Professional Documents
Culture Documents
INDONESIA
PENDAHULUAN TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Pajak merupakan Kontribusi wajib yang harus dibayarkan kepada negara tanpa
mendapat imbalan secara langsung namun dipaksakan berdasarkan Undang-
Undang, sedangkan Hukum Pajak Hukum yang mengatur tata cara pembayaran
pajak.
Pajak berfungsi sebagai budgeter atau anggaran dan regulator berupa pengaturan
sehingga patutu disadari bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
seluruhnya bersumber pajak sebesar 80%, oleh karenanya harus dijaga dan
dipelihara agar tidak disalahgunakan.
Jika terjadi penyalahgunaan akan merugikan pendapatan penerimaan negara serta
pelaku penyalahgunaan selain dituntut dengan sanksi administrasi berupa denda
juga dapat dipidana sebagaimana diatur baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) maupun diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP).
TINDAK PIDANA PAJAK
Defenisi Tindak Pidana bidang Perpajakan tidak diatur dalam undang-undang ini
namun diatur dalam penjelasan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menentukan:
“yang dimaksud dengan tindak pidana perpajakan adalah informasi yang tidak benar
mengenai laporan yang terkait dengan pemungutan pajak dengan menyampaikan surat
pemberitahuan, tetapi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negarra dan
kejahatan lain yang diatur dalam undang-udang yang mengatur perpajakan”.
PERMASALAHAN TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
PERMASALAHAN
1. Bagaimana jenis
kualifikasi Tindak Pidana
bidang Perpajakan di
Indonesia?
2. Bagaimana
tanggungjawab dan
sistem pemidanaan
bidang perpajakan di
Indonesia?
PEMBAHASAN TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
JENIS KUALIFIKASI TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
Pasal 39 ayat (1) huruf c, g, dan i UU KUP Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) UU KUP
• c. Tidak menyampaikan surat pemberitahuan; • Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 dan
• g. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Pasal 39A, berlaku bagi wakil, kuasa, pegawai dari wajib
Indonesia, tidak memperhatikan atau tidak meminjamkan pajak atau pihak lain yang menyuruh melakukan, yang
buku, catatan atau dokumen lain; turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang
• i. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau membantu melakukan tindak pidana di bidang Perpajakan.
dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada • Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41A dan
pendapatan Negara dipidana dengan pidana penjara Pasal 41B berlaku juga bagi yang menyuruh melakukan,
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau
tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak yang membantu melakukan tindak pidana di bidang
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling Perpajakan.
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar
JENIS KUALIFIKASI TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
Ketentuan pasal 39 ayat (1) huruf g UU KUP Nomor 16 Tahun 2000 dan Pasal 39
ayat (1) huruf i UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 penekanan pada “perbuatan yang
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dihukum dengan pidana
penjara dan/atau denda”.
CONTOH KASUS TINDAK PIDANA BIDANG PERPAJAKAN
YANG TELAH INKRACHT VAN GEWIJSDE
Pasal Pidana Perpajakan Yang dilanggar
No Nomor Perkara Jenis sanksi Pidana Kerugian Negara Dalam Rupiah
dalam UUKUP
Pasal 38, 39 ayat (1) huruf c jo. Pasal 43 ayat Pidana Penjara 1 (satu) tahun
2 1093/Pid-B/2009/PN.Dps Rp. 4.888.965.631
(1) masa percobaan 2 (dua) tahun
1094/Pid. Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf g jo.Pasal Pidana Penjara 1 (satu) tahun
3 Rp. 2.463.074.123
Sus/2009/PN.Dps 43 ayat (1) masa percobaan 2 (dua) tahun
323 K/Pid. Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf g jo.Pasal Pidana Penjara 1 (satu) tahun dan
4 Rp. 12.075.154.636
Sus/2010 43 ayat (1) denda
2239.K/Pid. Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf g jo.Pasal Pidana Penjara 2 (dua) tahun,
5 Rp.2.519.955.391.304
Sus/2012 43 ayat (1) percobaan 3 (tiga) tahun dan denda
Total Rp.2.545.333.903.049
JENIS KUALIFIKASI TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
Pelaku tindak pidana di bidang perpajakan yang sudah terungkap tidak hanya
terdapat pelaku Wajib Pajak perorangan, badan hukum Nasional melainkan juga
terdapat penghindaran, dan penunggakan pajak oleh Perseroan Terbatas
Penanaman Modal Asing (PT. PMA).
Pajak merupakan sumber utama pendapatan penerimaan negara terbesar, agar
tidak terjadi penurunan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak, maka pemerintah
berkewajiban meningkatkan kesadaran bagi Wajib Pajak untuk membayar pajak,
terhadap pelaku tindak pidana perpajakan yang menimbulkan kerugian
pendapatan penerimaan kepada negarapun perlu diterapkan sanksi hukum yang
berorientasi pada peningkatan penerimaan negara.
JENIS KUALIFIKASI TINDAK PIDANA BIDANG
PERPAJAKAN DI INDONESIA
Fiskus
Sanksi
pidana
Sanksi
Administrasi
TANGGUNGJAWAB PIDANA DAN SISTEM
PEMIDANAAN
Rumusan sanksi pidana perpajakan dalam sistem hukum positif yang berlaku dewasa
ini, penerapannya yang mengedepankan sanksi pidana kurungan dan penjara dari
pada mengutamakan sanksi pidana denda atau penyelesaian Non Penal ternyata
membawa dampak hukum yang merugikan pendapatan penerimaan keuangan
Negara.
TANGGUNGJAWAB PIDANA DAN SISTEM
PEMIDANAAN
Peter De Cruz: untuk melakukan perubahan hukum, maka harus dilakukan
comparative law in a changing world atau studi perbandingan hukum yang aktual
agar dapat mengubah dunia untuk lebih baik.
Pendekatan yang membandingkan hukum Perpajakan (Comparative Tax Law),
khususnya dalam pengaturan mengenai pelaku (subyek hukum) Tindak Pidana
Perpajakan, bentuk perbuatan pidana, sanksi pidana dalam pemidanaan Terhadap
pelaku Tindak Pidana Perpajakan, seperti Negara Belanda, Singapura dan
Australia.
TANGGUNGJAWAB PIDANA DAN SISTEM
PEMIDANAAN