You are on page 1of 13

BAB I

SEDIMENTASI

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum sedimentasi adalah untuk mengetahui dan memahami
proses sedimentasi, dapat melakukan percobaan sedimentasi dengan benar dan
aman, dapat melakukan perhitungan kecepatan pengendapan dan konsentrasi
endapan, dan membandingkan antara perhitungan teoritis dengan hasil praktikum.

1.2 Tinjauan Pustaka


Sedimen adalah produk disintegrasi dan dekomposisi batuan. Disintegrasi
mencakup seluruh proses dimana batuan yang rusak/pecah menjadi butiran-
butiran kecil tanpa perubahan substansi kimiawi. Dekomposisi mengacu pada
pemecahan komponen mineral batuan oleh reaksi kimia. Dekomposisi mencakup
proses karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi. Karakteristik butiran mineral dapat
menggambarkan properti sedimen, antara lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
volume (specific weight), berat jenis (specipfic gravity) dan kecepatan
jatuh/endap (fall velocity). (Ponce, 1989)

Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah


diangkut oleh tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa
batuan mengalir kesungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat
kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah
aliran air (Anwas, 1994).

Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar


perencanaan bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa
masalah lainnya di sungai. Berbagai metode tersedia untuk prediksi kecepatan
sedimentasi, antara lain Duboys Formula, Meyer-Peter Formula, Einstein Bed-
Load Function, Modified Einstein Procedure, Colby‟s 1957 Method dan Colby‟s
1964 Method. Umumnya prediksi kecepatan sedimentasi dapat didasarkan pada
karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume
(specific weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall
velocity). Mengidentifikasi variabel-variabel karakteristik sedimen, maka laju
sedimentasi di sungai (pada titik tinjauan) dapat diperkirakan.

Berat volume (specific weight) sedimen adalah berat butir partikel sedimen
setiap satu satuan volume, sedangkan berat jenis (specific gravity) sedimen adalah
rasio berat butir partikel sedimen terhadap berat volume air. Berat jenis sedimen
pada umumnya diperkirakan sekitar 2,65, kecuali untuk material yang berat
seperti magnetit (berat jenis 5,18). (Ponce, 1989)

Sedimentasi terjadi apabila banyak-nya sedimen yang terangkut lebih besar


daripada kapasitas sedimen yang ada. Sungai selalu berubah-ubah baik bentuk,
aliran, pengangkutan sedimen dan kekasaran dasar sungai, hal ini disebabkan
karena faktor sifat-sifat aliran air, sifat-sifat sedimen, dan pengaruh timbal balik
(inter-action). Faktor-faktor tersebut selalu berubah secara terus menerus sejalan
dengan kondisi curah hujan yang terjadi. Proses pengangkutan sedimen dan
pengendapannya tidak hanya tergantung dari sifat-sifat aliran tetapi juga
tergantung pada sifat-sifat sedimen itu sendiri (Wirosoedarmo, 1987).

Mekanisme dan pengukuran kecepatan sedimentasi yaitu bila lumpur(slurry)


encer diendapkan secara gravitasi menjadi cairan jernih dan lumpur dengan
konsentrasi padatan tinggi, proses ini disebut sedimentasi padatan tinggi. Untuk
menggambarkan mekanisme dan metode pengukuran kecepatan pengendapan
secara praktek, dibuat percobaan seperti ditunjukkan pada gambar berikut ;

Gambar I.1 Skema Proses Sedimentasi Secara Batch Vs Waktu


1.3 Metodologi Percobaan
Praktikum kali ini akan dilakukan untuk dapat menetapkan dan mempraktekan
proses pengendapan partikel dalam industri skala kecil dengan baik dan benar.

1.4 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel I.1

Tabel I.1 Daftar alat dan bahan


Alat Bahan
Beaker glass Kapur (0,63 dan 0,01) mm
Stopwatch Air
Tabung Tawas
Timbangan
Kaca Pengaduk
Piknometer

1.5 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan praktikum sedimentasi adalah sebagai berikut:

Membuat suspensi dengan campuran air, tawas dan kapur


sesuai komposisi

Suspensi dimasukkan dalam tabung dan kocok hingga


homogen

Catat ketinggian awal suspensi

Amati dan catat ketinggian sesuai waktu yang telah ditentukan

Pengamatan diteruskan hingga ketinggian zona D telah


konstan
GambarI.2 Diagram alir percobaan sedimentasi
1.6 Hasil dan Pembahasan

Proses sedimentasi ini menggunakan tiga tabung dengan komposisi yang


berbeda-beda. Bahan yang digunakan adalah kapur dengan diameter 0,63 mm,
kapur 0,10 mm, dam tawas dengan penambahan air. Bedanya komposisi yang
dipakai bertujuan agar dapat mengetahui perbedan kecepatan dari tiap-tiap
komposisi, karena dengan bedanya jumlah dan ukuran partikel pasti akan
mempengaruhi hasil sedimentasi.

Gambar I.3 Hubungan waktu terhadap ketinggian pada kapur diameter 0,63 mm

Grafik diatas menujukan hubungan waktu terhadap ketinggian. Suspensi


pada tabung 1 berisi partikel kapur berdiameter 0,63 mm sebanyak 15 gram
dengan penambahan air hingga ketinggian pada tabung mencapai 600 mm. Proses
pengendapan ini berjalan cukup lambat dengan penurunan ketinggian yang
konstan, pada 10 menit pertama. penurunan mulai konstan yang menunjukkan
akhir proses sedimentasi pada menit ke 60-80, proses sedimentasi dihentikan pada
menit ke 95 dengan ketinggian zona D 2,8 cm. Garis singgung pada grafik dibauat
untuk mendapatkan nilai Zi, Z1, dan ti. Data tersebut dapat digunakkan untuk
Zi−Z1
menghitung kecepatan laju pengendapan, dengan menggunakan rumus Vt = ,
t1−0
setelah dilakukan perhitungan didapat hasi laju keccepatan sedimentasi sebesar
1,0122 cm/menit.
Gambar I.4 Hubungan waktu terhadap ketinggian pada kapur diameter 0,01 mm

Proses sedimentasi pada tabung 2 dengan suspensi berisi partikel kapur


berdiameter 0,01 mm sebanyak 15 gram dengan penambahan air hingga
ketinggian pada tabung mencapai 600 mm. Proses pengendapan ini berjalan
dengan cepat, dapat dilihat pada grafik diatas. ketinggian (zona d) menurun drastis
dalam waktu kurang dari sepuluh menit, ketinggiannya yaitu mencapai 50 mm
atau 5 cm. Ketinggian mulai menurun secara perlahan pada waktu menit ke 20 an,
dan mencapai ketinggian konstan pada 3,4 cm. Dari data pada grafik dilakukan
perhitungan, didapat hasi laju keccepatan sedimentasi sebesar 1,750 cm/menit.

Gambar I.5 Hubungan waktu terhadap ketinggian pada kapur diameter 0,63 mm
dan tawas
Komposisi tabung 3, suspensi berisi partikel kapur berdiameter 0,63 mm sebanyak
15 gram ditambah dengan 2 gram tawas dengan penambahan air hingga
ketinggian pada tabung mencapai 600 mm. Proses pengendapan pada 10 menit
awal berjalan konstan dengan penurunan yang sedikit demi sedikit. Ketinggian
(zona d) menurun drastis pada meit ke 20 an, dan berjalan konstan hingga menit
ke 50. Proses pengendapan berjalan konstan dan dihentikan pada menit ke 110
dengan ketinggian 2,6 cm. Data dari grafik dilakukan perhitungan, didapat hasi
laju keccepatan sedimentasi sebesar 0,690 cm/menit.

Grafik Ketinggian Vs Waktu


70
60
Ketinggian (cm)

50
40
Tabung 1
30
Tabung 2
20
Tabung 3
10
0
0 50 100 150
Waktu (menit)

Gambar I.6 Hubungan waktu terhadap ketinggian pada ketiga tabung

Grafik diatas menunjukan hasil dari tiap tabung dan dapat dilihat perbedaan
kecepatan proses pengendapan. Proses pengendapan paling cepat terdapat pada
tabung 2, selanjutnya tabung 3, dan tabung 1 mengalami proses pengendapan
terlama. Faktor kecepatan pengendapan antara lain adalah ukuran partikel, jumlah
partikel. Ukuran partikel yang kecil lebih akan lebih cepat mengalami
pengendapan dari pada yang berukuran besar, karena luas permukaan yang
semkin luas menyebabkan partikel dapat turun dengan cepat dan rapat. Jumlah
partikel yang banyak menyebabkan proses pengendapan berjalan lama.
1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum sedimentasi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan degan cara pengendapan
melalui bantuan gaya gravitasi
2. Kecepatan sedimentasi dapat dipercepat dengan penambahan koagulan.
Koagulan yang efektif digunakan yaitu tawas dibanding dengan kapur

1.8 Referensi

Hambali, Robby, & Yayuk Apriyanti, 2016, ‘Studi Karakteristik Sedimen dan
Laju Sedimentasi Sungai Daeng – Kabupaten Bangka Barat’, Jurnal Fropil,
vol.4 No.2 hh. 165 - 174.
Wirosoedarmo, Ruslan, Alexander Tunggul Sutan Haji, & Estin D. Kristanti,
2011, ‘ Perilaku Sedimentasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Saluran
Pada Jaringan Irigasi Waru-Turi Kanan Kediri’, Jurnal Teknologi Pertanian,
vol.12 No.1 hh. 68 – 75.
APPENDIKS

A. Perhitungan densitas bahan


Tabel I.2 Data waktu terhadap ketinggian

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


waktu H zona A waktu H zona A waktu H zona A
(menit) (cm) (menit) (cm) (menit) (cm)
1 59,6 1 44 1 58,5
2 59,6 2 31 2 56,5
3 59,6 3 19 3 54
4 59,6 4 6,5 4 51,5
5 57 5 5,9 5 48,5
6 54 6 5,5 6 45
7 52 7 5,3 7 42,5
8 49 8 5 8 40
9 48 9 4,8 9 37,5
10 46 10 4,5 10 34,5
13 43 13 4,2 13 26
16 36 16 3,9 16 19
19 32 19 3,8 19 8
22 29 22 3,6 22 4,8
25 24 25 3,5 25 4,3
30 19 30 3,5 30 3,8
35 10 35 3,5 35 3,6
40 3,7 40 3,5 40 3,6
45 3,6 45 3,5 45 3,4
50 3,4 50 3,4 50 3,3
65 3 65 3,4 65 3
80 2,8 80 3,4 80 2,8
95 2,8 95 3,4 95 2,7
110 2,8 110 3,4 110 2,6

Tabel A.1 Densitas bahan


Bahan Densitas (gram/ml)

Air 0,99955
Kapur (0,63mm) 2,5399
Kapur (0,10 mm ) 0,6860
Tawas 1,6219
- Contoh perhitungan densitas air
Berat piknometer kosong (m1) = 16,0629 gram
Berat piknometer + air (m2) = 26, 0484 gram
Volume piknometer = 10 ml
𝑚2 −𝑚1
Densitas =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
26,0484 -16,0629
=
10
= 0,9995 gram/ml
- Contoh perhitungan bahan (kapur 0,63 mm)
Berat pikno kosong = 16,0114 gram
Berat pikno + kapur = 17,2656 gram
Berat pikno + kapur + air = 26,7718 gram
Berat kapur = (pikno+kapur) – pikno kosong
= 17,2656 – 16,0114
= 1,2542 gram

Berat air = (pikno+kapur+air) – (pikno+kapur)


= 26,7718 – 17,2656
= 9,5062 gram
berat air
Volume kapur =
P air
9,5062
=
1
= 9,5062 ml
Volume kapur = volume pikno – volume air
= 10 – 9,5062
= 0,4938 ml
berat kapur
P kapur =
volume kapur

1,2542
=
0,4938

= 2,5399 gram/ml
B. Perhitungan densitas suspensi awal

Tabel B.1 tabel denssitas suspensi awal

No. Densitas (gram/ml)


Tabung 1 1,00871
Tabung 2 1,00592
Tabung 3 1,00586

- Contoh perhitungan suspensi awal tabung 1


Berat piknometer kosong (m1) = 16,0137 gram
Berat piknometer + air (m2) = 26,10088 gram
Volume piknometer = 10 ml
m2 –m1
Densitas =
volume
26,1008-16,0137
=
10
= 1,00871 gram/ml

C. Perhitungan densitas suspensi akhir

Tabel C.1 Densitas suspensi akhir


No. Densitas (gram/ml)
Zona A Zona D
Tabung 1 0,99438 1,0122
Tabung 2 1,00067 1,072
Tabung 3 0,99795 1,161

- Contoh perhitungan suspensi akhir tabung 1


Zona A
Berat piknometer kosong (m1) = 16,0990 gram
Berat piknometer + air (m2) = 26, 04 gram
Volume piknometer = 10 ml
m2 -m1
Densitas =
volume
26, 0428 -16,0990
=
10
= 0,99438 gram/ml
Zona D
Berat pikno kosong = 16,0549 gram
Berat pikno + kapur = 18,5535 gram
Berat pikno + kapur + air = 26,2420 gram
Berat kapur = (pikno+kapur) – pikno kosong
= 18,5535 – 16,0549
= 2,4980 gram

Berat air = (pikno+kapur+air) – (pikno+kapur)


= 26,2420– 18,5535
= 7,4893 gram
berat air
Volume air =
P air
7,4893
=
0,9943336

= 7,5316 ml
Volume kapur = volume pikno – volume air
= 10 – 7,5316
= 2,4684 ml
berat kapur
P kapur =
volume kapur

2,4986
=
2,4684

= 1,01229 gram/ml

D. Perhitungan kecepatan sedimentasi dan kecepatan rata-rata suspensi


- Kapur diameter 0,63 mm ( besar)
Z0 = 59,6 cm
Zi = 50 cm
Z1 = 10 cm
t1 = 35 menit
Zi - Z1
Vt =
t1 - 0
50-10
=
35-0
40
=
35
= 1,1428 cm/menit
- Kapur diameter 0,01 mm ( kecil)
Z0 = 44 cm
Zi = 14 cm
Z1 = 7 cm
t1 = 4 menit
Zi−Z1
Vt =
t1−0
14−7
=
4−0
7
=
4
= 1,750 cm/menit
- Kapur diameter 0,63 mm ( besar) & Tawas
Z0 = 58,5 cm
Zi = 20 cm
Z1 = 4,8 cm
t1 = 22 menit
Zi−Z1
Vt =
t1−0
20−4,8
=
22−0
15,2
=
22
= 0,690 cm/menit
LEMBAR ASISTENSI
Praktikum Operasi Teknik Kimia 1

Judul Bab : Sedimentasi


Tanggal Praktikum : 8 November 2018
Kelompok :1
Nama Anggota : 1. Fatur Raka D. A.
2. Khumaira
3. Siti Lailatul Khoiriyah
NO. Tanggal Asistensi TTD

Dosen Pembimbing

( Christyfani Sindhuwati, ST., MT)

You might also like