You are on page 1of 1

Nama: Riana Antika Amahoroe

NIM: 1706385
“Pengaruh pH, Konsentrasi Inokulum Dan Zat Warna Awal Pada Penghilangan Campuran Pewarna
Azo Dalam Kondisi Aerobik”

Abstrak
Pencemaran air adalah permasalah yang terus berkembang di dunia saat ini, karna banyak sekali
jumlah dan jenis limbah zat pewarna yang dibuang ke danau dan sungai tanpa pengelolahan yang tepat, yang
mengakibtakn tingginya tingkat kebutuhan biologis dan chemical Oxygen Demand (COD), padatan
tersuspensi, senyawa beracun dan masalah estetika yakni warna dan bau. Salah satu teknik pengelolahan
yang tepat itu mengatasi permasalah tersebut adalah biodegradasi dengan menggunakan kultur campuran
yang biaya pengelolahannya relative murah di bandingkan dengan pengunaan strain tunggal Biodegradasi
campuran tiga pewarna, yaitu pewarna reaktif merah X-3B (RBRX-3B), direct blue-6(DB-6) dan direct blue-
19 (DB-19) dalam shake flask (Erlemeyer flask) diteliti dalam penelitian ini. Kultur mikroba Campuran yang
diisolasi dari lumpur hasil pengolahan limbah pabrik setempat, digunakan untuk mendegradasi zat warna.
Aklimatisasi kultur bakteri dilakukan sebelum percobaan untuk mendapatkan kultur dengan kemampuan
degradasi yang efektif. System terbuka (batch) dalam Studi kinetik dilakukan dan dimodelkan menggunakan
model Monod dan Michaelis-Menten. Efek dari parameter proses, yaitu pH (5-9), dosis inokulum (5-15%)
dan konsentrasi zat warna awal (20-100 mg L-1) .Biodegradasi campuran pewarna dipelajari secara sistematis
dan dioptimalkan menggunakan metodologi permukaan respon (RSM). Efisiensi penghilangan maksimum
untuk RBRX-3B, DB-6 dan DB-19 masing-masing adalah 31,2%, 71,5% dan 87,6%. Kesalahan antara nilai
eksperimental dan prediksi model ditemukan kurang dari 10% untuk Ketiga pewarna.

Nama: Riana Antika Amahoroe


NIM: 1706385
“Pengaruh pH, Konsentrasi Inokulum Dan Zat Warna Awal Pada Penghilangan Campuran Pewarna
Azo Dalam Kondisi Aerobik”

Abstrak
Pencemaran air adalah permasalah yang terus berkembang di dunia saat ini, karna banyak sekali
jumlah dan jenis limbah zat pewarna yang dibuang ke danau dan sungai tanpa pengelolahan yang tepat, yang
mengakibtakn tingginya tingkat kebutuhan biologis dan chemical Oxygen Demand (COD), padatan
tersuspensi, senyawa beracun dan masalah estetika yakni warna dan bau. Salah satu teknik pengelolahan
yang tepat itu mengatasi permasalah tersebut adalah biodegradasi dengan menggunakan kultur campuran
yang biaya pengelolahannya relative murah di bandingkan dengan pengunaan strain tunggal Biodegradasi
campuran tiga pewarna, yaitu pewarna reaktif merah X-3B (RBRX-3B), direct blue-6(DB-6) dan direct blue-
19 (DB-19) dalam shake flask (Erlemeyer flask) diteliti dalam penelitian ini. Kultur mikroba Campuran yang
diisolasi dari lumpur hasil pengolahan limbah pabrik setempat, digunakan untuk mendegradasi zat warna.
Aklimatisasi kultur bakteri dilakukan sebelum percobaan untuk mendapatkan kultur dengan kemampuan
degradasi yang efektif. System terbuka (batch) dalam Studi kinetik dilakukan dan dimodelkan menggunakan
model Monod dan Michaelis-Menten. Efek dari parameter proses, yaitu pH (5-9), dosis inokulum (5-15%)
dan konsentrasi zat warna awal (20-100 mg L-1) .Biodegradasi campuran pewarna dipelajari secara sistematis
dan dioptimalkan menggunakan metodologi permukaan respon (RSM). Efisiensi penghilangan maksimum
untuk RBRX-3B, DB-6 dan DB-19 masing-masing adalah 31,2%, 71,5% dan 87,6%. Kesalahan antara nilai
eksperimental dan prediksi model ditemukan kurang dari 10% untuk Ketiga pewarna.

You might also like