You are on page 1of 2

Penggunaan bahan kimia sebagai salah satu bahan tambahan pada makanan dan minuman

saat ini sering ditemui. Bahan tambahan merupakan bahan yang sengaja ditambahkan kedalam
makanan dan minuman untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Bahan tambahan pangan
yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan nilai organoleptik, menghambat pertumbuhan
mikroba dan memperpanjang masa simpan produk (Simatupang, 2009). Salah satu bahan
tambahan pangan yang umumnya digunakan dalam industri minuman seperti sirup adalah
pemanis buatan (Lidyawati, 2013).

Pemanis buatan salah satunya seperti siklamat, pemanis sintetis tersebut dapat dibeli
dengan harga yang relatif lebih murah dari pemanis alami. Selain itu, tingkat kemanisannya jauh
lebih tinggi dibandingkan gula tebu (Lidyawati, 2013). Siklamat bersifat mudah larut dalam air
dan tahan terhadap panas. Berbeda dengan sakarin yang memiliki rasa manis dengan rasa pahit,
siklamat hanya berasa manis tanpa adanya rasa pahit. Siklamat yang dikonsumsi dapat
memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan tersebut antara
lain seperti migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, serta kebotakan (Cahyadi,
2008). Hal ini didukung oleh pendapat Sari dkk, (2011) bahwa, siklamat yang dikonsumsi dalam
dosis yang berlebihan akan mengakibatkan kanker kandung kemih. Dalam standar pemanis
buatan (SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.4547/2004) dan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, batas maksimum penambahan siklamat
pada produk minuman adalah 250-3000 ppm (Wibowotomo, 2008).

Pengujian kandungan siklamat dalam bubuk minuman nutrisari rasa jambu ini dilakukan
dengan cara menambahkan 2 gram BaCl2 kedalam 100ml sampel kemudian didiamkan selama 2
menit, selanjutnya ditambahkan 10ml HCl dan ditambahkan lagi 0,2 gram NaNO 2, setelah
penambahan NaNO2 ini dapat dilihat hasilnya dengan adanya endapan putih atau tidak. Dari hasil
pengujian kandungan siklamat dalam bubuk minuman nutrisari ini didapatkan hasil positif
adanya siklamat dalam minuman tersebut dengan ditandai adanya endapan putih setelah
pemberian NaNO2.

Dalam pengujian ini digunakan BaCl2 berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor


yang ada dalam larutan, sedangkan sampel ditambahkan HCl yang berfungsi untuk
mengasamkan larutan agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat (Lestari, 2011). Setelah itu
ditambahkan NaNO2 untuk melihat ada tidaknya siklamat, penambahan NaNO2 iniberfungsi
untuk memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat (BPOM RI, 2003). Untuk hasil dari pengujian
ini sementara kami menyimpulkan bahwa bubuk minuman nutrisari rasa jambu ini mengandung
siklamat, hal ini karena ditandai adanya endapan putih setelah penambahan NaNO2.

Daftar pustaka

BPOM RI, 2003, Jajanan anak sekolah, Jakarta


Cahyadi, W., 2008, Analisis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Bumi aksara,
Jakarta
Lestari, Dewi. 2011. Analisis Adanya Kandungan Pemanis Buatan (Sakarin dan
Siklamat) pada Jamu Gendong di Pasar Gubug Grobogan. Institut Agama
Islam Negeri Walisongo.Semarang
Lidyawati, W., 2013, Penentuan Kelayakan Edar Es Lilin Tidak Bermerk dan Tidak
Berlabel di Kecamatan “X” Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Pemanis
dan Pewarna yang Digunakan, Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia.
Sari, I.A., dkk, 2011, Penerapan Standar Penggunaan Pemanis Buatan Pada Produk
Pangan. (Online). (http://ebookkuliah.com/penera pan-
standarpenggunaanpemanis-buatan-pada-produkpangan) diakses pada 5
December 2018
Wibowoutomo, Budi, 2002, Pengembangan Metode Penetapan Kadar Siklamat
Kromatografi Kinerja Tinggi Guna Diimplementasikan Dalam Kajian
Paparan. Teknologi dan Kejuruan, PT Kalma Media, Jakarta.
Simatupang, H., 2009, Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan pada Sirup yang dijual
di Pasar Tradisional Kota Medan. Universitas Sumatera Utara, Medan,
Indonesia.

You might also like