You are on page 1of 16

ANATOMI DAN FISIOLOGI

MATA

DI SUSUN OLEH :

1. FANDA NUR PRAYUDA


2. DIAN KURNIAWATI
3. ICHSAN FADLOLI
4. NUNKY PANDU KARTIKA

D3 KEPERAWATAN 2B

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang


sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm.Panjang
gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang
terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang
mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang
bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina (
ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.

Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus (
kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan
reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna
merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina,
dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai
fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual
( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru));
pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang, tidak
seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan
depolarisasi.
Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang
dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel
ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf
pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron
bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu,
struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan
sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya secara horizontal,
dengan menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik
disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel
bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel
ganglion.

BAB I
PEMBAHASAN

A. Anatomi Mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Mata adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada
fotoreseptor, yang mengubah energy cahaya menjadi impuls saraf. (ethel
Sloane. 1994)
Structural anatomis, bola mata ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya
terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak
pada bagian luar. Perhatikan gambar di bawah ini:

1. Struktur Mata
a. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa.
Bagian posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi
jaringan ikat fibrosa putih.
1. Sklera member bentuk pada bola mata dan memberikan tempat
perlekatan untuk otot ekstrinsik.
2. Otot-otot mata adalah otot-otot yang melekat pada mata, terdiri
dari: muskulus rektus superior ( menggerakan mata ke atas )
dan muskulus inferior (menggerakan mata ke bawah).
3. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada
sclera di bagian depan mata. Bagin ini mentransmisi cahaya
dan memfokuskan berkas cahaya.
4. Badan siliaris: menyongkong lensa dan mengandung otot yang
memungkinkan lensa untuk beroakomondasi, kemudian
berfungsi juga untuk mengsekreskan aqueus humor.
5. Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil,
mengandung pigmen.
6. Lensa: memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk
lensa.
7. Bintik kuning (fovea): bagian retina yang mengandung sel
kerucut.
8. Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam
bola mata .
9. Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola
mata .
10. Aquous humor: Menjaga bentuk kantong bola mata.

b. Lapisan tengah bola mata disebut Tunika vascular ( uvea ) dan


tersusun dari koroid , badan silliaris dan iris.
1. Lapisan koroid adalah bagian yang sangat terpigmentasi untuk
mencegah refleksi internal berkas cahaya . Bagian ini juga
sangat tervaskularisasi untuk meberikan nutrisi pada mata, dan
elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.
2. Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan
koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot
melekat pada ligament suspensori, tempat pelekatan lensa.
Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau
kemampuan untuk mengubah focus dari objek berjarak jauh ke
objek berjarak dekat di depan mata.
3. Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata
yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan
otot radialis serta sirkulari, yang berfungsi untuk
mengendalikan diameter pupil.
4. Pupil adalah ruang terbuka yang bulat pada iri yang harus di
lalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.
c. Lensa

Adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil.

Elastisitasnya sangat tiggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses

penuaan.

d. Rongga mata
Lensa memish interior mata menjadi dua rongga yaitu
ronga anterior dan rongga posterior.
1. Rongga anterior terletak di belakang kornea dan di
depan iris.
Ronga posterior terletak di depan lensa dan di belakang
iris.
2. Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan
bening yang diproduksi proseseus siliaris untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea.
Aqueous humor mengalir ke saluran schlemm dan
masuk ke sirkulasi darah vena.
3. Tekanan intraocular pada aqueous humor penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous
humor terhambat. Suatu kondisi yang disebut glukoma.

e. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan


transparan. Lapisan ini terdiri dari lapisan terpimentasi luar, dan
lapisan jaringan saraf dalam.
1. Lapisan terpigmentasi luar
Pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah
lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung
pigmen melanin,berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih
dan mencegah refleksi internal berkas cahaya yang melalui
bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.
2. Lapisan jaringan saraf dalam (optikal)
Yang terletak bersebelahan dengan lapisan terpigmentasi
adalah struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis
neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan
terpisah.
Jaringan saraf terdiri dari dari :
a. Sel batang dan kerucut adalah reseptor fotosensitif yang
terletak berdekatan dengan terpigmentasi.
1. Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang
bermodifikasi menjadi dendrit sensitive cahaya.
2. Sel kerucut adalah sel yang berperan dalam
persepsi warna. Sel ini berfungsi pada tingkat
intesitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam
penglihatan di siang hari.
b. Neuron Bipolar
Membentuk lapisan tengah dan menghubungkan sel
batang dan sel kerucut ke sel-sel ganglion.
c. Sel Ganglion mengandung akson yang bergabung pada
regia khusus dalam retina untuk membentuk saraf optik.
d. Sel Horizon dan Sel Amakrin merupakan sel lain yang
ditemukan dalam retina, sel ini berperan untuk
menghubungkan sinaps-sinaps lateral.

3. Bintik Buta ( diskus optic ) adalah titik keluar saraf optic.


Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada
sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya jatuh ke area ini,
maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya
jatuh ke area ini.
4. Lutea macula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral
terhadap pusat.
5. Fovea adalah pelekukan sentral macula lutea yang tidak
memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian
ini adalah pusat visual mata, bayangan yang memfokus di sini
akan diinterprestasi dengan jelas dan tajam oleh otak.
6. Jalur visual ke otak
a. Saraf optic terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang
keluar dari mata dan bergabung tepat di sisi superior
kelenjar hipofisis membentuk kiasma optic.
b. Pada kiasma optic, serabut neuron yang berasal dari
separuh bagian temporal ( lateral ) setiap retina tetap berada
di sisi yang sama sementara serabut neuron yang berasal
dari separuh bagian nasal (medial) setiap retina menyilang
ke sisi yang berlawan.
c. Setelah kiasma optic, serabut akson membentuk traktus
optic, yang memanjang untuk bersinapsis dengan neuron
dalam nuclei genikulasi lateral thalamus. Aksonnya
menjalar ke korteks lobus oksiptal.
d. Sebagian akson berhubungan dengan kolikuli superior,
okulomtorik, dan nuclei praktektum intk berpatisipasi
dalam reflex pupilaris dan siliaris.
2. Struktur aksesori Mata

a. Orbita
Adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.
1. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata,
sisa rongga berisi jaringan ikat dan adipose, serta otot
mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan
menginsersi bola mata.
2. Ada dua lubang pada orbit yaitu foramen optic yang
berfungsi untuk lintasan optic dan arteri optalmik, dan
fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan
arteri yang berkaitan dengan otot mata.
b. Tiga pasang otot mata ( dua pasang otot rektus dan satu pasang
otot oblik ) memungkinkan mata untuk bergerak bebas kea rah
vertical, horizontal, dan menyilang.
c. Alis mata
Merupakan pelindung mata dari keringat, serta melindungi
kelopak mata ( palpebrae ) atas dan bawah melindungi mata
dari kekeringan dan debu.
d. Fisura palbebral atau ruang antara kelopak mata atas dan
bawah, ukurannya bervariasi diantara individu dan menentukan
penampakan mata.
e. Kantus medial adalah bentukkan dari sambungan ( junction )
medial kelopak mata atas dan bawah, serta kantus lateral
terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah.
f. Karunkel adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang
melapisi setiap kelopak ( konjungtiva palpebral ) dan terlipat
kembali di atas permukaan anterior bola mata( bulbar, atau
ocular, konjungtiva ).
g. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang
melapisi setiap kelopak ( konjungtiva palpebral ) dan terlipat
kembali di atas permkaan anterior bola mata ( bulbar, atau
ocular, konjungtiva ).
h. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan
jaringan ikat yang rapat. Kelenjar Meibomian, yang merupakan
pembesaran kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi
barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan
pada kelopak mata bagian bawah.
i. Aparatus lakrimal berfungsi untuk produksi dan pengaliran air
mata
1. Air mata mengandung garam,mukosa, dan lisozim, suatu
bakteriosida. Cairan ini membasahi permukaan mata dan
mempertahankan kelembabannya
2. Berkedip menekan kelenjer lakrimal dan menyebabkan
produksi air mata.
3. Air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal, yang
menyambung kantong lakrimal. Kantong membuka ke
dalam duktus nasolakrimal, yang pada gilirannya akan
masuk ke rongga nasal.
B. Fisiologi Mata

Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit,


yang memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan
warna yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang
yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas
sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya,
suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif,
dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses,
dan meneruskan informasi visual ke otak (Junqueira, 2007).
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor
peka cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang
membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous humour. Lubang
bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam
mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,
satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat-serat otot memendek jika
berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi yang terjadi
pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang terjadi pada
cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk
(Sherwood, 2001).
Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina,
harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat.
Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya
dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi.
Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.
Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan
koroid di sebelah anterior. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan
lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi
untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk
penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduk
relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf
parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat
(Sherwood, 2001).
1. Masuk Cahaya ke Mata

Mata menyerupai kamera tetapi bekerja lebih baik dari kamera


karena beraksi secara otomatis, hampir tepat dan cepat tanpa harus ada
penyesuaian yang dilakukan. Proses dimana cahaya memasuki mata adalah
sebagai berikut:Cahaya memasuki mata melalui kornea yang
transparan.Kemudian menjalar melaui lensa yang membalikkan cahaya
tersebut.Kemudian membentuk gambaran balik pada retinaRetina
mengubah cahaya ke dalam impuls syaraf. Impuls tersebut melewati
sepanjang syaraf optikus dan traktus ke otak, disampaikan ke korteks
oksipitalis dan disana diinterpietasikan sebagai gambar.Jumlah cahaya
yang memasuki mata diatur oleh ukuran dari pupil. Iris berfungsi sebagai
diafragma, ukuran pupil dikontrol oleh serat - serat otot sirkuler dan radial.
Otot - otot dari iris dikontrol oleh: Serat simpatis yang berasal dari
ganglion servikalis superior pada rantai simpatis di leher. Impuls yang
menjaiar sepanjang serat tersebut mendilatasi pupil dengan cara relaksasi
serat sirkular.Serat parasimpatis yang menjalar dengan syaraf kranial ke-
3(okulomotorius): impuls sepanjang serat tersebut menyebabkan
konstriksi pupil dengan cara relaksasi serat radial.Pupil membesar pada
saat gelap dan berkonstriksi pada keadaan terang.Ukuran pupil setiap saat
disebabkan oleh keseimbangan antara stimulasi simpatis dan parasimpatis.
Kekuatan penglihatan diperiksa dengan bantuan alat grafik Snellens.
Ukuran dan bentuk dari masing - masing huruf pada grafik tersebut pada
setiap detailnya harus mempunyai sudut pandang 1 menit ketika dilihat
pada jarak 6 meter. Mata normal dapat melihat pada jarak 6 meter baris
ke-6 dengan jelas. Bila seseorang pada jarak tersebut hanya dapat melihat
dengan jelas pada huruf yang dua kali lebih besar, penglihatannya dicatat
sebagai 6/12. Bila seseorang dapat melihat dengan jelas hanya pada huruf-
huruf yang terbesar (yang untuk mata normal harus terlihat dengan jarak
sejauh 60 meter) penglihatannya tercatat sebagai 6/60.

2. Proses Visual Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada


retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika
dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih
banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil
ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary
constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang
terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel
tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous
humour(n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih
banyak dibandingkan lensa.Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan
bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan
jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai
retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya
menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses
perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan
sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi
pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid
membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan
mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor
yangada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan
fotoreseptor, bipolar dan ganglionic.Badan sel dari setiap neuron ini
dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan
bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan
sel bipolar dan ganglionic (Seeley, 2006).
Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina,
sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm,
optic tract, lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan
korteks serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Jaras Penglihatan

(Khurana, 2007)
3. Kelelahan mata
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata disebabkan oleh penggunaan indera
penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka
waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman
(pheasant, 1991).
Menurut Suma’mur (1996) kelelahan mata timbul sebagai strees intesif pada fungsi-
fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan
secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktepatan kontras.
a. Gejala kelelahan mata
Gejala-gejala seorang menalami kelelahan mata adalah sebai berikut
(pheasant,1991) :
 Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata dan di belakang mata.
 Pandangan kabur, pandangan ganda dan susah dalam memfokuskan
penglihatan.
 Pandangan mata dan pelupuk mata terasa perih, kemerahan, sakit, dan
mata berair yang merupakan cirri khas terjadinya peradangan pada
mata
 Sakit kepala (bagian frontal/depan), kadang-kadang disertai dengan
pusing dan mual serta terasa pegal-pegal atau terasa cape dan mudah
emosi.
Gejala-gejala mata tersebut penyebab utamanya adalah penggunaan otot-
otot disekitar mata yang berlebihan. Kelelahan mata dapat dikurangi
dengan memberikan tingkat pencahayaan yang baik ditempat kerja.
Sedangkan menurut suma’mur( 1991) menyebutkan gejala-gejala
kelelahan mata. Antar lain :
 Rangsangan, berair dan memerahnya konjungtiva
 Melihat rangkap
 Pusing
 Berkurangnya kemampuan akomodasi
 Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan, kontras,dan

 Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dan


percepatan kontraksi
4. Tajam Penglihatan

Tajam penglihatan merupakan padanan dari bahasa inggris "Visual Acuity"


yang didefinisikan sebagai buruk atau jelasnya penglihatan yang bergantung pada
tingkat kejelasan upaya pemfokusan di retina. Ketajaman penglihatan merupakan
kemampuan sistem penglihatan untuk membedakan berbagai bentuk (Anderson,
2007). Penglihatan yang optimal hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur
saraf visual yang utuh, stuktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang
tepat (Riordan-Eva, 2009).

Tajam penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan


resolution acuity. Recognition acuity adalah tajam penglihatan yang berhubungan
dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang dapat
dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata untuk mengenali dua titik
ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah (Leat,
2009).
KESIMPULAN

Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima


rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan. ( univertsitas Surabaya )
C. DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel.( 2004 ). Anotomy dan Physiologi. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.
www.usu.ac.id
www.uny.ac.id
www.gunadarma.ac.id
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/4/jhptump-a-agussugiar-160-2-babii.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-supartinin-7065-3-babii.pdf
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&v
ed=0CCwQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.digilib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F1259
58-S-5700-Analisis%2520faktor-
Literatur.pdf&ei=ZCOLVPCTNpSVuQTtnIHgDg&usg=AFQjCNHZm0Yb8TW7F5If-_-
e5LfRwJXjnw&bvm=bv.81828268,d.c2E

You might also like