You are on page 1of 4

ANALISA PUTUSAN EKONOMI SYARIAH

Nomor.0259/Pdt.G/2013/PA.Bjb.Tahun 2013

MUHAMMAD RAFLY SURYANTO


160710101237

ABSTRAK

Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan non


konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi (penyalur), dari nasabah
penyetor dana dengan nasabah yang memerlukan dana. Namun, nasabah
penyetor dana dalam bank syariah disebut sebagai investor dan/atau penitip
dana. Dana tersebut disalurkan perbankan syariah kepada nasabah pembiayaan
untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun
konsumtif. Dari pembiayaan tersebut, bank syariah akan memperoleh bagi
hasil/marjin yang merupakan pendapatan bagi bank syariah.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam praktik melakukan kegiatan usaha perbankan syariah ini tidak lancar-
lancar saja. Seperti contohya kasus yang terjadi di Kalimantan Selatan antara
salah satu nasabah dengan bank syariah. Mengenai sengketa tersebut telah diputus
oleh hakim dengan nomor 0259/Pdt.G/2013/PA.Bjb.Tahun 2013. Dalam perkara
tersebut hakim menolak gugatan yang diajukan dan mengabulkan eksepsi dari
tergugat karena menyangkut kompetensi realtifnya. Padahal pihak penggugat
sudah merasa benar dan menang dalam perkara ini, akibat tidak memperhatikan
hal yang kecil akhirnya dinyatakan tidak diterima oleh hakim.

Dari uraian tersebut, maka saya ingin menganalisis Putusan Hakim Pengadilan
Agama Banjar baru Nomor 0259/Pdt.G/2013/PA.Bjb.Tahun 2013 Dalam Perkara
Ekonomi Syariah.
1.2. Rumusan Masalah
1 Bagaimana analisis yang dilakukan terhadap putusan hakim tersebut?

2 Bagaimanakah analisis terhadap gugatan yang diajukan oleh penggugat?

2
BAB II

PEMBAHASAN
1.3. Analisis Terhadap Putusan Yang dijatuhkan oleh Hakim
Dengan demikian, bahwa berdasarkan uraian yang berisi pertimbangan dalam
putusan tersebut, saya setuju Majelis Hakim berpendapat bahwa pembelaan
Tergugat tentang kompetensi relatif beralasan dan dapat dibenarkan, maka
Pengadilan Agama Banjarbaru harus menyatakan tidak berwenang mengadili
perkara ini dan demikian pula oleh karena eksepsi Tergugat tentang kompetensi
relatif dibenarkan dan dikabulkan, maka putusan ini merupakan putusan akhir
sehingga Majelis Hakim tidak perlu mempertimbangkan eksepsi selain tentang
kompetensi dan tidak perlu memeriksa pokok perkara; Menimbang, bahwa oleh
karena Penggugat adalah pihak yang kalah sesuai dengan Pasal 192 ayat (1)
R.Bg., maka konsekoensinya Penggugat harus dibebani untuk membayar biaya
perkara ini.

1.4. Analisis terhadap pokok perkara dalam isi gugatan


Semestinya tidak langsung diajukan kepengadilan. Langkah baiknya perkara ini
diajukan atau diselesaikan secara non litigasi (diluar pengadilan) terlebih dahulu.
Fatal akibatnya yang dilakukan oleh pihak tergugat yang sebenarnya banyak
memiliki unsur kesalahan dalam perkara ini,salah satunya adalah hutang yang
harus dibayarkan kepada tergugat yang nominalnya cukup besar. Namun
mengambil langkah untuk menang dengan cara di dampingi oleh advokat,hal
hasilnya hakim memutuskan dengan yang sebenarnya,belum masuk isi pokok
perkara sudah dinyatakan kalah oleh hakim tahap eksespi. Apabila dilihat dari sisi
kelemahannya di penggugat juga telah tidak mempunyai itikad baik didalam
menyelesaikan perkara ini, maka dari itu seharusnya penggugat tidak langsung
menempuh jalur litigasi yang sebnarnya dapat di negoisasi atau mediasi terlebih
dahulu.

3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah disamapaikan diatas,maka saatnyalah penulis
untuk menyimpulkan dan menjawab permasalahan dalam makalah ini :

1. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode


pendekatan teori tentang penyelesaian sengketa. Dimana mempunyai
tujuan yang merupakan upaya untuk mengembalikan hubungan baik
para pihak yang bersengketa dalam keadaaan seperti semula.
2. Analisis terhadap putusan hakim yang dijatuhkan,pada intinya
penulis sepakat terhadap putusan yang diambil oleh hakim, dengan
ketentuan melihat eksepsi yang diajukan oleh tergugat untuk
diperhatikan terlebih dahulu. Adapun yang diperhatikan adalah :
a. Terhadap kompetensi absolutnya

b. Kompetensi relatifnya

c. Objek kabur

3. Analisis terhadap substansi pokok perkara,bahwa gugatan yang


daijukan oleh penggugat itu tidak sinkron atau sesuai dengan das
solennya,seharusnya perakara ini dilukan tahap penyelesaia
sengketa diluar pengadilan,bukan langsung secara litigasi. Apabila
langsung diselesaikan melalui litigasi,maka hal hasil gugatan yang
diajukan oleh penggugat tidak belandsakan hukum.

You might also like