Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk
mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting
sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur
seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi.
Sebagai infrastruktur dari jaringan jalan, jembatan merupakan bagian dari alat
peningkatan aktivitas perekonomian baik dalam skala daerah maupun nasional.
Pembangunan jembatan sangat membutuhkan pertimbangan ekonomis, teknis, termasuk
metode konstruksinya. Di sisi lain kebutuhan untuk membangun infrastruktur jembatan selalu
meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan tingkat
perekonomian bangsa. Variasi infrastruktur jembatan sangat luas, baik ditinjau dari fungsi
maupun skala atau dimensinya.
Pengembangan infrastruktur tidak hanya difokuskan pada pembangunan jembatan
dengan beban kendaraan atau jembatan dengan aktifitas lalu lintas saja. Namun perancangan
dan pembangunan jembatan bagi para pejalan kaki perlu digalakan dan dilakukan. Jembatan
rangka (Truss Bridge) merupakan salah satu jenis jembatan berdasarkan strukturnya.
Jembatan rangka dibuat dengan menyusun tiang-tiang jembatan membentuk kisi-kisi agar
setiap tiang hanya menahan sebagian berat struktur jembatan tersebut. Pemodelan jembatan
rangka ini pun dapat dimodifikasi sesuai dengan imajinasi agar memiliki nilai estetika yang
tinggi. Nilai estetika yang terpancar dari jembatan, akan menarik banyak pejalan kaki untuk
melintasinya.
Dengan diadakannya Bridge Build Competition yang merupakan rangkaian acara dari
Civil Engineering Festival 2016 oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Politeknik Negeri Jakarta,
penulis sebagai mahasiswa teknik sipil mencoba untuk mengaplikasikan ilmu struktur, material,
dan perencanaan jembatan dengan mengembangkan rancangan jembatan yang kuat,
inovatif, serta membudaya khas Nusantara.
1
b. Permasalahan
Dalam perencanaan desain dan hitungan jembatan berbahan kayu penulis menemukan
beberapa permasalahan, diantaranya :
a) Pemodelan struktur jembatan yang memperhatikan sifat alami kayu
b) Perhitungan struktur jembatan
c) Penentuan dimensi yang akan digunakan pada struktur jembatan
d) Perencanaan sambungan pada rangka jembatan
c. Tujuan
Tujuan dari penyusunan proposal desain jembatan kayu Balisawita ini adalah untuk
mengikuti Bridge Build Competition yang merupakan rangkaian acara dari Civil Engineering
Festival 2016 selain itu bertujuan untuk mengembangkan kreativitas penulis dalam hal
perencanaan jembatan khususnya jembatan kayu yang memenuhi standar peraturan yang
berlaku pada konstuksi jembatan kayu dan menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti
perkuliahan.
2
BAB II
STUDI PUSTAKA
a. Pengertian Umum
Jembatan adalah suatu prasarana lalu-lintas yang berfungsi untuk menghubungkan jalan
yang terputus oleh sungai, lembah, laut, danau ataupun bangunan lain dibawahnya. Jembatan
terbagi menjadi 2 bagian utama struktur, yaitu struktur atas (Superstruktur) dan struktur bawah
(Substruktur).
Kedua bagian tersebut saling menunjang satu sama lainnya dalam menahan beban dan
meneruskannya ketanah dasar. Bagian superstruktur terdiri dari perletakan sampai kebagian
atas jembatan seperti: rangka, girder, lantai, sandaran.
b. Jembatan Rangka
Jembatan rangka batang adalah sebuah jembatan yang terdiri dari batang-batang (biasanya
batang lurus) yang dihubungkan dengan sambungan sendi sehingga membentuk rangka
segitiga yang akan mengalami tegangan akibat gaya tarik, gaya tekan, atau kadang-kadang keduanya
jika terkena beban-beban dinamis. Jembatan rangka batang merupakan salah satu tipe jembatan
tertua diantara jembatan-jembatan masa kini. Tipe struktur jembatan rangka batang mudah didesain
dan murah untuk dibangun karena efisien dalam penggunaan bahan-bahan konstruksi. Untuk
keperluan analisis struktur umumnya jembatan rangka batang ditinjau sebagai batang-batang yang
dihubungkan dengan sambungan sendi. Analisis yang lebih rumit mungkin harus dilakukan jika
sambungannya dibuat kaku sehingga menyebabkan momen pada batang yang relatif besar. Berikut
ini ilustrasi komponen-komponen rangka batang jembatan:
3
Keuntungan dari jembatan rangka batang adalah ekonomis, ringan, kuat dan
menggunakan batang-batang yang pendek. Jembatan rangka batang mempunyai kekuatan
yang baik karena mereka terbuat dari segitiga-segitiga yang disusun satu dengan lainnya.
Keuntungan lain dari jembatan rangka batang ini adalah jembatan bisa dibangun pada tempat
yang memadai dan setelah selesai diangkut kemudian dipasang pada tempat yang dimaksud,
walaupun ini tidak selalu dapat dilakukan. Ini membuat jembatan rangka batang sangat cocok
untuk digunakan untuk jembatan yang membentang diatas jalan raya atau kereta, karena
dapat meminimalkan gangguan lalulintas pada jalan raya atau kerena api tersebut.
Sedangkan kerugian jembatan rangka batang antara lain umumnya membutuhkan ruang yang
lebih luas danterkadang menjadi gangguan pada pengendara.
2. Pratt Truss
Pratt Truss memiliki anggota batang berbentuk vertikal dan diagonal yang melandai
turun ke arah tengah. Model ini dapat dibagi lagi dengan menciptakan pola yang berbentuk
Y dan K. Truss Pratt diciptakan pada tahun 1844 oleh Thomas dan Kaleb Pratt. Truss ini
4
praktis untuk digunakan dengan rentang hingga 250 kaki dan merupakan konfigurasi
umum untuk jembatan kereta api
3. Howe Truss
Penampilan sekilas dari strukturnya mempunyai bentuk yang hampir sama
dengan tipe Pratt Truss. Howe Truss mempunyai ciri-ciri dasar adanya bagian diagonal
yang berada di tengah bentang yang cenderung untuk membentuk huruf A. Bagian
vertikalnya menerima tarik sedangkan bagian diagonal akan menerima tekan. Rancangan
ini pertama kali ditemukan oleh William Howe pada tahun 1840. Rancangan ini
umumnya dipakai untuk jkembatan jalan kereta api.
5
c. Pembebanan
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan secara pasti
besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur layannya merupakan salah
satu pekerjaan yang cukup sulit. Pada umumnya besarnya beban hanya suatu estimasi saja.
Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur dapat diketahui secara pasti,
namun distribusi dari elemen ke elemen dalam suatu struktur umumnya memerlukan asumsi
dan pendekatan. Jika beban-beban yang bekerja pada suatu struktur telah diestimasi, maka
masalah berikutnya adalah menentukan kombinasi-kombinasi beban yang paling dominan
yang mungkin bekerja pada struktur tersebut.
Pembebanan dihitung menurut peraturan yang digunakan yang disesuaikan dengan
lokasi dan data spesifikasi jembatan, pembebanan yang terjadi pada jembatan tersebut
meliputi:
Beban mati (DL) adalah semua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan
atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya.
6
Tetap Keadaan umum 1,0 (1) 2,0 0,7
Keadaan khusus 1,0 1,4 0,8
CATATAN (1) Faktor beban daya layan 1,3 digunakan untuk berat utilitas
Beban Hidup (LL), adalah beban orang pada trotoar, beban lajur terbagi rata, dan
beban garis terpusat pada tengah bentang.
Beban Terbagi Rata (BTR live), adalah beban yang diakibatkan olehmobil – mobil
kecil yang berada pada area jalan.
Beban Garis Terpusat (BGT live), atau beban yang diberikan pada tengah bentang
jembatan berupa beban garis dengan arah melintang pada jalur lalu lintas.Besarnya
intensitas p adalah 49,0 kN/m.Untuk mendapatkan momen lentur negatif maksimum
pada jembatan menerus, BGT kedua yang identik harus ditempatkan pada posisi
dalam arah melintang jembatan padabentang lainnya.
Beban Trotoar (untuk pejalan kaki), terdiri atas semua elemen dari trotoar atau
jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan
untuk beban nominal 5 kPa.
Beban Angin Tekan (TEW), merupakan beban akibat bentuk truss jembatan dan
beban akibat kendaraan.
Beban Vertikal Rencana, merupakan beban kombinasi dari beban mati dan beban
hidup terbesar yang diperkirakan dari pengguna jembatan.
d. Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak dijumpai,sering dipakai dan
relatif mudah untuk mendapatkannya. Berat jenis kayu lebih ringan bila dibanding baja
ataupun beton, selain itu kayu juga mudah dalam pengerjaannya. Ditinjau dari segi struktur,
kayu cukup baik dalam menahan gaya tarik, tekan dan lentur. Ditinjau dari segi arsitektur,
bangunan kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi. Sebagai bahan bangunan yang dapat
dibudidayakan (renewable), kayu menjadi bahan bangunan yang relatif ekonomis.
Klasifikasi Kayu:
1. Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan
jamur.
7
2. Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain :
daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
3. Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya.
4. Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan
mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka
kelasnya makin rendah kekuatannya.
8
BAB III
PERANCANGAN
2. Material plat lantai pejalan kaki dengan menggunakan kertas karton 2 mm.
3. Material tiang sandaran menggunakan kayu yang sama dengan rangka utama.
9
4. Material railing menggunakan sedotan dengan diameter 3 mm dan berat isi
diasumsikan sama dengan rangka utama.
Sesuai dengan tema Civil Engineering Festival 2016 yaitu “KABAYAN (Kreativitas
Jembatan Karya Nusantara)”, penulis telah merencanakan konsep jembatan yang berseni
dengan tidak melupakan unsur nusantara dalam penamaannya. Sama halnya dengan negara
kita yang kaya akan seni dan budaya dimana unsur tersebut dapat dituangkan ke dalam dunia
konstruksi untuk tetap menjaga ciri khas Indonesia.
Teknik Sipil merupakan bidang ilmu yang selalu memberikan manfaat bagi masyarakat
dalam implementasinya di bidang pengembangan bangunan konstruksi. Berbagai macam
pengabdian telah dipersembahkan oleh para teknisi sipil terdahulu dalam perkembangan
infrastruktur di Indonesia. Namun, sampai saat ini masih banyak rakyat yang tinggal di
pelosok nusantara belum merasakan pesatnya perkembangan infrastruktur, mereka harus
menyebrangi sungai, melintasi rawa, berjalan jauh berkilo-kilo meter demi memenuhi
kebutuhan hidup.
Perkembangan infrastruktur dalam menunjang sektor transportasi menjadi hal penting
yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah tersebut. Konstruksi jalan dan jembatan menjadi
salah satu hal yang dibutuhkan untuk mempermudah masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup dan dengan itu pemerataan kesejahteraan rakyat di suatu daerah akan
tercapai.
Atas dasar permasalahan diatas “BALISAWITA” penulis pilih sebagai nama jembatan
penulis. Balisawita berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Bali yang berarti persembahan dan
Sahwahita yang berarti bermanfaat bagi kita semua. Penulis berharap jembatan ini menjadi
persembahan penulis dari Mahasiswa Teknik Sipil yang akan berguna bagi rakyat demi
tercapainya pemerataan kesejahteraan sampai ke pelosok nusantara.
Penulis berharap, kita sesama manusia hendaknya tidak memikirkan kepentingan dan
kesejahteraan diri sendiri melainkan orang lain juga, dalam hal ini dari segi pemerataan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Karena harapan itulah “PARAHITA” penulis
pilih sebagai nama tim, dari Bahasa Sansekerta yang berarti memperhatikan kesejahteraan
orang lain.
10
Gambar 3.2 Tampak Samping Jembatan
Gambar 3.5 Potongan I-I Jembatan Gambar 3.6 Potongan II-II Jembatan
11
c. Modelisasi Struktur
Jembatan rangka ini direncanakan dengan berat struktur sesuai dengan peraturan lomba
yang ditetapkan, yaitu tidak lebih dari 750 gr untuk berat jembatan itu sendiri. Kemudian
penulis merencanakan pembebanan berupa beban 100kg ditengah bentang sesuai dengan
peraturan pengujian ditambah dengan berat sendiri dari profil yang digunakan.
a. Beban Mati (PDL)
Diafragma = 0,5 cm x 0,5 cm x 12 cm x 0,00018 kg/cm3
= 5,4 x 10-4 kg
Plat Lantai = 0,2 cm x 13 cm x 100 cm x 0,00018 kg/cm3
= 4,68 x 10-2 kg
PDL = 5,4 x 10-4kg + 4,68 x 10-2kg
= 0,0473 kg
b. Beban Mati Tambahan (PSDL)
Berat Railing = 100 cm x ¼ x 3,14 x (0,3 cm)2 x 0,00018 kg/cm3
= 1,27 x 10-3 kg
PSDL = 1,27 x 10-3 kg
c. Beban Hidup (PLL)
Beban hidup berupa beban terpusat di tengah bentang seberat 100 kg
PLL= 100 kg
12
Gambar 3.8 Penamaan Rangka Batang
13
V3 0,0014 25
D1 9,88 23,05
D2 30,52 30,52
Untuk perhitungan gaya batang penulis mengambil nilai gaya batang terbesar untuk
masing-masing gaya tarik dan gaya tekan yang bekerja pada rangka.
Batang Tekan
Batang A3
S = -42,63 kg , dimensi 1,0 x 0,5, Panjang 17,5 cm, 𝞼 izin tekan = 121 kg/cm2
1 1
ix = √12 ℎ2 = √12 0,52 = 0,0722 cm
1
Iy th = 2 (12. h. a3 + a. h .x12)
1
= 2 (12. 0,5. 0,53+ 0,5. 0,5 .1,52)
= 1,135 cm4
1
Ig = 12. h. b3
1
= 12. 0,5. 13 = 0,0417 cm4
1
Ir = 4. Iy th. 3.Ig
1
= 4. 1,135. 3.0,0416 = 0,0354 cm
𝐼𝑟 0,0354
iy = 𝑙𝑘.𝑏.ℎ = 2.1.0,5 = 0,0354 cm ix > iy
𝐿𝑘 17,5
imax = 0,0722 cm 𝜆 = 𝑖 𝑚𝑖𝑛 = 0,0722 = 242,382 > 150 Batang Langsing
Batang Tarik
Batang D2
S = 30,58 kg, dimensi 0,5 x 0,5, 𝞼 izin tarik= 199 kg/cm2
A netto = 0,25 cm2
14
Tegangan izin tarik = 𝞼 tr . β . γ
5 5
= 199 kg/cm2 x 6 x 4 = 207,291 kg/cm2
S 30,58
σ tr = Anetto = = 122,32 kg/cm2 ≤ 𝞼 izin tarik (Oke)
0,25
2. Data material
Data material dimasukkan ke dalam program SAP, kemudian berat dari material
tersebut dijadikan sebagai berat sendiri struktur.
Berikut proses pemasukan data material kedalam program:
15
Gambar 3.10 Data Dimensi Penampang Rangka Utama
Dimensi gelagar
Dimensi diagonal
16
Gambar 3.12 Data Dimensi Penampang Diagonal
4. Kasus pembebanan
Pada program SAP, beban yang bekerja pada struktur jembatan didefinisikan pada
lembar Define Load Patterns. Dengan cara memilih menu Define dan kasus beban
seperti tampak gambar berikut ini:
17
LL adalah beban pada saat pengujian, maks. 100 kg
5. Identifikasi kombinasi pembebanan
Setiap jenis beban yang ada tidak dikalikan dengan faktor beban sesuai dengan
konsep perencanaan sistem ASD ( Allowable Stress Design).
6. Identifikasi pembebanan
Beban – beban yang telah direncanakan sebelumnya dibebankan kepada setiap join
pada gelagar.
18
Gambar 3.16 Distribusi Pembebanan Merata Untuk Beban Hidup (LL)
Setelah semua pemodelan dan data struktur dimasukkan kedalam program, analisa
struktur dapat langsung dilakukan dengan menjalankan program tersebut.
Dalam sebuah konstruksi,hal yang sangat berpengaruh kepada kekuatan struktur ialah
titik – titik buhul atau sambungan. Hal itu disebabkan karena pada sambungan selalu menjadi
titik terlemah pada suatu konstruksi.
Ketika perencanaan juga harus diperkirakan mungkin atau tidaknya sambungan itu
dilaksanakan. Bila tidak, sambungan harus menyesuaikan dengan kondisi struktur yang ada.
Oleh karena itu penulis menggunakan beberapa kombinasi dalam perencanaan sambungan
19
untuk mendapatkan hasil yang maksimal, antara lain sambungan dengan menggunakan lem
berupa lem perekat dan tali jagung.
20
Gambar 3.23 Sambungan Detail 5 Gambar 3.24 Sambungan Detail 6
21
Gambar 3.27 Lendutan Yang Terjadi
2. Berat struktur
22
= 0,00925 kg + 0,00925 kg + 0,00925 kg + 0,00925 kg
= 0,037 kg
b. Perhitungan berat dengan cara teoritis (manual)
Rangka
Nama Panjang Dimensi Jumlah Total Panjang
Batang (cm) (cm x cm) Batang (cm)
A1 21,21 0,5 x 0,5 8 169,68
A2 20,15 0,5 x 0,5 8 161,2
A3 17,5 0,5 x 0,5 8 140
B1 15 0,5 x 0,5 8 120
B2 17,5 0,5 x 0,5 8 140
B3 17,5 0,5 x 0,5 8 140
V1 15 0,5 x 0,5 4 60
V2 25 0,5 x 0,5 4 100
V3 25 0,5 x 0,5 2 50
D1 23,05 0,5 x 0,5 4 92,2
D2 30,52 0,5 x 0,5 4 122,08
Jumlah 1295,16
Berat = BI x b x h x panjang
= 0,00018 kg/cm3 x 0,5 cm x 0,5 cm x 1295,16 cm = 0,058282 kg
Railing
diameter 0,3 cm
panjang 100 cm
23
jumlah 4
Berat = BI x 1/4πD2 x panjang
= 0,00018 kg/cm3 x 1/4.3,14.(0,3 cm)^2 x 100 cm = 0,001272 kg
24
BAB IV
25
BAB V
PENUTUP
Dari hasil perencanaan yang telah kami kerjakan sesuai dengan prosedur dan
berdasarkan pada peraturan yang ada, didapat beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Atas pertimbangan kemudahan dan kekuatan serta bentuk dari rangka busur jembatan,
maka menggunakan profil
a. 0,5 x 0,5 dipasang ganda pada rangka utama kecuali batang diagonal dan batang
vertikal
b. 0,5 x 0,5 dipasang tunggal pada rangka utama di batang diagonal dan batang vertikal
c. 0,5 x 0,5 pada diafragma
2. Lendutan rencana yang terjadi akibat beban-beban adalah 3,018 mm
3. Beban akbat berat sendiri profil dan struktur sekunder
a. Menggunakan program SAP2000 sebesar 37 gram
b. Menggunakan metode teoritis 121,181 gram
4. Sambungan dilaksanakan dengan menggunakan lem berupa lem korea dan tali jagung
sebagai pengikat antar batang yang menambah kekuatan sambungan.
5. Jumlah anggaran biaya sebesar Rp 387.000,00
Demikian proposal ini penulis susun selengkap - lengkapnya sesuai dengan format
peraturan yang telah ditentukan panitia. Namun penulis menyadari proposal yang penulis
susun masih jauh dari sempurna karena tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu
mungkin masih terdapat kekurangan yang tentu tidak penulis sengaja dalam pembuatan
proposal yang penulis ajukan ini. Kekurangan – kekurangan yang terdapat pada ini tidak lain
karena keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi waktu penyusunan maupun
pengetahuan penulis dalam merencanakan jembatan. Pada akhirnya penulis berharap dengan
segala kerendahan hati agar dapat diterima sebagai langkah awal dalam keikutsertaan penulis
pada Civil Engineering Festival 2016. Besar harapan penulis untuk dapat mengikuti Bridge
Build Competition sekaligus mewakili perguruan tinggi penulis. Penulis yakin dengan
keikutsertaan penulis akan berdampak positif dan tentu menambah pengalaman penulis dalam
kegiatan yang selalu diselenggarakan tiap tahunnya.
Atas perhatian dan penilaian Bapak/Ibu selaku dewan juri penulis sampaikan terima kasih.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
http://fiancivilian.blogspot.co.id/2012/07/jembatan-rangka-batang-truss-bridge.html
https://www.palombiengineering.wikispaces.com
http://dokumen.tips/documents/03-truss-bridge.html
http://www.tekniksipil.org/jembatan/jembatan-rangka-batang/
http://nawarsyarif.blogspot.co.id/2011/11/karakteristik-klassifikasi-dan-prinsip.html
http://sibalsa.com/en/artikel/47-penelitian-sifat-fisik-mekanik-kayu-balsa.html
http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_balsa
http://www.coveredbridgesite.com/ny/truss.html
27
LAMPIRAN
28