You are on page 1of 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari prestasi belajar, Prestasi belajar

siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan

tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (2004:75). Prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari

diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor

internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan

faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan.

Faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar prestasi

belajara adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang

ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang

memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai,

akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru

dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan

diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih

metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa
2

tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat

meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto,2003:96)

Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah cara atau

pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran Pendidikan agama Islam

adalah mata pelajaran yang membutuhkan kasabaran, kecermatan, serta ketelitian.

Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau

ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih siswa belajar,

misalnya dengan diskusi, praktek, memperbanyak latihan mengerjakan soal.

Selama ini guru di dalam menyampaikan materi pelajaran akuntansi dengan

ceramah secara lisan dan dengan menjelaskan materi di papan tulis.

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di SMK Manba’ul ‘Ulum

Dukupuntang menunjukkan bahwa nilai-nilai rata-rata ulangan harian mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam belum mencapai hasil yang maksimal. Dari 23

siswa sebanyak 11 siswa tuntas dalam belajar dan masih ada 14 siswa belum

tuntas. Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan di SMK

Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

yaitu 70.

Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam meningkatkan prestasi

belajar PAI siswa yaitu dengan penerapan Metode Wrapping yang cara

menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya,

sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah

cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak
3

umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama

diselubungu vak umum.

Penggunaan Metode Wrapping, ini berarti guru dituntut disamping

menguasai vak agama, sebaga itugas pokkoknya, juga harus menguasai vak

umum. Hal ini memungkinkan wawasan guru menjadi luas dan integral.,

Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari point pertama diatas,

Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran, dengan

sendirinya citra agama dan guru agama yang tadinya dianggap remeh/rendah akan

menjadi disenangi/dicintai, bahkan ada keinginan untuk memperdalam ajaran-

ajaran agama tersebut.

Dari kenyataan tersebut dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa

belum cukup optimal. Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dapat berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah faktor metode pembelajaran. Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik

untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Meningkatkan Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah

Melalui Metode Wrapping Siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum

Dukupuntang Kabupaten Cirebon”.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan

masalah yang penulis dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4

1. Apakah melalui Metode Wrapping dapat meningkatkan motivasi belajar

PAI siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang?

2. Bagaimana langkah-langkah meningkatkan motivasi belajar PAI melalui

penerapan Metode Wrapping pada siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul

‘Ulum Dukupuntang?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan Metode Wrapping dapat meningkatkan

ketuntasan dan hasil belajar PAI siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul

‘Ulum Dukupuntang.

2. Untuk mendeskripsikan Bagaimana langkah-langkah meningkatkan

ketuntasan dan hasil belajar PAI melalui penerapan Metode Wrapping

siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka, hipotesis dapat dirumuskan:.

Jika mata pelajaran Pendidikan Agama Islam disampaikan dengan

menggunakan strategi Metode Wrapping, maka akan meningkatkan ketuntasan

dan hasil belajar siswa

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak:


5

1. Teoritik

 Sekolah

Sebagai sumbangan pengembangan metodologi agama Islam

disekolah.

 Bagi Penelitian Lebih Lanjut

Sebagai bahan kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang

Metode Wrapping dengan pendekatan maupun variabel yang berbeda.

2. Praktisi

 Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru PAI untuk menerapkan

Metode Wrapping dalam meningkatkan motivasi belajar PAI siswa.

 Bagi Siswa

Memudahkan siswa untuk belajar dan membuat suasana menjadi lebih

menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar PAI

siswa.

 Bagi Penulis

Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian.

Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk

menjadi tenaga pendidik yang profesional.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Mengejar

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan

metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan

demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.

Pengertian Metode pendidikan Pengajaran bukan saja menuntut

penguasaan materi pengajaran, tetapi juga memerlukan kreatifitas guru serta

penguasaan ilmu bantu lainnya, seperti psikologi, didaktik dan metodik dan lain-

lain yang berhubungan dengan aktifitas timbal balik guru dengan murid.

Didaktika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu didaktika umum dan

khusus. Didaktika umum yang menguraikan prinsip-prinsip umum yang

berhubungan dengan proses belajar mengajar secara umum, agar anak-anak

menguasainya. Prinsip-prinsip itu, berlaku bagi semua mata pelajaran (Zuhairini

dkk., 1981 : 10).

Didaktika khusus yang pada umumnya disebut metodik sebagai cara

bahasa, berasal dari bahasa Yunani methodos yang dirangkai dari dua kata, meto

dan kodo. Meto berarti melalui dan kodos berarti jalan. Artinya cara melakukan
7

sesuatu prosedur atau cara guru menyajikan bahan pengajaran kepada murid

(Nasution S, 1986 : 6).

Metode dibagi menjadi dua bagian, yakni pelaksanaan cara mengajar

untuk semua pelajaran dan berlaku pula untuk semua sekolah dan metodik khsusu,

yakni pelaksanaan cara mengajar yang dikhususkan pada suatu pelajaran

(Zuhairini dkk., 1981 : 10). Umpamanya cara mengajar pelajaran matematik,

sejarah, antropologi, ekonomi dan sebagainya.

Adapun aneka ragam pengajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab

dan lain-lain, dibahas dalam metodologi pengajaran, baik untuk mengajarkan

berbagai mata pelajaran maupun mengajar suatu pelajaran tertentu (Achjarnis

dkk., 1985/1986 : 114).

Metode pengajaran tersebut, adalah menyangkut langkah dan cara yang

ditempuh oleh seorang guru untuk menyampaikan bahan pengajaran yang akan

diajarkan. Cara dan langkah yang dipilih oleh seorang guru, tentunya setelah

melalui berbagai pertimbangan yang menyangkut berbagai aspek, baik kondisi

lingkungan kelas, bahan pengajaran yang akan diberikan, kondisi murid dan lain-

lain.

Keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar, menurut Abdurrachman

Shaleh (1975 : 80), bukan karena macam metode yang dipakai atau karena

efesiensinya, akan tetapi yang penting ialah orang yang menerapkan metode itu,

serta ketepatan memilih metode yang sesuai dengan suasana dan kondisi yang

diinginkan. Artinya, metode tertentu tidak dapat dikatakan jelak atau jelek.
8

Kebaikan dan kejelekan itu, terletak pada ketepatan memilih berdasarkan

pertimbangan yang matang.

Namun demikian, seorang guru yang mengakar dengan metode apapun,

agar pengajarannya efektif harus memperhatikan segi lain, yaitu diantaranya harus

memperhatikan prisip-prinsip mengajar. Dalam hal ini, J.L. Murshal

mengemukakan enam prinsip-prinsip mengajar, yakni sebagai berikut :

1. Prinsip Konteks

Prinsip ini, mengharuskan seorang guru menghungkan materi pelajaran

dengan situasi konkrit atau bacaan-bacaan dari majalah, surat kabar, buku

perpustakaan atau karyawisata yang berkaitan dengan serta merta

menjungjung pemahaman akan bahan pelajaran yang diajarkan.

2. Prinsip Fokus

Dimaksudkan dengan prinsip ini, adalah adanya pemusatan pengajaran atau

penekanan, penonjolan sedemikian rupa sehingga menumbuhkan kehendak

belajar.

3. prinsip Sosialisasi

Dimaksudkan dengan prinsip ini, tercapainya kerja sama antar siswa yang

dipimpin oleh guru, agar belajar itu efektif. Prinsip ini, mengandung nilai

positif terhadap perkembangan pribadi dan hasil belajar itu sendiri melalui

proses kerja-sama antar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu.

4. Prinsip Individualisasi
9

Prinsip individualisasi, adalah prinsip pengajaran dengan menyesuaikan

dengan bakat, kesanggupan dan tujuan masing-masing individu, dengan

mengakui adanya perbedaan.

5. Prinsip Urutan

Dengan prinsip ini, penyajian bahan pengajaran harus dilakukan secara

berurutan, dengan harapan efektifitasnya pengajaran.

6. Prinsip Penilaian

Prinsip ini, adalah segala langkah dan usaha penilaian dalam pengajaran

dengan memperhatikan syarat-syarat dan prinsip-prinsip evaluasi yang baik

(Achjarnis, dkk., 1985/1986 : 15 – 17).

B. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar

Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan

itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni

tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan

nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal. Persepsi guru atau persepsi

anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi

persepsi mereka terhadap sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus

diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada

pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain

untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah

komponen antara lain tujuan pelajaran, bahan ajar, siswa yang menerima
10

pelayanan belajar, guru, metode dan pendekatan, situasi, dan evaluasi kemajuan

belajar. Agar tujuan itu dapat tercapai, semua komponen yang ada harus

diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama.

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai

pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan

lain-lain.Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak

didik seperti: (1) kecerdasan dan bakat khusus, (2) prestasi sejak permulaan

sekolah, (3) perkembangan jasmani dan kesehatan, (4) kecenderungan emosi dan

karakternya, (5) sikap dan minat belajar, (6) cita-cita, (7) kebiasaan belajar dan

bekerja, (8) hobi dan penggunaan waktu senggang, (9) hubungan sosial di sekolah

dan di rumah, (10) latar belakang keluarga, (11) lingkungan tempat tinggal, dan

(12) sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.

Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi,

selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar

para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.

C. Hakekat Metode Wrapping

Metode membungkus (wrapping method) maksudnya ialah : cara

menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya,

sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah

cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak

umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama

diselubungu vak umum.


11

Jadi, untuk menyampaikan pelajaran agam, sengaja dicari materi pelajaran

lain bidang umum sebagai pembungkusnya sehingga agama disajikan terselubung

dalam pelajaran umum itu. Hal ini dilakukan karena di lembaga sekolah umum

tertentu sangat sulit dimasuki pelajaran agama. Maka seorang guru/dosen agama,

hanya dapat menempuh dengan cara seperti ini.

Misalnya guru hanya mengajar tentang sejarah Diponegoro, sejarah

Perang Salib, dan lain-lainnya. akan tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa

keimanan, keutamaan-keutamaan agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang

disajikan secara menarik. Sehingga lama-kelamaan secara berangusr-angsur rasa

cinta gama dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan meresap pada jiwa mereka.

Berbeda dengan inversi atau lampiran, metode membungkus (wrapping),

untuk menyampaikan pelajaran agama selalu memulai dengan vak umum yang

berfungsi sebagai pembawanya. Dan yang pokok adalah agamanya, sedangkan

vak umum (pelajaran umum) hanya sebagai kulitnya.

Pada metode lampiran/inversi, unsur agama/jiwa agama hanya

ditumpangkan dalam pelajaran vak umum. Dan tugas pokok sang guru adalah di

bidang vak umum tersebut. Walhasil perbedaan kedua metode tersebut (metode

lampiran/insersi dengan metode membungkus/wrapping), adalah terletak pada

mata pelajarannya.

Kebaikan metode membungkus/wrapping :

1. Mealui metode membungkus/wrapping, ini berarti guru dituntut disamping

menguasai vak agama, sebaga itugas pokkoknya, juga harus menguasai vak

umum. Hal ini memungkinkan wawasan guru menjadi luas dan integral.
12

2. Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari point pertama

diatas

3. Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran, dengan

sendirinya citra agama dan guru agama yang tadinya dianggap remeh/rendah

akan menjadi disenangi/dicintai, bahkan ada keinginan untuk memperdalam

ajaran-ajaran agama tersebut.

Kekurangan metode membungkus/wrapping :

Sebagaimana halnya metode lampiran/insersi, maka metode

membungkus / wrapping memiliki unsur kelemahan yang cukup mendasar, yaitu :

1. Penyajian materi agama biasanya tidak jelas, bahkan tersamar dengan vak

umum yang merupakan sandaran / pembungkusnya

2. Kebanyakan guru agama Islam/dosen agama, lemah dalam menguasai

pelajaran vak umum. Akibatnya kesulitan dalam meramu / menyajikan

pelajaran agama itu kedalam vak umum.

3. Memerlukan perencanaan yang matang. Disini setiap saat akan mengajar

guru/dosen agama, bukan saja harus menyiapkan dan menguasai pelajaran

agama. Akan tetapi juga harus menyiapkan dan menguasai pelajaran vak

umum. Dan unu berarti tugas guru / dosen agama menjadi tidak ringan.

4. Tidak semua pelajaran agama reliabel dengan pelajaran vak umum.

Saran-saran :

1. Sebaiknya guru agama meningkatkan pengetahuannya dan penguasaan

pelajaran vak umum, agar dengan itu dapat memadukan kedua pelajaran
13

(pelajaran agama dan umum) secara integral, dengan demikian pengetahuan

menjadi utuh dan padu.

2. Pengalaman menunjukkan bahwa, banyak guru agama/dosen yang megajar di

lembaga-lembaga pendidikan umum lemah dalam penguasaan metodologi

pelajaran. Dan terkesan bahwa materi pelajaran agama yang disampaikan

lebih menonjolkan segi-segi hukum agama Islam semata. Dan agama hanya

lebih dipandang dari sudut syari’at. Akibatnya siswa/mahasiswa merasa takut

untuk belajar agama. Dan acuh untuk mendekatinya. Dan lebih berbahaya lagi

memandang remeh guru/dosen agama mereka. Maka dari itu, guru/dosen

agama, disamping hendaknya menguasai pelajaran juga menguasai

metodologi pengajaran.

3. Setiap akan memberikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan

materi pelajaran secara matang. Hilangkanlah sikap dan kebiasaan mengajar

hanay untuk memenuhi panggilan kewajiban. Guru yang baik adalah ia

senantiasa bermotivasi untuk mencari dan menemukan sesuatu yang terbaik

untuk anak didiknya

4. Untuk disadari oleh guru/dosen agama, bahwa ia adalah sosok pribadi yang

utuh dan bersih dihadapan anak didiknya. Dan menjadi cahaya panutan dalam

semua sikap dan tingkah lakunya. Akan tetapi sesekali kepribadian tadi

tercemar oleh pebuatan tercela dan nafsu yang rendah. Maka akibatnya

lunturlah kepribadian kepribadian tersebut dan hilanglah roh kebaikan dalam

dirinya. Maka dari itu, tunjukkanlah dan jagalah kepribadian itu secara baik.
14

C. Pendidikan Agama Islam di SMK

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman, dibarengi tuntunan

untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan

bangsa.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam keseluruhannya tercakup dalam

lingkup: al-Quran, Aqidah, Syariah, Akhlak, dan Tarikh. Sekaligus

menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup

perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan

Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun

lingkungannya (hablun minAllah wa hablun minannas).

Fungsi Dan Tujuan Mata Pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu yang

dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya di Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Adapun karakteristik mata pelajaran PAI di SMK adalah sebagai

berikut:
15

1. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok

(dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.

2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran

pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata

pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian

peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus

seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

3. Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMK, bertujuan untuk

terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,

berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan

yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam

lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang

ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif

yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.

4. PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat

menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana

peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja,

tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.

5. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang

ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-Sunnah/al-
16

Hadits Nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui metode Ijtihad

(dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan

lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

6. Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam,

yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep

iman; syariah merupakan penjabaran dari konsep islam, syariah memiliki dua

dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan

penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang

berbagai kajian keislaman (ilmu-ilmu agama) seperti Ilmu Kalam (Theologi

Islam, Ushuluddin, Ilmu Tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah,

Ilmu Fiqih yang merupakan pengembangan dari syariah, dan Ilmu Akhlak

(Etika Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak,

termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan

budaya yang dapat dituangkan dalam berbagai mata pelajaran di SMK.

7. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMK adalah terbentuknya peserta

didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini

yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. di

dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa

Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak yang karimah (mulia)

adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa

pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun

segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam

memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.


17

Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi

mereka juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan, cita

rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini maka semua mata pelajaran

atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung

muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memerhatikan akhlak atau

tingkah laku peserta didiknya.

8. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap peserta

didik, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama lain yang

didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.

Itulah gambaran tentang karakteristik Pendidian Agama Islam (PAI) pada

umumnya dan mata pelajaran PAI di SMK pada khususnya yang dapat

dikembangkan oleh para guru PAI dengan variasi-variasi tertentu, selama tidak

menyimpang dari karakteristik umum ini. Dengan berpedoman kepada panduan

ini, para guru PAI atau sekolah diharapkan dapat melakukan pengembangan

silabus mata pelajaran PAI di SMK dengan mudah dan variatif

D. Hasil Belajar

Hasil belajar atau prestasi belajar, menurut Usman dan Setiawati (Hasyim,

2002 : 8) menyatakan “prestasi adalah angka kemajuan siswa yang digunakan

untuk memberikan laporan kepada orang tua, kenaikan kelas, penentuan berhasil

atau tidaknya seorang siswa”.


18

Sumiati (2000 : 9) menyatakan bahwa : “Prestasi belajar adalah perubahan

tingkah laku hasil belajar yang dinyatakan dengan perubahan yang baik, sedang

atau cukup dan dapat dinyatakan dengan criteria lain yang telah ditentukan”.

Prestasi belajar siswa dalam proses belajar di sekolah adalah hasil belajar

yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah yang sesuai

dengan tujuan pendidikan. Jadi prestasi belajar dalam matematika adalah hal yang

telah dicapai siswa dalam belajar matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran

matematika di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa merupakan belajar

yang diperoleh siswa yang dapat diukur serta diketahui berdasarkan perbedaan

perilaku sebelum dan sesudah belajar dilaksanakan. Angka atau huruf dapat

dipakai sebagai lambang atau standar penilaian untuk menentukan posisi prestasi

belajar siswa tersebut terletak.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa harus dilakukan tes hasil belajar

nasution (1994 : 14) menyatakan bahwa : “Tes hasil belajar (THB) adalah alat

ukur yang mampu menentukan kemampuan seseorang setelah mengikuti

pembelajaran”.
19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan

penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang

berbasis kelas atau sekolah untuk melakukan pemecahan berbagai permasalahan

yang digunakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan (Tim Pelatih

Proyek PGSM, 1999:1-2).

Menurut Sukarnyana (2002:11), Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan layanan

pendidikan melalui penyempurnaan praktik pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model kolaborasi

yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk mengkaji apa yang

terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya.

Hasil refleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya

mencapai tujuan penelitian. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian

terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian tujuan tindakan

pembelajaran.

Pada dasarnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik

yaitu: (1) bersifat situasional, artinya mencoba mendiagnosis masalah dalam

konteks tertentu, dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu; (2) adanya
20

kolaborasi-partisipatoris; (3) self-evaluative, yaitu modifikasi-modifikasi yang

dilakukan secara kontinyu – dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan secara

siklus, dengan tujuan adanya peningkatan dalam praktek nyatanya.

Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan

McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2), pelaksanaan

tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah):

(1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4)

refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar

berikut. pelaksanaan

perencanaan SIKLUS-I pengamatan

refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS-II pengamatan

refleksi

SIKLUS
selanjutnya

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (Depdiknas, 2004:2)


21

Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum

melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama

jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara

matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu

sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan

tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas

tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar

tindakan yang

dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat

sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan

secara optimal.

B. Rencana Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas XI FM semester genap SMK

Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang tahun pelajaran 2014/2015. adapun jumlah siswa

dimaksud adalah 23 orang siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan sebanyak

11siswa perempuan (lihat Lampiran 2).

2. Waktu dan Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dengan diawali kegiatan pra

tindakan, yaitu dari bulan Januari sampai dengan Juni 2008 (lihat Lampiran 1).
22

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang, Desa

Sidawangi Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu (a) tahap observasi

awal; dan (b) tahap pelaksanaan tindakan. Tahap observasi awal merupakan

kegiatan sebelum dilaksanakan tindakan (pra tindakan) dengan tujuan untuk

mengidentifikasi masalah, mendiskusikan temuan masalah bersama observer

pendamping dengan meminta saran-saran dan bimbingan dari Kepala Sekolah

maupun guru lain (teman sejawat) yang sudah berpengalaman melaksanakan PTK

sebagai bahan masukan dalam rangka perumusan tindakan. Tahap pelaksanaan

tindakan merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bekerjasama dengan

seorang observer pendamping untuk menetapkan rencana tindakan, dan jadwal

pelaksanaan serta merumuskan komponen-komponen tindakan yang diperlukan,

seperti rencana pembelajaran, materi bahan pelajaran tentang Metode Wrapping

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai sumber belajar siswa, instrumen

penilaian/evaluasi, dan kelengkapan lain yang diperlukan. Gambaran lebih lanjut

mengenai tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat dalam rencana jadwal

pelaksanaan penelitian terlampir (Lampiran 1).


23

E. Skenario Tindakan

Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan

skenario kerja dan prosedur tindakan dengan mengadaptasi model Kemmis dan

McTaggart, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi.

1. Perencanaan Tindakan

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada tahap ini peneliti

bersama observer pendamping (secara kolaboratif) merumuskan dan

mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan

pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas

siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan

mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan

yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Secara operasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh

peneliti selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan dibantu oleh

seorang observer pendamping yang berperan sebagai penilai.

Penilaian terhadap proses belajar siswa dilaksanakan sejak awal

pembelajaran hingga kegiatan pembelajaran berakhir. Pelaksanaan tindakan

dilakukan dalam dua siklus (siklus I dan siklus II), tiap siklus dengan alokasi

waktu 70 menit (2 x 35 menit) sesuai dengan program tahunan yang ditetapkan

sekolah. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan sebagai bahan penilaian


24

terhadap aktivitas proses dan hasil belajar siswa adalah menggunakan instrumen

pengumpulan data yang telah dipersiapkan, seperti (1) lembar observasi

(pengamatan) dan lembar penilaian tes Metode Wrapping. Oleh sebab itu teknik

penilaian yang dipergunakan disesuaikan dengan objek yang dinilai dan

disesuaikan dengan tujuan penilaian.

Untuk menilai aktivitas proses dan hasil belajar siswa, teknik penilaian

yang dipergunakan adalah dengan (1) mengumpulkan data-data atau informasi

dari hasil observasi (pengamatan), dan (2) lembar penilaian tes keterampilan siswa

tentang Metode Wrapping. Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan

kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan.

Peneliti bersama seorang observer pendamping melakukan penilaian

tersebut.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu: (a)

kegiatan awal, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan akhir. Deskripsi kegiatan

dimaksud disajikan dalam tabel 3.1. berikut ini.

Tabel 3.1 Langkah Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


A. Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran
2. Melakukan presensi kehadiran siswa
10 menit
3. Menyampaikan topik bahasan pelajaran
4 Menjelaskan kompetensi dasar
5. Memberikan apersepsi dan tanya jawab
B. Kegiatan Inti: 40 menit Model
1. Guru menyampaikan materi pelajaran
tentang kisah Nabi Ibrahmi As dan Nabi Metode
Ismail AS, dimulai dengan vak umum yang
berfungsi sebagai pembawanya. Dan yang Wrapping
25

pokok adalah agamanya, sedangkan vak


umum (pelajaran umum) hanya sebagai
kulitnya
2. Guru menunjukkan Sikap/penampilan dan
gaya bahasa ceramah umumnya dapat
meningkatkan dan mendorong serta
merangsang perhatian anak didik
3. Guru menyajikan bahan/materi tentang
kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail,
sengaja dibungkus atau diselubungi dengan
bentuk-bentuk lain, yakni nilai norma
agama diselubungu vak umum
4. Guru mengusahakan menanamkan
pengertian yang jelas dan menarik. Yaitu
dapat dilakukan dengan cara memberikan
penanaman keimanan yang kuat. Guru
mengajar tentang sejarah para Nabi
Ibrahmi dan Ismail. akan tetapi di
dalamnya sengaja dihadirkan jiwa
keimanan, keutamaan-keutamaan agama
serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang
disajikan secara menarik. Sehingga lama-
kelamaan secara berangusr-angsur rasa
cinta gama dan rasa memilikinya mulai
tumbuh dan meresap pada jiwa mereka
5. Guru menyelingi dengan metode-metode
lain
C. Kegiatan Akhir
1. Menyampaikan ringkasan materi pelajaran
2. Melakukan test Metode Wrapping.
3. Memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk 20 menit
Metode Wrapping dan dibahas pada
pertemuan Berikutnya
4. Mengakhiri/menutup pembelajaran

3. Pelaksanaan Observasi (Pengamatan)

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama

observer pendamping untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses

belajar siswa. Observasi (pengamatan) tersebut dilakukan untuk mengenali,


26

merekam dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai unjuk kerja

siswa dalam proses belajar selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran

Pendidikan agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah dengan

Metode Wrapping.

Adapun fungsi dilakukannya observasi (pengamatan) tersebut adalah

untuk mengetahui sejauhmana perhatian dan aktivitas proses belajar siswa dalam

membaca tersebut. Adapun instrumen yang dipergunakan untuk melakukan

observasi (pengamatan) tersebut adalah lembar penilaian yang telah ditetapkan.

Objek dilakukannya observasi (pengamatan) itu adalah sikap/perilaku

siswa

dalam proses belajar kelompok selama berlangsungnya membaca sesuai dengan

indikator penilaian yang ditetapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan eksplanasi

(penjelasan) terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian

tindakan yang dilaksanakan.

Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan

analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan

tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar

untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya

terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.

E. Instrumen Penelitian
27

Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan

peneliti dan observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data

atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang

dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi (Pengamatan)

Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan dalam melakukan

penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator

tersebut sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

Bentuk lembar observasi (pengamatan) dimaksud adalah berbentuk daftar

cek dengan memberi tanda “” pada kategori penilaian. Kategori penilaian ini

merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang diamati (diteliti),

misalnya: jika indikator yang diamati muncul atau tampak, maka dikategorikan

“ada”, dan jika tidak muncul atau tidak tampak maka dikategorikan “tidak ada”.

Adapun objek atau sasaran yang diamati dari observasi (pengamatan)

tersebut adalah sikap/perilaku siswa dalam aktivitas proses belajar pendidikan

agama Islam dengan Metode Wrapping. Penilaian terhadap aktivitas proses belajar

siswa difokuskan pada indikator yang diamati sesuai dengan ruang lingkup

penelitian.

2. Lembar Penilaian Metode Wrapping

Lembar penilaian ini merupakan instrumen untuk mengumpulkan data-

data atau informasi dan sebagai pedoman bagi guru dalam melakukan penilaian

mengenai Metode Wrapping. Lembar tes dimaksud memuat sejumlah indikator


28

penilaian sebagai acuan untuk menilai hasil tes siswa tentang Metode Wrapping

teks tersebut.

Penilaian terhadap hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Metode

Wrapping siswa dilakukan menggunakan kategori dengan pemberian bobot

skor/nilai (skala nilai 1-5), sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Nilai Indikator Pendidikan Agama Islam dengan Metode

Wrapping

Skala Nilai (1 -5) Kategori Kualitas Nilai


1  Sangat Tidak  Kurang Sekali
2 Sesuai (KS)
3  Tidak Sesuai  Kurang (K)
4  Mendekati Sesuai  Cukup (C)
5  Sesuai  Baik (B)
 Sangat Sesuai  Sangat Baik (A)

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,

mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional sesuai

dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil penelitian itu dengan

menggunakan tabel sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam

menginterpretasikan.

Kemudian data hasil penelitian pada masing-masing tabel tersebut

diinterpretasikan (pengambilan makna) dalam bentuk naratif (uraian) dan

dilakukan penyimpulan.
29

Pada dasarnya, analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (a) reduksi

data, (b) paparan data, dan (c) penyimpulan.

a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data hasil penelitian yang

dilakukan melalui proses seleksi, pengelompokkan data sesuai dengan tujuan

penelitian dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang

bermakna.

b. Paparan data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih

sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk naratif.

c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan

atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam

bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan

penelitian.

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan

dengan berdasar pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang

digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan.

Adapun misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk

memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam pada

siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang dengan penerapan

Metode Wrapping.
30

Kriteria yang dijadikan tolok ukur keberhasilan tindakan dimaksud adalah

pencapaian ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70 sesuai isi

indikator kompetensi yang ditetapkan


31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan tindakan yang

dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, tiap siklus dengan

alokasi waktu sebanyak dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Sebelum dilaksanakan

kegiatan tindakan dimaksud, telah diawali dengan melakukan kegiatan observasi

pendahuluan (pra-tindakan) dengan maksud untuk memperoleh gambaran dan

mengidentifikasi permasalahan siswa berkenaan dengan penerapan Metode

Wrapping pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI FM SMK

Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang dari pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Selain

itu memberi tahu siswa bahwa kegiatan belajar mengajar pelajaran Pendidikan

Agama Islam untuk pertemuan berikutnya akan dilakukan dengan menggunakan

Metode Wrapping materi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Pada kesempatan

ini juga dijelaskan kepada siswa akan maksud atau tujuan dari penggunaan

Metode Wrapping untuk meningkatkan kompetensi dasar dalam Pendidikan

Agama Islam sesuai kurikulum sekolah (KTSP 2006).

Sehubungan hal tersebut, maka bab ini mendeskripsikan hasil penelitian

dan pembahasan mengenai pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan peneliti

dengan melibatkan seorang observer pendamping. Adapun ruang lingkup hasil

penelitian dan pembahasan dimaksud, yaitu (a) Pra Tindakan, (b) Tindakan Siklus

I, (c) Tindakan Siklus II dan (d) Evaluasi hasil tindakan.


32

A. Pra Tindakan

Sebagaimana diuraikan di atas, sebelum dilaksanakan tindakan

pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan observasi pendahuluan (pra tindakan)

pada hari Senin tanggal 10 Maret 2008 dengan maksud untuk memperoleh

gambaran dan mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa berkenaan

dengan pelajaran penerapan Metode Wrapping pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang yang diberikan

guru pada pertemuan pembelajaran sebelumnya.

Hasil obervasi pendahuluan yang dilakukan peneliti tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Jumlah siswa kelas Kelas XI FM semester genap SMK Manba’ul ‘Ulum

Dukupuntang tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebanyak 23 siswa, terdiri

dari 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

2. Materi pokok pelajaran yang disampaikan guru dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas XI FM semester genap dengan menggunakan

penerapan pendekatan ceramah dan tanya jawab. Bentuk penugasan yang

diberikan guru adalah diawali menjelaskan materi pokok pelajaran Pendidikan

Agama Islam kemudian memberi kesempatan siswa untuk memahami materi

yang didengarkan. Alokasi waktu yang dipergunakan untuk kegiatan belajar

mengajar berkaitan dengan materi pelajaran ini adalah 70 menit, meliputi

kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan pengayaan/akhir

pembelajaran. Berdasarkan catatan guru tentang kemampuan proses dan hasil

belajar siswa berkaitan dengan metode ceramah dan tanya jawab pada mata
33

pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut dapat diketahui dari distribusi

frekuensi pencapaian nilai siswa sebagaimana Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI
FM Semester Genap SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran
2014/2015 Sebelum Dilaksanakan Tindakan (Pra Tindakan)
Kemampuan Hasil Belajar
Rentang Nilai (skala
Proses Belajar Metode Wrapping Kategori Nilai
nilai 10 – 100)
F % F %
90 – 100 - - - - Amat baik
80 – 89 2 8,70 3 13,04 Baik
70 – 79 6 26,09 7 30,43 Cukup
60 – 69 9 39,13 7 30,43 Kurang
_ 59 6 26,09 6 26,09 Sangat Kurang
Jumlah 23 100 23 100
Keterangan: Kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70

Dari data tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

(65,22%) dimana aktivitas proses belajarnya menunjukkan cenderung rendah atau

kurang, dengan taraf kemampuan proses belajar rata-rata 61,74%. Ditinjau dari

hasil belajar berdasarkan penilaian dari tes Pendidikan Agama Islam dapat

diketahui bahwa sebagian besar siswa (56,52%) dimana nilai hasil belajarnya

cenderung rendah atau kurang, dengan taraf kemampuan hasil belajar rata-rata

63,04%. Berarti taraf ketuntasan belajar siswa masih dibawah kriteria minimal

70% dari yang ditetapkan.

Bertolak dari temuan penelitian hasil observasi pendahuluan pada para

tindakan di atas, maka perlu upaya pemecahan tentang kemampuan proses dan

hasil belajar siswa terhadap materi pokok pelajaran Pendidikan Agama Islam ke

arah yang lebih baik. Setelah dilakukan pembahasan secara terbatas melalui
34

diskusi kecil antara peneliti dengan beberapa teman guru di sekolah, disarankan

agar aktifitas proses belajar siswa perlu dioptimalkan, Pendidikan Agama Islam

dengan menggunakan penerapan Metode Wrapping dengan memberikan alokasi

waktu yang memadai, yaitu 70 menit.

Sehubungan upaya pemecahan masalah tersebut, peneliti dan dibantu

seorang observer pendamping (teman sejawat) melakukan langkah-langkah

persiapan untuk melaksanakan tindakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yang difokuskan pada penerapan Metode Wrapping.

Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan pada pertemuan berikutnya sesuai

dengan rencana jadwal penelitian yang telah ditetapkan.

B. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Maret 2008

dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit), materi pokok mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam materi kisah Nabi dengan penerapan Metode

Wrapping. Subjek penelitian ini adalah 23 orang siswa Kelas XI FM SMK

Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang . Tindakan siklus I dilaksanakan dengan

menggunakan model Kemmis dan McTaggart yaitu meliputi empat langkah (alur)

kegiatan: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi, dan

(d) refleksi tindakan. Masing-masing langkah kegiatan tindakan dimaksud dapat

dideskripsikan berikut ini.

1. Perencanan Tindakan
35

Kegiatan ini merupakan langkah awal sebelum dilaksanakan tindakan,

yaitu mempersiapkan berbagai alat kelengkapan yang diperlukan berkaitan

dengan rencana pelaksanaan tindakan. Alat kelengkapan yang dipersiapkan

dimaksud disesuaikan dengan rencana skenario/setting tindakan yang ditetapkan,

antara lain: rencana pembelajaran (RPP), materi bahan pelajaran, lembar tugas

membaca, lembar observasi tentang penilaian kemampuan proses belajar dan

lembar tes Metode Wrapping mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Setelah

mempersiapkan alat kelengkapan yang diperlukan untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan tindakan, baru kemudian peneliti selaku guru mata pelajaran tersebut

melaksanakan tindakan dibantu seorang observer pendamping sebagai penilai.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini meliputi tiga kegiatan, yaitu (1) kegiatan awal,

(2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir, sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan

dilanjutkan melakukan presensi kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir

dalam pembelajaran (23 siswa).

2) Guru menyampaikan pokok bahasan pelajaran tentang mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi Nabi Ibrahim AS dengan penerapan

Metode Wrapping dan kompetensi dasar siswa atau menyampaikan tujuan

pembelajaran, sedangkan siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan

guru yang dianggap penting pada buku kerja.


36

3) Guru memberikan apersepsi dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa. Tampak tiga orang siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan

guru berkaitan dengan pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan tindakan proses belajar mengajar

Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kegiatan dimaksud

dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kisah Nabi Ibrahim As

selalu memulai dengan vak umum yang berfungsi sebagai pembawanya.

Dan yang pokok adalah agamanya, sedangkan vak umum (pelajaran

umum) hanya sebagai kulitnya

2) Guru menunjukkan Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya

dapat meningkatkan dan mendorong serta merangsang perhatian anak

didik

3) Guru menyajikan bahan/materi pelajaran agama tentang Nabi Ibrahmi As,

sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, Yakni nilai

norma agama diselubungu vak umum

4) Guru mengusahakan menanamkan pengertian yang jelas dan menarik.

Yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan penanaman keimanan

yang kuat. Yaitu Guru mengajar tentang sejarah para Nabi Ibrahim. akan

tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-

keutamaan agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan

secara menarik. Sehingga lama-kelamaan secara berangusr-angsur rasa


37

cinta gama dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan meresap pada jiwa

mereka

5) Guru menyelingi dengan metode-metode lain

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan ini merupakan akhir kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Guru menyampaikan ringkasan materi/bahan pelajaran yang telah dibahas.

2) Kemudian guru melakukan tes kepada siswa yaitu tes menggunakan

lembar tes yang telah dipersiapkan. Tes ini dilakukan secara tertulis dan

siswa diminta mengerjakannya secara individual.

Pada kegiatan ini guru dan dibantu seorang observer pendamping

melakukan penilaian terhadap hasil yang dikerjakan siswa dengan

menggunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan.

3) Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran berupa tugas kepada siswa

untuk Metode Wrapping di rumah. Tampak para siswa memperhatikan dan

mencatat tugas yang diberikan guru.

4) Setelah itu guru mengakhiri/menutup pembelajaran dengan menyampaikan

salam.

3. Observasi (Pengamatan)

Selama berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar pada tindakan

siklus I ini peneliti dengan dibantu seorang observer pendamping melakukan

penilaian melalui observasi (pengamatan) terhadap aktivitas proses belajar siswa

penerapan Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penilaian

ini dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan.


38

Data temuan observasi yang dikumpulkan peneliti dan observer pendamping

dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi atau evaluasi. Adapun

indikator yang dinilai dan dijadikan ukuran kemampuan proses belajar siswa

dengan Metode Wrapping tersebut adalah:

1) Minat dan motivasi belajar

2) Pemahaman materi siswa menjadi terintegral

3) Pengetahuan siswa tentang materi menjadi luas

4) Siswa menyenangi, bahkan ada keinginan untuk memperdalam ajaran-ajaran

agama tersebut

5) Melakukan kerjasama antar anggota kelompok belajar dalam mengerjakan

tugas (membaca)

8) Melakukan refleksi dan perbaikan terhadap bacaan.

4. Refleksi Tindakan

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, kemudian dilakukan refleksi untuk

mengetahui pencapaian keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi

ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti sebagai guru bersama dengan

observer pendamping. Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi

dan eksplanasi (penjelasan) terhadap data atau informasi yang dikumpulkan dari

penelitian tindakan yang dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan belajar.

Data dan informasi yang menjadi bahan kajian utama dalam refleksi sesuai

dengan tujuan penelitian ini, yaitu: (a) nilai kemampuan proses belajar siswa, dan

(b) nilai tes Pendidikan Agama Islam dengan penerapan Metode Wrapping.
39

Sehubungan hal tersebut, berdasarkan hasil analisis data maka hasil

penilaian pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Kemampuan Proses Belajar Siswa

Berdasarkan analisis data dari pengamatan (lembar observasi) pada

tindakan siklus I menunjukkan bahwa kemampuan proses belajar siswa dalam

mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul

Allah dengan penerapan Metode Wrapping adalah rata-rata tergolong cukup.

Indikasi hal ini diketahui dari nilai proses belajar yang diperoleh siswa, yaitu dari

23 siswa yang memperoleh nilai rata-rata 70 adalah sebanyak 6 siswa (26,09%).

Sedangkan yang memperoleh nilai rata-rata 70 adalah 17 siswa (73,91%). Di

samping itu persentase taraf kemampuan kelas dalam proses belajar menunjukkan

68,26% dengan nilai rata rata 68. Memperhatikan perolehan nilai siswa tersebut

dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa (68,26%) kemampuan proses

belajarnya masih dibawah kriteria ketuntasan kemampuan proses belajar minimal

70% dengan nilai rata-rata 68.

b. Nilai Hasil Belajar

Dari analisis data tes mata pelajaran Pendidikan Agama Islan materi Nabi

Ibrahim AS dengan penerapan Metode Wrapping pada tindakan siklus I adalah

rata-rata tergolong cukup. Hal ini terungkap dari penilaian terhadap hasil bacaan

yang diperoleh siswa pada tindakan siklus I.

Berdasar hasil tes terungkap bahwa dari 23 siswa ternyata terdapat 6 siswa

(26,09%) yang memperoleh nilai rata-rata  70. Sedangkan yang memperoleh

nilai rata-rata di atas 70 adalah sebanyak 17 siswa (73,91%). Begitu juga


40

terungkap bahwa persentase taraf kemampuan kelas terhadap penguasan materi

pelajaran dengan Metode Wrapping menunjukkan 68,26% dengan nilai rata-rata

68. Kenyataan hasil tes tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa

belum memenuhi kriteria ketuntasan keterampilan berbicara minimal 70% dengan

nilai rata-rata 70 yang ditetapkan, karena masih terdapat 6 siswa (26,09%) nilai

Metode Wrappingnya masih dibawah kriteria tersebut. Untuk mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang refleksi tindakan siklus I tersebut dapat dilihat

dari data distribusi frekuensi nilai kemampuan proses belajar dan hasil belajar

Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disajikan pada

tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI FM Semester
Genap SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 pada
Tindakan Siklus I.
Kemampuan Hasil Belajar
Rentang Nilai (skala Metode Wrapping
Proses Belajar Kategori Nilai
nilai 10 – 100)
F % F %
90 – 100 - - - - Amat baik
80 – 89 5 21,74 6 26,09 Baik
70 – 79 10 43,48 11 47,83 Cukup
60 – 69 7 30,43 5 21,74 Kurang
_ 59 1 4,35 1 4,35 Sangat Kurang
Jumlah 23 100% 23 100%
Keterangan: Kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70.

Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus I

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran Metode

Wrapping belum memberikan hasil yang maksimal terhadap hasil belajar siswa

Pendidikan Agama Islam Nabi Ibrahim AS. Ketuntasan belajar siswa baru

mencapai 68,26%. Seharusnya ketuntasan belajar minimal untuk Pendidikan


41

Agama Islam sesuai dengan indikator kompetensi adalah 70% dengan nilai rata-

rata 70.

Memperhatikan kenyataan tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode Wrapping pada siswa

Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang melalui tindakan siklus II.

Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi Pendidikan

Agama Islam Nabi Ibrahim AS ke arah yang lebih baik.

C. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2008

sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan dengan penyempurnaan yang

dipandang perlu sesuai dengan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I.

Tindakan pembelajaran pada siklus II dihadiri oleh 23 siswa. Adapun

alokasi waktu untuk pelaksanaan tindakan pembelajaran ini adalah 2 x 35 menit (2

jam pelajaran). Model dan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan

sebagaimana pada tindakan siklus I, yaitu menggunakan model Kemmis dan Mc

Taggart melalui empat langkah kegiatan: (1) perencanaan tindakan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi tindakan. Sedangkan yang

dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam adalah

dengan penerapan Metode Wrapping. Materi pokok pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang dibahas pada tindakan siklus II ini adalah lanjutan materi tentang Nabi

Ibrahim AS yaitu tentang Nabi Ismail AS dengan penekanan pada kemampuan

aktivitas proses belajar dan hasil belajar yang diwujudkan berupa nilai prestasi
42

belajar yang diperoleh siswa. Karena itu fokus penilaian Metode Wrapping siswa

dalam kegiatan ini adalah aspek kemampuan proses belajar, dan aspek hasil

belajar berupa nilai prestasi belajar dengan metode Wrapping.

Lebih lanjut gambaran tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada

siklus II dapat dikemukakan berikut.

1. Perencanaan Tindakan

Mengacu pada hasil refleksi tindakan siklus I, maka langkah awal sebelum

melaksanakan tindakan siklus II tentunya mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tindakan dengan melakukan perbaikan

alat kelengkapan yang diperlukan, meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), materi pokok pelajaran berupa hasil belajar siwa Pendidikan Agama Islam

dengan Metode Wrapping, lembar observasi penilaian kemampuan proses belajar

siswa, lembar penilaian Metode Wrapping, dan mempersiapkan buku pegangan

guru serta mempersiapkan alat bantu mengajar/media pembelajaran seperti

kumpulan karangan kontekstual Pendidikan Agama Islam.

Mengenai rencana pembelajaran yang akan dipergunakan guru sebagai

pedoman dalam rangka melaksanakan tindakan merupakan hasil perbaikan dan

penyempurnaan dari rencana pembelajaran sebelumnya. Ada beberapa hal yang

mengalami perbaikan dalam rencana pembelajaran untuk tindakan siklus II ini,

yaitu: mengenai pengelompokan siswa dalam kelompok belajar dalam rangka

menciptakan aktivitas belajar siswa. Selain itu dalam rencana pembelajaran

dicantumkan materi pokok tentang Pendidikan Agama Islam, serta pengaturan

alokasi waktu yang memadai untuk latihan siswa mengerjalan tugas membuat
43

bacaan yang ditentukan. Adanya kejelasan langkah-langkah atau prosedur

pembelajaran yang lebih tegas, seperti pemberian motivasi belajar kepada siswa,

memberikan bimbingan, memberikan ilustrasi, seperti kisah Nabi Ismail AS

dengan Metode Wrapping yang baik sesuai dengan konteks isi/materi pelajaran

yang dibahas serta memberikan balikan kepada siswa berupa

penjelasan/pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan terutama bagi siswa yang

aktivitas belajarnya masih kurang dibanding dengan siswa lainnya. Dengan

adanya perbaikan dan penyempurnaan tersebut dalam rencana pembelajaran,

tentunya pelaksanaan tindakan pembelajaran pendidikan agama Iskam dengan

penerapan Metode Wrapping akan memberikan dampak positif terhadap

peningkatan kemampuan aktivitas proses dan hasil belajar siswa ke arah yang

lebih baik dari sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan secara teknis dilakukan guru dengan berpedoman

pada rencana pembelajaran dan prosedur yang telah ditetapkan. Pada kesempatan

ini peneliti berperan sebagai guru dan didampingi oleh seorang observer

pendamping untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan aktivitas proses

belajar siswa selama berlangsungnya kegiatan mendengarkan dan memahami

materi Pendidikan Agama Islam dengan penerapan Metode Wrapping dan

melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa, yaitu hasil bacaan yang

diperoleh siswa.

Pada dasarnya pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan prosedur

pembelajaran yang ditetapkan. Prosedur pembelajaran dimaksud merupakan


44

langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar

Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu (1) kegiatan awal,

(2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir, sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran diawali dengan mengucapkan salam kepada

siswa.

2) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dengan cara memanggil satu

persatu nama siswa sesuai dengan daftar nama siswa yang tercatat di

sekolah. Tampak siswa mengacungkan tangan saat namanya dipanggil

guru, berarti menunjukkan ia hadir. Pada kenyataannya seluruh siswa hadir

(23 siswa).

3) Kemudian guru menjelaskan pokok bahasan mengenai Metode Wrapping

dan menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa berkaitan

dengan materi pembelajaran Nabi Ismail AS. Kemudian guru membacakan

hasil nilai siswa dari kegiatan pembelajaran yang lalu (hasil pembelajaran

siklus I).

4) Guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi berkenaan dengan materi

yang sudah dibahas sebelumnya, serta memberikan motivasi siswa agar

belajar dan berlatih yang giat membaca Pendidikan Agama Islam dengan

Metode Wrapping.

5) Guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan berkenaan

dengan pelajaran yang telah dibahas sebelumnya. Ada beberapa siswa

mengajukan pertanyaan berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami


45

dalam pembelajaran sebelumnya. Kemudian guru menjawab pertanyaan

siswa tersebut dengan memberikan penjelasan mengenai teknik dengan

Metode Wrapping dan memberi contoh langkah-langkah serta memberikan

penguatan bahan pelajaran yang dianggap penting.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa

dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:

6) Guru menyampaikan pelajaran agama tentang Nabi Ismail AS, dimulai

memulai dengan vak umum yang berfungsi sebagai pembawanya. Dan

yang pokok adalah agamanya, sedangkan vak umum (pelajaran umum)

hanya sebagai kulitnya

7) Guru menunjukkan Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya

dapat meningkatkan dan mendorong serta merangsang perhatian anak

didik

8) Guru menyajikan bahan/materi pelajaran tentang menceritakan kisah Nabi

Ismail As, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain,

Yakni nilai norma agama diselubungu vak umum

9) Guru mengusahakan menanamkan pengertian yang jelas dan menarik.

Yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan penanaman keimanan

yang kuat. Guru mengajar tentang kisah para Nabi Ismail AS. akan tetapi
46

di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-keutamaan

agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan secara menarik.

Sehingga lama-kelamaan secara berangusr-angsur rasa cinta gama dan rasa

memilikinya mulai tumbuh dan meresap pada jiwa mereka

10) Guru menyelingi dengan metode-metode lain

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan ini merupakan akhir dari kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan dalam pertemuan itu, sebagai berikut:

1) Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan bahan pelajaran yang

telah dibahas.

2) Guru melakukan teks Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan Metode Wrapping kepada siswa

3) Kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk

mempelajari bahan pelajaran berikutnya di rumah sebagai bahan untuk

dibahas pada pertemuan berikutnya. Tampak semua siswa mencatat tugas

yang diberikan guru.

4) Setelah itu guru mengakhiri/menutup pelajaran pada pertemuan itu dengan

menyampaikan salam.

3. Observasi (Pengamatan)

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran bagi siswa dilakukan penilaian oleh guru dan dibantu seorang

observer pendamping terhadap kemampuan aktivitas proses belajar Pendidikan


47

Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah dengan Metode

Wrapping.

Pada dasarnya fokus penilaian dan indikator yang dinilai atau yang

dijadikan ukuran kemampuan aktivitas belajar siswa tersebut adalah sama dengan

fokus penilaian dan indikator yang dipergunakan dalam penilaian pada tindakan

sebelumnya (siklus I). Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan lembar

penilaian yang telah dipersiapkan dan dilakukan melalui observasi (pengamatan).

Hasil penilaian tersebut kemudian dianalisis untuk selanjutnya sebagai

bahan acuan dalam melakukan refleksi atau evaluasi untuk mengetahui

pencapaian keberhasilan tindakan.

4. Refleksi Tindakan

Sesuai dengan tujuan penelitian maka refleksi tindakan siklus II dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Kemampuan Proses Belajar Siswa

Berdasarkan analisis data hasil penilaian dari pengamatan terhadap

kemampuan proses belajar siswa Pendidikan Agama Islam materi Nabi Ibrahim

AS dengan menerapankan Metode Wrapping pada tindakan siklus II

menunjukkan, bahwa kemampuan proses belajar siswa dalam kegiatan ini

tergolong baik dengan nilai rata-rata kelas 84 atau dengan persentase taraf

kemampuan 83,55%.

Jika dilihat dari ketuntasan belajar siswa berkaitan dengan aspek

kemampuan proses dalam belajar Pendidikan Agama Islam dapat diungkap bahwa

dari 23 siswa terdapat sebanyak 23 siswa (100%) yang memperoleh nilai rata-rata

 70. Berarti mereka ini telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang
48

ditetapkan, yaitu 70% dengan nilai rata-rata  70. Sedangkan yang belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal ini adalah sebanyak sama sekali tidak ada,

nilai rata-rata 80 atau dengan taraf kemampuan proses belajar 80,87%.Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa (80,87%) telah tuntas

belajar berkaitan dengan aspek proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan Metode Wrapping.

b. Hasil Belajar

Mengenai hasil belajar siswa tentang Pendidikan Agama Islam Keimanan

kepada Rasul-rasul Allah dengan Metode Wrapping pada tindakan siklus II dapat

dikemukakan berikut ini.

Dari analisis data hasil tes Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam tersebut dapat diketahui bahwa dari 23 siswa terdapat sebanyak 23

siswa (100%) yang memperoleh nilai rata-rata 70. Sedangkan yang memperoleh

nilai rata-rata 70 adalah tidak ada. Begitu juga terungkap bahwa persentase taraf

kemampuan kelas tentang Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan Metode Wrapping menunjukkan 81,30% dengan nilai rata-rata 81.

Berarti taraf kemampuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode

Wrapping materi Nabi Ismail AS.

Gambaran lebih jelas mengenai refleksi tindakan siklus II diatas dapat

disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI FM Semester Genap SMK
Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 padaTindakan Siklus
II.
Rentang Nilai (skala Kemampuan Hasil Belajar Kategori Nilai
nilai 10 – 100) Proses Belajar Metode Wrapping
49

F % F %
90 – 100 5 21,74 6 26,09 Amat baik
80 – 89 12 52,17 9 39,13 Baik
70 – 79 6 26,09 8 34,78 Cukup
60 – 69 0 0,00 0 0,00 Kurang
_ 59 - - - - Sangat Kurang
Jumlah 23 100% 23 100%
Keterangan: Kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70.

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan Metode Wrapping pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Keimanan kepada Rasul-rasul Allah pada tindakan siklus II terhadap siswa Kelas

XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang adalah memberikan dampak positif

bagi siswa dalam mengoptimalkan aktivitas belajar sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam ke arah yang lebih baik dari

sebelumnya. Hal ini terungkap pada tindakan siklus II yakni ditinjau dari aspek

proses belajar menunjukkan bahwa dari 23 siswa terdapat sebagian besar siswa

(100%) adalah termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata di atas

70. Begitu juga dari aspek hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan Metode

Wrapping materi Nabi Ibrahim AS bahwa dari 23 siswa ternyata sebagian besar

siswa (100%) mencapai nilai dalam kategori baik dengan nilai rata rata 70.

Berarti dapat dikatakan bahwa tindakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan penerapan Metode Wrapping pada tindakan siklus II telah mencapai

kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70 sebagaimana

yang diharapkan. Sehubungan hal itu, maka pemberian tindakan pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam ini dihentikan sampai dengan siklus II.

D. Pembahasan Hasil Tindakan


50

Berkenaan dengan telah dilaksanakannya tindakan siklus I dan siklus II

tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi secara umum atau keseluruhan untuk

mengetahui keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

membandingkan hasil pembelajaran sebelumnya (sebelum dilaksanakan

tindakan/pra tindakan).

Dengan membandingkan pencapaian nilai melalui Metode Wrapping pada

mata pelajaran antara sebelum dan setelah dilaksanakan tindakan melalui dua

siklus tindakan (siklus I dan siklusII) pada siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul

‘Ulum Dukupuntang dapat diketahui kemajuan atau peningkatan hasil belajar

siswa baik aspek kemampuan proses dan kemampuan penerapan Metode

Wrapping pembelaajran Pendidikan Agama Islam, sebagai berikut:

2. Kemampuan aktivitas proses belajar siswa pada siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik dibandingkan sebelum

dilaksanakan tindakan (pra tindakan).

Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya (pra tindakan) mengenai nilai

kemampuan aktivitas proses belajar melalui Metode Wrapping pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah rata-rata tergolong rendah atau

kurang. Dari 23 siswa ternyata terungkap sebagian besar siswa (61,74%)

memperoleh nilai 80 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 50. Begitu

juga nilai rata-rata kelas kemampuan aktivitas proses belajar melalui Metode

Wrapping pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah rata-rata 63

dengan taraf kemampuan 63,04% atau termasuk tergolong rendah/kurang.

Pada tindakan siklus I, dari 23 siswa yang memperoleh nilai

kemampuan proses belajar dengan Metode Wrapping rata-rata kurang dari 70

adalah sebanyak 8 siswa (34,78%). Berikutnya terdapat sebanyak 15 siswa


51

(65,22%) memperoleh nilai rata-rata lebih dari 70 dengan nilai terendah 60.

Nilai rata-rata kelas adalah 68 dengan persentase taraf kemampuan 68,22%.

Secara umum taraf kemampuan kelas berkaitan dengan kemampuan

proses belajar melalui Metode Wrapping materi Nabi Ibrahim AS adalah

tergolong cukup.

Sedangkan pada tindakan siklus II dari 23 siswa yang memperoleh

nilai kemampuan aktivitas proses belajar, proses rata-rata lebih dari 70 adalah

sebanyak 23 siswa (100%) dengan nilai tertinggi 100.. Nilai rata-rata kelas

adalah 81 dengan persentase taraf kemampuan aktivitas proses belajar melalui

Metode Wrapping pada materi Nabi Ibrahmi As dan Nabi Ismail AS adalah

81,30%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa taraf kemampuan kelas

berkaitan dengan kemampuan proses belajar melalui Metode Wrapping materi

Nabi Ibrahmi As dan Nabi Ismail AS adalah tergolong baik.

Pada kenyataannya bahwa persentase taraf kemampuan aktivitas

proses belajar melalui Metode Wrapping pada materi Nabi Ibrahmi As dan

Nabi Ismail AS pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II mengalami

peningkatan sebesar 11,74% dari sebelumnya (pra tindakan), yaitu dari

63,04% (pra tindakan) meningkat menjadi 81,30% (siklus II) atau dari

kategori kurang meningkat menjadi kategori baik. Tingkat ketuntasan belajar

siswa dalam aktivitas proses belajar Pendidikan Agama Islam dalam pada

materi Nabi Ibrahmi As dan Nabi Ismail AS pada tindakan siklus II

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (100%) dari 23 siswa telah

mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70.
52

Tingkat ketuntasan siswa dalam aktivitas proses belajar Pendidikan

Agama Islam pada materi Nabi Ibrahmi As dan Nabi Ismail AS pada tindakan

siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (100%) dari 23 siswa telah

mencapai kriteria ketuntasan aktivitas proses belajar minimial 70% dengan

nilai rata-rata 70 sebagaimana yang diharapkan. Untuk mendapatkan

gambarann lebih jelas tentang pencapaian nilai kemampuan proses belajar

siswa melalui Metode Wrapping pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah tersebut dapat dilihat pada tabel

4.4 berikut ini.


53

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI
FM Semester Genap SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran
2014/2015 Sebelum (Pra Tindakan) dan Setelah Dilaksanakan Tindakan (Siklus I
dan II).
Pra Tindakan Tindakan Tindakan Kategori Nilai
Rentang Nilai (skala Siklus II Siklus II
nilai 10 – 100) f % f % f %
90 – 100 5 21,74 6 26,09 5 21,74 Amat baik
80 – 89 12 52,17 9 39,13 12 52,17 Baik
70 – 79 6 26,09 8 34,78 6 26,09 Cukup
60 – 69 - - - - - - Kurang
_ 59 - - - - - - Sangat Kurang
Jumlah 23 100 23 100 23 100
*) Pra Tindakan : nilai awal sebelum dilaksanakan tindakan
Kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70.

2. Ditinjau dari aspek hasil belajar tes Pendidikan Agama Islam pada materi Nabi

Ibrahmi As dan Nabi Ismail AS dengan membandingkan antara nilai yang

dicapai siswa pada sebelum (pra tindakan) dan nilai yang dicapai setelah

dilaksanakan tindakan pembelajaran (siklus I dan siklus II), dengan penerapan

Metode Wrapping menunjukkan bahwa terdapat peningkatan ke arah yang

lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dari pencapaian nilai rata-rata 

70, yaitu sebelum penerapan Metode Wrapping (pra tindakan) dimana dari 23

siswa 10 (43,48) yang mencapai nilai hasil belajar rata-rata  70. Artinya

seluruh siswa (23 siswa) nilai Pendidikan Agama Islamnya adalah 70 dengan

nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 50. Setelah penerapan Metode Wrapping

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang Nabi Ismail AS

pada tindakan siklus I, dimana pencapaian nilai hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan dari


54

sebelumnya (pra tindakan), yakni dari 23 siswa terdapat 10 siswa (43,48%)

yang mencapai nilai rata-rata  70 dengan nilai tertinggi 70 (kategori baik).

berikutnya terdapat 13 siswa (56,52%) yang mencapai nilai rata-rata  70,

yakni sebanyak 26 siswa (74,29%) (kategori cukup) dan sebanyak 4 siswa

(11,43%) dengan nilai terendah 60 (kategori kurang). Begitu juga pada

tindakan siklus II pencapaian nilai hasil belajar pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah pada

kenyataannya mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra tindakan), yakni

dari 23 siswa terdapat 17 siswa (43,48%) yang memperoleh nilai rata-rata 70,

yakni sebanyak 3 siswa (13,04%) (kategori amat baik) dan 7 siswa (30,43%)

dengan nilai tertinggi 80 (kategori baik). Berikutnya sebanyak 13 siswa

(56,52%) memperoleh nilai 70, yakni sebanyak 7 siswa (30,43%) dengan

nilai tertinggi 70 (kategori cukup) dan sebanyak 6 siswa (26.09%) dengan

nilai terendah 50 (kategori kurang). Dengan demikian pada akhir pelaksanaan

tindakan pembelajaran siklus II bahwa sebagian besar siswa (85%) telah

mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 80.

Sedangkan ketuntasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Nabi Ismail AS pada tindakan siklus II adalah menunjukkan 80,28% dengan

nilai rata-rata 70 (kategori baik). Untuk mendapatkan gambara lebih jelas

tentang pencapaian nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Metode Wrapping


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI FM Semester Genap
55

SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 Sebelum (Pra


Tindakan) dan Setelah Dilaksanakan Tindakan (Siklus I& II
Pra Tindakan Tindakan Tindakan Kategori Nilai
Rentang Nilai (skala Siklus II Siklus II
nilai 10 – 100) f % f % F %
90 – 100 - - - - 3 8,57 Amat baik
80 – 89 - - 4 11,43 27 77,14 Baik
70 – 79 10 28,57 26 74,29 3 8,57 Cukup
60 – 69 18 51,43 4 11,43 2 5,71 Kurang
_ 59 7 20,00 1 2,86 - 100, Sangat Kurang
Jumlah 35 100% 35 100% 35 100%
Keterangan:
*) Pra Tindakan : nilai awal sebelum dilaksanakan tindakan
Kriteria ketuntasan belajar minimal 70% dengan nilai rata-rata 70.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan Metode

Wrapping pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam materi Nabi Ismail AS

melalui dua siklus (siklus I dan siklus II) pada kenyataannya dapat meningkatkan

Pendidikan Agama Islam, baik aspek kemampuan aktivitas proses belajar mata

pelajaran pendidikan Agama Islam dari aspek hasil belajar penerapan Metode

Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas XI FM

semester genap SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang tahun pelajaran 2014/2015.


56

BAB V

PENUTUP

Bagian ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dideskripsikan pada Bab IV sebelumnya, kesimpulan dan

saran dimaksud sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Aktivitas Proses Belajar

Berdasarkan hasil pengamatan pada tindakan siklus I dan siklus II

bahwa kemampuan siswa dalam aktivitas proses belajar melalui penerapan

Metode Wrapping pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Keimanan kepada Rasul-rasul Allah menunjukkan kecenderungan mengalami

peningkatan dari sebelumnya (pra-tindakan), yaitu sebelum dilaksanakan

penerapan Metode Wrapping (pra-tindakan) dalam pembelajaran Penerapan

Metode Wrapping pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Keimanan kepada Rasul-rasul Allah pada siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul

‘Ulum Dukupuntang dari 23 siswa ternyata tidak ada seorang siswa yang

mencapai nilai rata-rata 70 (kategori baik). Setelah dilaksanakannya penerapan

Metode Wrapping pada tindakan siklus I terungkap bahwa dari 23 siswa

terdapat 6 siswa (17,14%) yang menunjukkan kemampuan aktivitas proses

belajarnya adalah tergolong baik dengan nilai rata rata 70. Berikutnya

sebanyak 29 siswa (82,86%) mencapai nilai rata-rata 80, yakni sebanyak 21

siswa (60,00%) adalah tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70 dan sebanyak

8 siswa (22,86%) adalah tergolong kurang dengan nilai rata-rata 60.


57

Pada tindakan siklus II dimana kemampuan aktivitas belajar siswa

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul

Allah dengan penerapan Metode Wrapping adalah mengalami peningkatan

yang optimal dari sebelumnya (pra-tindakan) yakni dari 23 siswa terdapat 23

siswa (87,50%) adalah tergolong baik dengan nilai rata-rata 70 dan sebanyak 4

siswa (88,57%) tergolong cukup dengan nilai rata-rata 70. Sedangkan

ketuntasan kelas terhadap kemampuan aktivitas belajar Pendidikan Agama

Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah dengan penerapan Metode

Wrapping ada peningkatan dari sebelumnya (pra-tindakan), yakni sebelum

penerapan Metode Wrapping (pra-tindakan) adalah menunjukkan persentase

taraf kemampuan 61,7% dengan rata-rata nilai 61 kategori kurang) dan setelah

penerapan Metode Wrapping pada tindakan siklus I menunjukkan persentase

taraf kemampuan 73,67% dengan rata-rata nilai 74 (kategori cukup), dan pada

tindakan siklus II menunjukkan persentase taraf kemampuan ketuntasan kelas

84,55% dengan rata-rata nilai 85 (kategori baik).

3. Hasil Belajar Metode Wrapping

Berdasarkan hasil tes pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Keimanan kepada Rasul-rasul Allah dengan penerapan Metode Wrapping adalah

menunjukkan ada peningkatan siswa ke arah yang lebih baik dari sebelumnya

(pra–tindakan). Hal ini dibuktikan dari membandingkan data distribusi frekuensi

nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam antara sebelum (pra-tindakan) dengan

setelah penerapan Metode Wrapping pada tindakan siklus I dengan siklus II,

adalah pada pra tindakan seluruh siswa (23 siswa) nilai Metode Wrapping
58

menunjukkan rata-rata 70, yaitu terdapat 67 11 siswa (27,50%) mencapai nilai

rata-rata 71 (kategori cukup), terdapat 21 siswa (52,50%) mencapai nilai rata-rata

65 (kategori kurang) dan sebanyak 8 siswa (20%) mencapai nilai rata-rata 54

(kategori sangat kurang). Setelah penerapan Metode Wrapping Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada tindakan suklus I menunjukkan bahwa nilai hasil

belajar Metode Wrapping siswa kecenderungan mengalami peningkatan jika

dibandingkan dari sebelumnya (pra-tindakan), yaitu dari 23 siswa terdapat 10

siswa (25%) mencapai nilai rata-rata 70 (kategori baik). Sedangkan yang

mencapai nilai rata-rata 70 adalah sebanyak 17 siswa (42,50%) dengan nilai rata-

rata 71 (kategori cukup) dan sebanyak 13 siswa (32,50%) dengan nilai rata-rata 64

(kategori kurang).

Selanjutnya pada tindakan siklus II dimana pencapaian nilai hasil belajar

Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami

peningkatan yang optimal dibandingkan dari sebelumnya, yaitu dari 23 siswa

terdapat 34 siswa (75%) mencapai rata-rata nilai _80 (kategori baik) dengan

persentase taraf ketuntasan belajar _75%. Berikutnya terdapat 6 siswa (15%))

mencapai rata-rata nilai _80, yakni sebanyak 4 siswa (10%) tergolong kategori

cukup dengan rata-rata nilai 72 dan sebanyak 2 siswa (5%) tergolong kategori

kurang dengan rata nilai 65.

Sedangkan ketuntasan kelas terhadap Penerapan Metode Wrapping pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-rasul

Allah dengan penerapan Metode Wrapping melalui tindakan dengan siklus (siklus

I dan siklus II) pada kenyataannya kecenderungan mengalami peningkatan ke arah


59

yang lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya (pra-tindakan) yaitu

sebelum penerapan Metode Wrapping (pra-tindakan) pencapaian ketuntasan

belajar terhadap pokok bahasan Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam bahwa secara persentase taraf ketuntasan kelas menunjukkan

64,45% dengan rata-rata nilai 64 (kategori kurang). Kemudian setelah penerapan

Metode Wrapping pada tindakan siklus I dimana persentase taraf ketuntasan

belajar cenderung meningkat yaitu mencapai 71,57% dengan rata-rata nilai 72

(kategori cukup), dan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II persentase taraf

ketuntasan belajar menunjukkan sebesar 81,15% dengan rata-rata nilai 81

(kategori baik).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Wrapping

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Keimanan kepada Rasul-

rasul Allah melalui dua siklus tindakan (siklus I dan siklus II) adalah dapat

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam ke arah yang lebih baik pada

siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang .

B. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi siswa perlu banyak membaca Pendidikan Agama Islam mengenai

topik tertentu dengan menggali dan mengembangkan ide/gagasan dari

pengetahuan atau pengalaman yang dialami sendiri (kontekstual) melalui

belajar kelompok dan berdiskusi antar teman.


60

2. Bagi guru, perlu memberikan ‘model’ atau contoh-contoh bacaan

Pendidikan Agama Islam pembelajaran Metode Wrapping Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam mengenai topik tertentu dengan penerapan

Metode Wrapping kepada siswa dan mendorong siswa untuk

menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Bagi Kepala Sekolah, perlu motivasi dan supervisi kepada para guru

berkaitan dengan upaya perbaikan dan peningkatan efektivitas

pembelajaran dan mutu pendidikan di sekolah


61

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Pendidikan


Agama Islam. Jakarta: Erlangga.

Aqib, Zainal. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Yrama Widya.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Petunjuk Teknis Pengembangan


Silabus Dan Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Untuk SMA/MA. Jakarta: Badan Standar nasional Pendidikan
(BSNP) Departemen Pendidikan Nasional.

Johnson, Elaine. B. 2007. Contekstual Teaching & Learning. Bandung: Mizan


Learing Center (MLC).

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK.


Malang: Universitas Negeri Malang.

Sulasmi, Eko Sri. 2007. Metode Wrapping (Contextual Teaching and Learning
/CTL). Malang: Jurusan Biologi: FMIPA-Universitas Negeri Malang.

Ismawati, Esti & Supriyanto, Djoko. 2008. Upaya Meningkatkan Metode


Wrapping Siswa Kelas XI FM SMK Negeri Jatilor Melalui Model CTL
(Contextual, Teaching and Learning). Artikel Penelitian dalam Jurnal
Fenolingua, Februari 2008, Th. 16 No.1. Klaten: Universitas Widya
Dharma Klaten.
62

Lampiran : 1

Rencana Jadwal Pelaksanaan Tindakan

No. Minggu Bulan Jenis Kegiatan Keterangan


Ke
1 Persiapan (Pra Tindakan)
I Juli a. Pembuatan Proposal
II Juli b. Observasi
III Juli c. Mengidentifikasi Masalah
IV Juli d. Menyusun Rencana Jadwal PTK
III Agustus e. Menyusun desain Tindakan
IV Agustus f. Mempersiapkan komponen
pelaksanaan tindakan
I Agustus (1) rencana pembelajaran
II Agustus (2) materi dan Media
pembelajaran
III September (3) instrumen pengumpulan data
IV September (4) instrumen analisis data
I (3) instrumen pengumpulan data
2 Pelaksaan Tindakan Siklus I:
I Oktober Pertemuan ke-1
3 Pelaksaan Tindakan Siklus II:
II Oktober Pertemuan ke-2
4 III-IV Oktober Analisis Data
I - IV Nopember Penyusunan Hasil Penelitian
5 I Desember Pengiriman Laporan

* Jika berubah akan disesuaikan sebagaimana mestinya.


63

Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI FM SMK MANBA’UL ‘ULUM
DUKUPUNTANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

No NAMA JENIS KELAMIN KETERANGAN


1 Lutfi Asidik Fatoni L
2 Neni Nur’aeni P
3 Aldi Setiadi L
4 Asmari L
5 Abdul Haryanto L
6 Dewi Santika P
7 Diyana P
8 Dewi Astuti P
9 Haerul Ambri L
10 Intania P
11 Iif Sahroji P
12 Junita Fadilah P
13 Kurnia P
14 Meli Widia Sari P
15 Meddy Rustandi L
16 Moh. Dadan Syahrul R. L
17 Muspiatul Umah P
18 Melly Herlina P
19 Desy Komalasari P
20 Masturo L
21 Nurul Huda L
22 Reki Patrika P
23 Rena Maryana P
64
Lampiran 3 :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS 1)
Nama Sekolah : SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : IV (empat)
Semester : 2 (dua)
Waktu : 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi : Menceritakan Kisah Nabi
Kompetensi Dasar : Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS
Menceritakan Kisah Nabi Ismail AS

Indikator
o Siswa dapat Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS dengan ayahnya.
o Siswa dapat Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS dengan raja Namrud
o Menunjukkan keberanian Nabi Ibrahim AS

Materi Pokok :
Nabi Ibrahmi AS

Metode/Media Pembelajaran :
Metode Wrapping

Langkah-langkah Kegiatan Siklus 1

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


A. Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran
2. Melakukan presensi kehadiran siswa
10 menit
3. Menyampaikan topik bahasan pelajaran
4 Menjelaskan kompetensi dasar
5. Memberikan apersepsi dan tanya jawab
B. Kegiatan Inti: 40 menit Model
6. Guru menyampaikan tentang kisah Nabi Metode
Ibrahmi selalu memulai dengan vak umum Wrapping
yang berfungsi sebagai pembawanya. Dan
yang pokok adalah agamanya, sedangkan
vak umum (pelajaran umum) hanya sebagai
kulitnya
7. Guru menunjukkan Sikap/penampilan dan
gaya bahasa ceramah umumnya dapat
meningkatkan dan mendorong serta
merangsang perhatian anak didik
8. Guru menyajikan bahan/materi pelajaran
kisah Nabi Ibrahmi As, sengaja dibungkus
atau diselubungi dengan bentuk-bentuk
lain, yakni nilai norma agama diselubungu
vak umum
9. Guru mengusahakan menanamkan
pengertian yang jelas dan menarik. Yaitu
dapat dilakukan dengan cara memberikan
penanaman keimanan yang kuat. Guru
65

mengajar tentang sejarah para Nabi


Ibrahmi. akan tetapi di dalamnya sengaja
dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-
keutamaan agama serta fungsi
kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan
secara menarik. Sehingga lama-kelamaan
secara berangusr-angsur rasa cinta gama
dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan
meresap pada jiwa mereka
10. Guru menyelingi dengan metode-metode
lain
C. Kegiatan Akhir
11. Menyampaikan ringkasan materi pelajaran
12. Melakukan test Metode Wrapping.
13. Memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk 20 menit
Metode Wrapping dan dibahas pada
pertemuan Berikutnya
16. Mengakhiri/menutup pembelajaran

Sumber Belajar
a. Buku Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI FM
b. Guntingan artikel
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
 Tes tertulis
 Observasi
b. Bentuk Instrumen
 PG
 Lembar Observasi
c. Contoh Instrumen
 Contoh tes PG
Berikut :
Sidawangi, 17 Maret 2008
Mengetahui Guru Pendidikan Agama Islam
Kepala SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang,

Drs. H. Apay Ja’far


Drs. H. Apay Ja’far NIP. -
NIP. -
66
Lampiran 4 :

ALAT EVALUASI SIKLUS 1

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d sebagai jawaban yang tepat
¡
1. Nabi Ibrahmi AS adalah ?
a. Azar c. Kan’an
b. Nuh d. Sam
2. Azar adalah ahli dalam membuat.
a. berhala c. baju
b. meja d. pedang
3. Ibu Nabi Ismail As bernama
a. Asiah c. Hajar
b. Aisyah d. Sarah
4. Raja yang berkuasa pada masa Nabi Ibrahmi AS adalah Raja.
a. Sulaeman c. Fir’aun
b. Namrud d. Bilqis
5. Mu’zijat Nabi Ibrahim AS adalah
a. tongkat berubah menjadi ular c. Mengerti pembicaran binatang
b. dibakar tidak mati d. Al-Qu’an
6. Raja Namrud adalah raja yang
a. Kafir c. Taqwa
b. Sholeh d. Alim
7. Raja Namrud dan kaumnya menyembah
a. Api c. Bulan
b. Matahari d. Arca
8. Dakwah yang pertama kali yang dilakukan Nabi Ibrahim AS adalah kepada.
a. Ibunya c. Istrinya
b. Putranya d. Ayahnya
9. Lari-lari kecil antara shafa dan marwah adalah termasuk rukun....
a. Islam c. Haji
b. Iman d. Puasa
10. Peristiwa Hajar mencari air dari bukit Shafa dan Marwah menjadi rukun haji, disebut
a. Thawaf c. Umrah
b. Wukuf d. Sa’i
Lampiran 5: 67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(SIKLUS 2)
Nama Sekolah : SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : IV (empat) Pendidikan Agama Islam
Semester : 2 (dua)
Waktu : 2 X 35 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi : Menceritakan Kisah Nabi
Kompetensi Dasar : Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim AS
Menceritakan Kisah Nabi Ismail AS

Indikator
o Siswa dapat Menceritakan Kisah kelahiran Nabi Ismail AS.
o Siswa dapat Menceritakan kepatuhan Nabi Ismail AS terhadap ayahnya.
o Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim As beserta Ismail AS membangun Ka’abh

Materi Pokok :
Nabi Ibrahim AS
Nabi Ismail AS

Metode/Media Pembelajaran :
Metode Wrapping

Langkah-langkah Kegiatan
Pertamuan ke dua Siklus 2

Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


A. Kegiatan Awal:
1. Membuka pelajaran
2. Melakukan presensi kehadiran siswa
10 menit
3. Menyampaikan topik bahasan pelajaran
4 Menjelaskan kompetensi dasar
5. Memberikan apersepsi dan tanya jawab
B. Kegiatan Inti: 30 menit Model
6. Guru menyampaikan tentang kisah Nabi Metode
Ismail selalu memulai dengan vak umum Wrapping
yang berfungsi sebagai pembawanya. Dan
yang pokok adalah agamanya, sedangkan
vak umum (pelajaran umum) hanya sebagai
kulitnya
7. Guru menunjukkan Sikap/penampilan dan
gaya bahasa ceramah umumnya dapat
meningkatkan dan mendorong serta
merangsang perhatian anak didik
8. Guru menyajikan bahan/materi pelajaran
kisah Nabi Ismail As, sengaja dibungkus
atau diselubungi dengan bentuk-bentuk
lain, yakni nilai norma agama diselubungu
vak umum
9. Guru mengusahakan menanamkan
pengertian yang jelas dan menarik. Yaitu
68

dapat dilakukan dengan cara memberikan


penanaman keimanan yang kuat. Guru
mengajar tentang sejarah para Nabi Ismail.
akan tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan
jiwa keimanan, keutamaan-keutamaan
agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan,
yang disajikan secara menarik. Sehingga
lama-kelamaan secara berangusr-angsur
rasa cinta gama dan rasa memilikinya
mulai tumbuh dan meresap pada jiwa
mereka
10. Guru menyelingi dengan metode-metode
lain
C. Kegiatan Akhir
11. Menyampaikan ringkasan materi pelajaran
12. Melakukan test Metode Wrapping.
13. Memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk 20 menit
Metode Wrapping dan dibahas pada
pertemuan Berikutnya
14. Mengakhiri/menutup pembelajaran

Sumber Belajar
a. Buku Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI FM
b. Guntingan artikel
Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian
 Tes tertulis
 Observasi
b. Bentuk Instrumen
 PG
 Lembar Observasi
c. Contoh Instrumen
 Contoh tes PG Berikut :
Sidawangi, 24 Maret 2008
Mengetahui Guru Pendidikan Agama Islam
Kepala SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang,

Drs. H. Apay Ja’far


Drs. H. Apay Ja’far NIP. 19600615 198412 1 002
NIP. 19550921 197502 1 001
69
Lampiran 6 :

ALAT EVALUASI SIKLUS 2

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d sebagai jawaban yang tepat
¡
1. Baitullah adalah sebutan laind dari ?
a. Masjidil Haram c. Baitul Maqdis
b. Ka’bah d. Makkah Al Mukaromah
2. Istri Nabi Ibrahim AS yang pertama adalah
a. Maryam c. Sarah
b. Hajar d. Umum Kulsum
3. Ka’bah dibangun pertama kali oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi
a. Abu Bakar c. Bilal
b. Ismail d. Ali
4. Istri Nabi Ibrahmi AS yang kedua adalah.
a. Aisyah c. Hajar
b. Sarah d. Fatimah
5. Anak nabi Ibrahim AS bernama
a. Ismail b. Kan’an
c. Azard. c. Sarah
6. Ayah Nabi Ibrahim AS bernama.
a. Ismail c. Sulaeman
b. Azar d. Nuh
7. Nabi Ibrahim AS dilahirkan di kota.
a. Babilonia c. Arab
b. Iran d. Mesir
8. Siti Hajar adalah istri Nabi
a. Sulaeman c. Ismail
b. Ibrahim d. Iskak
9. Air yang berasal dari hentakan kaki Ismail adalah
a. Air Susu c. Air Zam-zam
b. Air Sungai d. Air Sumur
10. Kiblat umat Islam sekarang adalah
a. Ka’bah c. Masjidil Haram
b. Barat d. Masjidil Aqsa
70
Lampiran 7 :

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KEMAMPUAN AKTIVITAS PROSES


BELAJAR SISWA
Satuan pendidikan : SD Negeri 1 Sidawangi
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : IV / Genap
Kompetensi Dasar : Menceritakan Kisah Nabi Ibrahim
Menceritakan Kisah Nabi Ismail AS
Tindakan Pembelajaran : Siklus I/Siklus II *)
Hari/tgl : 17 dan 24 Maret 2008 *)
Alokasi Waktu : 70 menit (2 x 35 menit)

A. Aspek Penilaian : Kemampuan aktivitas proses belajar


mengajar Pendidikan Agama Islam
Kategori
No. Indikator Skor Nilai
Ada Tidak ada
1 Minat dan motivasi belajar
2 Pengembangan ide/gagasan dari
pengertahuan/pengalaman yang dimilikinya
(inkuiri)
3 Mendengarkan penjelasan gurunya dengan
baik
4 Membaca dilakukan melalui proses yang
dilaksanakan dalam tahapantahapan tertentu
secara runtut
5 Kerjasama antar siswa dalam belajar
(masyarakat belajar)
6 Kegiatan membaca dilakukan dengan
memperhatikan metode diberikan guru
7 Menilai bacaan (antar siswa) dan bacaan
sendiri secara obektif (penilaian autentik)
8 Melakukan refleksi pada setiap proses
pembuatan karangan dimulai dari tahap
penentuan topik karangan sampai kegiatan
revisi/perbaikan karangan (refleksi)

Rata-rata Nilai
Persentase (%)
Kualifikasi Nilai

B. Penilaian :
1. Penilaian kemampuan aktivitas proses belajar siswa dilakukan dengan cara
memberi tanda cek (  ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta yang
diamati.
71

2. Bobot skor penilaian: jika faktanya ada diberi skor 10, dan jika faktanya
menunjukkan tidak ada diberi skor 0 (nol)
3. Jumlah skor maksimum 80, dan nilai maksimum 100.
4. Rumus untuk menentukan nilai kemampuan aktivitas proses belajar adalah:

Jumlah skor yang dicapai


Nilai =---------------------------------------- x 100
Skor maksimum

5. Untuk menentukan atau menginterpretasikan taraf kemampuan aktivitas


proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai adalah menggunakan
standar/kriteria penilaian sebagai berikut:

Taraf kemampuan (dalam %) Kualifikasi nilai Nilai huruf


90 – 100 Amat Baik A
80 – 89 Baik B
70 – 79 Cukup C
60 – 69 Kurang D
50  59 Sangat Kurang E

Keterangan:
*) Disesuaikan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran (siklus I atau siklus II)
72

Lampiran 8 :

Daftar Nilai Hasil Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama


Islam Siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran
2014/2015 Sebelum (Pra Tindakan) Dan Setelah Diadakan Tindakan (Siklus I Dan
Siklus II)

Nilai Peningkatan
No. NAMA
Pra Tindakan Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Lutfi Asidik Fatoni 70 80 100 10 20
2 Neni Nur’aeni 60 70 80 10 10
3 Aldi Setiadi 60 70 80 10 10
4 Asmari 50 60 70 10 10
5 Abdul Haryanto 80 80 100 0 20
6 Dewi Santika 60 70 80 10 10
7 Diyana 70 80 90 10 10
8 Dewi Astuti 50 60 70 10 10
9 Haerul Ambri 70 70 80 0 10
10 Intania 60 70 80 10 10
11 Iif Sahroji 60 70 80 10 10
12 Junita Fadilah 50 70 80 20 10
13 Kurnia 80 80 100 0 20
14 Meli Widia Sari 50 50 70 0 20
15 Meddy Rustandi 80 80 100 0 20
16 Moh. Dadan Syahrul R. 50 60 70 10 10
17 Muspiatul Umah 60 60 70 0 10
18 Melly Herlina 60 70 80 10 10
19 Desy Komalasari 70 80 100 10 20
20 Masturo 50 60 70 10 10
21 Nurul Huda 70 70 70 0 0
22 Reki Patrika 70 70 80 0 10
23 Rena Maryana 70 70 70 0 0
Rata-rata 63 69 81 6 12
Prosesntase 63,04 69,57 81,30 6,52 11,74
Kategori Nilai Kurang Cukup Baik
73

ABSTRAK

SITI KOMARIYAH. “Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam


Materi Keimanan kepada Rasul-rasul Allah Melalui
Metode Wrapping Siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul
‘Ulum Dukupuntang Kecamatan Sumber Kabupaten
Cirebon”.

Berdasarkan pengamatan tahun-tahun sebelumnya, ternyata hasil belajar


siswa pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan. Permasalahan yang diambil pada penelitian ini adalah apakah
penggunaan Metode Wrapping dalam menyelesaikan Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas
XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang. Selanjutnya dengan penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Subyek penelitian
adalah siswa Kelas XI FM SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang tahun pelajaran
2007 / 2008, dengan jumlah 23 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 9
orang siswa perempuan. Prosedur tindakan kelas ini ditempuh dalam 1 siklus,
setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan. Langkah-langkah setiap pembelajaran
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Cara pengambilan
data dalam penelitian dengan mengumpulkan nilai soal kuis, penilaian kinerja
kelompok dan hasil observasi. Sebagai tolak ukur keberhasilannya adalah nilai
rata-rata kelas mencapai ≥ 70 dan secara kelompok dalam kelas tersebut dapat
menyerap materi minimal 70 % dari jumlah siswa.
Hasil observasi selama penelitian menunjukkan adanya kemampuan proses
relajar mengajar. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuis I, dan II. Nilai
yang diperoleh dari rata-rata kelas, presentasi secara klasikal siswa yang
memperoleh nilai minimal 70 menunjukkan adanya peningkatan. Siklus I nilai
rata-rata 63,04, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dengan presentase 54,1 %.
Pada Siklus II nilai rata-rata 69,57, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak
orang dengan presentase %. hasil belajar secara klasikal 70 %.
Simpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian adalah Metode
Wrapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail. Bagi guru disarankan untuk menggunakan Metode
Wrapping dalam menyelesaikan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail agar hasil belajar
meningkat..
74

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MATERI KEIMANAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH MELALUI
METODE WRAPPING SISWA KELAS XI FM SMK MANBA’UL ‘ULUM
DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

DRS. H. APAY JA’FAR


NIP. -

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


MANBA’UL ‘ULUM DUKUPUNTANG
CIREBON
2014
75

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................................................................
........................................................................................................................
i
ABSTRAK
........................................................................................................................
........................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
........................................................................................................................
........................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
........................................................................................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN
................................................................................................
................................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
..........................................................................................
..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
..........................................................................................
..........................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
..........................................................................................
..........................................................................................
4
76

D. Manfaat Penelitian
..........................................................................................
..........................................................................................
4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
................................................................................................
................................................................................................
6
A. Pengertian Metode Pembelajaran
..........................................................................................
..........................................................................................
6
B. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
..........................................................................................
..........................................................................................
9
C. Hakikat Metode Wrapping
..........................................................................................
..........................................................................................
8
D. Pendidikan Agama Islam
..........................................................................................
..........................................................................................
13
E. Hasil Belajar
..........................................................................................
..........................................................................................
17
BAB III. METODE PENELITIAN
................................................................................................
................................................................................................
19
A. Rancangan Penelitian
77

..........................................................................................
..........................................................................................
19
B Rencana Penelitian
..........................................................................................
..........................................................................................
21
C. Prosedur Penelitian
..........................................................................................
..........................................................................................
22
D. Skernario Tindakan
..........................................................................................
..........................................................................................
23
E. Instrumen Penelitian
..........................................................................................
..........................................................................................
27
F. Analisis Data
..........................................................................................
..........................................................................................
28
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
..........................................................................................
..........................................................................................
29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
................................................................................................
................................................................................................

31

A. Pra Tindakan
78

..........................................................................................
..........................................................................................

32

B Tindakan Siklus I
..........................................................................................
..........................................................................................

34

C. Tindakan Siklus II
..........................................................................................
..........................................................................................

41

D. Evaluasi Hasil Tindakan


..........................................................................................
..........................................................................................

50

BAB V. PENUTUP
................................................................................................
................................................................................................

56

A Kesimpulan
..........................................................................................
..........................................................................................

56

B Saran
..........................................................................................
..........................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA
79

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel hal.

halaman
Tabel 3.1 Langkah Pembelajaran ...................................................................
........................................................................................................
24
Tabel 3.2 Skala Nilai Indikator Metode Wrapping.........................................
........................................................................................................
28
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas XI FM Semester Genap SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 Sebelum Dilaksanakan
Tindakan (Pra Tindakan) ................................................................
........................................................................................................
33
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas XI FM Smester Genap SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang Thn Pelajaran 2014/2015 pada Tindakan Siklus I. .
........................................................................................................
40
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas XI FM Semester Genap SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 padaTindakan Siklus II.
80

........................................................................................................
........................................................................................................
49
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Proses Belajar dan Hasil
Belajar Metode Wrapping Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas XI FM Semester genap SMK Manba’ul ‘Ulum
Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015 Sebelum (Pra
Tindakan) dan Setelah Dilaksanakan Tindakan (Siklus I dan II).. .
........................................................................................................
53
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Keterampilan Demonstrasi
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI FM Semester genap
SMK Manba’ul ‘Ulum Dukupuntang Tahun Pelajaran 2014/2015
Sebelum (Pra Tindakan) dan Setelah Dilaksanakan Tindakan
(Siklus I dan II)...............................................................................
........................................................................................................
55

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Pernyataan
Jadwal Penelitian
Pedoman Observasi
Format Penilaian Kelompok
Data Hasil Penelitian
RPP Siklus 2
Evaluasi Siklus 1
RPP Siklus 2
Evaluasi Siklus 2
Foto Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1
Foto Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 2
81

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Drs. H. Apay Ja’far


NIP. :-
Unit Kerja : SMK Manba’ul ’Ulum Cirebon

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MATERI KEIMANAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH MELALUI
METODE WRAPPING SISWA KELAS XI FM SMK MANBA’UL ‘ULUM
DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON

Telah didokumentasi di Perpustakaan SMK Manba’ul ‘Ulum Cirebon


Pada tanggal 13 Desember 2014

Kepala SMK Manba’ul ‘Ulum, Koordinator Perpustakaan,

Drs. H. Apay Ja’far Moh. Dedi Manfaluthi, S.Pd


NIP. - NIP. -

You might also like