You are on page 1of 53

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 BULAN PERTAMA

A. TUMBUH KEMBANG BAYI


1. Tinggi badan
a. Antara usiao 0 dan 6 bulan, bayi tumbuh 2,5 cm/bulan hingga panjang tubuh rata-rata
63,8 cm.
b. Antara usia 6 dan 12 bulan, panjang lahir bayi meningkatkan 50% hingga ukuran rata-
rata pada usia 12 bulan yaitu 72,5 cm.
2. Berat badan
1) Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682 g/bulan. Berat badan lahir
bayi meningkat dua kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata usia 6 bulan
adalah 7,3 kg. rumus perkiraan penambahan berat badan anak usia ≤ 12 bulan:
Triwulan I : 700-750 gr/bulan
Triwulan II : 500-600 gr/bulan
Triwulan III : 400 gr/bulan
Triwulan IV : 300 gr/bulan
2) Antara usia 6 dan 12 bulan berat bayi bertambah 341 g/bulan. Berat lahir bayi
meningkat tiga kali lipat saat berusia 12 bulan. Berat badan rata-rata bayi usia
12 bulan adalah 9,8 kg.
Rumus perkiraan berat badan anak :
5 bulan : 2 x BBL
12 bulan : 3 x BBL
2 tahun : 4 x BBL

c. Lingkar kepala (LK) atau lingkar fronto-oksipital (LFO)


1) Antara usia 0 dan 6 bulan, LK bertambah 1,32 cm/bulan hingga ukuran
rata-rata 37,4 cm.
2) Antara usia 6-12 bulan, LK meningkat 0,44 cm/bulan hingga mencapai
ukuran rata-rata 45 cm. pada usia 12 bulan, LK meningkat sepertiganya
dan berat otak bertambah 2,5 kali dari berat lahir.
d. Lingkar dada
1) Ukuran normal sekitar 2 cm lebih kecil dari LK.
2) Ukurlah lingkar dada sejajar dengan putting.
e. Perubahan fontanel
1) Saat lahir, bagian terlebar fontanel anterior yang berbentuk berlian berukuran sekitar
4-5 cm ; fontanel ini menutup pada usia 12 dan 18 bulan.
2) Saat lahir, bagian terlebar fontanel posterior yang berbentuk segitiga sekitar 0,5-1 cm
; fontanel ini menutup pada usia 12 bulan.
B. Nutrisi bayi usia 0 - 6 bulan
a. Sumber makanan awal
1) Air susu ibu
Air susu ibu secara gizi adalah yang paling unggul, aman dari bakteri, dan
sedikit menyebabkan alergi. Air susu ibu juga mengandung faktor anti-
infeksi dan sel-sel imun.
2) Produk susu formula diperkaya besi yang siap saji adalah pilihan selain
ASI yang dapat diterima. Asupan rata-rata 113 g (enam kali/hari dalam
satu bulan sampai dengan 119 g (lima kali/hari selama enam bulan saat
makanan padat dikenalkan.
3) Penyapihan
Dari payudara atau botol ke gelas harus bertahap.
b. Kebutuhan cairan
1) Susu (dan makanan saring lanjutan) merupakan sumber air utama bagi bayi.
2) Kebutuhan air rata-rata 125-150 mL/kg/hari dari usia 6-12 bulan.
c. Makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 4-6 bulan karena imaturitas saluran
gastrointestinal dan sistem imun. (ASI atau susu formula tetap sebagai sumber
nutrisi utama untuk usia 6-12 bulan).
d. Pola tidur (bervariasi pada bayi)
a. Kebanyakan bayi tidur saat sedang tidak makan selama bulan pertama.
b. Kebanyakan bayi tidur 9-11 jam dimalam hari antara usia 3 dan 4 bulan.
c. Kebanyakan bayi tidur pada pagi dan sore hari diusia 12 bulan.
d. Ritual tidur harus dimulai pada masa bayi untuk mempersiapkan bayi dan
mencegah masalah tidur dikemudian hari.
e. Kesehatan gigi
a. Erupsi gigi primer biasanya dimulai pada usia 6 bulan dengan gigi seri tengah
mandibular primer.
b. Orang tua harus membersihan gigi dengan kain basah.
c. Pemberian makan dengan ASI dan melalui botol selama tidur tidak dianjurkan.
Hal ini untuk mencegah karies gigi akibat dari kontak dengan susu yang lama.
f. Eliminasi
a. Pola eliminasi biasanya berkembang pada usia minggu kedua kehidupan dan
dikaitkan dengan frekuensi dan jumlah pemberian makan.
b. Konsistensi dan warna feses tergantung pada apa yang bayi makan.
c. Pengeluaran urine rata-rata 200 sampai 300 mL pada akhir minggu pertama
kehidupan dengan sekitar 20 kali berkemih perhari. Rata-rata 350-500 Ml/hari
selama masa bayi.
g. Perkembangan psikososial
1. Tinjauan (erikson)
a. Erikson menyebutkan bahwa krisis masa bayi adalah “percaya versus tidak
percaya” (Trust us Miss trust).
b. Kemampuan bayi untuk mempercayai orang lain yang berkembang pada tahun
pertama membentuk dasar untuk seluruh tugas psikososial selanjutnya.
1) Orang penting pertama dalam proses membangun rasa percaya adalah orang
yang merawat bayi atau pengasuh dan kualitas hubungan anak dan pengasuh
(contoh : orang tua).
2) Bayi yang menerima perawatan dengan penuh perhatian belajar bahwa hidup
dapat diprediksi dan kebutuhan mereka akan cepat terpenuhi.
3) Bayi yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara konsisttien akan
mengembangkan perasaan tidak menentu.
2. Rasa takut
a. Bayi yang memperlihatkan respon terkejut (moro) yang refleksi terhadap suara
keras, benda yang jatuh dll.
b. Ansisten terhadap orang asing, muncul pada bayi usia 6 bulan.
c. Pelukan dan kehangatan pengasuh dapat menenangkan rasa takut.
d. Bayi biasanya mencari keamanan dari benda yang menimbulkan rasa aman
(misalnya : selimut, mainan).
h. Perkembangan motorik
1. Motorik kasar
a. Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu kesisi yang lain pada
posisi tengkurap, kecuali jika permukaanya sangat lunak yang dapat
menyebabkan keadaan tercekik (asfiksia).
b. Bayi memperlihatkan hampir tidak ada keterlambatan dalam kemampuan
mengangkat kepala diusia 3 bulan.
c. Bayi berguling dari depan kebelakang pada usia 5 bulan.
d. Bayi duduk bersandar pada usia 7 bulan.
e. Bayi duduk tanpa ditopang pada usia 8 bulan.
f. Bayi mulai naik berdiri pada usia 9 bulan.
g. Bayi merambat (berjalan berpegangan pada objek seperti meja atau pegangan
pengaman) pada usia 10 bulan.
h. Bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia sekitar 12 bulan.
2. Motorik halus
a. Bayi memiliki genggaman yang kuat pada usia sekitar 1 bulan.
b. Reflek genggaman bayi memudar dan bayi dapat memegang mainan pada usia
sekitar 3 bulan.
c. Bayi dapat menggenggam secara sadar pada usia 5 bulan.
d. Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari dan jari lain pada usia 7,5-8,5 bulan.
e. Bayi mengembangkan gerakan menjepit pada usia 5 bulan.
f. Bayi mencoba membangun menara dari balok-balok pada sekitar usia 12 bulan.
C. ASPEK KEAMANAN PENCEGAH KECELAKAAN
1) Cedera/kecelakaan
Merupakan penyebab utama kematian selama masa bayi:
a. Jatuh dari tempat tidur.
b. Aspirasi benda-benda kecil.
c. Keracunan akibat meminum larutan yang tidak semestinya seperti sabun,
pembersih lantai, dll.
d. Asfiksia yang disebabkan oleh penutupan hidung dan mulut yang kurang hati-
hati.
e. Luka bakar akibat cairan panas.
f. Kecelakaan berkendaraan.
2) Penatalaksanan keperawatan
a. Instruksi orang tua untuk menjaga keamanan lingkungan di sekitar bayi.
b. Anjurkan orang tua untuk menghindari ekspresi negative yang berulang “
tidak-tidak jangan dipegang”.
c. Ajarkan orang tua cara menggunakan kursi duduk khusus bayi di mobil yang
sesuai.
d. Instruksikan orang tua untuk tidak meninggalkan anak mereka tanpa ditemani
di atas tempat tidur atau ditempat yang tinggi.
3.) Sosialisasi
a. Bayi memperlihatkan senyum social pada usia 2 bulan.
b. Bayi mengenali wajah-wajah yang familiar pasa usia 3 bulan.
c. Bayi menikmati interaksi social pada usia 4 bulan.
d. Bayi tersenyum pada bayangan di cermin pada usia 5 bulan.
e. Bayi menunjukkan ansietas pada orang asing (stranger anxiety) pada usia 8 bulan,
mual menghilang pada usia 11 bulan.
f. Bayi memperlihatkan emosi dan cemburu serta rasa sayang pada usia 12 bulan.
4.) Bermain dan mainan
Bermain mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan. Bayi
mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik dengan memanipulasi mainan
dan benda lain :
Tujuan bermain adalah :
a. Menstimulasi perkembangan psikologis.
b. Member pengalihan dari rasa bosan, nyeri dan tidak nyaman.
c. Menyediakan alat untuk berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan.
d. Membantu mengembangkan keterampilan sensori motorik.
D. REAKSI PENYAKIT DAN HOSPITALISASI
1. Reaksi terhadap penyakit
a. Tidak ada temuan umum berkenaan dengan respons praverbal anak terhadap
penyakit atau rasa takut terhadap cedera tubuh.
b. Bayi yang lebih mudah berespon terhadap nyeri dengan respon tubuh yang umum,
termasuk menangis karena dan beberapa mimik wajah
c. Bayi yang lebih besar berespons dengan respons tubuh umum dan menarik
dengan sengaja dari area stimulus, menangis keras, mimik wajah, dan marah serta
tahanan fisik.
2. Refleks terhadap hospitalisasi
a. Bayi usia di bawah 3 bulan mentoleransi hospitalisasi jangka pendek dengan baik
apabila didampingi oleh seorang pengasuh yang memenuhi kebutuhan fisik
mereka secara konsisten.
b. Bayi usia antara 4 dan 6 builan, mulai mengenali ibu, dan ayahnya jika dijauhkan
dari dirinya (dikenal sebagai ansietas terhadap orang asing); sehingga bayi pada
usia ini mungkin juga mengalami ansietas perpisahan ketika dirawat.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 6 BULAN KEDUA

1. PARAMETER UMUM
a) Tinggi badan
Antara usia 6-12 bulan, panjang lahir bayi meningkat 50% hingga ukuran rata-rata
pada usia 12 bulan yaitu 72,5 cm.
b) Berat Badan
Antara usia 6-12 bulan berat bayi bertambah 341g/bulan. Berat lahir bayi
meningkat 3 kali lipat saat berusia 12 bulan. Berat badan rata-rata bayi usia 12
bulan adalah 9,8 kg.
Rumus perkiraan berat badan anak:
5 bulan : 2 x BBL
12 bulan : 3 x BBL
2 tahun : 4 x BBL
c) Lingkar Kepala (LK) atau Lingkar Fronto-oksipital (LFO)
Antara usia 6-12 bulan, Lk meningkat 0,44cm perbulan hinga mencapai ukuran
rata-rata 45cm. Pada usia 12 bulan, Lk meningkat sepertiganya dan berat otak
bertambah 2,5 kali.
d) Lingkar Dada
1) Ukuran normal sekitar 2cm lebih kecil dari Lk
2) Ukurlah lingkar dada sejajar dengan putting.
2. NUTRISI
a. Sumber Makanan Awal
1) Produk susu formula diperkaya besi yang siap saji adalah pilihan selain
ASI yang dapat diterima. Asupan rata-rata 113g (6 kali/hari) dalam satu
bulan sampai dengan 119g (5 kali/hari selama 6 bulan pada saat makanan
padat dikenalkan)
2) Penyapihan
Dari payudara atau botol kegelas harus bertahap
b. Kebutuhan Cairan
1) Susu ( dan makanan saring lanjutan) merupakan sumber air utama bagi
bayi .
2) Kebutuhan air rata-rata 120-135mL/kg/hari dari usia 6 sampai 12 bulan.
c. ASI atau susu formula tetap sebagai sumber nutrisi utama untuk usia 6 sampai 12
bulan.
3. MOTORIK KASAR
a. Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu kesisi yang lain pada posisi
tengkurap, kecuali jika pertemukannya sangat lunak yang dapat menyebabkan
keadaan tercekik(asfiksasi)
b. Bayi bersandar pada usia 7 bulan
c. Bayi duduk tanpa ditopang pada usia 8 bulan
d. Bayi naik berdiri pada usia 9 bulan
e. Bayi dapat merambat (berjalan berpegangan pada objek seperti meja atau pegangan
pengamanan ) pada usia 10 bulan
f. Bayi dapat berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia sekitar 12 bulan.
4. MOTORIK HALUS
a. Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari dan jari lain pada usia,7,5-8,5 bulan.
b. Bayi mengembangkan gerakan menjempit pada usia 9 bulan .
c. Bayi mencoba membangun menara dari bolak-balok pada sekitar usia 12 bulan.
5. ASPEK KEAMANAN

Cidera atau Kecelakaan merupakan penyebab utama kematian selama masa bayi:

a. Jatuh dari tempat tidur


b. Aspirasi benda-benda kecil
c. Keracunan akibat meminum larutan yang tidak semestinya seperti sabun, pembersih
lantai, dll.
d. Asfiksia yang disebabkan oleh penutupan hidung dan mulut yang kurang hati- hati.
e. Luka bakar akibat cairan panas.
f. Kecelakaan berkendaraan.
Penatalaksanaan keperawatan
a. Intruksikan orang tua untuk menjaga keamanan lingkungan disekitar bayi.
b. Anjukan orang tua untuk menghindari ekspresi negative yang berulang “tidak –
tidak jangan dipegang”.
c. Ajarkan orang tua cara menggunakan kursi duduk khusu mobil yang sesuai.
d. Intruksikan orang tua untuk tidak meninggalkan anak mereka tanpa ditemani
diatas tempat tidur atau ditempat yang tinggi.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TODDLER 1 TAHUN

PERKEMBANGAN

Akhir Bulan ke Dua Belas

1. Merangkak
Perkembangan yang terjadi selama sikap terlungkup dianggap selesai bila kemampuan
merangkak sudah tercapai. Bayi yang berusia satu tahun masih suka merangkak tapi
sudah dapat mengangkat dirinya sendiri. Bila berpegangan pada sesuatu sudah dapat
berjalan beberapa langkah. Merangkak sekarang ahnya untuk bermain-main saja.
2. Duduk
Perkembangan duduk pada anak usia satu tahun sudah tidak mengalami perkembangan
lagi dibandingkan dengan keadaan pada usia sebelas bulan. Perkembangan terhadap
fungsi ini telah mencapai penyelesaian.
3. Berjalan ketika sebelah tangan dipegang
Pada usia satu tahun sudah mulai berjalan bila ada yang memegang sebelah tangannya.
Langkah-langkahnya belum mantap dan kedua kaki masih terbentang lebar. Bayi masih
gampang kehilangan keseimbangan sehingga orang dewasa masih harus memegangnya
dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
4. Meletakkan benda kedalam tangan orang lain
Pada usia sembilan bulan bayi mulai sengaja menjatuhkan benda-benda yang
dipegangnya tidak peduli kemana jatuhnya benda yang dilepaskannya itu. Bayi yang
berusia satu tahun sudah dapat meletakkan dengan tepat benda yang dipegangnya
kedalam tanagn orang yang memintanya atau kedalam wadah lalu dengan mantap dan
pasti ia mengarahkan tangannya dan melepaskan benda pada saaat yang tepat.
5. Menjatuhkan benda kecil melalui sebuah lubang
Bayi sudah harus belajar bermacam-macam kemampuan untuk dapat melakukan
keterampilan ini dengan baik. Ia haru sudah dapat memegang dan melepaskan benda
dengan tepat dan teratur, mata dan tangannya sudah harus mencapai kerjasama koordinasi
yang cukup tinggi, dan ia sudah harus paham mengenai pengertian ruang. Bila semua
kemampuan ini sudah dikuasainya, barulah ia dapat memasukkan sebuah kancing baaju
kedalam sebuah botol.
6. Bermain kejar-kejaran
Terjadinya hubungan dengan orang tua dan anak menjelang usia satu tahun tampak jelas
bila melakukan permainan bersama. Misalnya, anak akan bergembira ria apabila ibu
mengejar dan merangkak dalam sikap kaki empat dan mencoba mengangkapnya.
7. Mengungkapkan perasaan dengan suara
Perkembangan bicara pada bayi usia satu tahun tidak kagi hanya mengoceha
sembarangan yang tidak dapat dipahami artinya. Ia sudah mulai membentuk kata-kata
pertama dalam bahasa anak, misalnya “wau-wau” yang berarti anjing, “gau-gau” berarti
bebek, “meong=meong” yang berarti kucing. Atau kata-kata lain semacam itu. Ini adalah
permulaan dari cara berbicara bahasa manusia.
8. Memahami tugas-tugas sederhana
Menjelang satu tahun ia sudah dapat mengerti kalimat-kalimat sederhana yang menyuruh
atau mengandung tugas. Misalnya, jika disuruh “adik sini dong”, atau “ambilkan”, ia
akan betul-betul bereaksi, tetapi tidak selalu melakukannnya. Suatu ciri khaa bayi pada
usia satu tahun ialah biasanya selalu lupa kepada tugas-tugas yang sedang diekejakannya.
Ia sering terlena dan dengan mudah mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal yang lebih
menarik dan terus terpikat. (sulistyawati, Ari.2014)

STIMULASI TUMBUH KEMBANG


Stimulasi pada anak usia 12-15 bulan
1. Kemampuan gerak kasar
Stimulais yang perlu dilanjutkan, antara lain:
a. Bermain bola
b. Berjalan sendiri

1) Menarik mainan
Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang bisa
ditarik ketika anak berjalan, anak biasanya akan menyukai mainan yang
bersuara.
2) Berjalan mundur
Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang dapat
ditarik dan ajari untuk berjalan mundur agar dapat memperhatikan mainannya.
3) Berjalan naik dan turun tangga
Bila anak sudah dapat berjalan sendiri, ajari anak untuk menaiki tangga
dengan cara berjalan sambil berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.
Begitu juga saat turun anak temani anak saat menaiki tangga.
4) Berjalan sambil berjinjit
Ajari anak untuk berjalan dengan berjinjit. Buat anak agar mau untuk
mengikuti kita berjalan sambil berjinjit berkeliling ruangan.
5) Menangkap dan melempar bola
Ajak anak untuk bermain bola dengan cara melempar dan menangkap bola.
Awali dengan bola yang berukuran besar.
2. Kemampuan gerak halus
Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:
a. Memasukkan benda kedalam wadah
b. Bermain dengan mainan yang mengapung di air
c. Menggambar
d. Menyusun kubus dan mainan

1) Permainan balok
Beli atau buat balok kayu dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm. Ajari anak untuk
menyusun balok itu tanpa menjatuhkannya.
2) Memasukkan dan mengeluarkan benda
Ajari anak untuk memasukkan benda kedalam suatu wadah mislanya,
pot,kaleng,botol, dan sebagainya. Lalu ajarkan pula bagaimana cara
mengeluarkannya sendiri tanpa dibantu.
3) Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain
Sediakan mangkuk atau koatk plastik dengan berbagai ukuran. Ajarkan
kepada anak cara memasukkan mangkuk yang berukuran lebih kecil kedalam
mangkuk yang ukurannya lebih besar. Biarkan anak melalukannya sendiri.
3. Kemampuan bicara dan bahasa
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain :
a. Berbicara
b. Menjawab pertanyaan
c. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar dalam buku atau majalah

1) Membuat suara
Ajak anak untuk membuat suara dengan cara memukul-mukul kaleng kosong
atau barang lain yang dapat mengeluarkan suara
2) Menyebut nama bagian tubuh
Ketika kita sedang mengenakan pakaian anak, sebutkan bagian-bagian
tubuhnya dengan menunjukkan secara langsung. Berikutnya, tanyakan nama
bagian tubuh dengan menunjuk langusung ke bagian yang di maksud.
3) Pembicaraan
Bila anak meminta sesuatu dan menyebutkan hanya satu kata saja, misalnya
susu maka ajari iya untuk mengatakan dua kata. Puji ia jika berhasil
mengatakannya.
4. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain :
a. Memberi rasa aman dan kasih sayang
b. Mengayun
c. Meninabobokan
d. Permainan ciluk-ba
e. Permainan bersosialisasi
1) Menirukan pekerjaan rumah tangga
Libatkan anak dalam kegiatan rumah tangga, misalnya menyapu.
2) Melepas baju
Ajari anak untuk melepas bajunya sendiri. Mula-mula tunjukkan cara melapas
kancing atau melepas sepatunya.
3) Makan sendiri
Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak makan sendiri
dan bantu jika ia mengalami kesulitan.
4) Merawat boneka
Berikan ia boneka yang dapat dicuci. Ajari bagaimana cara merawatnya
dengan memandikan, memberi makan, dan menyayanginya (dilakukan
terutama untuk anak perempuan)
5) Pergi ke tempat-tempat umum
Sesekali ajak anak ketempat umum, seperti kebun binatang, pasar,
terminal,bandara, dan lain-lain sambil membicarakan apa yang dilihatnya.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Pertumbuhan dan perkembangan pada tahun pertama pada anak mengalami
beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik,dimana pada tahun pertama
anak mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5 kg dan panjang badan 6
– 10 cm. Kemudian pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan
yaitu kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm,untuk pertumbuhan gigi terdapat
tambahan 8 buah gigi susu termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring
sehingga seluruhnya berjumlah 14 -16 buah.
Perkembangan motorik,bahasa,dan adaptasi sosial
Dalam perkembangan motorik kasar anak sudah mampu melangkah dan
berjalan tegak,pada sekitar umur 18 bulan anak mampu menaiki tangga
dengan cara satu tangan di pegang dan pada akhir tahun pertama. Sudah
mampu berlari-lari kecil,menendang bola dan mulai mencoba melompat.
Perkembangan motorik halus mampu mencoba menyusun atau membuat
menara pada kubus. Kemampuan bahasa pada anak sudah mulai ditunjukan
dengan anak mampu memiliki 10 perbendaharaan kata, kemampuan meniru
dan mengenal serta dan responsif terhadap orang lain sangat tinggi,mampu
menunjukan dua gambar,mampu mengombinasi kata-kata,mulai mampu
menunjukan lambaian anggota badan. Pada perkembangan adaptasi sosial
mulai membantu kegiatan dirumah,menyuapi boneka,mulai menggosok gigi
serta mencoba memakai baju.
(Alimul Aziz Hidayat.2008).
NUTRISI

Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi sudah mulai muncul,
sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan seperti garpu, piring, sendok dan
gelas semuanya harus dijelaskan pada anak atau diperkenalkan atau dilatih tentang penggunaan,
sehingga dapat mengikuti aturan yang ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini
sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosabanan, berikan susu dan
makanan yang dianjurkan antara lain, daging, sup, sayuran dan bua-buahan, pada anak ini juga
perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat. (Alimul Aziz
Hidayat.2008).
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TODDLER 2 TAHUN

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Masa Toddler 2 tahun (18-24 bulan)


Tumbang Fisik
1. Parameter Umum
a. Peningkatan ukuran pada tubuh terjadi secara bertahap yang menunjukkan
karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada masa ini.
1) Tinggi Badan
a) Rata-rata tinggi Toddler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada usia
2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang diharapkan
2) Berat Badan
a) Rata-rata berat badan Toddler usia 2 tahun adalah 12,3kg
3) Lingkar Kepala (LK)
a) Pada usia 1-2 tahun ukuran LK sama dengan lingkar dada
b) Laju peningkatan LK pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian berkurang
menjadi 1,25 cm per tahun sampai usia 5 tahun
4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh di bandingkan dengan berat badan,
laju tumbuh lambat, dari 11 cm waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun,
selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1-3 tahun.
5) Lipatan Kulit
Tebal nya Lipatan Kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi
tumbuh jaringan lemak dibawah kulit,yang mencerminkan kecukupan energi
dalam keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika
masukan energi berlebih.
b. Karakteristik toddler dengan penonjolan abdomen adalah akibat otot-otot abdomen
yang kurang berkembang
c. Kaki yang melengkung biasanya menetap selama masa toddler karena otot kaki harus
menahan berat badan tubuh yang relatif besar.
2. Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia toddler (18-24 tahun)
adalah :
a. Berjalan mundur setidaknya lima langkah
b. Mencoret-coret dengan alat tulis
c. Menujuk bagian tubuh dan menyebut namanya
d. Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga

3. Pola Tidur
a. Total kebutuhan tidur rata-rata 9-13 jam per hari
b. Kebanyakan toddler tidur siang satu kali sehari sampai akhir tahun kedua dan ketiga
c. Masalah tidur dapat disebabkan rsa takut berpisah.
d. Ritual waktu tidur dan objek transisi melambangkan rasa aman : selimut,mainan
e. Ketika mimpi buruk membangunkan anak anda,respon yang paling baik adalah
memagangnnya dan menenangkannya,biarkan dia menceritakan mimpinya dan
tinggalah anda bersamanya hingga tenang dan tidur kembali.
f. Mimpi buruk ada karena anak anda mengalami hal yang tidak mengenakkan seperti
cemas dan stres maka hal itu harus diminimalkan.
4. Kesehatan Gigi
a. Gigi primer (20 gigi desidua) lengkap ketika usia 2,5 tahun.
b. Kunjungan pertama ke dokter gigi harus sebelum 2,5 tahun
c. Orang tua harus membersihkan gigi toddler dengan sikat kembuh dan air, di sela-sela
gigi menggunakan benang halus. Pasta giguu tidak mungkin digunakkan karena
toddler tidak menyukai busanya dan berbahaya jika ditelan.
d. Diet rendah kariogenik contoh gula pasir, yang dapat menimbulkan carries gigi.
5. Eliminasi
a. Karakteristik feses sesuai dengan jenis makanan yang dapat mewarnai feses.
b. Pengeluaran urin 500- 1000- ml/hari

B. Kebutuhan Nutrisi Pada Masa Toddler 2 tahun (18-24 tahun)


1. Kebutuhan nutrisi
a. Terjadi penurunan kebutuhan kalori,protein,dan cairan.
b. Kebutuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari
c. Kebutuhan protein adalah 1,2 kkal/kg/hari
d. Batasi asupan susu untuk menjamin asupan zat besi optimal. Pemeriksaan Ht untuk
skrining anemi.
2. Pilihan dan pola makanan
a. Pada masa 18 bulan sebagian besar toddler mengalami anoreksia fisiologis.
b. Toddler lebih suka makanan porsi kecil tapi enak.
c. Toddler lebih suka satu jenis makanan dalam piring dari pada makanan
campuran,namun makanan lain pun harus ditawarkan agar mengenal jenis makanan.
d. Orang tua harus menganjurkan makanna menggunakan alat makan.
3. Pendidikan anak dan keluarga
a. Ingatkan orang tua untuk tidak menawarkan kudapan sat jam sebelum makan, karena
anak mengurangu nafsu makan.
b. Hindari makanan yang mengakibatkan aspirasi seperti kacang.
c. Ingatkan orang tua agar tidak menggunakan makanan sebagia suatu penghargaan
atau hukuman.

C. Perkembangan Psikoseksual Pada Masa Toddler 2 tahun (18-24 tahun)


1. Tinjauan (Freud)
a. Perkembangan tahap anal dari usia 8 bulan- 4 tahun
b. Zona erogenous terdiri dari anus dan bokong dan aktivitas seksual berpusat pada
saat pembuangan dan penahanan sampah tubuh.
1) Focus toddler berganti dari area oral ke anal dengan penekanan pada
pengendalian defekasi saat ia mencapai pengendalian neuromuscular
terhadap sfingter anal
2) Toddler mengalami kepuasan dan frustasi saat ia menahan dan
mengeluarkan, memasukkan dan melepaskan.
3) Konflik antara menahan dan melepaskan secara bertahap diselesaikan
seiring dengan kemajuan latihan defekasi. Penyelesaian terjadi saat
kemapuan mengendalikan benar-benar terbentuk.
2. Manifestasi
a. Seksualitas mulai berkembang
1) Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
2) Mempelajari kata-kata dapat dikaitakan dengan anatomi dan eliminasi.
3) Perbedaan jenis kelamin menjadi jelas.
b. Toilet Training adalah tugas utama Toddler
Toilet Training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol
dalam melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), menurut
(Hidayat ,2008).
Anak di biarkan duduk di toilet pada waktu-wajtu tertentu setiap hari, terutama
20 menit setelah bangun tidur dan seusai makan, ini bertujuan agar anak dibiasakan
dengan jadwal buang airnya. Anak sesekali enkopresis (mengompol) dalam masa
toilet training itu mrupakan hal yang normal.Anak apabila berhasil melakukan toilet
training maka orang tua dapat memberikan pujian dan jangan menyalahkan apabila
anak belum dapat melakukan dengan baik (Pambudi, 2006).
1) Tahap Pengendalian Kandung Kemih (Thomson, 2003)
 Kurun waktu anak tidak memakai popok semakin lama. Ini artinya
kandung kemihnya semakin berkembang dan kapasitas menyimpan
lebih besar.
 Anak sadar kalau air seninya akan keluar dan memberitahukan kita
apabila celananya basah.
 Anak bisa melapor tepat pada waktunya, sehingga orang tua bisa
mengantarkannya ke toilet.
 Anak bisa pergi ke kamar kecil sendiri.
 Tidak mengompol di siang dan malam hari.
Prinsip dalam melakukan toilet training ada 3 langkah yaitu melihat
kesiapan anak, persiapan dan perencanaan serta toilet training itu sendiri :
a) Melihat Kesiapan Anak
Salah satu pertanyaan utama tentang toilet training adalah kapan waktu
yang tepat bagi orang tua untuk melatih toilet training.
b) Persiapan dan Perencanaan
Prinsip ada 4 aspek dalam tahap persiapan dan perencanaan. Hal yang
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut gunakan istilah yang mudah
dimenegrti oleh anak yang menunjukkan perilaku buang air besar (BAB)/buang
air kecil (BAK). Orang tua memperlihatkan penggunaan toilet pada anak sebab
pada usia anak ini cepat meniru tingkah laku orang tua. Orang tua hendaknya
segera mungkin mengganti celana anak bila basah karena enkporesis
(mengompol) atau terkena kotoran, sehingga anak akan merasa risih bila
memakai celana yang basah dan kotor (Farida, 2008).
Selain itu ada juga persiapan dan perencanaan yang lain :
1. Mendiskusikan tentan toilet training dengan anak
2. Menunjukkan penggunaan toilet
3. Membeli pispot sesuai dengan kanyamanan anak
4. Pilih dan rencanakan metode reward untuk anak
c) Toilet Training
Proses toilet training ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Membuat jadwal untuk anak
Orang tua bisa menyusun jadwal dengan mudah ketika orang tua
tahu dengan tepat kapan anaknya bisa buang air besar (BAB) atau buang
air kecil (BAK).Orang tua bisa memilih waktu selama 4 kali dalam sehari
untuk melatih anak yaitu pagi, siang, sore, dan malam bila orang tua tidak
mengetahui jadwal yang pasti BAK atau BAB pada anak.
2. Melatih anak untuk duduk di pispotnya
Orang tua sebaiknya tidak memupuk impian bahwa anak akan
segera menguasai dan terbiasa untuk duduk di pispot dan buang air disitu.
Awalnya anak akan dibiasakan dulu duduk di pispotnya dan ceritakan
padanya bahwa pispot itu digunakan sebagai tempat membuang kotoran.
Orang tua bisa memulai memberikan rewardnya ketika anak bisa duduk
dipispotnya selama 2 - 3 menit. Misalnya ketika anak bisa menggunakan
pispotnya untuk BAK maka reward yang diberikan orang tua harus lebih
bermakna dari pada yang sebelumnya.
3. Orang tua menyesuaikan jadwal yang dibuat dengan kemajuan
yang diperlihatkan oleh anak
Misalnya hari ini pukul 09.00 pagi anak buang air kecil (BAK) di
popoknya, maka esok harinya orang tua sebaiknya membawa anak ke
pispotnya pada pukul 08.30 atau bila orang tua melihat bahwa beberapa
jam setelah buang air kecil (BAK) yang terakhir anak tetap kering,
bawalah dia ke pispot untuk buang air kecil (BAK). Hal yang terpenting
adalah orang tua harus menjadi pihak yang pro aktif membawa anak ke
pispotnya jangan terlalu berharap anak akan langsung mengatakan pada
orang tua ketika dia ingin buang air besar (BAB) atau buang air kecil
(BAK).
4. Buatlah bagan anak supaya dia bisa melihat sejauh mana kemajuan
yang bisa dicapainya dengan stiker lucu dan warna-warni, orang
tua bisa meminta anaknya untuk menempelkan stiker tersebut di
bagan itu. Anak akan tahu sudah banyak kemajuan yang dia buat
dan orang tua bisa mengatakan padanya orang tua bangga dengan
usaha yang dilakukan anak.
(Dr Sears, 2006).

D. Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Masa Toddler 2 tahun (18-24 tahun)


Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.
Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan.
Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik
perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang
mengancam keamanan anak.
1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan :
a. Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah.
b. Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana
yang bahaya.
c. Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh.
2. Cara Pencegahan :
a. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak.
b. Kualitas asuhan meningkat.
c. Lingkungan aman.
3. Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu:
a. Lantai rumah yang basah atau licin
b. Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan
c. Alat makan dari bahan pecah belah
d. Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak
e. Adanya sumur yang terbuka
f. Adanya parit di depan/samping rumah
g. Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya
h. Kompor/alat memasak yang dijangkau anak
i. Kabel listrik yang berantakan
j. Stop kontak yang tidak tertutup
4. Upaya yang dapat dilakukan ortu di rumah:
a. Benda tajam disimpan di tempat yang aman
b. Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup
c. Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci
d. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
e. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
f. Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga
g. Sekring listrik harus tertutup
h. Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen
i. Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar yang tertutup
rapat
j. Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak
k. Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur
5. Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua
a. Upaya pencegahan kecelakaan pada anak orang tua harus diberikan bimbingan
dan antisipasi pendidikan kesehatan.
b. Prinsip pendidikan kesehatan:
 Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien.
 Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh
 Hanya terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orang tua dan bukan
hanya perawat sefihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan
 Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang
menerimanya.
 Proses pendidikan kesdehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan
mengajar.
 Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan
kesehatan yang diberikan.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TODDLER 3 TAHUN

2.2 Tahapan Anticipatory Giudance Pada Anak Usia 3 Tahun


Pada usia balita atau masa prasekolah awal, ada dua masalah penting yang terjadi yaitu
“latihan pipis dan buang air besar (toilet training)” dan “persaingan dengan saudara kandung
(sibling rivalry)”. Oleh karena itu, sebeblum membahas mengenai petunjuk bimbingan yang
diperlukan, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai toilet training dan sibling rivalry agar
dapat membantu orang tua memahami permasalahan anaknya mengenai fungsi eliminasi
(Nursalam dkk, 2008).
a. Toilet Training
Toilet Training adalah latihan atau upaya yang harus dicapai oleh anak dalam mengenali
dorongan untuk melepaskan atau menahan BAB dan BAK, serta mampu
mengkomunikasikan kepada ibunya. Pada waktu ini, anak sudah menguasai kemampuan
motorik utama yaitu berkomunikasi dengan jelas, memiliki lebih sedikit konflik antara
tuntutan diri sendiri dengan negativisik, dan menyadari kemampuannya untuk
mengendalikan diri (Nursalam dkk, 2008).
b. Sibling Rivalry
Sibling Rivalry atau persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu yang
biasanya dialami oleh seorang anak terhadap kehadiran saudara kandungnya. Perasaan
tersebut timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya, akan tetapi lebih pada
perubahan situasi dan kondisi. Anak harus berpisah dengan ibu semenjak masa
kehamilan ibu, oleh karena itu orang tua harus menjelaskan kepada anak tentang
hadirnya saudara baru serta mengikutsertakan anak dalam memenuhi keperluan
saudaranya yang akan segera lahir (Nursalam dkk, 2008).

Menurut (Nursalam dkk, 2008) bimbingan pada anak usia 3 tahun meliputi :

a. Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak dalam meniru dan dilibatkan dalam kegiatan
b. Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training, dan sikap orang tua
dalam menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau buang air besar di celana
c. Menekankan keunikan proses berpikir balita, terutama bahasa yang digunakan, serta
pemahaman terhadap waktu
d. Menekankan disiplin dengn tetap terstruktur secara benar dan nyata, ajukan alasan yang
rasional, serta hindari kebingungan dan salah pengertian
e. Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan anak pada siang hari
(play group)
2.3 Bimbingan Nutrisi
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 3 tahun hendaknya digunakan kebutuhan
prinsip sebagai berikut :
a. Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari makanan pokok, minyak
dan zat lemak serta gula
b. Berikan sumber protein nabati dan hewani
c. Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi, berikan makanan lain
yang dapat diterima, misalnya jika anak menolak sayuran mungkin karena cara
memasaknya, buatlah cara lain, jika masih menolak gantilah sayuran dengan menambah
buah buahan yang penting anak mendapat vitamin dan mineral.
d. Berikan makanan selingan (makanan ringan) seperti biscuit dsb diberikan antara waktu
pagi, siang dan malam
e. Makanan anak usia 1 tahun belum banyak berbeda dengan makanan waktu usia kurang
dari 1 tahun, sebagaimana telah dijelaskan bahwa anak disapih lebih baik pada umur 2
tahun, sehingga pada umur 1 tahun ASI masih diberikan pada anak.
Pada umumnya makanan masih berbentuk lunak, baik nasi, sayur dan lauk pauk seperti
daging hendaknya dimasak sedemikian rupa sehingga anak mudah mengunyahnya dan
pencernaan mudah mencerna.Anak mulai diajak makan bersama keluarga.
Makanan anak setelah umur 3 tahun lebih banyak makanan padat, masa 1-3 tahun ini
masa yang sangat labil dimana anak mudah sekali terserang berbagai penyakit infeksi,
sehingga keadaan gizi anak harus mendapatkan perhatian yang baik.
Makanan usia 3-5 tahun tetap sama dengan makanan anak sebelumnya tetapi seperti
kebutuhan protein sedapat mungkin diambil dari makanan sumber hewani.
2.4 Bimbingan Edukasi Seksual
2.5 Bimbingan Pencegahan Kecelakaan
Fakor pertama yang menyebabkan kecelakaan pada anak adalah jenis kelamin,
biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. Faktor kedua yaitu usia,
pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang
berbahaya. Faktor ketiga adalah lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh cenderung dapat
mengurangi angka kejadian kecelakaan pada anak (Yupi, 2004).
Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung & mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.
2.6 Bimbingan Istirahat Tidur
Kebutuhan tidur pada toddler menurun menjadi 10 – 12 jam sehari. Sekitar 20 – 30 %
tidurnya adalah tidur REM, banyak. Tidur 11 siang dapat hilang pada usia 3 tahun karena
sering terbangun pada malam hari yang menyebabkan mereka tidak ingin tidur pada malam
hari (Asmadi, 2008).
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA PRESCHOOL 4-6 TAHUN

A. Tumbuh Kembang Anak Usia Pra Sekolah


1. Tumbuh kembang anak pra sekolah secara fisik, di antaranya:
a. Tinggi badan rata-rata adalah 6,25-7,5 cm/tahun.
b. Tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah101,25 cm.
c. Pertambahan berat badan rata-rata adalah 2,3 kg/tahun.
d. Berat badan rata-rata anak usia 4 tahun adalah 16,8 kg.
2. Perkembangan Motorik anak pra sekolah, antara lain:
a. Motorik Halus : Anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting,
meniru gambar, menulis beberapa huruf dan angka.
b. Motorik Kasar : Anak dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki tangga,
melompat dengan satu kaki, menangkap bola, melompati tali dan berdiri
seimbang satu kaki bergantian dengan meta tertutup.
3. Perkembangan Psikososial (Erikson) anak pra sekolah, antara lain:
Anak mengalami fase Inisiatif versus rasa bersalah, perkembangan ini diperoleh
dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan Indranya. Orang terdekat anak usia
pra sekolah adalah keluarga. Anak, normal telah menguasai perasaan otonomi, dengan
clukungan orang tua dalam imajinasi dan aktifitas, anak berupaya menguasai perasaan
inisiatif. Kesadaran moral (suara dari dalam hati yang mengingatkan dan mengancam)
mulai berkembang.
Hubungan anak dengan orang lain, selain orang tua meluas termasuk kakek nenek,
saudara kandung dan guru-guru disekolah. Anak memerlukan interaksi yang teratur dengan
teman sebaya untuk membantu mengembangkan ketrampilan sosial.
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang mempunyai tanggung jawab
besar dalam aktifitas mereka sehari-hari dan menunjukkan tingkat yang lebih matang untuk
dapat berinteraksi dengan orang lain (Roshdal, Caroline Bunker, 1999).
Apabila anak kurang mendapat stimulasi dirumah maka akan memperlihatkan gejala-
gejala yang mengarah pada kemungkinan ada penyimpangan perkembangan. Pada anak
tersebut apabila dilakukan intervensi dini yang dilakukan secara benar dan intensif,
sebagian besar gejala-gejala penyimpangan dapat diatasi dan anak akan tumbuh dan
berkembang normal seperti anak sebaya lainnya. Penyimpangan perkembangan anak anak
dipengaruhi banyak faktor diantaranya tingkat kesehatan dan status gizi anak disamping
pengaruh lingkungan hidup dan tumbuh kembang anak yang juga merupakan salah satu
faktor dominan.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi tumbuh kembang balita
dilakukan pada “masa kritis” tersebut diatas. Melakukan stimulasi yang memadai artinya
merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur
anak. Melakukan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining
atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindak lanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.
Melakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan
tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memeperbaiki
penyimpangan pada seorang anak agar kembali normal atau penyimpangannya tidak
semakin berat.
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang yang
menyeluruh dan terkoordinasi diselenggrakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga,
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial) akan meningkatkan tumbuh
kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator
keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan
anak, tetapi juga mental, emosional sosial dan kemandirian anak berkembang secara
optimal. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini maka intervensi akan mudah dilakukan. Bila penyimpangan
terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh
terhadap tubuh kembang anak (Depkes RI, 2007).
4. Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah
Pada tahap ini anak mengalami fase pra operasional, dari usia 2 sampai 7 tahun.
Anak membentuk konsep yang kurang lengkap dan logis dibandingkan dengan konsep
orang dewasa,anak menampilkan pemikiran egosentris, anak menjadi mampu membuat
klasifikasi,menjumlahkan dan menghubungkan obyek-obyek, anak mampu untuk melihat
sudut pandang orang lain,anak menggunakan banyak kata yang sesuai,tetapi kurang
memahami makna sebenarnya. Dalam segi bahasa rata-rata anak usia 3 tahun berbicara
kalimat dengan tiga atauempat kata, dan berbicara terusmenerus, rata-rata usia 4 tahun
mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan dan bernyanyi lagu yang sederhana, rata-rata usia
5 tahun mengetahui 4 warna atau lebih dan dapat menamakan hari-hari dalam satu minggu
dan bulan.
Pada anak usia 2 -3 tahun, anak berada diantara sensoris-motor dan pra operasional,
yaitu anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial and error dan menginterpretasi benda
atau kejadian.

B. Nutrisi untuk Anak Usia Pra Sekolah


Anak usia pra sekolah seringkali menolak sayuran, makanan kombinasi dan hati, makanan
yang disukai antara lain sereal, daging, kentang bakar, buah-buahan dan permen. Banyak anak
yang berusia 3-4 tahun tidak dapat diam selama makan dengan keluarga dan dapat tetap berjuang
dengan menggunakan peralatan makan (misalnya sendok, piring dan garpu). Kebiasaan makan
orang lain mempengaruhi anak usia 5 tahun, anak cenderung fokus pada aspek " sosial " makan,
antara lain percakapan di meja makan, sikap di meja makan dan kemauan untuk mencoba
makanan yang barn, serta mem mbantu menyiapkan atau membersihkan makanan.
C. Pola Eliminasi Anak Usia Pra Sekolah
Anak sudah mampu melakukan toilet training dengan mandiri. Beberapa anak mungkin masih
mengompol dicelana, sebagian besar lupa untuk mencuci tangannya dan membilas (cebok).

D. Pola Istirahat / Tidur Anak Usia Pra Sekolah


Sebagian besar anak usia pra sekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5 tahun, sekitar
11 -13 jam sehari. Masalah tidur yang umum terjadi antara lain : mimpi buruk, sulit istirahat
setelah sibuk seharian, aktifitas tidur terlalu lama sehingga menunda tidur, dan terbangun
dimalam hari, sebagian besar usia anak pra sekolah, obyek yang menimbulkan rasa amen dan
lampu tetap menyala seat tidur dapat membantu tidurnya.

E. Pendidikan Pengetahuan Seksual untuk Anak Usia Pra Sekolah


Anak mengalami fase Falik, selama fase ini genetalia menjadi area yang menarik dan area
tubuh yang sensitif. Fase ini ditandai dengan kecemburuan dan persaingan terhadap orang tua
sejenis dan cinta terhadap orang tua lain jenis. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki dengan mengetahui adanya perbedaan alat kelamin.
Orang tua harus bijak dalam memberi penjelasan tentang hal ini sesuai dengankemampuan
perkembangan kognitifnya agar anak mendapat pemahaman yang benar. Selain itu untuk
memahami identitas gender, anak sering meniru ibu atau bapaknya,misalnya dengan
menggunakan pakaian ayah dan ibunya. Secara psikologis pada fase ini mulai berkembang
superego, yaitu anak mulai berkurang sifat ego sentrisnya.

F. Pendidikan Pengetahuan Moral untuk Anak Usia Pra Sekolah


Anak usia pra sekolah berada dalam tahap Konvensional yang terjadi hingga usia 10 tahun.
Pada saat ini perasaan bersalah muncul dan penekanannya adalah pada pengendalian eksternal.
Standar moral anak adalah apa yang ada pada orang lain dan anak mengamati mereka untuk
menghinclari hukuman atau mendapatkan penghargaan.
Anak belajar baik dan buruk, atau benar dan salah melalui budaya sebagai dasar dalam
peletakan nilai moral. Fase ini terdiri atas tiga tahapan yaitu :
1. Tahap 1 : didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak.
2. Tahap 2 : orientasi hukuman dan ketaatan, baik dan buruk sebagai konsekuensi dari
tindakan. Oleh karena itu hati-hati apabila anak memukul temannya dan orang tua
tidak memberi sanksi, anak akan berpikir bahwa tindakannya bukan merupakan
sesuatu yang buruk.
3. Tahap selanjutnya yaitu anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu
kebaikan . Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan mereka
sendiri.

G. Pencegahan Kecelakaan untuk Anak Usia Pra Sekolah


Rasa takut yang umumnya terjadi antara lain : kegelapan, ditinggal sendiri terutama pada
saat menjelang tidur, takut dengan binatang terutama binatang yang besar, hantu,nyeri dan obyek
serta orang-orang yang berhubungan dengan pengalaman yang menyakitkan. Perasaan takut pada
anak mudah muncul dan berasai dari tindakan dan penilaian orang tua. Membiarkan anak tidur
dengan lampu tetap menyala dan menganjurkan bermain untuk menghalau rasa takut dengan
boneka atau mainan lain yang dapat membantu mengembangkan kendali terhadap rasa takut.
Menurut Susilaning dkk (2013), pada masa ini, petunjuk bimbingan tetap tetap diperlukan
walaupun kesulitannya lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Jika sebelumnya, pencegahan
kecelakaan dipusatkan pada pengamanan lingkungan terdekat dengan kurang menekankan
alasan-alasannya, maka pada masa ini, adanya proteksi pagar dan penutup stop kontak harus
disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alasan yang tepat dan dimengerti oleh anak.

H. Pemilihan Program Pendidikan untuk Anak Usia Pra Sekolah


1. Mengikuti akreditasi, lisensi dan standaryang ditetapkan.
2. Jadwal aktifitas harian dan peralatan yang tersedia.
3. Kualifikasi pengajar.
4. Lingkungan, termasuk keamanan, tingkat keramaian, rasio guru/ anak, serta
kebersihan.
5. Rekomendasi dari orang tua.
6. Pengawasan anak saat bermain dan bekerja serta interaksi mereka dengan guru.
7. Rencana alternatif yang ditawarkan apabila anak sakit dan orang tua bekerja.

I. Reaksi Terhadap Penyakit pada Anak Usia Pra Sekolah


Anak usia pra sekolah kurang dapat membedakan antara diri sendiri dan orang lain.
Mereka memiliki pemahaman bahasa yang terbatas dan hanya dapat melihat satu aspek dari
suatu objek atau situasi pada satu waktu.
1. Kesehatan Gigi. Seluruh gigi yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun.
Perkembangan motorik anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak
harus menggosok giginya 2 kali sehari, orang tua harus mengawasi anak menggosok
gigi dan membersihkan sela--sela gigi dan anak harus menghindari makanan yang
bersifat kariodentik untuk menghindari karies.
2. Anak usia pra sekolah merasa fenomena nyata yang tidak berhubungan sebagai
penyebab penyakit.
3. Cara berpikir magis menyebabkan anak usia pra sekolah memandang penyakit
sebagai suatu hukuman. Selain itu anak usia pra sekolah mengalami konflik
psikososial dan takut terhadap mutilasi, menyebabkan anak terutama takut terhadap
pengukuran suhu rektal dan kateterisasi urin.

J. Petunjuk Bimbingan pada Usia Pra Sekolah (4-5 Tahun)


Menurut Susilaning, dkk (2013), masuk sekolah menjelang usia lima tahun adalah bentuk
perpisahan dari rumah baik orang tua maupun anaknya, sehingga orang tua mungkin perlu
bantuan untuk adaptasi terhadap perubahan ini, terutama bagi ibu yang tinggal di rumah atau
tidak bekerja. Anak mulai masuk taman kanak-kanak dan ibu mulai membutuhkan kegiatan-
kegiatan luar keluarga, seperti keterlibatannya di masyarakat atau mengambangkan karier.
Bimbingan terhadap orang tuapada masa ini adalah sebagai berikut :
1. Umur 4 Tahun
a. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif termasuk aktivitas
motorik dan bahasa yang mengejutkan.
b. Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang
tua.
c. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
d. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama seperti
menempatkan anak pada taman kanak-kanak untuk sebagian harinya.
e. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu seksual.
f. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis dari tingkah laku.
g. Mendiskusikan disiplin.
h. Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia empat tahun yang
memperturutkan kata hatinya dalam “tinggi bicaranya” (bedakan dengan
kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
i. Menyarankan pelajaran berenang.
j. Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki
biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya.
Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.
k. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka jangan lupa untuk membangunkan anak dari mimpi
yang menakutkan.
2. Umur 5 Tahun
a. Memberikan pengertian bahwa usia lima tahun merupakan periode tenang
dibanding masa sebelumnya.
b. Menyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
c. Mengingatkan imuniasasi
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA USIA SEKOLAH

1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini,
pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika
anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang.
Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya,
juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media.
Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam
tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan
sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang
merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi terhadap situasi
yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru
sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan
anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari
benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada
dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang
berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah
diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada
belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung
melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di
sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena
selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkannya dengan benar.
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya
minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan pelajaran
di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik
sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat
yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak
menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti
dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang
dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar
perilaku umum yang diinternalisasi.

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tahap Siklus Kehidupan


Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
1. Mensosialisasikan anak-anak,
termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang
Keluarga dengan anak usia sekolah sehat.
2. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

D. Masalah Anak Usia Sekolah


1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk keberhasilan
social
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan dan
anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut dan
hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan
tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku
kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah
yaitu :Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang lain.
1) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar
diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja
2) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan
terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
3) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual
akan ditentang oleh temannya
b. Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang
disenangi orang lain
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk
mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal,
dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri
sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada
pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta
terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak
e. Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-
konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga
menjadi perilaku kebiasaan
6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f. Bahaya yang menyangkut minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya
2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya,
misal kesehatan dan sekolah
g. Bahaya hubungan keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan
merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan
yang buruk dengan anak-anaknya
2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas
sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan
menghukum anak
3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada
keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian
pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari
temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu
5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan
bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya
mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya
anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-
temannya.
7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap
saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap
kesayangan orang tua
8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak keluarga
yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga
membenci sikap sianak
9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang
tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

E. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga)
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai)
6) Pemeriksaan fisik
c. Lengkapi dengan pengkajian fokus
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai usia anak
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang
bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga
dengan anak usia sekolah yaitu :
a. Masalah aktual/risiko
1) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
2) Menarik diri dari lingkungan sosial
3) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
4) Mudah dan Sering marah
5) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
6) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
7) Keengganan melakukan kewajiban agama
8) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
9) Gangguan komunikasi verbal
10) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk bermain)
11) Nyeri (akut/kronis)
12) Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

b. Potensial atau sejahtera


1) Meningkatnya kemandirian anak
2) Peningkatan daya tahan tubuh
3) Hubungan dalam keluarga yang harmonis
4) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
5) Pemeliharaan kesehatan yang optimal
3. Perencanaan
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anak yang sakit
Tujuan :
Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat
Intervensi :
1) Diskusikan tentang tugas keluarga
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang telah
dilakukan
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

b. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan :
Ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut alternatif

c. Potensial atau sejahtera


Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan :
Hubungan yang harmonis.dapat dipertahankan
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ADOLESCENT

Pada masa remaja pertumbuhan lebih cepat dari pada masa pra sekolah. Keterampilan

dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan teman yang

berjenis kelamin sama. Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila

dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak ke

dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan yang disebut

dengan pacu tumbuh adolescent. Terjadi pertumbuhan yang pesat dari alat-alat kelamin

dan timbul tanda-tanda seks sekunder. Ciri-ciri pertumbuhan remaja:

1. Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pubertas. Sistem regulasi hormon di

hipotalamus, ptiutitari, kelamin (gonad, dan kelenjar adrenal akan menyebabkan

perubahan kuantitatif dan kualitatif pada masa pra pubertas sampai dewasa). Keadaan

ini mengakibatkan pertumbuhan yang cepat dari tinggi badan dan berat badan,

perubahan komposisi tubuh, timbulnya tanda-tanda seks primer dan sekunder, dan

hasilnya adalah boy into a man dan girl into a woman.

2. Timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi somatik dari aktivitas

gonad dan dibagi dalam beberapa tahap yang berurutan, yang oleh Tanner disebut

sebagai Sexual Maturity Rating (SMR) atau tingkat kematangan seksual.

Terdapat 5 tahap pertumbuhan fisik dari pra pubertas (TKS 1) ke dewasa (TKS 5)

disebut sebagai Tanner Stages. TKS berhubungan dengan maturasi pertumbuhan

fisik, yang lebih baik diukur dengan umur tulang daripadi umur kronologis. TKS juga

berhubungan dengan kondisi medik tertentu, seperti Akne, ginekomasti, skoliosis,

dan Slipped Femoral Epiphysis dan peningkatan alkalin fosfatase pada kedua jenis

kelamin, serta peningkatan kadar hemoglobin pada remaja laki-laki .


3. Pertumbuhan somatik pada remaja, mengalami perubahan pada abad terakhir dalam

ukuran dan umur mulai nya remaja, hal ini disebabkan adanya perbaikan gizi dan

lingkungan. Kecenderungan sekular (secular trand) ini meliputi pertumbuhan yang

lebih tinggi dan mulainya lebih awal, telah terjadi baik di negara maju maupun

dinegara berkembang, tetapi pada 30 tahun terakhir kecenderungan ini telah mencapai

plateau. Selain itu faktor etnik dan lingkungan mempengaruhi mulainya masa remaja.

Dikatakan bahwa remaja yang tinggal didaerah rural, tumbuh kembang somatiknya

agak lebih lambat bila dibandingkan dengan remaja yang tinggal didaerah urban.

Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja yaitu peningkatan massa

tulang, otot massa lemak, kenaikkan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada

kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda. Selain

itu terdapat kekhususan (seks spesifik) seperti pertumbuhan payudara pada remaja

perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

Secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan yaitu ː

3. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan

bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,

lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus

akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

4. Perubahan proporsi

Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan

proporsi. Tubuh remaja memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan

dengan tubuh orang dewasa.


5. Hilangnya ciri-ciri lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan,

seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya

refleks-refleks primitif.

6. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi

organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi

tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya tanda-tanda

seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada

pada wanita dan lain-lain.

Ciri-ciri pertumbuhan ini mempunyai keunikan, yaitu ː

a. Kecepatan pertumbuhan yang tidak teratur

Kecepatan pertumbuhan mulai konsepsi sampai akhir masa remaja tidaklah

tetap, ada masa-masa dimana pertumbuhan sangat pesat, yaitu masa pranatal, bayi

dan adolesensi, sedangkan diluar masa itu pertumbuhan berlangsung lambat.

Kecepatan pertumbuhan menurut montbeillard yaitu kecepatan pertumbuhan tinggi

badan sudah menurun pada saat lahir, kemudian relatif tetap hingga usia 4-5 tahun,

lalu meningkat lagi pada usia 6-8 tahun, menurun lagi sampai saat sebelum adolesen,

kemudian meningkat pesat pada usia 11-15 tahun dan disebut adolescent growth

spurt. Puncak percepatan pertumbuhan tinggi badan anak perempuan terjadi 2 tahun

lebih awal daripada anak laki-laki.

b. Masing-masing organ memiliki pola pertumbuhan yang berbeda


Pada umumnya pertumbuhan bagian-bagian tubuh mengikuti pola

pertumbuhan tinggi badan terutama tulang dan otot. Beberapa organ tubuh tertentu

tidak mengikuti pola pertumbuhan umum, tetapi mempunyai pola tersendiri. Organ-

organ tubuh dimaksud adalah otak dan tulang tengkorak, organ reproduksi dan

jaringan limfoid.

Secara umum terdapat 4 pola kurva pertumbuhan, yaitu ː

e. Pola pertumbuhan umum

f. Pola pertumbuhan organ limfoid

g. Pola pertumbuhan otak dan kepala

h. Pola pertumbuhan organ reproduksi

Perbedaan keempat pola pertumbuhan yaitu ː

1) Pola petumbuhan umum

Yang khas pada pertumbuhan secara umum adalah pertumbuhan tinggi

badan. Sampai usia 2 tahun pertambahan tinggi badan berlangsung cepat setelah

itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan

sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehingga

pertumbuhan berlangsung dengan cepat sampai berhenti pada masa akil balig.

Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuhan ini, kecuali

organ-organ yang disebutkan diatas.

2) Pola pertumbuhan organ limfoid

Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia

sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia dewasa
menjadi 100% . Dengan keadaan ini anak-anak pada masa pubertas relatif lebih

kuat daya tahan tubuhnya.

3) Pola pertumbuhan otak dan kepala

Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh

lain sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama

kehidupan sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hampir

90% otak orang dewasa.

4) Pola dasar pertumbuhan organ reproduksi

Selama masa anak, pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin sangat

lambat, baru pada masa pubertas terjaadi percepatan yang luar biasa mengejar

ketinggalannya di masa anak, sehingga dalam waktu singkat menjadi matang.

Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan

kemampuan seksual seseorang. Manusia merupakan makhluk yang paling lama

mencapai kematangan seksualnya dibanding jenis hewan termasuk primata.

(Soetjiningsih, 2010)

A. GIZI PADA MASA REMAJA

Pada masa remaja ini tumbuh kembang berlangsung pesat baik fisik maupun

psikologis. Untuk mengimbangi tumbuh kembang yang pesat ini anak harus mendapat

perhatian termasuk nutrisi yang baik. Setelah pertumbuhan yang lambat pada masa anak,

maka pada masa remaja ini ditandai dengan pertumbuhan yang sangat pesat seperti halnya

pada masa bayi. Selama masa remaja terjadi kenaikan tinggi badan sekitar 20% tinggi

dewasa dan 50% berat dewasa. Pertumbuhan pada masa remaja ini berlangsung sekitar 5
hingga 7 tahun, dengan persentasi tertinggi terjadi selama 18-24 bulan yaitu pada masa pacu

tumbuh setiap individu berbeda, pada umumnya anak perempuan lebih cepat dari pada anak

laki-laki. Pertumbuhan melambat setelah maturitas seksual tercapai, dan akhirnya berhenti

pada anak perempuan sekitar umur 18 tahun dan laki-laki 20 tahun. Sebagian besar

pertumbuhan remaja perempuan setelah menarche tidak lebih dari 2-3 inci.

Selama masa pertumbuhan ini, komposisi tubuh juga mengalami perubahan. Pada

masa pra-remaja, komposisi lemak tubuh pada anak laki-laki dan perempuan relatif sama,

masing-masing 15% dan 19%. Tetapi pada masa remaja pertumbuhan lemak anak

perempuan lebih pesat, sehingga pada waktu dewasa menjadi 22% pada perempuan 15%

pada laki-laki. Untuk menilai pertumbuhan anak pada masa ini dapat dilakukan dengan

mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebalnya lipatan kulit,

kemudian dibandingkan dengan buku nasional. Kalau tidak ada baku nasional, dapat

digunakan baku yang disepakati bersama, misalnya baku NCHS.

Sejalan dengan pertumbuhan fisik yang pesat pada masa remaja, juga terjadi

perkembangan emosional dan intelektual yang pesat. Terjadi peningkatan kemampuan

berpikir abstrak dan imajinasi. Kegalauan emosi pada masa ini juga dapat berpengaruh

terhadap kebiasaan makan anak. Remaja sering kurang nyaman dengan pertumbuhannya

yang pesat tersebut, sedangkan di sisi lain mereka ingin berpenampilan seperti pada

umumnya teman sebayanya atau idolanya. Sehingga remaja sangat rentan terhadapgangguan

makan, seperti remaja perempuan melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

sedangkan remaja laki-laki memakai makanan suplemen agar ototnya tumbuh seperti orang

dewasa.
Untuk menentukan kebutuhan zat makanan pada masa remaja ini agak sulit,

berhubung pola pertumbuhannya yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan dan

ukuran remaja yang bervariasi.

(IDAI, 2008)

B. GIZI REMAJA

Pada waktu memasuki masa remaja awal, anak laki-laki telah mencapai 55 persen dari

berat dewasa sedangkan anak perempuan 59 persen. Kenaikan berat badan masih sama

dengan pada akhir masa anak yaitu 2.0 kg/tahun. Pada anak laki –laki timbunan lemak

biasanya terdapat pada tubuh sedangkan perempuan pada tubuh juga ekstremitas. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam masalah gizi remaja:

e. Energi

Energi yang dibutuhkan pada masa remaja tergantung pada kecepatan pertumbuhan dan

tingkat aktifitas setiap individu.

f. Protein

Asupan protein paling sedikit memenuhi 7-8% dari total energi yang dikonsumsi. Total

protein yang dianjurkan 45-72 gram/hari tergantung pada jenis kelamin, umur, status gizi,

dan kualitas protein.

g. Mineral

Pada masa pacu pertumbuhan diperlukan 2 kali lipat lebih banyak mineral kalsium, besi,

seng, dan magnesium. Kebutuhan kalsium tinggi badan pada masa remaja untuk
mendukung pertumbuhan tulang dimana 45% terjadi pada masa ini dan dianjurkan laki-

laki lebih tinggi dari pada perempuan.

h. Vitamin

Tiamin, riboflavin dan niasin dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi untuk mengimbangi

kebutuhan energi yang tinggi pula. Pada umumnya dengan asupan energi yang tinggi

akan diikuti tingginya pertumbuhan tulang yang pesat. Kebutuhan vitamin A, E, C, asam

folat, dan vitamin B6 sama dengan dewasa. Dikatakan bahwa asupan zat makanan yang

kurang pada masa remaja adalah A, B6, riboflavin, besi, kalsium dan seng. Selain itu,

pada remaja perempuan juga sering kekurangan magnesium, tembaga dan mangan.

Masalah gizi yang sering timbul pada remaja adalah:

e. Makan tidak teratur

Pada masa remaja aktifitasnya tinggi, baik kegiatan disekolah maupun diluar

sekolah. Pola makan remaja sering kacau. Tidak jarang mereka makan pagi dan

siang dijadikan satu, remaja perempuan cenderung sering melakukan diet

dibanding remaja laki-laki. Tetapi hati-hati pada saat pertumbuhan mulai

melambat karena kebiasaan makan berlebihan dapat mengakibatkan berbagai

penyakit yang merugikan antara lain obesitas. Kebiasaan merokok, minum

alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang merupakan masalah remaja yang

dapat mempengaruhi asupan makanan dan status gizinya.

f. Kehamilan

Remaja yang hamil pada saat umur ginekologisnya masih muda atau yang

malnutrisi pada saat hamil, memerlukan gizi yang lebih baik (umur ginekologis

adalah jarak antara menarche dengan terjadinya konsepsi). Kenaikan berat badan
selama kehamilan pada remaja dianjurkan lebih banyak daripada dewasa yaitu

sekitar 12,5- 17,5 kg. Remaja yang hamil pada maturitas seksual yang cukup,

risiko komplikasi kehamilanya tidak berbeda dengan wanita dewasa. Hanya pada

remaja dengan umur ginekologis yang muda sering menderita masalah psikologis.

g. Anoreksia nervosa

Remaja dengan gangguan anoreksia nervosa pada umumnya disebabkan

kesalahan dalam menginterprestasikan penampilannya dengan cara menurunkan

berat badannya. Asupan energi berkurang tetapi pengeluaran meningkat melalui

olahraga yang berlebihan bahkan kadang-kadang melalui rangsangan sendiri agar

muntah atau menggunakan laksansia dan diuretik. Tidak jarang gangguan

psikologis ini menetap dan tidak diatasi sendiri.

C. PERILAKU SEKSUAL PADA MASA REMAJA

Perkembangan organ seksual pada masa pubertas amat nyata bila dibandingkan

dengan pada masa anak-anak. Pematangan secara fisik pada masa pubertas hanya merupakan

salah satu proses pada remaja sebab variasi pematangan pada remaja bervariasi sesuai dengan

perkembangan psikososial. Perkembangan psikososial ini antara lain sebagai berikut

(Andrews, 2004):

c. Mereka ingin bersikap tidak tergantung pada orang tua

d. Mereka ingin mengembangkan ketrampilan secara interaktif dengan kelompoknya

e. Meeka sudah mulai mempelajari prinsip-prinsip etika

f. Mereka ingin menunjukkan kemampuan intelektualnya

g. Mereka mempunyai tanggung jawab pribadi dan sosial


Pada masa remaja baik laki-laki maupun perempuan mempunyai keinginan yang

berbeda misalnya di suatu saat mereka harus mengalami suatu perasaan seksualnya, bercinta

tapi pada saat yang beramaan mereka harus mencegah jangan sampai melakukan hubungan

seksual. Tetapi kelompok remaja lainnya, mereka telah mempunyai pematangan intelektual

dan emosionalnya yang bersamaan dengan pematangan fisiknya sehingga mereka dapat

menciptakan suatu kebebasan dan rangsangan. Secara garis besar seksualitas remaja

merupakan suatu proses pematangan biologis saat pubertas dan pematangan psikoseksual

(Garofalo, 2004).

Pubertas adalah salah satu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.

Pada saat pubertas, terjadi perkembangan tanda-tanda seks sekunder. Salah satu tanda

adanya pematangan fisik ini adalah anak perempuan mulai haid dan anak laki-laki mulai

mimpi basah atau ejakulasi dan pada saat ini mereka telah mempunyai kemampuan

fertilitas(Anderson, 2002).

Perubahan kadar hormon reproduksi yang akan diikuti dengan perubahan perilaku

seksual akan nampak pada masa ini. pada masa ini terjadi perubahan FSH (Follicle

Stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing Hormon) selama tidur dan merangsang produksi

hormon testosteron dan spermatozoa pada laki-laki, sedangkan pada anak perempuan

hormon ini akan merangsang pengeluaran estrogen dan pematangan sel telur. Selama

pubertas produksi testosteron mencapai sepuluh sampai duapuluh kali lipat pada anak laki-

laki, sedangkan pada anak perempuan meningkat menjadi delapan sampai sepuluh kali lipat.

Pengeluaran hormon dari kelenjar adrenal akan menyebabkan pertumbuhan rambut pubis

dan aksila serta peningkatan kelenjar lemak pada kulit sehingga seringkali menimbulkan

jerawat (Pangkahila, 2004).


D. FASE PERKEMBANGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

Perkembangan fisik termasuk organ seksual serta peningkatan kadar hormon

reproduksi atau hormon seks baik pada anak laki-laki ataupun perempuan akan

menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Perkembangan seksual

tersebut sesuai dengan beberapa fase mulai dari praremaja, remaja awal, remaja menengah

sampai pada remaja akhir.

3. Pra Remaja

Masa praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang

sesungguhnya. Pada masa praremaja ada beberapa indikator yang telah dapat ditentukan

untuk menentukan identitas gender laki-laki atau perempuan. Beberapa indikator tersebut

ialah indikator biologis berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad, dan kadar hormon.

Ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini antara lain perkembangan fisik yang masih

tidak berbeda dengan yang sebelumnya. Pada masa praremaja ini, mereka mulai senang

mencari tahu informasi mengenai seks dan mitos seks baik dari teman sekolah, keluarga

atau dari sumber lainnya. Penampilan fisik dan mental secara seksual tidak banyak

memberikan kesan yang berarti.

4. Remaja Awal

Pada masa ini merupakan tahap awal atau permulaan, remaja sudah mulai tampak

ada perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini

remaja sudah mulai mencoba melakukan onani karena telah sering terangsang secara

seksual akibat pematangan yang dialaminya. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor

internal yaitu meningkatnya kadar testosteron pada laki-laki dan estrogen pada
perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi

sebagian dari mereka justru selama atau sesudah merasakan kenikmatan tersebut

kemudian meresa kecewa dan berdosa. Hampir sebagian besar dari remaja laki-laki pada

paeriode ini tidak bisa menahan untuk tidak melakukan onani sebab pada masaini mereka

seringkali mengalami fantasi. Selain itu, tidak jarang dari mereka yang memilih untuk

melakukan aktivitas non fisik untuk melakukan fantasi atau menyalurkan perasaan cinta

dengan teman lawan jenisnya yaitu dengan bentuk hubungan telepon, surat-menyurat

atau mempergunakan sarana komputer.

5. Remaja Menengah

Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik

secara penuh yaitu remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan remaja

perempuan sudah mengalami menstruasi. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah

mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan

kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun, perilaku seksual masih secara

alamiah. Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-

kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar

dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggung jawab terhadap perilaku

seksual yang mereka lakukan.

6. Remaja Akhir

Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara

penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang

sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran.

(SIECUS, 2004)
E. POLA PERILAKU SEKSUAL REMAJA

Identitas diri dan perasaan ketidaktergantungan pada orang tua sudah mulai menonjol

pada remaja dan mereka lebih suka mengadakan pergaulan dengan kelompok sebayanya dan

ikatan di dalam kelompok sebaya amat kuat. Aspek seksual pada remaja mempunyai

kekhususan antara lain pengalaman berfantasi dan mimpi basah. Remaja laki-laki sekitar

93% dan 89% remaja perempuan melakukan fantasi pada saat masturbasi. Fantasi ini tidak

hanya dialami oleh para remaja, tetapi ternyata masih sering mengalami sampai pada saat

dewasa. Remaja menginginkan kebebasan yang lebih banyak dan kadang-kadang ingin lebih

leluasa melakukan aktivitas seksual, walaupun tidak jarang menimbulkan konflik dalam

dirinya sehingga sebagian merasa berdosa dan cemas. Perkembangan perilaku seksual

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain perkembangan psikis, fisik, proses belajar, dan

sosio-kultural. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka aktivitas seksual remaja amat erat

kaitannya dengan faktor-faktor itu. Beberapa aktivitas seksual yang sering dijumpai pada

remaja yaitu sentuhan seksual, membangkitkan gairih seksual, seks oral, seks anal,

masturbasi, dan hubungan heteroseksual.

Pada masa remaja ternyata tidak sedikit para remaja yang melakukan hubungan

seksual. Di Amerika serikat hubungan seksual yang dilakukan oleh para remaja ternyata

mengalami peningkatan sekitar 1% pertahunnya. Empat puluh persen dari remaja

perempuan hamil sebelum tamat sekolah menengah, 50% diantaranya melakukan abortus

dan sisanya melahirkan bayinya. Dampak lain yang perlu diwaspadai ialah bahaya penularan
HIV/AIDS yang sudah menyebar. Hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

3) Waktu atau saat mengalami pubertas. Saat itu mereka tidak pernah memahami tentang

apa yang akan dialaminya.

4) Kontrol sosial kurang tepat yaitu terlalu ketat atau terlalu longgar.

5) Frekuensi pertemuan dengan pacarnya. Mereka mempunyai kesempatan untuk

melakukan pertemuan yang makin sering tanpa kontrol yang baik sehingga hubungan

akan makin romantis.

6) Kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak untuk memasuki

masa remaja dengan baik.

7) Kurang kontrol dari orang tua. Orang tua terlalu sibuk sehingga perhatian terhadap anak

kurang baik.

8) Status ekonomi. Mereka yang hidup dengan fasilitas berkecukupan akan mudah

melakukan pesiar ke tempat rawan yang memungkinkan adanya kesempatan melakukan

hubungan seksual. Sebaliknya kelompok yang ekonomi lemah tetapi banyak kebutuhan

tuntutan, mereka mencari kesempatan untuk memanfaaatkan dorongan seksnya demi

mendapatkan sesuatu.

9) Korban pelecehan seksual yang berhubungan dengan fasilitas antara lain sering

mempergunakan kesempatan yang rawan misalnya pergi ke tempat-tempat sepi.

10) Tekanan dari teman sebaya. Kelompok kadang-kadang saling ingin menunjukkan

penampilan diri yang salah untuk menunjukkan kematangannya, misal mereka ingin

menunjukkan bahwa mereka sudah mampu membujukk seorang perempuan untuk

melayani kepuasan seksualnya.


11) Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Peningkatan penggunaan obat terlarang

dan alkohol makin lama makin meningkatkan.

12) Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu akan batas-batasnya mana yang boleh dan

mana yang tidak boleh.

13) Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktivitas seksual sebab sudah merasa

matang secara fisik.

14) Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya

15) Penerimaan aktivitas seksual pacarnya

16) Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemampuan fisiknya

17) Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar hormon reproduksi

atau seksual

(Van Horn, 2004)

You might also like