You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan mengalami
perubahan mendasar pada abad ke 21. Perubahan tersebut merupakan
dampak dari perubahan kependudukan dimana masyarakat semakin
berkembang yaitu dari segi pendidikan, lebih sadarakan hak dan hukum, serta
menuntut dan semakin kritis terhadap berbagai bentuk pelayanan
keperawatan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
(Agus Kuntoro, 2010). Masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang terkait dengan kebutuhan pasien
harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, dan
dengan biaya yang terjangkau (Ilyas,2004).

Meningkatnya tuntutan masyarakat disarana kesehatan terutama dirumah


sakit, secara berkesinambungan rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pemberian pelayanan kesehatan, salah satunya adalah
keperawatan dirumah sakit (DepkesRI). Berdasarkan keputusan menteri
kesehatan nomor:123/Menkes/SK/XI/2005 tentang registrasi dan praktek
keperawatan, yang berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya
dibidang asuhan keperawatan maka dibentuklah suatu tim Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP).

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus dan Yuli, 2006). Aspek
struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien
sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat
sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat
tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan. Jumlah tenaga Pelaksanaan
melibatkan kerjasama professional antara kepala ruangan, perawat primer
(PP) dan perawat asosiet (PA). Perawat primer bertugas untuk
mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya, merencanakan asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi (follow Up) perkembangan pasien.
Perawat asosiet bertugas untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang
sudah dilaksanakan dan memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana.

Menurut hasil penelitian Rantung,dkk (2013) mengatakan bahwa manajemen


dan pemberian asuhan keperawatan lebih baik diruangan dengan metode
MPKP dari pada non-MPKP. Pelaksanaan komponen MPKP sangat penting
untuk dilaksanakan terutama oleh perawat pelaksana yang memberikan
asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien. Pelayanan keperawatan
dirumah sakit, menuntut adanya peningkatan kualitas serta profesionalisme
sumber daya manusia keperawatan (Muninjaya,2004). Untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional salah satunya membutuhkan sebuah
pendekatan manajemen keperawatan.

Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan berada sejajar


dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
juga dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan.
Proses keperawatan, sebagaimana juga proses manajemen terdiri atas
kegiatan perencanaan (planning ),pengorganisasian (organizing), pengarahan
(staffing), pengawasan (actuating) ,dan pengendalian (controling)
(Gillies1985, dalam Agus Kuntoro, 2010). Salah satu dari fungsi manajemen
yaitu fungsi pengorganisasian adalah penentuan penggunaan metode
penugasan. Metode penugasan tersebut digunakan dalam MPKP.
Rumah Sakit Polri Pusat Tk. I Raden Said Sukanto Jakarta Timur didirikan
sejak tanggal 23 Mei 1966. Rumah sakit ini adalah rumah sakit tipe A.
Dimana sejak tahun 2016 bertransformasi dengan akreditas 16 pelayanan.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kepolisian RI dan menjadi
rumah sakit rujukan pusat untuk wilayah jakarta. Dan juga sebagai rumah
sakit pendidikan dan penelitian. Alur pelayanan pasien rawat inap adalah
melalui IGD untuk kasus-kasus emergency, ,sedangkan untuk kasus-kasus
berencana pasien harus mendaftar terlebih dahulu dibagian pendaftaran
masing-masing instalasi rawat inap setelah mendapat rujukan dari praktik
dokter, poliklinik, poli khusus, atau bagian yang lainnya. Kasus dan kondisi
pasien akan menentukan dimana tempat pasien akan dirawat.

Ruang Cemara I merupakan salah satu ruang rawat inap yang ada di Rumah
Sakit Polri. Ruang Cemara I merupakan ruang khusus dewasa perempuan,
dimana metode yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan
menggunakan metode tim modifikasi yaitu setiap shift terdapat satu
penanggung jawab dalam setiap ruangan. Ruangan Cemara I memiliki
kapasitas 22 tempat tidur untuk pasien dewasa perempuan kelas III yang
terbagi dalam Team A dan Team B yang masing-masing Team A dengan
jumlah 12 tempat tidur dan Team B dengan jumlah 10 tempat tidur. Tenaga
Perawat ruangan cemara I terdiri dari 14 perawat yang terdiri dari 1 kepala
ruangan (Karu), 1 wakil kepala ruangan (Wakaru), 4 Ketua Tim (Katim sesuai
shift pagi, sore, malam) dan 8 Perawat Pelaksana. Ruang cemara juga memiliki
5 POS ( shift pagi, sore, malam ) dan 1 petugas kebersihan (CS) disetiap shift.
Ruangan Cemara I dipimpin oleh seorang kepala ruangan dengan latar
belakang pendidikan Profesi Ners. Pendidikan staf perawat diruangan Cemara I
yaitu pendidikan Ners 3 perawat, pendidikan S1 2 perawat dan DIII
Keperawatan 9 perawat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi keperawatan manajemen diharapkan fungsi
dan prinsip manajemen dapat berjalan diruang cemara I.

2. Tujuan Khusus
- Fungsi manajemen dapat diterapkan secara maksimal sesuai dengan
keadaan ruang cemara I.
- Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap masalah manajemen diruang
cemara I.
- Perawat ruangan dapat menjalankan fungsi manajemen dalam
memberikan asuhan keperawatan atau tindakan pada pasien.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Ruang Cemara I
Dengan dilakukan penulisan laporan praktik manajemen keperawatan
diharapkan bahwa laporan ini menjadi evaluasi bagi ruang cemara I dalam
meningkatkan manajemen diruangan dan dapat diterapkan lebih baik lagi.

2. Bagi Perawat Pelaksana di Ruang Cemara I


Cemara I dapat memahami dan mengerti tentang pentingnya manajemen
keperawatan khususnya perawat pelaksana yang berasal dari tamatan DIII
Keperawatan sehingga manajemen ini dapat diterapkan dalam melakukan
tugas dan tindakan yang diberikan pada pasien serta dalam pencapaian
tujuan diruang cemara I.

You might also like