You are on page 1of 5

Nama Anggota : 1.

Iva Rosi Pramistya (108116036)


2. Tria Oktaviana Rahajeng (108116045)
3. Nurul Abibah (108116048)
4. Mirna (108116052)
5. Syahrul Hardiyanto (108116053)
Prodi : S1 Keperawatan 2B
Makul : Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pembimbing : Sodikin, M.Kep., Sp.KMB

PERAN PERAWAT CARE MANAGER

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu. Macam-macam peran perawat diantaranya ialah pemberi
perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator,
pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah
berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat.

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali


kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic (menyeluruh), meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan
emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien
dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang
senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan.
Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih
matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat
untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh
seorang perawat ideal di mata masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih
menemukan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat
menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat
citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah
yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.

Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam
hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu
menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Disini salah satu peran perawat yaitu sebagai care
manager (care giver/pemberi asuhan). Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan
peran yang paling utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih
baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik
keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam melakukan
praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih
terbatas jika dibandingkan dengan perawat professional.

Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini, diharapkan dapat
melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang perawat profesional
harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis
tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari
asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan
membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat
yang cerdas, terampil dan profesional.

Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang
menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif terhadap rasa
nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh
karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup
penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional
diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat
profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri
klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses
penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan


keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan
informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan
membuat langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.

CONTOH KASUS:
Ny. Melati, 45 tahun datang ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan badan terasa letih
sejak 1 bulan ini. Dari anamnesis diketahui bahwa disamping letih juga terdapat penurunan berat
badan dan kesemutan pada kedua tungkai. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB 70 kg dan TB
150 cm, sensibilitas di kedua tungkai berkurang. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula
darah sewaktu 240 mg/dl. Dokter mendiagnosis Ny. Melati sebagai penderita Diabetes Melitus,
sebelum diberikan obat, dokter menerangkan pada Ny. Melati dan suaminya segala sesuatu
tentang diabetes termasuk pengaturan diet dan exercise. Ny. Melati tidak habis pikir, kenapa ia
sampai menderita diabetes, sementara dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit ini.
Ny. Melati khawatir jika anaknya juga terkena DM. Namun demikian Ny. Melati berjanji akan
mematuhi semua nasehat dokter, karena Ny. Melati sangan takut melihat tetangganya yang juga
penderita diabetes terkena stroke.
PEMBAHASAN:
Dari kasus diatas kita tahu bahwa peran perawat disini yaitu sebagai care manager atau
care giver (pemberi asuhan keperawatan). Dengan adanya kasus seperti Diabetes Melitus,
perawat akan memulai untuk melakukan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian
yang terdiri dari: pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan
dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnesa antara lain: identitas
penderita, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan keluarga, dan riwayat psikososial. Kemudian pemeriksaan fisik mulai dari head to
toe, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. Setelah melakukan
pengumpulan data, langkah selanjutnya yaitu menganalisis data dengan mengelompokkan
data berdasarkan data subjektif dan data objektif. Data disini bertujuan untuk menegakkan
sebuah diagnosa keperawatan dengan melihat panduan buku NANDA. Setelah kita
mengetahui apa saja diagnosa yang muncul dari kasus tersebut diharapkan perawat dapat
melakukan intervensi (perencanaan) sesuai diagnose sehingga dapat melakukan tindakan
yang sesuai dengan kasus terebut. Tahapan terakhir dari asuhan keperawatan yaitu evaluasi.
Dimana pada tahapan ini kita melakukan evaluasi dengan melihat perubahan yang ada pada
pasien, apakah masalah sudah teratasi atau belum teratasi. Dimana perawat mencari
kepastian keberhasilan dan juga mengetahui sejauh mana masalah klien dapat diatasi. Jika
belum berhasil dengan baik dilakukan kajian ulang atau merevisi rencana tindakan.

Dalam memberikan intervensi pada kasus tersebut, perawat dapat melakukan program
diet untuk masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga pasien
dapat mengatur pola makannya. Disamping melakukan program diet perawat juga dapat
memberikan pengobatan insulin sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengurangi kadar gula darah sehingga kadar gula darah dapat terkontrol
dengan baik. Lalu perawat melakukan evaluasi dari rencana dan tindakan yang telah
diberikan kepada pasien apakah masalah teratasi atau belum teratasi. Jika masalah belum
teratasi, dilakukan kajian ulang atau merevisi rencana tindakan yang sudah dibuat
sebelumnya dan itu merupakan tugas dan kewajiban seorang perawat.
SUMBER:
Doenges, Marilyn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Robbins, dkk.2009.Buku Saku Dasar Patologi Penyakit.Jakarta : EGC.

https://www.scribd.com/document/372598726/Contoh-Kasus-Dm.

https://www.kajianpustaka.com/2012/10/peran-perawat-asuhan-keperawatan.html?m=1

You might also like