You are on page 1of 14

BIOSTATISTIK

Teknik Sampling

OLEH

LISA ANGGRAYNI
PO714241151018
IV-A

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


D.IV FISIOTERAPI
2018
PROBABILITY SAMPLING & NONPROBABILITY SAMPLING

A. PROBABILITY SAMPLING
1. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karean pengmbilan sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. Teknik penarikan sampel menggunakan cara ini
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
a) Kelebihan
Mudah diterapkan dan dapat mengurangi bias serta dapat mengetahui standard
error penelitian.
b) Kekurangan
Tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud, butuh daftar anggota populasi, butuh
waktu lama dan mahal
c) Simple Random Sampling biasanya digunakan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum.

2. Systematic Random Sampling


Systematic Random Sampling (SRS) atau teknik penarikan sampel acak
sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2016, hlm. 123; 2010, hlm. 66).
Kasjono, H. S. (2009) menjelaskan bahwa SRS adalah suatu pengambilan
sampel, di mana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan
unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu.
Sementara Cochran (2010, hlm. 234) menyebutkan bahwa SRS ini sangat
berbeda dengan penarikan sampel acak sederhana.
a) Kelebihan
Kelebihan dari metode ini dibandingkan penarikan sampel acak sederhana
menurut Cochran (2010, hlm. 234) adalah:
 Lebih mudah dan menghemat waktu.
 Secara intuisi, penarikan sampel sistematik dianggap lebih teliti
dibandingkan dengan penarikan sampel acak sederhana. Metode sistematik
membagi populasi menjadi lapisan ke dalam n lapisan, yang terdiri dari k
unit pertama, k unit ke dua, dan seterusnya. Untuk mendapatkan sampel
sistematik yang seteliti mungkin (lebih akurat) bisa menggunakan
penarikan sampel acak berlapis dengan satu unit perlapisan. Perbedaannya
adalah bila dengan sampel sistematik unit-unitnya muncul pada posisi yang
relatif sama di dalam lapisannya, sedangkan bila dengan sampel acak
berlapis posisi di dalam lapisannya ditentukan secara terpisah oleh
pengacakan di dalam masing-masing lapisan.
Sedangkan menurut Kasjono (2009), keuntungan SRS adalah:

 Cara ini relatif mudah dilakukan


 Pemilihan sampel dapat dilakukan pada proses yang sedang berjalan, ketika
jumlah populasi dari kerangka sampel belum tersedia.
 Dengan menggunakan sampel acak sistematis, sampel yang terpilih
cenderung lebih tersebar dalam keseluruhan populasi. Oleh karena itu
sampel dianggap lebih mewakili populasinya dibandingkan sampel dari
metode acak sederhana.
 Membutuhkan waktu serta biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan
dengan pengambilan sampel acak sederhana.
b) Kekurangan
Kelemahan SRS menurut Kasjono (2009) adalah:
 Setiap unit penelitian tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil
sebagai sampel. Oleh karena itu, populasi (N) harus besar sehingga
pengambilan sampel mendekati acak lagi.
 Populasi harus bersifat homogen karena jika terlalu heterogen atau banyak
variasi, besar kemungkinan sampel tidak mewakili populasi.
 Bila terjadi suatu kecenderungan tertentu maka metode ini menjadi kurang
sesuai atau tidak lagi acak, padahal sampel seharusnya memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih. Misalkan untuk memilih sampel
dengan hari menggunakan k=7, karena sampel akan selalu jatuh pada hari
yang sama.
Salah satu kekurangan lain dari Systematic Random Sampling adalah
biaya yang mungkin tinggi yang disebabkan oleh kondisi geografis yang besar.
Andaikata populasi tersebar dan berjauhan di daerah yang besar,maka akan
dibutuhkan biaya perjalanan untuk mencapai satu unit sampel menuju unit
sampel lainnya.
c) Penelitian Yang Menggunakan Systematic Sampling
Penelitian yang menggunakan Systematic Sampling, yaitu penelitian
diskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Cara pengambilan sampel dengan systematic sampling dapat dibedakan menjadi
dua,yaitu : single systematic sampling dan repeated systematic sampling.
 Single systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, dimana
sampel diperoleh dengan cara memilih secara random satu elemen k-elemen
pertama pada frame dan setiap elemen ke-ka berikutnya. Cara pengambilan
sampel seperti ini disebut dengan 1 dalam k systematic sampling.
 Repeated systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel
dimana sampel diperoleh dengan cara memilih secara random lebih dari satu
elemen dari k-elemen pertam pada frame sebagai titik awal dan memilih
setiap elemen ke-k berikutnya disetiap titik awal. Dengan kata lain, repeated
systematic sampling memilih lebih dari satu single systematic sampel.

3. Stritisfied Random Sampling


Stratified random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dengan
memperhatikan suatu tingkatan (strata) pada elemen populasi. Elemen populasi dibagi
menjadi beberapa tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat padanya.
Dalam stratified random sampling elemen populasi dikelompokkan pada tingkatan-
tingkatan tertentu dengan tujuan pengambilan sampel akan merata pada seluruh
tingkatan dan sampel mewakili karakter seluruh elemen populasi yang heterogen.
a) Kelebihan
 Stratifikasi memberikan kemudahan administrasi. Suatu badan oragnisasi
membentuk survey dapat berdiri dalam kantor – kantor dengan bermacam –
macam daerah administrasi dengan penjelasan kepemilikan sah dengan
maksud menjadikan organisasi lebih baik dengan hasil pekerjaan yang lebih
akurat.
 Stratifikasi dengan karakteristik alami membantu memperbaiki desain
sampel. Sebagai contoh , di area dan daerah survey terdapat banyak
perbedaan tipe permasalahan pengambilan sampel di daerah daratan, padang
pasir, dan pegunungan yang mempunyai perbedaan jarak tempuh sehingga
hal ini akan menjadi lebih mudah jika tiap – tiap area dipisahkan dalam suatu
strata.
 Stratifikasi secara praktek lebih efektif ketika terdapat nilai – nilai ekstrim
dalam populasi yang dapat dibedakan ke dalam strata dengan maksud
mengurangi keragaman dalam strata. Pemisahan dugaan menjadi strata
tersendiri dapat dikombinasikan ke dalam dugaan akurat untuk keseluruhan
populasi.
 Stratifikasi memberikan kemungkinan penggunaan desain sampel yang
berbeda – beda pada strata yang berbeda – beda. Pada kenyataannya di
lapangan, informasi mengenai stratifikasi tidak secara keseluruhan tersedia
untuk setiap unit populasi. Dalam kasus tersebut, keseluruhan populasi dibagi
menjadi beberapa strata mengikuti infomasi sebenarnya yang tersedia dan
beberapa pengambilan sampel yang dapat dipercaya dalam perencanaan
pemilihan unit dalam strata tersebut digunakan.
 Stratifikasi cukup mewakili keragaman kelompok dalam populasi yang
memberikan beberapa keterterikan atau efek yang besar.
 Stratifikasi juga memilih sampel secara cross section yang lebih baik dengan
populasi dari yang tidak berstrata.
 Stratifikasi memberikan keputusan yang tepat dalam memperkirakan
karakteristik suatu populasi. Untuk dapat mencapainya, populasi yang
heterogen dibagi – bagi menjadi beberapa populasi yang masing masing
dalam strata adalah homogen. Jika tiap – tiap strata homogen,
menggambarkan pengukuran dalam strata tersebut dari satu unit ke unit yang
lain, estimasi yang lebih akurat diperoleh dengan menggunakan sampel yang
relatif lebih besar.
b) Kekurangan
 Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan pembentukan strata atau
acuan penarikan sampel seringkali tidak memuat informasi informasi yang
dapat dijadikan sebagai dasar Pembentukan suatu strata.Sehingga apabila
dipaksakan membentuk suatu strata dengan informasi yang tidak cukup
lengkap maka dapat berdampak pada tidak sesuainya strata yang dibentuk
dengan tujuan penelitian. Alih-alih membentuk suatu strata dengan elemen
yang bersifat homogen justru dapat membentuk suatu strata yang sangat
heterogen.
 Seorang peneliti membentuk suatu kelompok berdasarkan tingkatan
tingkatan tertentu dari kerangka sampel yang tersedia. Apabila kerangka
sampel tersebut belum menyediakan informasi ke dalam strata maka peneliti
harus membentuk sendiri kerangka sampel secara terpisah yang sudah terisi
tingkatan tingkatan sesuai kebutuhan penelitian.
 Biaya operasional dapat membengkak apabila pembentukan strata bukan
mengikuti wilayah geografis melainkan mengikuti sifat atau karakter lain.
Misalkan tingkatan atau strata yang kita bentuk berdasarkan tingkatan
pendidikan, meskipun dianggap sebagai homogen dalam setiap strata namun
populasi bisa tersebar di seluruh wilayah atau area yang menjadi batas
populasi katakanlah tersebar di dalam kota.
c) Penelitian Yang Menggunakan Sratisfied Random Sampling
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasarkan
tingkatan tertentu. Biasanya dilakukakan pada penelitian mengenai motivasi kerja
pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat bawah.
Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
Contoh kasus stratified sampling
1) Dari 100 populasi pemilih pada pemilu akan diambil 100 orang sebagai
sample berdasarkan usia pemilih secara propporsional.
Penyelesaian :

Usia Pemilih Populasi Jumlah/ditentukan Terpilih

15 – 25 100 10 % 10

26 – 35 200 10 % 20

36 – 45 500 10 % 50

45 > 200 10 % 20

1000 100
2) Misalkan penelitian yang dilakukan adalah pengaruh kurikulum saat ini
terhadap prestasi siswa, maka dapat dilakukan dengan cara mengelompokan
siswa kedalam tingkatan pandai, sedang, tidak pandai dan kemudian dari
masing-masing tingkatan tersebut diambil dalam jumlah yang memadai.

Penyelesaian :

Nilai Jumlah Siswa Hasil Stratifikasi

0 – 30 7 Tidak Pandai

31 – 60 15 Sedang

61 – 80 23 Lumayan

80 – 100 5 Pandai

50

4. Cluster Sampling
Teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu- individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Cluster sampling atau
sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya
penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di
seluruh provinsi.
a) Kelebihan :
 Rendahnya biaya yang harus dikeluarkan ketimbang jika menggunakan
metode stratified random sampling.
 Tidak diperlukannya kerangka sampel yang berisi daftar semua anggota
populasi, tetapi cukup dengan daftar anggota dari cluster saja.
b) Kekurangan:
 Kelemahan utama dari metode ini adalah kurang efisien dalam proses
pemilihan anggota sampel dibandingkan metode lainnya, karena sub-sub dari
setiap kelompok yang ditentukan dalam suatu stage diasumsikan memiliki
karakteristik homogen (hampir homogen).
 Prosudur estimasi sulit. derajat efisiensi ditinjau dari segi peluang
 Membuat error lebih banyak dalam cluster sampling
c) Penelitian Yang Menggunakan Cluster Sampling
Digunakan dalam jenis penelitian: penelitian kuantitatif metode deskriptif.

5. Multistage Sampling

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat
dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – >RT

a) Kelebihan Multistage Random Sampling Menurut Eko (2002) antara lain :


 Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.
 Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik.
 Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil.
 Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan.
 Dapat menggunakan metode yang berbeda pada setiap tahapannya.
 Anggota sampel yang diambil lebih respresentatif.
b) Kekurangan Multistage Random Sampling Menurut Nasution (2003) antara lain :
 Prosedur estimasi sulit.
 Prosedur pengambilan keputusan sampel memerlukan perencanaan yang
lebih cermat.
 Pengujian lebih sulit dilakukan.
c) Digunakan pada penelitian : Penelitian Longitudinal

B. NONPROBABILITY SAMPLING
1. Convenience Sampling

Convenience sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan


elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena
sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat.

 Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling


 Merupakan metode sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang
paling mudah dijumpai atau diakses
 Metode ini memilih sample dari elemen populasi (orang atau kejadian ) secara
sengaja yang datanya mudah diperoleh peneliti
 Peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan
saja
 Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut
 Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling
– tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street)
 Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan,
yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random).
 Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif karena dalam pengambilan sampel, peneliti terkesan
“hanya asal ambil”.

Contoh penelitian Convenience Sampling

 Penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap produk di supermarket


“X”, maka sampelnya adalah setiap pengunjung yang berbelanja di
supermarket “X” pada waktu tententu.
 Mahasiswa sering kali membagikan kuesioner kepada teman kuliahnya yang
dikenal
 Dosen mengedarkan kuesioner kepada para mahasiswanya atau mahasiswa
di kelas-kelas lain yang diampu oleh rekan dosen yang dikenalnya

a) Kelebihan

Dari segi biaya dan waktu yang diperlukan teknik sampling ini merupakan
metode yang termurah dan hemat waktu. Disini terlihat bahwa sampling unitnya
(responden) dapat diakses, mudah diukur dan biasanya sangat membantu dan mau
bekerjasama. Teknik sampling ini sangat tepat untuk penelitian dengan kelompok
yang terfokus, pengujian awal angket-angket atau “pilot study” dan penelitian
eksploratif untuk menimbulkan/mencari ide-ide maupun pengujian awal suatu
hipotesis.
 Peneliti mempunyai kebebasan untuk menentukan dan memilih sample
 Metode ini cepat, mudah, dan murah.
 Efisiensi dalam waktu maupun biaya
 Sampling dengan metode yang paling gampang dan nyaman

b) Kekurangan

Karena teknik ini dapat dilakukan dengan mengambil siapa saja yang dapat
ditemui oleh peneliti, sehingga hasil yang diperoleh dapat memunculkan bias
dalam pengambilan keputusannya. Teknik ini tidak dapat digunakan bila
populasinya dapat didefinisikan, karena dengan kondisi ini dimungkinkan untuk
menyediakan kerangka sampel sehingga dalam tindak lanjutnya lebih disarankan
untuk menggunakan probability sampling (terutama bila faktor biaya, waktu dan
tenaga tidak menjadi kendala serius). Teknik ini tidak dianjurkan untuk penelitian
yang bersifat deskriptif dan causal. Metode ini menuntut kehati-hatian dalam
menerjemahkan hasil penelitian.

 Hasil penelitian tentu saja tidak akurat.


 Karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil
penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri.
 Hasil analisis data mempunyai tingkat generalisasi yang rendah

c) Penelitian Yang Menggunakan Convenience Sampling

Teknik penelitian ini biasanya dipakai dalam metodologi penelitian survey.

2. Accidental Sampling

Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat
dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh
bersifat kasar dan sementara saja.

a) Kelebihan
Kelebihan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat, mudah dan juga
mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun menemukan)
asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi tertentu.

b) Kekurangan

Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung hanya pada


anggota sampel yang ada pada saat itu

c) Digunakan dalam metode penelitian survey

3. Quota Sampling

Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota
terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah
jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka
setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik
yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. Quota sampling dapat juga disebut
sebagai judgment sampling dua tahap dimana :

 Tahap I :Peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota dari populasi yang
akan diteliti

 Tahap II :Penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara convinience


atau judgment, tergantung situasi dan kondisi penelitian serta kemampuan peneliti

Perbedaan antara judgment dengan quota terletak pada adanya suatu batasan pada quota
sampling. Dalam quota sampling, sampling yang diambil telah dijatah (quotum) dari
setiap sub kelompoknya.

a) Kelebihan
 Biaya penelitian rendah
 Keleluasaan peneliti untuk
 Menentukan elemen-elemen untuk setiap quotanya

b) Kekurangan

 Tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian karena data


yang diperoleh sangat beragam

 Tidak ada prosedur baku bagi pewawancara dan teknik wawancara akan
berpengaruh pada terjadinya bias.

 Quota sampling termasuk dalam nonprobability sampling sehingga tidak


bisa untuk mengestimasi populasi.

c) Digunakan dalam penelitian analitik deskriptif. Pada quota sampling banyaknya


sampel yang ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan akan relatif memadai untuk
mendapatkan data yang diperlukan yang diperkirakan dapat mencerminkan
populasinya, tidak bisa diperhitungkan secara tegas proporsinya dari populasi,
karena jumlah anggota populasi tidak diketahui secara pasti

4. Purposive Sampling

Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih berdasarkan


pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang
memiliki karakteristik yang dikehendaki. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya
ada sedikit orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.

Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin


tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui
dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga
renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap
memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian
kualitatif. Kelebihannya unit-unit yang terakhir dipilih dapat dipilih sehingga mereka
mempunyai banyak kemiripan. Kelemahannya memunculkan keanekaragaman dan
bias estimasi terhadap populasi dan sampel yang dipilihnya.
a) Kelebihan

 Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.


 Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.
 Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah ditemui
atau didekati oleh peneliti.

b) Kekurangan

 Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif


dalam segi jumlah.
 Dimana tidak sebaik sample random sampling.
 Bukan termasuk metode random sampling.
 Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan
statistik.

c) Teknik ini digunakan pada penelitian yang menggunakan metode kohort.

5. Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample
dari suatu populasi. Dimana snowball sampling ini adalah termasuk dalam teknik non-
probability sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk metode
pengambilan sample seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat
komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain oblek sample yang
kita inginkan sangat langka dan bersifat mengelompok pada suatu Himpunan. Dengan
kata lain snowball sampling metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi
level).
a) Kelebihan
 Penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden
awal, namun pada akhirnya informasi berkembang luas dan mendalam.
 Membantu menemukan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian namun
sulit ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya.
 Meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil
yang akurat.
 Membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber dari jaringan yang
terbentuk.
b) Kekurangan
 Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti sulit membangun
jaringan.
 Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat bertambah dari
perkiraan semula, apabila belum menemukan responden yang dimaksud.
 Hasil kurang mewakili populasi, apabila peneliti kurang teliti / hati-hati
dalam menentukan sampel awal untuk membangun jaringan.
 Ada masalah etika yang harus dipertimbangkan ketika mempublikasikan
data, terkait dengan jaminan kerahasiaan identitas responden, khususnya
apabila terkait hal-hal yang dapat mengancam keamanan diri responden.

c) Digunakan pada penelitian Kualitatif. Biasanya metoda ini digunakan untuk


menjelaskan pola-pola social atau komunikasi (sosiometrik) suatu komunitas
tertentu. Untuk metode pengambilan sample seperti ini khusus digunakan
untuk data-data yang bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau
dengan kata lain oblek sample yang kita inginkan sangat langka dan bersifat
mengelompok pada suatu Himpunan.

You might also like