongga

mulut. Pada dinding lateral terdapat TONSILA PALATINA yang berfungsi menghancurkan
patogen

yg penetrasi ke mukosa.

3. Laringofaring.

Bagian paling bawah faring. Bagian anteroir membuka menuju laring, dan bagian
posterior menuju esofagus.

Kontraksi muskuler orofaring & laringofaring adalah bagian dalam reflek menelan.
Palatum molle terangkat

saat menelan untuk menutup nasofaring, dan mencegah makanan atau saliva naik,
bukan turun.“ UVULA “

bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang tenggorokkan. Pada
dinding posterior

nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringeal, suati noduli limfoid yang berisi
makrofag.

Fisiologi Menelan

•Lidah menekan makanan menuju faring posterior.


•Pergerakan makanan menekan epiglotis

•Epiglotis menutup trachea.


•Makanan masuk melewati esophagus

•Epiglotis kembali pada posisi normal

Laring

~ Laring disebut juga : “ KOTAK SUARA “. , yaitu fungsinya untuk berbicara


~ Fungsi lainnya : Jalan udara antara faring dan trakea

~ Laring tersusun atas 9 lempeng kartilago yang dihubungkan dengan ligamen , yang gunanya
supaya jalur

udara tetap terjaga terbuka setiap waktu.

~ Kartilago adalah : jaringan lentur yang mencegah kolap laring.

~ Esofagus adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makan melewatinya.

~ Kartilago terbesar adalah : “ KARTILAGO TIROIDEUS “ yang dapat diraba pada permukaan
leher.

~ “EPIGLOTIS” adalah kertilago yang paling atas untuk menutup laring sewaktu orang menelan.

~ Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup bagian puncak untuk
mencegah makanan

masuk ke laring. "PLIKA VOKALIS “ ( Pita suara ) : berada di kedua sisi Glotis,

yang terbuka diantaranya.


Selama bernafas : PITA SUARA berada di sisi glotis, sehingga udara melintas

Selama berbicara : Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati glotis dan
hembusan udara

menggetarkan pita suara untuk menghasilkan suara yang bisa diubah menjadi
pembicaraan.

~ Nervus kranialis yg merupakan nervus motorik pada laring untuk fungsi bicara adalah
nervus vagus dan

nervus aksesorius secara bebas.

Saluran Nafas Bawah

Trakea
>> Trakea memiliki panjang : 10 – 13 cm, diameter 2,5 cm dan menghubungkan
Laring sampai Bronkus
Primarius.
>> Dinding trakea terdiri : 16 – 20 lempeng kartilago dengan bentuk menyerupai
huruf “ C “yang
menjaga trakea tetap
>> Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh berada di sisi posterior.
>> Celah ini memungkinkan ekspansi esofagus ketika makanan di telan
>> Mukosa dari trakea “ epitel bersilia “ dengan sel Goblet. terbuka.

Bronkus
Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal dari pada yg kiri,
shg benda asing yg
terhirup lebih mudah masuk ke bronkhi kanan.

Bronchus primer, sekunder dan tersier.


Dari trache sampai dengan bronchus tersier debu < 5 micron akan ditangkap dan
dikeluarkan oleh
silia dengan kecepatan 3 cm / jam
Bronchus terminalis (Tersier)
Debu ukuran 1 – 3 micron ditahan dan dikeluarkan oleh silia dengan kecepatan 1 cm /
jam
Bronchiulus
Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-saluran kecil
yaitu
>> bronchiolus terminal (dilapisi cilia)
>> bronchiolus respirasi (difusu)
Kedua bronchiolus ini mempunyai diameter < 1 mm.
Dari Bronchioli respiratorius selanjutnya menuju ductus alviolus dan ke alvioli.

Alveolus
Duktus alveolus menyerupai buah anggur.
Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat
pertukaran gas.
Diperkirakan paru-paru mengandung + 300 juta alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang
dikelilingi oleh
kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan dinding
alveoli.
Pleura

>> Pleura terdiri dari 2 lapisan:


1. Lapisan viseralis yg melekat pd paru.
2. Lapisan parietalis yg membatasi aspek terdalam dinding dada.
>> Rongga pleura mengandung sedikit cairan pleura yg berfungsi sbg pelumas u/
mengurangi
perlengketan antar kedua pleura.
Selama inspirasi maksimal paru-paru hampir mengisi seluruh rongga pleura.
Pd Inspirasi tenang paru2 tdk mengembang maksimal. Sehingga menyisakan ruang sisa
pada pleura.
Peradangan pleura (pleuritis) terjadi akibat infeksi pd bag. Paru yg melekat ke pleura.

Paru-Paru

Organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran
darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara
dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga
mempunyai
fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai
di pulmo-, dari
kata Latin pulmones untuk paru-paru.
Terdiri dari :
1. Paru kanan >> 3 lobus
2. Paru kiri >> 2 lobus
FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

TRANSPOR OKSIGEN

Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
Kelarutan fisik dalam plasma
Ikatan kimiawi dengan hemoglobin.
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi
oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh
mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
>> Plasma
>> Hemoglobin
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi
gas-gas yang ada di
dalam darah
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
Rate impuls Respirasi rate
Amplitudo impuls Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata
Pusat kemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks :
pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli melintasi membran
alveolar
kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa oksigen yang
telah berikatan
dengan sel darah merah menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan
bakar dalam
proses metabolisme.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal dengan istilah
difusi
pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar karbondioksida yang rendah) akan
menuju sisi kiri
jantung, dan akan dipompakan ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan ikatannya
dengan oksigen
dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan
masuk sel darah
merah. Sel darah merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan
jantung
untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami
pengisian
dengan udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup.

Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi (mengeluarkan
nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:
1. Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan torakal.
Otot dipersarafi oleh nervus interkostalis (torakall 1 – 12)
2. Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal
sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang
berasal dari cervikal 3-4-5.

Pusat pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro reseptor yang
terdapat di
aorta dan arteri karotis. Melalui nervus frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi
pernafasan abdomino
torakal (pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas dikenal sebagai tidal volume.
Bila
membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan volume pernafasan
melalui
pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.

PROSES OKSIGENASI
Respirasi (oksigenasi) adalah peristiwa menghirup O2 masuk kedalam tubuh & mengeluarkan
CO2

sebagai sisa dari proses Oksidasi/ metabolisme.


Fungsi Respirasi :
•Mengambil O2 yang lalu dbawa oleh darah ke seluruh tubuh
•Mengeluarkan CO2 yang terjadi dari sisa pembakaran( metabolisme )
•Menghangatkan & melembabkan udara.

Proses oksigenasi terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume
paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :


a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler
paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi
lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli
sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat,
membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang
terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi.
Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :


a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan
berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :


a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)

Jenis Pernapasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering
disebut
sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung
dan mulut
pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu
oksigen
akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung.
Setelah itu, sel
darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan
tekanan
oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan
sekitarnya
yang sering melibatkan proses Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat
melebarkan saluran
pernapasan.

TANDA DAN GEJALA GANGGUAN OKSIGENASI


Jenis-jenis gangguan oksigenasi
1. Hiperventilasi: merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah Oksigen dalam
paru-paru agar pernafsan lebih cepat dan dalam. Hiperfentilasi dapat disebabkan
karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa
seperti osidosis metabolik. Tanda-tanda Hiperventilasi adalah takikardi, nafas
pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi: terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan
cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan
gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia : tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat dari defisiensi
oksigen yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan
gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya
konsentrasi oksigen jika berda di puncak gunung. Tanda dan gejala Hipoksia
adalah kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
Tanda dan Gejala:
1. Suara nafas tidak normal
2. Perubahan jumlah pernafasan
3. Batuk disertai dahak
4. Penggunaan otot tambahan pernafasan
5. Dispnea
6. Penurunan haluan urin
7. Penurunan ekspansi paru
8. Takhipnea
Proses Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
1. Pemberian oksigen

Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui


saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat
melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan
lubrikan
dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan

2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi,
vibrasi dan postural drainage.
a.
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding
dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti :
mammae,
sternum dan ginjal.
b.

Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada
dinding dada
klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan
melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di
drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara
lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir
semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien
melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat
sputum.
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru
dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya
yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari.
Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya
menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural
drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area
paru, data
klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada
diatas area
yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa
batuk, lakukan
suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan

3. Napas dalam dan batuk efektif


a. Napas dalam

Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan
purse lips breathing.
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama
inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan

b. Batuk efektif

Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.


Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada
sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue
dan hipoksia.

4. Suctioning (pengisapan lendir)


Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi
akuades
atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan

* THANK YOU ^-^ SEMOGA BERMANFAAT *

You might also like