You are on page 1of 2

DISEKSI AORTA Gejala

 Penderita mengalami nyeri yang sangat luar


biasa, yang muncul secara tiba-tiba.
 Sebagian besar penderita menggambarkan
dadanya seperti dicabik-cabik atau dirobek.
 Nyeri juga sering dirasakan di punggung, diantara
kedua bahu.
 Nyeri sering mengikuti jalannya pembelahan di
sepanjang aorta.
 Pembelahan terus berlanjut, bisa menyebabkan
terututupnya daerah dimana satu atau beberapa
arteri berhubungan dengan aorta.

Definisi  Tergantung kepada arteri mana yang tersumbat,

Diseksi Aorta (Aneurisma yang terbelah, bisa terjadi stroke, serangan jantung, nyeri perut

Hematoma yang terbelah) adalah suatu keadaan yang mendadak, kerusakan saraf yang menyebabkan

sering berakibat fatal, dimana lapisan dalam dari kesemutan dan ketidakmampuan menggerakan

dinding aorta mengalami robekan sedangkan lapisan anggota badan.

luarnya utuh; darah mengalir melalui robekan dan


membelah lapisan tengah serta membentuk saluran Diagnosa

baru di dalam dinding aorta. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya


yang khas.

Penyebab  Pada pemeriksaaan fisik, 65% penderita memiliki

Sebagian besar diseksi aorta merupakan akibat denyut nadi yang lemah atau sama sekali tidak

dari kerusakan pada dinding arteri. Yang paling sering teraba di tungkai dan lengan.

menyebabkan kerusakan pada dinding arteri ini adalah  Diseksi aorta yang arahnya berbalik menuju ke

tekanan darah tinggi, yang ditemukan pada lebih dari jantung, bisa menyebabkan murmur, yang bisa

65% penderita. terdengar melalui stetoskop.

Penyebab lainnya adalah:  Bisa terjadi penimbunan darah di dada.

 Penyakit jaringan ikat turunan (sindroma Marfan  Darah dari suatu diseksi yang merembes ke

dan sindroma Ehlers-Danlos) sekitar jantung bisa mengganggu denyut jantung

 Kelainan bawaan pada jantung dan pembuluh dan menyebabkan tamponade jantung.

darah (koartasio aorta, patent ductus arteriosus  Foto rontgen menunjukkan pelebaran aota pada

dan kelainan pada katup aorta) 90% penderita yang memiliki gejala.

 Arteriolosklerosis Cedera.  Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan

 Meskipun jarang, suatu diseksi bisa terjadi ketika pemeriksaan USG.

dokter memasukkan selang ke dalam suatu arteri


(misalnya pada aortograf atau angiograf)
 ketika melakukan pembedahan jantung dan
pembuluh darah.
1
Pengobatan  40% bertahan hidup sampai 10 tahun setelah
 Penderita dirawat di ruang perawatan intensif, pengobatan.
dimana tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan
 Penderita yang meninggal dalam 2 minggu
darah dan laju pernafasan) diawasi secara ketat.
pertama, sekitar 30% meninggal karena komplikasi
 Kematian bisa terjadi dalam beberapa jam setelah diseksi dan sisanya meninggal karena penyakit
terjadinya diseksi aorta. Karena itu segera lainnya
diberikan obat untuk menurunkan denyut jantung  Diberikan terapi obat jangka panjang untuk
dan tekanan darah sampai level yang terendah, menjaga tekanan darah tetap rendah sehingga
untuk mempertahankan pasokan darah yang cukup mengurangi tekanan terhadap aorta.
ke otak, jantung dan ginjal.

 Segera setelah diberikan obat-obatan, diputuskan


apakah perlu dilakukan pembedahan atau cukup
dengan melanjutkan pemakaian obat-obatan.
 Hampir selalu dianjurkan untuk dilakukan
pembedahan pada diseksi yang melibatkan aorta
yang letaknya sangat dekat dengan jantung.
 Untuk diseksi yang letaknya lebih jauh, biasanya
diatasi dengan cara melanjutkan pemakaian obat-
obatan; kecuali jika diseksi menyebabkan bocornya
darah dari arteri dan penderita memiliki sindroma
Marfan, maka dilakukan pembedahan.

Selama pembedahan dilakukan:


 pengangkatan sebanyak mungkin daerah aorta
yang mengalami diseksi
 pencegahan masuknya darah ke saluran yang salah

 perbaikan aorta dengan cangkok buatan.


Jika katup aorta bocor, bisa sekaligus diperbaiki
atau diganti.

PROGNOSIS

 Sekitar 75% penderita yang tidak diobati akan


meninggal dalam 2 minggu pertama.
 60% penderita yang diobati dan bertahan dalam 2
minggu pertama, bertahan hidup sampai 5 tahun
setelah pengobatan;

You might also like