Professional Documents
Culture Documents
Jaringan Multimedia
EDGE
(Enhanced Data rates for GSM Evolution)
Oleh:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
Enhanced Data Rates for GSM Evolution
Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang dengan sangat
cepat. Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol),
Teknologi satelit yang memungkinkan melakukan komunikasi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa
saja. Teknologi telekomunikasi bergerak (mobile technology) juga mengalami perkembangan yang
sangat cepat dimulai dengan layanan yang kita kenal 1G (AMPS), 2G (GSM), 2,5G (GPRS), 2,75G
(EDGE), 3G (UMTS) sampai dengan 4G (WiMax).
A. EDGE
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) adalah teknologi evolusi dari GSM dan IS-
136 (Interim Standard-136 dikenal juga dengan Digital-AMPS atau D-AMPS, generasi kedua dari
sistem seluler digital TDMA yang beroperasi di Amerika Utara pada band 800 MHz dan band
PCS 1,9 GHz, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994).
Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan kapasitas data dari
jaringan GSM/GPRS lebih dari tiga kali lipat, sehingga memungkinkan operator GSM untuk
menyediakan akses internet mobile dengan kecepatan tinggi melalui infrastruktur yang telah
ada, dan efisiensi spektrum, serta memungkinkan penggunaan aplikasi-aplikasi baru.
Pengaplikasian EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan
penambahan lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi tidak ada perubahan
di sisi jaringan inti seperti MSC, SGSN (Serving GPRS Support Node), ataupun GGSN (Gateway
GPRS Support Node). Seiring dengan EDGE perlahan-lahan menjadi fungsi mandatory pada
peralatan mobile handset GSM/GPRS dan WCDMA/HSPA, EDGE saat ini telah dipertimbangkan
sebagai suatu langkah alami pada evolusi GSM.
B. Kapasitas EDGE
Seperti yang telah disinggung diatas, EDGE menawarkan peningkatan kapasitas dan
kecepatan data. Sebelumnya GPRS menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara
teori dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE kecepatan datanya sebesar 384 kbps,
dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum kecepatan EDGE tiga kali lebih besar
dari GPRS. Hal ini dimungkinkan karena pada EDGE digunakan teknik modulasi (EDGE
menggunakan 8PSK, GPRS menggunakan GMSK) dan metode toleransi kesalahan yang berbeda
dengan GPRS, dan juga mekanisme adaptasi pranala yang diperbaiki. EDGE juga menggunakan
coding scheme yang berbeda dengan GPRS. Dalam EDGE dikenal 9 macam skema pengkodean,
sedangkan di GPRS hanya ada 4 skema pengkodean (Tabel 1 dan 2).
E. Implementasi EDGE
EDGE merupakan teknologi yang dikembangkan dengan teknologi dasar GSM dan GPRS.
Sebuah sistem EDGE dikembangkan dengan tetap menggunakan perangkat yang terdapat pada
jaringan GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak bisa sendiri. Sebuah sistem GPRS terdiri dari SGSN (Serving
GPRS Support Node) dan GGSN (Gateway GPRS Support Node), yang merupakan jaringan
corenya, yang ditambahkan pada sebuah jaringan GSM sebelumnya. Sedangkan pada sisi
radionya, jaringan GPRS membutuhkan penambahan PCU pada perangkat radio jaringan GSM
sebelumnya.
2. Teknik Coding
Pada EDGE dikenal 9 macam teknik pengkodean, yaitu MCS1 sampai dengan
MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya digunakan 4 buah teknik pengkodean, yaitu CS1
sampai dengan CS4. Empat teknik pengkodean pertama pada EDGE, MCS1 sampai
dengan MCS4, menggunakan modulasi GMSK, sama seperti yang digunakan pada
GPRS. Sedangkan 5 teknik pengkodean lainnya, MCS5 sampai dengan MCS9,
menggunakan modulasi 8PSK.
Baik pada GPRS ataupun EDGE, tingkatan skema pengkodean yang lebih tinggi
menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi pula, tetapi ketahanannya terhadap
kesalahan makin rendah. Artinya, makin tinggi kecepatan packet data, maka makin
mudah packet data itu mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena,
makin tinggi tingkatan skema pengkodeannya, maka tingkatan mekanisme “koreksi
kesalahan” yang digunakan makin rendah.
Walaupun MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan
modulasi GMSK seperti CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki
kecepatan yang berbeda. Hal ini karena adanya penggunaan header yang berbeda.
Pada EDGE, packet datanya mengandung header yang memungkinkan dilakukannya
resegmentasi packet data. Artinya, apabila suatu packet data dikirimkan dengan
menggunakan tingkat skema pengkodean yang tinggi (kecepatan lebih tinggi, error
correction kurang) dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima.Maka
setelah dilakukan permintaan pengiriman ulang (retransmisi) packet data yang salah
terima itu, pada pengiriman selanjutnya, coding scheme yang digunakan dapat diganti
dan disesuaikan dengan kondisi radio interface. Artinya, pada pengiriman selanjutnya,
packet data akan dikirimkan dengan menggunakan coding scheme yang lebih rendah,
yang memiliki mekanisme error correction yang lebih baik. Sehingga diharapkan pada
pengiriman kedua ini data dapat diterima dengan baik di sisi penerima.
Sedangkan pada GPRS, resegmentasi packet data ini tidak dapat dilakukan.
Sehingga apabila suatu packet data telah dikirim dengan menggunakan suatu coding
scheme tertentu. Maka walaupun data diterima salah di sisi penerima, pada saat
pengiriman berikutnya, data tetap akan dikirim dengan menggunakan coding scheme
yang sama. Sehingga kemungkinan packet data itu salah diterima di sisi penerima
masih sama besar dengan sewaktu pengiriman pertama.
G. Tipe EDGE
Berikut ini tipe EDGE:
1. EDGE Classic
Edge classic berdasarkan standar EDGE yang dibangun oleh European
Telecommunication Standards Institute (ETSI). EDGE classic merupakan ETSI-EDGE
dengan sedikit modifikasi, umumnya yang berhubungan dengan ANSI-136, yang
memungkinkannya untuk di-overlaid sebagai sebuah packet data carrier diatas ANSI-
136 30kHz yang telah ada sebelumnya.
EDGE classic telah ditentukan untuk menjadi sebuah sistem yang menggunakan
carrier BCCH (Broadcast Control Channel) yang biasanya menggunakan pola reuse 4/12
atau 3/9 dan memerlukan setidaknya 2.4 MHz bandwidth pada masing-masing arah.
Carrier tambahan, jika tersedia dengan total bandwidth yang lebih tinggi, dapat
digunakan pada faktor reuse yang lebih rendah.
2. Edge Compact
Edge Compact menggunakan skema modulasi yang sama dengan EDGE classic.
Tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting yang memungkinkannya untuk dapat
ditempatkan pada spectrum yang kurang dari 1 MHz. Karakteristik penting yang
membedakan EDGE compact dari EDGE classic adalah:
a. Sinkronisasi antara Base Station
Karakteristik penting pada EDGE compact adalah bahwa base station-
base station tersinkronisasi satu dengan yang lainnya. Hal ini memungkinkan
untuk mengalokasikan common control channel sehingga dapat mencegah
pengiriman dan penerimaan yang bersamaan. Hal ini menghasilkan
(frekuensi) reuse efektif yang lebih tinggi yang penting untuk signaling, yaitu
3/9 atau 4/12. Sinkronisasi base station dilakukan sedemikian rupa sehingga
struktur timeslot sejajar antara sektor dan struktur hyper-frame selaras
antara semua sektor.
DAFTAR PUSTAKA