You are on page 1of 18

TUGAS INDIVIDU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PERSALINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen pengampu : Ns.Yuni Astuti, M.Kep

Disusun Oleh :

NAMA : AVIONITA RISMA E

NIM : 16.013

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2018
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PERSALINAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


A. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi :
a. His ( kontraksi uterus )
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekeraj debgan baik dan
sempurna .Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris ,fundus dominan ,terkoordinasi,dan
relaksasi.Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi
fisologis lainnya ,bersifat nyeri.Tiap his di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di
mana tuba masuk ke dalam dinding uterus .Di tempat tersebut ada suatu pace maker darai mana
gelombang tersebut berasal.
Kontraksi ini bersifat involunter karean berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini
berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi
.Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa
kontraksi ,fungsi penting relaksasi ,yaitu :mengistirahatkan otot uterus , memberi kesempatan
istirahat bagi ibu ,mempertahankan kesejahteraa bayi karena uterus menyebabkan kontriksi
pembuluh darah plasenta.
1. Pembagian his dan sifatny
a. His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya
lendir darah atau bloody show
b. His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan
sakit
c. His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur,
simetris,terkoordinasi .
d. His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka
plasenta
e. His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam
beberapa jam atau hari
2. Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi :
a. Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
b. Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik
,misalnya 50 detik
d. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3
menit .
3. Identifikasi his / kontraksi
Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat untuk
mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam
bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan palsu dan
persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan kontraksi yang
terjadi.
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski persalinan palsu
kontraksi pada persalinan kontraski persalinan
sejati palsu
Kontraksi terjadi dengan interval Kontraksi terjadi dengan
interval tidak teratur
Interval secra bertahap Interval tetap lama
memendek
Nyeri di pinggung dan abdomen Nyeri perut di bawah
Servik membuka Servik belum membuka
Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan
sedasi
Sumber :cuningham,2006

4. Perubahan perubahan akibat his


a. Pada uterus :uterus terba keras / padat karena kontraksi.Sejak kehamilan lanjut
dengan jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen
atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus uteri.Pada
saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif dan didndingya menjadi tebal
,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan segmen bawah memegang peranan
pasif yaitu mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi saluran tipius dan
teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen atas dan bawah menjadi
jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis .Jika segmen sangat di
regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran bandl (FK
UNPAD,1983:229).
b. Pada servik:his membut serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut
effacement
c. Pada janin:perukaran oksigen pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul
hipoksia lama maka terjadi gawat janin.
d. Pada ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung
kemih ,rectum ,tulang belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari
rahim.Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga
menyebabkan tekanan.

Umumnya ,rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah punggung ,kemudian menyebar
ke bagian bawah perut ,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti sedikit tertusuk
,lalu mencapai puncak,kemudian menghilang bseluruhnya .Sebagian besra ibu merasakannya
seperti kram haid yang parah.Ada juga yang merasakan nnya sepertigangguan saluran
pencernaan atau mulas diare.Secara medis ,sakit kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di
sebut visceral dull anching .
Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri primer .Daerah yang mengalami
nyeri primer ,antara lain pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek kontraksi
,timbul juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit kepala,mintha,tubuh gemetar,panas ,dingin
,kram,pegal pegal dan nyeri otot.
Selain sakit akibat kontraksi ,asakit lain terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina
.Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) teregang samgat kencang akibat perobekan
jaringan .Sebagian besra ibu merasakn seolah olah bagian bawahnya setelah sembelitsatu bulan
.Secara medis,sakit tenggorokan bersifat tajam dan panas yang di sebut juga tergantung pada
ambang nyeri dari penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya.
5. Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau di pecahkan ,serta sebagian
presentasi sudah berada di dasar panggul ,sifat kontraksi berubah ,yakni bersifat mendorong
keluar di bantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter.Keinginan mengedan
ini di sebabkan karena :
1. Kontraksi otot otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra
abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan
untuk mendorong keluar
2. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu buang air besar (BAB)
,tapi jauh lebih kuat .
3. Saat kepala bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glotisnya ,mengkintraksikan otot otot perut dan menekan diafragma nya ke
bawah
4. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling
efektif sewaktu ada his
5. Tanpa tenaga menegedan bayi tidak akan lahir
B. Passage
Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 :
a. Bagian keras :tulang panggul
b. Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament
1. Bagian keras :panggul
a. Tulang panggul
Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
1. Dua os coxae (tulang pangkal paha )
Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina iliaca anterior superior
(SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS) ,spina iliaca posterior
inferior (SIPI),spina iliaca anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor
,linea inominata,corpus os ilii.
2. Os pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen obtutarium,ramus superior
ossis pubis,ramus inferior ossis pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber
culum pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .
3. Os sacrum ( tulang kelangkang) terdiri dari :promontorium,foramen scralia
anterior ,crista scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbali.
4. Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.
b. Ruang panggul
Ruang panggul terdiri dari:
1. Pelvis mayor (false pelvis ) :bagian di atas pintu atas panggul tidak berkaitan
dengan persalinan
2. Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :
a. Pintu atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet
Batasan PAP adalah promontorium ,sayap sacrum ,linea inominta,ramus
superior osis pubis ,dan pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah
1. Ukuran muka belakang (conjugate vera)
Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas sympisis,ukuran
normalnya 11 cm.Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dalam
panggul .Conjugata vera tidak dapat di ukur langsung ,tapi dapat di
perhitungkan dengan mengurangi conjugate diagnolis (dari
promontorium ke pinggir bawah sympisis ) sejumlah 1,5 2
cm.(CV=CD1,5)
2. Ukuran melintang (diameter tranversa )
Merupakan ukuran terbesar antara linea innominata di ambil tegak
lurus pada conjugate vera ,ukurannya 12,5 cm 3,5 cm
3. Ukuran serong (diameter oblique)
Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum dari belajan panggul
yang bertentangan .Ukurannya 13 cm
4. Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan bidang sempit
panggul
a. Bidang luas panggul terbentang antara symphisis ,pertengahan
acetabulum , dan pertemuan antara ruas sacral II dan III .Ukuran
muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.Karena
tidak ukuran yang kecil ,bidang ini tidak menimbulkan kesulitan
dalam persalinan dan biasanya tidak di ukur .
b. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah simphisis
,ke dua spina inciadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas
ujung sacrum .Ukuran muka belakang 11,5 cm ,ukuran melintang
10 cm , dan diameter sagitalis posteror ialah dari sacrum ke
pertengahan antara spina aschiadica 5 cm
5. Pintu bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic outlet
Pintu bawah panggul bukan suatu bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga
dengan dasar yang sama,ialah garis yang menghubungkan ke dua tuber
ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari segitiga yang belakang adalah
jung os sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan
kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus pubis
Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :
a. Ukuran muka belakang :dari pinggir bawah symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b. Ukuran melintang :antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5)
c. Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5)
c. Bidang hodge
Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga
panggul ,maka hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul
1. H I : sama dengan pintu atas panggul
2. H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis
3. H III:sama dengan H I melalui spina isciadica
4. H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges
d. Ukuran ukuran panggul
1. Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :
Pengukuran secara klinis
a. Pintu atas panggul (PAP)
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah ,melalui konkavitas dari
sacrum ,jari tengah di gerakkan ke atas sampai dapat meraba prontorium .Sisi
radial dari jari telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan
tempat ini di tandai dengankuku jari telunjuk tangan kri .Promontorium hanya
bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang
sempit .Pada panggul dengan ukuran normal ,promontorium tidak tercapai,ini
menandakan bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat di ketahui dengan.
b. Pemeriksaan luar
Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya
sebagian kecil saja dari kepal yang dapat di raba dari luar symphisis .Kedua
tangan yang di letakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent .
c. Pemeriksaan dalam
Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau lebih rendah .
 Bidang tengah panggul
Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara klinis dan
memerlukan pengukuran rontgenologis
 Bidang bawah panggul
Diameter tranversa ,diameter sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur
dengan pelvimeter dari thoms.Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar
karena tuber ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya
dari orang ke orang .
a. Pelvimetri rontgenologis
b. Pita meter
c. Jangka panggul
3. Ukuran panggul luar
a. Distantia spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca anterior supserior kiri
dan kanan (23 cm - 26 cm)
b. Distantia cristatium ,yaitu jarak yang terjauh antara crista iliaca kakan dan
kiri (26 cm - 29 cm )
c. Lingkar panggul ,yaitu : dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor sepihak ,lalu kembali
melalui tempat yang sama ,di pihak lain (80 cm – 90 cm )
d. Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara pinggir atas symphisis
dan ujng prosesus spinosus ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )
4. Bentuk panggul
Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :
a. Ginekoid : paling ideal ,bemtuk hampi bulat .Panjang diameter
anterosposterior kira kira sama dengan diameter tranversa
b. Android:bentuk hampir segitiga.Umumnya laik laki mempunyai jenis
panggul ini .Panjang diameter anterosposterior hamper sama dengan
diameter tranversa ,akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum
c. Anthropoid :bentuknya agak lonjong seperti telur panjang diameter
anterosposterior lebih besar dari pada diameter tranversa
d. Platipeloid :jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
5. Bagian Lunak
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi
dinding panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang
menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma
pelvis.
a. Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas
Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke belakang dan
merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Musculus levator ani
kiri dan kanan sebetulnya terdiri atas tiga bagian:
1. Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum
2. Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus levator ani ke os
coccigeus dan septum anococcygeum
3. Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir sacrum dan
os coccygeus
b. Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara musculus pubo
coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga, yang disebut
hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma
urogenital. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan, dan
pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina. Diafragma
pelvis ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak
aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut,
mungkin genetalia interna turun (prolaps)
c. Perineum
Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri
dari dua bagian:
1. Region analis disebelah belakang. Disini terdapat musculus spincter
ani externus yang mengelilingi anus.
Regio urogenital, disini terdapat:
a. Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva
b. Musculus ischio cavernosus
c. Musculus transverses perinea superfisialis
C. Passenger
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena
plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger
yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal
(Sumarah, 2010)
a. Kepala Janin
Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan
antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika
kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.
Kepala bayi terdiri dari:
b. Bagian muka, terdiri dari
1. Tulang hidung (os nasale)
2. Tulang pipi (os zygomatikum)
3. Tulang rahang atas (os maxilare)
4. Tulang rahang bawah (mandibulare)
c. Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang
paling depan
Yang membentuk bagian tengkorak adalah
1. Tulang dahi (os frontale) 2 buah
2. Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah
3. Tulang pelipis (os temporale) 2 buah
4. Ulang belakang kepala (os occipitale)
d. Sutura
Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya
1. Memungkinkan terjadinya maulage
2. Dapat mengetahui posisi kepala janin
Macam-macam sutura:
1. Sutura sagitalis: terletak diantara kedua os parietal
2. Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal
3. Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal
4. Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan
e. Fontanel/ubun-ubun
Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri
dari dua macam:
1. Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara sutura
sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini
menutup pada usia bai 18 bulan.
2. Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra
sutura sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup
pada usia bayi 6-8 minggu.
e. Ukuran-ukuran kepala bayi
1. Ukuran muka belakang
a. Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar:
9,5 cm
b. Diameter suboccipito frontalis : 11cm
c. Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada
belakang kepala): 12 cm
d. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang
kepala): 13,5 cm
e. Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-
ubun besar): 9,5 cm
2. Ukuran melintang
a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9
cm. Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari
pintu atas panggul (conjugate vera)
b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan kiri):
8 cm. Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
3. Ukuran Lingkaran
a. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm
b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm
c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm
4. Letak janin dalam uterus
Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak
seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki maka
berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan
mengandung 4 pengertian:
a. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah
janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam
pada persalinan.Misalnya:
a. presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang
b. Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala
b. Posisi
Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau
jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi
kehamilan: Punggung kiri
c. Letak/situ
Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak
memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini
bisa letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus
pada sumbu ibu.Misalnya: letak memanjang, letak melintang
d. Habistus/sikap
Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada
umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan
kaki didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi
5. Plasenta
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan
trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk
melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri
selmaa kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalh alat yang sangat pnting bagi janin Karen merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.
struktur Plasenta
a. Bagian janin/permukaan fetal (fetal portion)
Cirri-ciri permukaan fetal
Terdiri permukaan fetal:
a. Terdiri dari vili
b. Menghadap ke janin
c. Warnanya keputih putihan dan licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah
amnion Nampak pembuluh-pembuluh darah
b. Bagian ibu/permukaan maternal (maternal portion)
Cirri-ciri permukaan maternal:
aTerdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut
lepas dengan plasenta
b. Menghadap ke dinding Rahim
Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20
kotiledon
Permukaa kasar beralur-alur
c. Letak Plasenta
Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak
kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri
lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi
d. Bentuk dan ukuran plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3
cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri
dan 1 vena (arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih)
Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira
16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea rah korion,
anmun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.
Fungsi plasenta
a. Nutrisasi
Plasenta sebagai alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin
dengan jalan:
a. Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium.
Makin besar berat jenis abhan makanan maka makin lambat system difusi
b. Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis
e bentuk aslinya dalm bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses
anzimatik:
a. Protein dipecah menjadi asam amino
b. Lemak dipecah menjadi asam lemak
c. Hidrat arang dipeah menjadi glukosa
d. Glikogen dipecah menjadi fruktosa
e. Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil
f. Obat-obatan
Pinositosis caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah
immunoglobulin G dan albumin
c. Ekresi
Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2).
Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering.
Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam
urat yang diekskresikan sangat sedikit.
d. Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah
melepaskan karbondioksida melaui system difus dalam plasenta. Dengan
adanya perbedaan afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya
sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi
konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui
paru-paru pada saat kelahiran.
e. Produksi
Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust, 2006)adalah:
f. Korionik gonadotropin
Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga
tetap menengeluarkan estrogen dan progesterone. Korpus luteum
berfungsi sampai plasenta sempurna.
Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes
kehamilan.
a. Puncaknya tercapai pada hari ke-60
b. Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
g. Korionik somato-mammotropin
a. Hormon untuk metabolisme protein
b. Bersifat laktogenik dan luteotro
c. Menimbulkan pertumbuhan janin
d. Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
h. Estrogen Plasenta
a. Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron
b. Pertumbuhan dan perkembangan otot Rahim
c. Retensi air dan garam
d. Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
e. Melaksanakan sintesis protein
i. Progesteron
a. Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan plasenta
b. Pemenang otot rahim selama hamil
c. Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara
d. Meghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi
ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH
j. Imunisasi
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan selanjutnya
kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui
plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan
melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
g. Barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap
beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
dihalangi masuk melalui plasenta.
h. Psikologis
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu
bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya
cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding
dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa
dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang
berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan
Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi selama
fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan memiliki
karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki
masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang
primigravida yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal
ini harus disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan
yang akan memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan
bersalin mengharapkan penolong yang dapat dipercaya dan dapat
memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.
Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh
dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong,
fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya
merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
i. Pysian/penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk
memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan
neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan
kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi
Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek konseling dan pemberian
informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk megurangi tingkat
kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses persalinan.
Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan
memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan
keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan
dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan
pada ibu dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

anuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.

Mochtar, Rustam.2010. Sinopis Obstetri. Jakarta. EGC.

Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Bina Pustaka.

Sastrawinata, Sulaiman. 2011. Obstetri Fisiologi. Bandung. Universitas Padjajaran.

Verralls, Sylvia. 2008. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta, EGC.

You might also like