Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
Nim : G3A017261
Berdasarkan Glassgow Coma Scale (GCS) cedera kepala atau otak dapat dibagi
menjadi 3 gradasi :
• GCS 14-15
• Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit
• Tidak ada fraktur tengkorak
• Tidak ada kontusio serebral, hematoma.
• GCS 9-13
• Kehilangan kesadaran dan masa amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang
dari 24 jam.
• Dapat mengalami fraktur tengkorak.
• Diikuti dengan kontusio serebral, laserasi, dan hematoma intra kranial.
c. Cedera kepala Berat (CKB)
• GCS 3-8
• Kehilanagan kesadaran dan atau terjadinya amnesia lebih dari 24 jam
• Juga meliputi kontusio serebral,laserasi atau hematoma intra kranial.
B. Etiologi
Menurut Cholik Harun Rosjidi & Saiful Nurhidayat, (2009 : 49) etiologi cedera
kepala adalah:
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Jatuh
3. Pukulan
4. Kejatuhan benda
5. Kecelakaan kerja atau industri
6. Cedera lahir
7. Luka tembak
D. Patofisiologi
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui
proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran
darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian
pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak
boleh kurang dari 20 mg%, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi
cerebral.
Pada saat otak yang mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan
oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi
penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan
asidosis metabolik. Dalam keadaan normal cerebral blood flow (CBF) adalah 50 –
60 ml / menit / 100 gr. jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.
b. Memar otak
c. Laserasi
b. Hipoksia
c. Hiperkapnea
d. Udema otak
e. Komplikasi pernapasan
b. MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.
F. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airways
Sumbatan jalan napas (ada tidaknya benda asing , darah,
bronkospasme, sputum, lendir)
2) Breathing
Apakah terdapat Sesak, sesak saat aktifitas (ringan, berat atau
istirahat)
Apakah terdapat penggunaan otot tambahan.
Berapa fekuensi pernapasan, dan irama teratur atau tidak.
Ekspansi dada ( dalam atau dangkal)
Penggunaan otot bantu nafas
Batuk (produktif atau tidak)
Sputum (warna dan konsistensi)
Bunyi napas (ronchi, creacles, wheezing, snoring)
3) Circulation
Nadi kuat atau lemah
Irama teratur atau tidak
Sirkulasi darah perifer (CRT < 3 detik) atau (> 3 detik).
Takikardi atau tidak.
TD meningkat / menurun
Gelisah
Akral dingin
Kulit pucat, sianosis
Output urine
4) Disabillity
Tingkat kesadaran ( cm, apatis, somnollen, soporocoma,koma)
Pupil (isokor, unisokor, moosis, midriasis)
Reaksi pupil terhadap cahaya (kanan: positif jika bereaksi, negatif jika
tidak ada reaksi) dan (kiri : positif jika bereaksi dan negatif jika tidak
ada reaksi).
GCS (E...M....V...)
Apakah terjadi kelumpuhan ( mulut mencong, afasia, dan disatria).
Menilai kekuatan otot ( refleks; patella, babinsky, bisep/trisep, dan
brudynsky).
5) Exposure
Apakah terdapat oedema (anasarka, lokal).
Apakah terdapat fraktur
Penilaian suhu tubuh.
b. Pengkajian sekunder
1) Riwayat alergi :
Tidak
Ya :..........
2) Penilaian nyeri
Tidak
Ya :...... (P, Q, R, S, T)
3) Resiko jatuh : □ tidak □ ya :......... □ tinggi □ sedang □ rendah
4) Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab): nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, golongan
darah, pengahasilan, hubungan klien dengan penanggung jawab.
5) Riwayat kesehatan :
a) Tingkat kesadaran / GCS ( < 15 )
b) Convulsi
c) Muntah
d) Dispnea / takipnea
e) Sakit kepala
f) Wajah simetris / tidak
g) Lemah
h) Luka di kepala
i) Paralise
j) Akumulasi sekret pada saluran napas
k) Adanya liquor dari hidung dan telinga
l) Kejang
m) Riwayat penyakit dahulu harusdiketahui, baik yang berhubungan
dengan sistem persarafan maupun penyakit sistemik lainnya. Riwayat
penyakit keluarga terutama yang mempunyai penyakit menular.
n) Pemeriksaan Fisik
Aspek neurologis yang dikaji adalah tingkat kesadaran, biasanya GCS
< 15, disorientasi orang, tempat dan waktu. Adanya refleks babinski
yang positif, perubahan nilai tanda-tanda vital kaku kuduk,
hemiparese. Nervus cranialis dapat terganggu bila cedera kepala
meluas sampai batang otak karena udema otak atau perdarahan otak
juga mengkaji nervus I, II, III, V, VII, IX, XII.
2. Diagnosa Keperawatan
Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar
keperawatan pediatrik volume 1. Jakarta: EGC, 2008.