Professional Documents
Culture Documents
LINDA ARMELIA
B A G . I L M U P E N YA K I AT D A L A M
F K U N I V. YA R S I
PARAMETER YANG DIGUNAKAN
ALKALOSIS:
- Kadar ion H+ dlm darah lbh rendah dari
BASA normal (pH tinggi)
pH >7.45
PaCO2<35
HCO3 >26
ASAM
pH <7.35
PaCO2>45 AGD:
HCO3 <22 pH 7.35-7.45
PaCO2 35-45
ASIDOSIS:
- Kadar ion H+ dlm darah lbh tinggi dari normal Pa O2 80-100
(pH rendah) O2 sat. 95-99%
HCO3- 22-26
BE -2 - +2
EFEK PENINGKATAN DAN PENURUNAN PCO2, PO2 DAN [H+]
Peningkatan Penurunan
pCO2 Vasodilatasi perifer Parastesia
Sakit kepala Dizziness
Papil edema Kram otot
Flapping tremor Sakit kepala
Drowsiness Tetani
koma
• Dalam darah:
• 5-10% larut dalam plasma
• 5-10% berikatan dg Hb dan protein plasma
• 80-90% dalam bentuk ion bikarbonat
• Reseptor perifer tetap normal → respon tetap (+) terhadap hipoksia (PaO2 <
60 mmHg)
• Terjadi karena:
• Oksidasi lemak yang tidak sempurna (asidosis diabetes dan kelaparan)
• Oksidasi KH tidak sempurna (asidosis laktat)
• Pengurangan bikarbonat ( RTA, diare)
• pH < 7.35
• HCO3 < 22mEq/L
• Berhubungan dg hiperkalemia
• [HCO3] ↓ 1 meq/L pCO2 ↓ sebesar 1,2 mmHg
ASIDOSIS RESPIRATORIK
• p↑ PaCO2 akut m↑ kadar HCO-3 hanya 4-5 mmol/L - maksimal 30-32 mmol/L
• Asidosis respiratorik kronik HCO-3 m↑ 3,5 mmol/L untuk setiap p↑10 mmHg PaCO2
• Pada asidosis respiratorik kronik akibat retensi CO2 yang kronis tubuh telah
menyesuaikan diri dg keadaan tersebut.
ALKALOSIS
Alkalosis respiratorik
Banyak hilangnyaCO2 dari dalam tubuh
Kadar CO2 darah yg rendah dan kadar basa yg tinggi
Alkalosis metabolik
Ggn staus asam basa tbh bergeser ke arah basa krn retensi
basa atau krn hilangnya asam yg tdk menguap atau asam non
karbon
ALKALOSIS
Tatalaksana
Patogenesis
• Hiperventilasi alveolar p PaCO2 p pH • Obati penyakit dasar
• Perangsangan SSP, emosi, sepsis, hipertiroid • Atasi hipoksemia
• Alkalosis respiratorik akut [HCO3] akan m 2 • Penenang pada serangan panik
mmol/L untuk setiap p PaCO2 10 mmHg • Air rebreathing (rebreathing mask)
• pH akan m 0,08 unit untuk setiap p PaCO2
10 mmHg.
• Alkalosis respiratorik kronik pH 0.03 unit
untuk setiap p paCO2 10 mmHg.
• Alkalosis respiratorik kronik HCO3- akan m 5
mmol/L untuk setiap p 10
PENYEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK
• Hypoxemic drive
• Pulmonary disease with arterial-alveolar gradient, Cardiac disease with right-to-left shunt,
Cardiac disease with pulmonary edema, High altitude
• Mekanisme overventilasi
• pH bisa normal
Kronik:
p↓ pH= 0,03 x (PaCO2-40)
10
P HCO3 = 3.5 x Δ PaCO2/10
KOMPENSASI PADA GANGGUAN ASAM-BASA PRIMER
Kronik:
p pH= 0,03 x (40 - PaCO2)
10
P ↓ HCO3 = 5 x Δ PaCO2/10
ANION GAP
• AG = Na – (Cl + HCO3)
• Normal : 7 – 13 meq/l
• Tjd krn adanya bbrp anion (ion negatif) yg tdk terukur pd dasarnya bersifat
asam
KASUS
A B C D E F
pH 7,27 7.25 7.52 7.53 7.26 7.48
pCO2 60 40 25 41 22 21
HCO3 20 16 22 32 10 13
BE +2 -10 -2 +8 -15 -8
KASUS 1
• Masalah:
• ASIDOSIS METABOLIK
• Sudah terkompensasi, karena pCO2 rendah
• P↓ kadar HCO3 sebesar 1 meq/L akan diikuti p↓ pCO2 sebesar 1,2 mmHg
• Pasien ini HCO3 14 meq/L, maka diharapkan penurunan pCO2 = (20-14) x 1,2 = 7,2 mmHg
• Nilai pCO2 setelah kompensasi (35 - 7,2) = 27,8 mmHg
• Anion gap:
• Na – (HCO3 + Cl) 135 – (14 + 110) = 11 Anion gapnya normal
KASUS 1
• Patofisiologinya
• Nilai normal anion gap 12 ± 2
• Bila tjd p anion gap p’sbb asidosis metaboliknya
adalah asidosis laktat atau ketoasidosis
• Bila anion gap normal penyebab asidosis
metaboliknya adalah ggn fs ginjal (asidosis
hiperkloremik)
• Kasus ini anion gapnya normal, berarti penyebabnya
adalah:
• Gagal ginjal p ureum dan creatinin
• Kegagalan ginjal mengeluarkan asam (H+) →
Retensi asam
KASUS 1
• Mekanisme kompensi
• Paru:
• hiperventilasi, p↑ frekuensi nafas
• mengeluarkan CO2, shg kadar CO2 dalam tubuh berkurang
• Ginjal:
• menahan HCO3-
• mengeluarkan ion H melalui urin urin mjd asam
• pertukaran ion K dan H K keluar sel dan H+ masuk sel shg dpt tjd
Hiperkalemia
KASUS 1
• Apa pengobatannya
• Infus bikarbonat
• Masalah:
• ASIDOSIS RESPIRATORIK
• Belum terkompensasi, karena HCO3 normal
• Bila terjadi kompensasi maka
• P pCO2 pada keadaan akut akan diikuti p HCO3 sebesar 1 meq/L
• P pada keadaan kronik akan diikuti p HCO3 sebesar 3,5 meq/L
• Anion gap:
• 135 – (22 + 100) = 13
• Anion gapnya
• Pada asidosis respiratorik anion gap tidak diperhitungkan
• Patofisiologinya
• Gangguan fungsi paru (PPOK)
KASUS 2
• Mekanisme kompensi
• Paru: tidak bisa melakukan kompensasi
• Ginjal:
• menahan HCO3-
• pengeluaran ion Cl dalam bentuk buffer atau NH4Cl
• urin menjadi asam
• Apa pengobatannya
• Memperbaiki ggn pernafasan
• Oksigen
• Obat-obatan untuk memperlebar saluran nafas
(bronkodilator)
• Bila terjadi gagal nafas akut
• perlu penggunaan ventilator segera
KASUS 3
• Laboratorium:
• Analisa gas darah Pertanyaan
• pH 7,50 (N: 7,35 – 7,45)
• Apa masalah pada kasus ini
• pO2 90 mmHg (N: 85 – 95 mmHg)
• pCO2 30 mmHg (N: 35 – 45 mmHg) • Bagaimana patofisiologinya
• HCO3 23 mEq/l (N: 21 – 25 mEq/l) • Bagaimana mekanisme kompensasinya
• Saturasi O2 95 % (N: 95 – 100 %) • Apa pengobatannya
• Elektrolit
• Natrium 135 mEq/l (N: 135 – 145)
• Kalium 3,5 mEq/l (N: 3,5 – 4,5)
• Clorida 105 mEq/l (N: 100-110)
KASUS 3
• Seorang laki-laki, 43 tahun, masuk RS dg keluhan lemas kedua tungkai yang memberat sejak
3 hari yl. Psn tidak dapat berjalan. Lengan atas terasa lemas namun tidak seberat tungkai.
Ada rasa kesemutan di telapak tangan dan kaki sejak 5 tahun yl. Tidak ada nyeri dada, sesak,
muntah, diare, perubahan volume maupun frekuensi BAK.
• RPD:
• 2 tahun yl sudah pernah masuk RS. Psn di D/ Hipokalemia ec GI loss
• Nefrolitiasis dan sudah pernah di ESWL 7 kali
• DM sejak 2012 tapi control tidak teratur
• PF: komosmentis, sakit sedang, TD 100/60 mmHg, nadi 84 x/m, RR 20 x/m, suhu 360 C
• Pem. Organ dalam batas normal
KASUS 4