Professional Documents
Culture Documents
d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini
Dan Keseimbangan adalah N.m yang setara dengan joule.
Benda Tegar Momen gaya yang menyebabkan putaran
benda searah putaran jarum jam disebut
momen gaya positif. Sedangkan yang
Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda
menyebabkan putaran benda berlawanan
Tegar
arah putaran jarum jam disebut momen gaya
negatif.
Menentukan koordinat titik berat suatu
Gambar:
benda.
Skema permainan jungkat jungkit
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Gerak Translasi dan Rotasi
Momen gaya oleh F1 adalah t1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah t2 = – F2 . d2
Indikator :
Pada sistem keseimbangan rotasi benda
berlaku resultan momen gaya selalu bernilai
Gerak translasi dan gerak rotasi dirumuskan nol, sehingga dirumuskan:
secara kuantitatif ∑t=0
Pengaruh torsi diformulasikan pada kasus Pada permainan jungkat-jungkit dapat
pengaruh torsi pada benda dalam kaitannya diterapkan resultan momen gaya = nol.
dengan gerak rotasi benda tersebut ∑t=0
Dibuat analogi hukum II Newton tentang – F2 . d2 + F1 . d1 = 0
gerak translasi dan gerak rotasi F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda
Pernahkah Anda melihat permainan roller berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan sehingga dirumuskan:
berputar menurut sumbu putaran tertentu. ∑F=0
Pernahkah Anda melihat katrol? Sebuah alat Pada mekanika dinamika untuk translasi dan
yang dapat berputar dan memberikan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran
keuntungan mekanik. Benda yang berotasi yang dapat dibandingkan simbol
pasti ada momen gaya yang bekerja pada besarannya.
benda itu. Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Gambar: Translasi
Katrol
Rotasi
A. Momen Gaya Momentum linier
Momen gaya merupakan salah satu bentuk
usaha dengan salah satu titik sebagai titik p = mv
acuan. Misalnya anak yang bermain
jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah
Momentum sudut*
poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang
berputar karena bergesekan dengan tali yang
L = I
ditarik dan dihubungkan dengan beban.
Gaya
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan
jarak terpendek arah garis kerja terhadap
F = dp/dt
titik tumpu. Momen gaya sering disebut
dengan momen putar atau torsi, diberi
Torsi
lambang t (baca: tau).
Gambar:
Menarik beban menggunakan katrol
= dL/dt s = r.
Benda massa Kecepatan
Konstan
v = ds/dt
F = m(dv/dt)
/dt = d
Benda momen
inersia konstan* v = r.
Percepatan
/dt) = I (d
Gaya tegak lurus a = dv/dt
terhadap momentum
/dt = d
x pF =
a = r.
Torsi tegak lurus Gaya resultan, momen
momentum sudut
F
L =
Energi kinetik
Ek = ½ mv2 = F.r
Keseimbangan
Energi kinetik
F=0
2Ek = ½ I
Daya = 0
Daya v = v0 + at
. P = t0 + =
Analogi antara besaran translasi dan besaran
rotasi s = v0t = ½ at2
Konsep
t20t + ½ =
Translasi
v2 = + 2as
Rotasi
2 = + 2
Catatan
Perubahan sudut Massa, momen kelembaman
s m
I
miri2I = OA = 4m dan OB = 8 m, gaya F1 = 10 N,
Hukum kedua Newton dan F2 = 6 N.
Jawab
F = ma Pada sistem keseimbangan translasi benda
berlaku resultan gaya selalu bernilai nol,
= I Untuk gaya F1
r1 = OB = 8 m
Usaha 1. r1Besar momen gaya t1 = F1 sin
. 8= 10 . sin 37
F dsW = = 10 . 0,6 . 8
= 48 N.m
d W = Arah momen gaya t1 searah perputaran
jarum jam
Daya Untuk gaya F2
r2 = OA = 4 m
P = F.v 2. r2Besar momen gaya t2 = F2 sin
. 4= 6 . sin 30
P = I = 6 . 0,5 . 4
= 12 N.m
Energi potensial Arah momen gaya t2 berlawanan arah
perputaran jarum jam
Ep = mgy Momen gaya total adalah
t = t2 + t2
Energi kinetik = 48 + 12
= 60 Nm
Ek = ½ mv2 Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang
2Ek = ½ I sejajar, sama besar dan berlawanan arah.
Kopel yang bekerja pada sebuah benda akan
Impuls menghasilkan momen kopel yang
mengakibatkan benda berotasi. Momen
F dt kopel disimbolkan M
FFF–
+
dt
MFd
ddd
Momentum
FFF
(a) (b) (c)
P = mv
Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel
bekerja pada suatu benda. Untuk
L = I gambar (b) menunjukkan bahwa kopel
bertanda positif jika putarannya searah
Contoh dengan perputaran jarum jam, tetapi jika
F2 perputaran kopel berlawanan dengan arah
30o perputaran jarum jam, maka kopel bertanda
OA negatif seperti gambar (c).
B 37o Jika pada benda bekerja beberapa kopel
F1 maka resultan momen kopel total benda
Dari gambar di atas, tentukan momen total tersebut adalah
terhadap poros O. Jarak M = M1 + M2 + M3 + … + Mn
Contoh xo = =
F4 yo = =
F1 Jadi koornitat titik tangkap (xo,yo)
P 1m 2m 1m Contoh
Q Y
F3 F2=5N
F2 F3=7N
Jawab: X
Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang Dari gambar di samping, tentukan besar,
tersebut bekerja empat buah gaya F1 = F3 = arah, dan letak titik tangkap resultan.
5 N, dan F2 = F4 = 8 N, seperti tampak pada -3 -1 0 2 3
gambar di samping. Tentukan besar dan F1=-3N
arah momen kopel pada batang PQ tersebut. F4=-2N
Gaya F1 dan F3 yang berjarak d = 3m Jawab
membentuk kopel yang arahnya searah Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas
perputaran jarum jam (+) dan besarnya: positif dan ke bawah negatif, resultan gaya
M 1 = F x d = 5 x 3 = 15 N m adalah:
Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3 m Fy = F1 + F2 + F3 + F4
membentuk kopel yang arahnya berlawanan = -3 + 5 + 7 – 2 = 7 N (arah ke atas)
arah perputaran jarum jam (-) dan besarnya: Letak titik tangkap gaya resultan adalah:
24 N mM 2 = F x d = 8 x 3 = xo =
Resultan momen kopel adalah: xo =
M = M1 + M2 xo =
24)= 15 + (
9 N m= Momen Inersia Benda Tegar
Tanda negatif (-), menunjukkan bahwa
momen kopel resultan Benda tegar adalah benda padat yang tidak
arahnya berlawanan dengan arah perputaran berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
jarum jam. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar
Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan berotasi, maka semua partikel di dalam
Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja benda tegar tersebut memiliki percepatan
pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut sudut didefinisikanyang sama. Momen
dapat diuraikan atas komponen- gaya atau gaya resultan gerak rotasi sebagai
komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. berikut.
Misalkan, komponen-komponen gaya pada ”Apabila sebuah benda tegar diputar
sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan
yang jaraknya masing-masing terhadap gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap
sumbu-X adalah y1, y2, y3,…,yn . sumbu itu sama dengan hasil kali momen
Sedangkan komponen-komponen gaya pada inersia benda itu terhadap sumbu dengan
sumbu-Y adalah F1 y , F 2y , F 3y , …,Fny , percepatan sudut”.
yang jaraknya masing-masing terhadap Dirumuskan sebagai berikut.
sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn . Semua mi R2 i ) . = ( i atau Fi Ri Sin =
komponen gaya pada sumbu-X dapat mi Ri2 disebut momen inersia atau momen
digantikan oleh sebuah gaya resultan F x kelembaman benda terhadap sumbu putar,
yang jaraknya yo dari sumbu-X, demikian yaitu penjumlahan hasil kali massa tiap
juga semua komponen gaya pada sumbu-Y partikel dalam suatu benda tegar dengan
dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan kuadrat jaraknya dari sumbu.
F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y. Dirumuskan:
Koordinat titik tangkap dapat ditentukan mi . Ri2I =
dengan persamaan sebagai berikut. Definisi lain dari momen inersia adalah
perbandingan gaya resultan (momen) I = Σ mi Ri2
terhadap percepatan sudut.
Dirumuskan: = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
I= = 1 . 42 + 2 . 22 + 1 . 02 + 3 . 22
= I . maka = 16 + 8 + 0 + 12
= I I = 36 kg m2
= I . F . R dan = Karena
F . R = I . maka Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2
Percepatan tangensial adalah juga kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
percepatan linier a, yaitu percepatan dihubungkan oleh rangka melingkar ringan
singgung tepi roda. jari-jari 2 meter yang massanya dapat
. Ra = diabaikan.
=
persamaan menjadi : Tentukan momen inersia sistem terhadap
F . R = I . poros melalui pusat lingkaran dan tegak
Momen inersia harus dinyatakan sebagai lurus pada bidang kertas!
hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan
jarak. Untuk menghitungnya harus A
diperhatikan bentuk geometri dari benda A’
tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia = 4 )? terhadap poros ini (Berapa besar
beberapa benda homogen. momen gaya harus dikerjakan pada sistem
Momen inersia berbagai benda yang umum untuk memberikan suatu percepatan
dikenal Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros
I = ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 AA1!
I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2
Contoh: Penyelesaian:
Tentukan besar dan letak dari gaya Pada sebuah batang horisontal AC yang
resultannya. panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3
N, 2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar
! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut. L = m R2
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu- adalah sama, maka:Arah L dam
sumbu yang melalui A, B dan C L = m R2
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya. atau L = I
=karena
Batang AB yang panjangnya 5 meter dan maka : L = m R2
beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja 5 L=I
buah gaya seperti tampak pada gambar di Momentum sudut sebuah partikel, relatif
bawah ini. = 3/4.Jika tg terhadap titik tertentu adalah besaran vektor,
dan secara vektor ditulis:
Tentukan besar dan letak dari gaya v) P = m (R L = R
resultannya. Bila diturunkan, menjadi:
R = F karena
Menghitung Gerak Translasi dan Rotasi =maka
L, danApabila suatu sistem mula-mula
Indikator :
mempunyai memontum sudut total L’,
setelah beberapa waktu,sistem mempunyai
Dinamika rotasi benda tegar dianalisis untuk
momentum sudut total akhir maka berlaku
berbagai kondisi
hukum kekekalan momentum sudut.
Gerak menggelinding tanpa slip dianalisis
Perhatikan seorang penari balet yang menari
sambil berputar dalam dua keadaan yang
C. Momentum Sudut Gerak Rotasi Benda
berbeda. Pada keadaan pertama, penari
Tegar
merentangkan tangan mengalami putaran
Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi
yang lambat, sedangkan pada keadaan
terhadap sumbu inersia ,utamanya, maka kedua, penari bersedekap tangan roknya
momentum sudut total L sejajar dengan berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.
kecepatan sudut yang selalu searah sumbu momentum sudut total awal = momentul
rotasi. Momentum sudut (L) adalah hasil sudut total akhir
kali . Sehingga dapat dirumuskan :momen L’L =
kelembaman I dan kecepatan sudut L1 + L2 = L1’ + L2’
L = I . Hukum Kekekalan momentum rotasi
Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? sebagai berikut.
Perhatikan gambar berikut. Momentum 2 =1 + I2 I1 2’1’ + I2’ I1’
sudut terhadap titik 0 dari sebuah partikel D. Energi Kinetik Rotasi
dengan massa m yang bergerak dengan Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua
kecepatan V (memiliki momentum P = mv) partikel yang massanya m1 dan m2 dan
didefinisikan dengan perkalian vektor, rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1
PL = R dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1
mVatau L = R adalah ½ m1v12. Oleh karena itu, energi
VL = mR kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi
Jadi momentum sudut adalah suatu vektor kinetik partikel ke 2 adalah ½ m2v22 ) :
yang tegak lurus terhadap bidang yang EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22
dibentuk oleh R dan v. Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 ½ mi vi2EK =
sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan ,Benda tegar yang berotasi terhadap suatu
v saling tegak lurus. sumbu dengan kecepatan sudut . Ri , di
RV = mana Ri adalah jarakkecepatan tiap
Sehingga L = m R v partikel adalah vi = partikel ke sumbu
RL = m R rotasi.
½ mivi2jadi EK = ΣF=m.a
2 ½ mi Ri2 = mg.–½m.a=m.a
2 mi Ri2) = ½ ( =a
2EK = ½ I . a=.
karena L = I . v2 = vo2 + 2 a s
maka EK = ½ L . v2 = 02 + 2. . s
atau EK = ½ v2 = gh
Masalah umum di mana benda tegar berotasi v = (terbukti)
terhadap sebuah sumbu yang melalui pusat E. Menggelinding
massanya dan pada saat yang sama bergerak Menggelinding adalah gabungan dari gerak
translasi relatif terhadap seorang pengamat. translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
Karena itu, energi kinetik total benda dapat (penampang bentuk lingkaran).
dituliskan sebagai berikut. F
F
2EK = ½ mv2 + ½ I .
ff
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing
atau energi mekanik adalah:
gerakan itu.
E = EK + EP = konstan
2 + mgh = konstan½ mv2 + ½ I
Bila gaya F berada tepat di sumbu:
Contoh Soal
Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-
– gerak translasi berlaku : F – f = m . a
jari R dan massa m, yang berada di puncak
bidang miring, menggelinding menuruni – gerak rotasi berlaku : f . R = I .
bidang miring seperti tampak pada gambar. = )di mana (
Buktikanlah kecepatan liniear pusat massa
ketika tiba di dasar bidang miring adalah V Bila gaya F berada di titik singgung :
=
– gerak translasi berlaku : F + f = m . a
dengan menggunakan hukum kekekalan = ) (– gerak rotasi berlaku : (F – f) . R =
energi, I.
dengan menggunakan hukum II dinamika Katrol
rotasi!
Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
Penyelesaian
Jawab: Massa = m
1 = 0v1 = 0, Jari-jari = R
s Momen kelembaman = I
h Gerak translasi beban :
a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 F=m.a
22) + mgh212) + mgh1 = ( ½ mv22 + ½ I + T1 – m1g = m1a ………………….(i)
+ m2g – T2 = m2a ………………….(ii)
(½ m v12 + ½ I
Gerak rotasi katrol :
0 + 0 + mgh = ½ mv2 + ½ . ½ mR2 ( )2 + 0
gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r =I.
gh = ¾ v2 (T2 – T1) R = I ……………….(iii)
v2 = gh
v = (terbukti) Pada puncak bidang miring
S percepatan sistem,
atu ujung talinya terikat pada sumbu katrol gaya tegang tali!
Katrol : Tentukan:
Σ τ = I .
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r gaya tarik oleh tali
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a percepatan B
50 = ½ a + 8a = 8,5 a
a = 50/8,5 = 5,88 2 Penyelesaian:
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah
= 30º. KoefisienBidang miring dengan 2x jarak tempuh B berarti
sudut kemiringan gesek 0,2. Ujung bidang sA = 2 sB atau aA = 2 aB
miring diperlengkapi katrol dengan massa Tinjau benda A
600 gram. Jari- jari 10 cm (dianggal silinder wB – 2T = mB . aB
pejal). Ujung tali di atas bidang miring 3mg – 2T = 3m aB
diberi beban 4 kg. Ujung tali yang aB =
tergantung vertikal diberi beban dengan Tinjau benda B
massa 10 kg. Tentukanlah percepatan dan T – f = mA aA
tegangan tali sistem tersebut! T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
Penyelesaian: aA =
Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a
T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a gaya tarik oleh tali
k . N – m1 g sin 30 = m1 . aT1 –
k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . Substitusi
aT1 – aA = 2 aB
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ – 4 . 10 . ½ = 4 . a = 2 ()
T1 – 4 – 20 = 4a 3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m
T1 = 26,928 + 4a :m
Tinjau m2 Σ F = m . a T=
w2 – T2 = m2 . a
w2 . g – T2 = m2 . a percepatan B
10 .10 – T2 = 10 .a
T2 = 100 – 10a aB =
Tinjau katrol Σ τ = I . =
== 2. Berikut ini pernyataan tentang faktor –
aB = g faktor gerak rotasi :
(1) Kecepatan sudut
Kesetimbangan Benda Tegar
(2) Letak sumbu rotasi
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda (3) Bentuk benda
dengan resultan gaya dan resultan momen (4) Massa benda
gaya sama dengan nol. Faktor – faktor yang mempengaruhi
Kesetimbangan biasa terjadi pada : besar momen inersia adalah . . .
A. (1), (2), (3), dan (4)
Benda yang diam (statik), contoh : semua B. (1), (2), dan (3)
bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan
C. (1), (3), dan (4)
lain-lain.
Benda yang bergerak lurus beraturan D. (2), (3), dan (4)
(dinamik), contoh : gerak meteor di ruang E. (2) dan (4)
hampa, gerak kereta api di luar kota,
elektron mengelilingi inti atom, dan lain- 3. Perhatikan gambar berikut. Tiga buah
lain. pertikel dengan masa m, 2m, dan 3m
dipasang pada ujung kerangka yang
Benda tegar adalah benda yang tidak
massanya diabaikan. Sistem terletak pada
berubah bentuknya karena pengaruh gaya
dari luar. bidang XY. Jika system diputar terhadap
Kesetimbangan benda tegar dibedakan sumbu Y, maka momen inersia sistem
menjadi dua: adalah . . .
Y
Kesetimbangan partikel
Kesetimbangan benda A. 5ma 2m D. 6ma2
B. 3m
7a a m2
E. 7ma
Kesetimbangan Partikel X
C. 5maa2 2a
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat
diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Fx = 0 (sumbu X) F = 0 Syarat
kesetimbangan partikel
SOAL
37o A. 28 N D. 22 N
B. 26 N E. 20 N
2𝜋𝑀𝑅 2𝑀𝑅
A. D. C. 24 N
5𝑇 2 5𝜋𝑇 2
𝟓𝝅𝑴𝑹 2𝑀𝑅 2
B. E.
𝟐𝑻𝟐 5𝜋𝑇 8. Pada gambar berikut, roda katrol pejal C
5𝑀𝑅
C. berputar melepaskan diri dari lilitan tali.
2𝜋𝑇 2
Massa roda C adalah 300 gram. Jika
5. Suatu batang tipis dengan panjang L dan percepatan gravitasi adalah 10 m/s2,
massa m dapat berputar pada sumbu yang tegangan tali T adalah . . .
terletak di ujung batang. Pada awalnya,
batang berada pada posisi horizontal dan
kemudian dilepas. Pada saat batang T
membuat sudut θ dengan arah vertikal,
percepatan sudut rotasi batang adalah . . .
𝑔 𝟑𝒈 𝐜𝐨𝐬 𝜽 C
A. D.
𝐿 𝑳
3𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃 6𝑔
B. E. A. 1 N D. 3,3 N
2𝐿 𝐿 cos 𝜃
6𝑔 B. 1,5 N E. 4 N
C. 𝐿 sin 𝜃
C. 2 N
6. Sebuah bola pejal bermassa M dan jari –
jari R menggelinding menuruni sebuah
bidang miring dengan sudut kemiringan θ
terhadap arah mendatar. Percepatan bola
adalah . . .
2
A. 𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃 D. 𝑔 𝑠𝑖𝑛 𝜃
5
9. Sebuah bola sepak, massa M, jari – jari R, terpasang balok-balok kecil bermassa m
2 dan 2m. Anggap sistem dibebaskan dari
dan momen inersia 3 𝑀𝑅 2 menggelinding
keadaan diam dari posisi horizontal (lihat
menuruni suatu bidang miring dari
gambar). Balok 2m akan mengayun ke
ketinggian h (lihat gambar). Jika
bawah. Kelajuan linear balok 2m ketika
percepatan gravitasi adalah g, kelajuan
mencapai titik terendah adalah (abaikan
bola sepak di dasar bidang adalah . . .
massa batang dan ambil g = 10 m/s2) . . .
m 2m
Poros
h
25. Sebuah papan kayu panjang L = 3,0 m, 27. Satu ujung dari sebuah batang homogen
massa m = 80 kg diam pada dua penumpu panjang 4,0 m, ditopang oleh seutas kabel.
(lihat gambar). Penumpu kedua berada Ujung lainnya bersandar pada dinding di
pada jarah 3/4L dari ujung kiri papan. Yuli mana batang ditahan di tempatnya oleh
ingin meletakkan sebuah beban bermassa gesekan (lihat gambar). Koefisien gesekan
M = 300 kg di sisi kanan papan sejauh statis antara dinding dan batang adalah us
mungkin tanpa papan terguling. Berapa = 0,50. Jarak minimum, x, dan titik A di
jauh di kanan penumpu kedua, beban itu mana suatu berat tambahan w (sama
harus diletakkan? dengan berat batang) dapat digantung
tanpa menyebabkan batang tergelincir
Beban ditumpukkan pada titik A adalah . . .
di sini
Papan
37
37
A. 0,20 m D. 0,40 m AA BB
xx
B. 0,25 m E. 0,50 m ww
C. 0,30 m
A. 2,2 m D. 2,8 m
26. Sebuah toko memasang papan nama B. 2,4 m E. 3,0 m
bermassa m yang digantung pada ujung C. 2,6 M
sebuah batang dengan panjang L dan
massanya dapat diabaikan. Batang ini
disandarkan pada dinding took dengan
engsel pada poros O. Batang ditahan
mendatar oleh seutas kawat yang
merentang dari titik tengah batang ke
dinding, pada ketinggian h di atas engsel
(lihat gambar). Jika kawat akan putus
ketika tegangan T mencapai Tmaks – 3mg,
maka ketinggian minimum hmin di mana
kawat harus dipasang ke dinding adalah . .
. ..
O
L
28. Batang bersandar pada dinding licin dan A. 50 N D. 25 N
bertumpu pada lantai kasar, seperti B. 40 N E. 20 N
gambar. Bila AC = 5 m, CB = 4 m, maka C. 30 N
koefisien gesekan di titik A pada saat
batang tepat akan bergeser adalah . . . 31. Sebuah penggaris siku bergantung diam
seperti ditunjukkan pada gambar.
C Penggaris dibuat dari lembaran logam
serbasama. Lengan yang satu panjangnya l
cm, sedangkan lengan yang lain
5m
panjangnya 2 L cm. Besar 17ystem17 θ
4m
adalah . . .
A
B L
2L
𝟏 3
A. 𝟖 D. 5
2 4
B. 8 E. 5
3 A. 1,0 D. 0,25
C. 8
B. 0,50 E. 0.15
29. Seseorang menaiki tangga homogeny yang C. 0,40
disandarkan pada dinding vertikal yang
licin. Berat tangga 300 N dan berat orang 32. Beberapa kegiatan untuk menentukan titik
700 N. Bila orang tersebut dapat naik berat sepotong karton dengan bantuan
sejauh 3 m sesaat sebelum tangga itu benang berbeban, yaitu :
tergelincir, maka koefisien gesekan antara 1. menggantung benang berbeban
lantai dan tangga adalah . . . bersama-sama karton pada lubang A,
2. menarik garis lurus a pada karton
A. 0,38 D. 0,56 berimpit dengan benang,
B. 0,43 E. 0,85 3. menarik garis lurus b pada karton
C. 0,48 berimpit dengan benang,
4. menggantungkan benang berbeban
30. Sebuah batang bermassa 6 kg dan panjang
bersama-sama karton pada lubang B,
2 m dihubungkan ke dinding oleh sebuah
5. perpotongan a dan b adalah titik berat
engsel dan ditopang oleh seutas tali
karton.
mendatar (lihat gambar). Jika g = 10 m/s2
Urutan kegiatan yang benar agar titik
dan sudut yang membentuk batang
berat karton dapat ditentukan adalah . . .
terhadap horizontal, θ = 37° (sin 37° =
0,6), besar tegangan dalam tali adalah . . . A
B C
A. 1, 2, 3, 4, 5 D. 1, 4, 2, 3, 5
B. 1, 2, 4, 3, 5 E. 2, 3, 1, 4, 5
C. 2, 3, 4, 5, 1 C. P dan S
33. Gambar berikut ini adalah bidang 36. Dua partikel bermassa m1 dan m2 terpisah
homogen. Apabila Z1 adalah titik berat pada jarak tetap r. Jika kedua partikel
dari luasan ABGH, dan Z0 adalah titik berotasi terhadap poros yang melalui
berat luasan ABCDEFG, maka jarak Z0Z1 pusat massa kedua partikel tersebut dan
adalah . . . tegak lurus terhadap garis yang
H 8 cm G menghubungkan kedua partikel, maka
5 cm
momen inersia sistem partikel yang
m m
dinyatakan dalam u, di mana u = m 1+ m2
F 12 cm 1 2
E
, adalah . . .
8 cm
1
A. 2 𝑢𝑟 2 D. 2 𝑢𝑟 2
5
D
B. 𝒖𝒓𝟐 E. 3 𝑢𝑟 2
C 12 cm
3
C.2 𝑢𝑟 2
5 cm
A 8 cm B
A. 0,8 cm D. 6,0 cm
B. 1,2 cm E. 10,0 cm
C. 4,0 cm
34. Sebuah bidang 18ystem18y PQRS tampak
seperti pada gambar. Tentukan letak titik
berat benda tersebut terhadap sisi PQ . . .
S R
30cm
60 cm
P 40 cm Q
A. 23,33 cm
B. 24,33 cm
C. 26,20 cm
D. 125,34 cm
E. 150,12 cm
35. P
Q R S