You are on page 1of 9

DOI: https://doi.org/10.17969/jtipi.v8i2.

6784

http://Jurnal.Unsyiah.ac.id/TIPI

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia


Open Access Journal

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUE BAYTAT BENGKULU

CUSTOMER SATISFACTION ANALYSIS ON BAYTAT CAKE BENGKULU

Eka Kurniati1, Evanila Silvia2* dan Zulman Efendi2

INFO ARTIKEL
ABSTRACT
Submit: 8 Agustus 2016
The aim of research was to identify the attributes that baytat consumers want, determine the
Perbaikan: 10 September 2016
Diterima: 16 September 2016
customer satisfaction of baytat cake and get a map attributes of baytat cake. Locations were
selected intentionally (purposive). Variables and attributes used are: 1) quality of product (color of
cake, aroma of cake, texture of cake, taste of cake, and the shelf life of product), 2) packaging
Keywords:
products (appeal illustration, color packaging, capabilities of packaging to protect the product,
attributes, baytat, customer practicality packaging) and 3) price of product. Identify the attributes that consumers want
satisfaction, CSI, IPA
analyzed by validity and reliability test; used 22 respondents. Level of customer satisfaction was
analyzed by CSI (Customer Satisfaction Index) and map attributes were analyzed using Importance
Performance Analysis (IPA); total respondents are 100 consumers with convenience sampling
technique.The results showed that the attributes that consumers want baytat is an attraction
illustration, color packaging, packaging capabilities protect products, practical packaging, the color
of the cake, cake aroma, the texture of the cake, cake flavor, shelf life of products and product
prices. CSI analysis results indicate the level of customer satisfaction with cake baytat of 80.41%.
Map quadrant of the following attributes: quadrant 1 (the color of the cake and the price of the
product), Quadrant II (cake flavor, aroma of cookies and texture of the cake), Quadrant III
(packaging capabilities, appeal of the packaging and packaging color) and Quadrant IV (the shelf life
of product and practicality packaging).

saat ini untuk mengetahui tingkat kepuasan


1. PENDAHULUAN
konsumen terhadap produk. Hal ini dilakukan
Kue baytat merupakan kue tradisional agar dapat memberikan masukan pada industri
Bengkulu yang berbentuk segi empat dengan yang bersangkutan dalam memperbaiki atribut-
ukuran yang bervariasi yang berisi toping selai atribut produk yang mempengaruhi kualitas dan
nanas didalamnya. Pembuatan kue baytat kepuasan konsumen. Menurut Wardhani (2006),
dilakukan dengan cara pencampuran tepung dalam menentukan kepuasan konsumen, terdapat
terigu, santan, gula, margarin, telur, dan bahan lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh
pendukung lainnya. perusahaan/industri yaitu: kualitas produk,
Dalam rangka mengembangkan dan kualitas pelayanan, emosional, harga dan biaya.
mempopularkan makanan tradisional Bengkulu Kepuasan merupakan perasaan seseorang
secara nasional maka perlu dilakukan upaya agar akan kesenangan atau kekecewaan yang
kue baytat semakin diminati. Untuk itu perlunya dihasilkan dari membandingkan kinerja produk
dilakukan analisis respon konsumen terhadap yang dirasakan dengan harapan mereka. Jika
produk kue baytat yang telah beredar di pasaran kinerja tidak memenuhi harapan, pelanggan tidak
puas. Jika kinerja sesuai dengan harapan,
1Alumni
pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu pelanggan sangat puas atau senang. Penilaian
2Jurusan Teknologi Pertanian, pelanggan akan kinerja produk tergantung dari
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu banyak faktor, terutama jenis hubungan loyalitas
*email: evanila_silvia@yahoo.com
pelanggan dengan merek. Konsumen sering
membentuk persepsi yang lebih menguntungkan

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala 67
dari suatu produk dengan merek yang mereka Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
sudah merasa memuaskan (Kotler dan Keller, adalah: 1) mengidentifikasi atribut yang dianggap
2012). penting bagi konsumen kue baytat; 2)
Menurut Kotler dan Amstrong (2006) dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen
Nuryanti dan Rahman (2008), bahwa unsur terhadap kue baytat; 3) menentukan peta kuadran
produk yang dimiliki oleh suatu produk akan atribut kue baytat untuk rekomendasi perbaikan
mempengaruhi keputusan pembelian dan produk.
kepuasan konsumen terhadap produk. Unsur
produk tersebut adalah: 1) keanekaragaman
2. MATERIAL DAN METODE
(product variety), 2) kualitas produk (quality), 3)
rancangan produk (design), 4) ciri-ciri produk Penentuan tempat penelitian ini dipilih dengan
(features), 5) merek produk (brand name), 6) menggunakan teknik purposive sampling.
kemasan produk (packaging), 7) tingkat pelayanan Responden yang digunakan pada uji validitas dan
(service), 8) garansi (waranties), 9) ukuran produk reliabilitas berjumlah 22 orang sedangkan pada
(size) dan 10) pengembalian (return). Sedangkan analisis kepuasan konsumen digunakan 100
menurut Irawan (2004) dalam Irawati dan responden.
Syahrial (2015) berpendapat ada lima faktor Penentuan responden berdasarkan teknik
pendorong kepuasan konsumen yaitu kualitas convenience sampling, yang merupakan
produk, harga, service quality, emotional factor, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
biaya dan kemudahan. secara kebetulan bertemu jika dipandang cocok
Kualitas produk makanan memiliki pengaruh sebagai sumber data dapat digunakan sebagai
terhadap kepuasan pelanggan, sehingga akan lebih responden (Sugiyono, 2000). Adapun tujuan
baik bila dapat meningkatkan dan penentuan pengambilan sampel ini adalah sebagai
mempertahankan kualitas produk makanan berikut: a) Mudah ditemui, b) Cocok sebagai
sebagai dasar strategi pemasaran (Amanah, 2010). sumber data yaitu responden yang mengenal dan
Kemasan menjadi daya tarik produk yang dapat pernah mengkonsumsi kue baytat, c) Mudah
membantu konsumen dalam mempertimbangkan diajak berkomunikasi yaitu pada usia 17-56 tahun,
suatu produk. Kemasan yang menarik akan d) Memudahkan dalam proses mewawancarai
bekerja secara efektif ketika konsumen tanpa membedakan jenis pekerjaannya maupun
dihadapkan pada pilihan produk yang luas. jenis pendidikannya, dan e) Kenyamanan peneliti.
Kemasan yang bermanfaaat dalam menanamkan Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
persepsi tertentu dalam benak konsumen (Wirya, terdiri dari : 1) Data Primer; yang dikumpulkan
1999). dengan teknik wawancara dan kuisioner; 2) Data
Pengukuran tingkat kepuasan konsumen dapat sekunder; yang diperoleh dari berbagai sumber
dilakukan dengan metode Importance Performance bacaan, yaitu: jurnal, skripsi, tesis, ensiklopedia,
Analysis (IPA). IPA merupakan suatu teknik untuk dan sumber–sumber tertulis baik tercetak
mengukur atribut dari tingkat kepentingan maupun elektronik lain.
(importance) dan tingkat kinerja (performance) Identifikasi variabel dan atribut dilakukan
yang berguna untuk pengembangan program atau pada :
strategi pemasaran yang efektif. Kelebihan metode A.Variabel : Kualitas Produk
IPA dibanding dengan metode yang lain 1. Warna kue,
diantaranya adalah prosedur dari metode yang 2. Aroma kue,
digunakan cukup sederhana, pengambil kebijakan 3. Tekstur kue,
dapat dengan mudah menentukan prioritas 4. Rasa kue,
kegiatan yang harus dilakukan dengan 5. Masa simpan produk
sumberdaya yang terbatas, serta metode ini cukup B.Variabel : Kemasan Produk
fleksibel untuk diterapkan pada berbagai bidang 1. Daya tarik ilustrasi,
(Yola dan Budianto, 2013). Sedangkan menurut 2. Warna kemasan,
Anggraini dkk. (2015), metode CSI memiliki 3. Kemampuan kemasan melindungi produk,
beberapa keunggulan antara lain: efisiensi (tidak 4. Kepraktisan kemasan
hanya indeks kepuasan tetapi sekaligus C.Variabel : Harga Produk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan 1. Harga produk
dimensi/atribut yang perlu diperbaiki), mudah
digunakan dan sederhana serta menggunakan Pengujian validitas dan reliabilitas
skala yang memiliki sensitivitas cukup tinggi. menggunakan skala likert, jawaban yang diberikan

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016


68 ©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
responden kemudian diberi skor dengan teknik
agree-disagree scale dengan mengembangkan
pernyataan yang menghasilkan jawaban setuju-
tidak setuju dalam berbagai rentang nilai diolah
dengan software SPSS 16.0. Tingkat kepuasan responden secara
Uji validitas merupakan pengujian kuisioner menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan berdasarkan panduan survei
pertanyaan dalam kuisioner dapat dimengerti oleh kepuasan pelanggan (Irawan, 2002) dengan
responden. Suatu kuesioner dinyatakan valid kriteria sebagai berikut :
ketika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Tingkat
validitas dapat diukur dengan membandingkan
nilai r hitung (correlation item total correlation)
dengan r tabel dengan ketentuan degree of Teknik Importance Performance Analysis (IPA)
freedom (df)= n-2, sebagai berikut: adalah mencari hubungan antara tingkat
Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan kepentingan dan tingkat kepuasan (performance).
tersebut valid Untuk menganalisis perceived quality, digunakan
Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan perbandingan performance (yang menunjukkan
tersebut tidak valid kinerja suatu merek produk) dengan importance
(yang menunjukkan harapan responden yang
Sedangkan menurut Sugiyono (2004), terkait dengan variabel yang diteliti).
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang Perbandingan performance dan importance
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur dirangkum dalam suatu diagram cartecius, yang
objek yang sama, akan menghasilkan data yang terbagi atas empat kuadran. Penilaian tingkat
sama. Menurut Nazir (2003), tingkat reabilitas kinerja yang dapat mempengaruhi kepuasan
dapat diukur dengan membandingkan nilai konsumen akan diwakili huruf x, sedangkan untuk
Cronbach Alpha (α), sebagai berikut: penilaian tingkat kepentingan diwakili oleh huruf
Jika Cronbach Alpha (α) > 0,60 maka reliabel y. Untuk menilai kinerja dan kepentingan
Jika Cronbach Alpha (α) < 0,60 maka tidak konsumen digunakan skor seperti terlihat pada
reliabel Tabel 1.

Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap


atribut produk kue baytat menggunakan Customer
Satisfaction Indeks (CSI) yang diolah dengan
software microsoft excel 2007 dan untuk
mengetahui rekomendasi perbaikan atribut maka
digunakan Importance Performance Analysis (IPA)
menggunakan software SPSS 16.0. Customer
Satisfaction Indeks (CSI) merupakan analisis
kuantitatif berupa persentase pengguna yang Total penilaian tingkat kinerja dan
senang dalam suatu survei kepuasan pengguna. kepentingan diperoleh dengan cara
CSI diperlukan untuk mengetahui tingkat menjumlahkan skor penilaian yang diberikan
kepuasan penguna secara menyeluruh dengan konsumen. Hasil perhitungan akan digambarkan
memperhatikan tingkat kepentingan dari atribut- dengan diagram cartesius. Masing-masing atribut
atribut produk atau jasa. Perhitungan keseluruhan diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan
CSI menurut Maiyanti dkk. (2010), nilai rata rata skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian
pada kepentingan (I) dijumlahkan sehingga kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada
diperoleh Y dan juga hasil kali I dengan P pada sumbu x sedangkan atribut pada sumbu y
skor (S) dijumlahkan dan diperoleh T. Nilai 5 ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat
(pada 5Y) adalah nilai maksimum yang digunakan kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan
pada skala pengukuran. CSI dihitung dengan adalah :
rumus:

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016 69


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
kepuasan yang relatif tinggi. Biaya yang digunakan
untuk menunjang item yang masuk kuadran ini
dapat dikurangi agar dapat menghemat biaya
pengeluaran(Rangkuti, 2003).
Diagram cartesius merupakan suatu ruang
yang dibagi atas 4 bagian dan dibatasi oleh dua
buah garis yang berpotongan tegak lurus pada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
titik-titik (a,b), titik tersebut diperoleh dari rumus : Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan metode
perhitungan korelasi bivarite pearson dengan
bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows.
Pengujian kuesioner dilakukan pada nilai kritis
Selanjutnya setiap atribut tersebut dijabarkan 5% didapat r tabel = 0,423. Dari hasil perhitungan
dengan diagram kartesius seperti yang terlihat korelasi tertinggi yaitu atribut kemampuan
pada Gambar 1. kemasan melindungi produk dengan nilai r hitung
0,734 sedangkan terendah adalah warna kemasan
dengan r hitung 0,459. Namun demikian semua
atribut dinyatakan valid, nilai r hitung pada atribut
lebih besar dari nilai r tabel. Hal ini berarti semua
atribut yang diuji dapat dipertimbangkan oleh
semua responden. Selain itu, atribut-atribut
tersebut dapat diwakili sebagai instrumen uji
selanjutnya (Tabel 2).

Masing masing kuadran menunjukkan keadaan


yang berbeda :
1. Kuadran 1 (Prioritas Utama)
Wilayah yang memuat item-item dengan
tingkat kepentingan yang relatif tinggi tetapi
kenyataannya belum sesuai dengan harapan
pengguna. Item-item yang masuk kuadran ini
harus segera di tingkatkan kinerjanya.
2. Kuadran 2 (Pertahankan Prestasi)
Wilayah yang memuat item-item yang memiliki
tingkat kepentingan relatif tinggi dengan tingat
kepuasan yang relatif tinggi. Item yang masuk Uji Reliabilitas
kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan
bagi kepuasan pengguna sehingga harus tetap teknik Cronbach's Alpha dihitung dengan
dipertahankan karena setiap item ini menjadikan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows. Uji
produk/jasa tersebut unggul dimata pengguna. reliabilitas dengan atribut yang tetap sama karena
3. Kuadran 3 (Prioritas Rendah) semua atribut dinilai valid yaitu daya tarik
Wilayah yang memuat item-item yang memiliki ilustrasi, warna kemasan, kemampuan kemasan
tingkat kepentingan relatif rendah dan kenyataan melindungi produk, kepraktisan kemasan, warna
kinerjanya tidak terlalu istimewa dengan tingat kue, aroma kue, tekstur kue, rasa kue, masa
kepuasan yang relatif rendah. Item yang masuk simpan produk, dan harga produk. Untuk
kuadran ini memberikan pengaruh sangat kecil mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
terhadap manfaat yang dirasakan pengguna. Hasil uji reliabilitas dari kesepuluh atribut
4. Kuadran 4 (Berlebihan) memperoleh nilai cronbach's alpha lebih besar
Wilayah yang memuat item-item yang memiliki dari 0,60 maka semua atribut-atribut tersebut
tingkat kepentingan relatif rendah dan dirasakan dinyatakan reliabel. Nilai cronbach’s alpha
oleh pengguna terlalu berlebihan dengan tingkat tertinggi yaitu atribut warna kemasan sebesar
JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016
70 ©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
0,783 dan nilai croncbach’s alpha terkecil adalah mendapat nilai sebesar 4,49 yang berarti telah
atribut kemampuan kemasan melindungi produk memberikan kepuasan terhadap konsumen yang
sebesar 0,740. mengkonsumsi baytat. Sedangkan atribut yang
dinilai memiliki nilai kepentingan terendah adalah
kepraktisan kemasan sebesar 3,91 dan dan nilai
kepuasan yang dirasakan konsumen sebesar 3,89.
Menurut para responden atribut kepraktisan
kemasan merupakan bukan sesuatu yang utama
dalam membeli produk kue baytat.
Pada tingkat kepuasan atribut yang memiliki
nilai tertinggi yaitu aroma kue sebesar 4,6 dengan
nilai kepentingan sebesar 4,32. Atribut aroma kue
baytat telah memberikan nilai kepuasan yang baik
terhadap konsumen. Aroma sangat menentukan
enaknya suatu makanan dan disukai atau tidaknya
suatu makanan. Industri pangan sangat
mengangap penting uji bau karena dapat dengan
cepat memberikan hasil penilaian disukai atau
tidak (Soekarto, 1985). Sedangkan atribut yang
Customer Satisfaction Index (CSI) memiliki nilai kepuasan terendah adalah harga
Atribut yang memiliki nilai tertinggi produk sebesar 3,54. Banyak konsumen yang
merupakan atribut yang sangat berpengaruh mengeluhkan harga produk kue baytat yang
terhadap suatu produk yang hendak dibeli oleh dirasakan masih relatif mahal.
konsumen. Konsumen memiliki persepsi yang
berbeda-beda dalam menilai sesuatu yang Importance Performance Analysis (IPA)
dianggap penting. Konsumen akan memberikan Salah satu cara untuk menentukan prioritas
perhatian yang lebih besar pada atribut yang perbaikan terhadap kinerja atribut produk adalah
mereka anggap memberikan kepuasan pada dengan menganalisis tingkat kepentingan dan
mereka. tingkat kepuasan (Importance Performance
Analysis). Analisis IPA ini menggambarkan tingkat
kepentingan dan kinerja (kepuasan). Analisis IPA
ini digunakan untuk melihat kedudukan 10 atribut
kue baytat yang diperoleh dari hasil tingkat
kepentingan dan tingkat kepuasan berdasarkan
penilaian responden. Berikut ini adalah nilai rata-
rata tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan
atribut-atribut produk kue baytat dapat dilihat
pada Tabel 5.

Berdasarkan perhitungan CSI sebesar 0,804


menunjukkan bahwa secara keseluruhan dilihat
dari ke-10 atribut, kue baytat telah masuk kriteria
memuaskan sesuai dalam pembagian kriteria
menurut Irawan (2002) bahwa jika nilai CSI pada
0,66-0,80 (puas). Walaupun demikian, tingkat
kepuasan konsumen perlu terus ditingkatkan lagi
hingga mendekati 1,00 agar semua atribut
memberikan nilai kepuasan tertinggi bagi Analisis IPA meletakkan atribut-atribut yang
konsumen. diuji ke dalam empat kuadran kartesius yaitu
Atribut yang dinilai memiliki nilai kepentingan kuadran I (prioritas utama), kuadran II
tertinggi yaitu rasa kue sebesar 4,64; i yang berarti (pertahankan prestasi), kuadran III (prioritas
konsumen yang membeli kue baytat lebih rendah) dan kuadran IV (berlebihan). Pemetaan
mengutamakan rasa dibanding dengan atribut- setiap atribut-atribut tersebut berdasarkan rata-
atribut lainnya. Pada tingkat kepuasan rasa kue rata skor tingkat kepentingan dan skor rata-rata
JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016 71
©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
tingkat kepuasan yang diperoleh pada Tabel 5 baik dapat memberikan kepuasan konsumen.
yang kemudian disajikan pada Gambar 3. Menurut konsumen, warna yang dihasilkan kue
baytat terlihat sedikit pucat sehingga kurang
menarik dilihat, sedangkan warna merupakan
indeks atribut yang penting dalam memberikan
kepuasan. Warna kue yang pucat diduga
disebabkan oleh proses pengovenan yang kurang
baik (Faryantoni, 2015). Pada proses pengovenan
industri baytat menggunakan waktu selama 20
menit dengan suhu 130°C. Waktu dan suhu
pemanggangan yang kurang tepat diduga
menyebabkan warna kue kurang menarik
sehingga kue terlihat pucat.
Menurut Kartajaya (2002) indikator harga
dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen
terhadap besarnya pengorbanan finansial yang
diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi
yang berupa kualitas produk. Indikator penilaian
harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu
pengorbanan dari konsumen terhadap nilai yang
diterima setelah melakukan pembelian dan dari
Pada Gambar 2 terlihat ke-10 atribut yang itulah konsumen akan mempersepsi dari produk
dianalisis tersebar ke empat bagian diagram atau jasa tersebut mahal atau tidak. Dari hasil
kartesius. Berikut ini adalah penjelasan bagian wawancara dengan konsumen, harga kue baytat
kuadran-kuadran: dinilai cukup mahal. Namun, sebagian konsumen
tidak terlalu mempermasalahkannya asalkan
1. Kuadran I (Prioritas Utama) kualitas kue baytat yang mereka beli sesuai
Kuadran 1 merupakan kuadran yang dengan yang mereka harapkan. Apabila produsen
menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi tidak segera memperbaiki kinerja atribut-atribut
kepuasan konsumen yang penanganannya perlu yang masuk kuadran ini dan membiarkannya
untuk diprioritaskan, karena atribut yang masuk semakin buruk, dikhawatirkan minat konsumen
kuadran ini dianggap penting bagi konsumen untuk membeli produk tersebut berkurang.
namun belum memberikan kepuasan yang berarti
bagi konsumen atau dapat dikatakan kinerja 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
atribut tersebut belum dilaksanakan sesuai Atribut- atribut yang masuk pada kuadran ini
dengan keinginan konsumen. Atribut-atribut yang merupakan atribut yang menunjukkan tingkat
masuk dalam kuadran ini adalah warna kue dan kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi
harga produk. Warna kue yang dihasilkan dinilai menurut konsumen. Hal ini yang berarti produsen
kurang menarik dan harga produk yang dirasakan kue baytat telah melaksanakan atribut-atribut
masih relatif mahal menurut responden. Warna tersebut dengan baik dan produsen harus tetap
kue dan harga produk merupakan faktor mempertahankannya. Atribut–atribut tersebut
pendorong kepuasan konsumen dalam membeli dianggap sangat penting bagi konsumen dan
produk Kue baytat sehingga atribut tersebut perlu pelaksanaannya juga baik sehingga menjadi
untuk ditingkatkan lagi kinerjanya sesuai dengan keunggulan dimata konsumen. Atribut-atribut
harapan konsumen. yang masuk pada kuadran ini adalah rasa kue,
Warna makanan merupakan kesan yang aroma kue dan tekstur kue.
diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan yang Titik perasa dari lidah adalah kemampuan
lainnya. Pengaruh warna makanan terhadap mendeteksi dasar yaitu manis, asam, asin, pahit.
persepsi tentang rasa dapat diketahui jika warna Dalam makanante rtentu empat rasa ini
makanan dapat membuat persepsi tentang rasa digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik
berubah. Secara visual warna memegang peranan dan menarik untuk dinikmati (Margaretha dan
penting dan tampil sebagai faktor pertama dan Edwin, 2012). Pada produk kue baytat, rasa kue
penentu, warna juga ikut menentukan mutu dari telah mencapai kepuasan konsumen hal ini
bahan makanan (Winarno, 2002). Hal ini juga menunjukkan bahwa komposisi bahan-bahan
didukung oleh Rosalia dan Rahardjo (2016) bahwa pembuat kue baytat sudah tepat pada tingkat rasa.
desain produk yaitu rasa dan warna produk yang Salah satu bahan yang mempengaruhi rasa kue

72 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
adalah gula, kuning telur dan margarin. Dalam produsen. Atribut-atribut yang ada pada kuadran
pembuatan cake, gula dan telur akan menangkap ini dirasa tidak terlalu mempengaruhi terhadap
udara sehingga telur dapat mengembang tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
(SinarYoung, 2015). Kuning telur juga berfungsi Namun produsen kue baytat perlu
sebagai pengawet alami, makin banyak kuning memperhatikan kinerja dari atribut-atribut ini
telur yang dipakai, roti akan terasa lebih legit dan sehingga atribut yang berada pada kuadran ini
padat, sebaliknya makin banyak putih telur yang tidak berpindah ke kuadran 1 karena penilaian
dipakai roti akan lembek dan lekat di langit-langit konsumen dapat berubah dari yang dirasa kurang
mulut (SinarYoung, 2015). Dalam kuning telur penting menjadi sangat penting. Atribut-atribut
terdapat lecithin. Zat ini berfungsi sebagai yang masuk kuadran ini adalah kemampuan
emulsifier, yaitu pengikat udara. Pada waktu kemasan melindungi produk, daya tarik ilustrasi
dikocok, telur dan gula akan mengikat udara dan warna kemasan.
sehingga adonan mengembang sempurna dan Kemampuan kemasan melindungi produk
memberikan rasa lembab (moist) pada waktu merupakan bagaimana suatu kemasan/wadah
digigit. Pada waktu pemanggangan, udara yang mampu melindungi benda yang ada didalamnya
terperangkap tersebut akan memuai dan membuat dari berbagai ancaman kerusakan (Rosalina dan
rongga-rongga pada kue, sehingga tekstur kue Silvia, 2015). Atribut ini menurut penilaian
tergantung dari seberapa banyak udara yang konsumen sebenarnya hal yang penting akan
terperangkap selama proses pengocokan telur tetapi konsumen cenderung akan memperhatikan
(SinarYoung, 2015). atribut yang berkaitan langsung dengan kualitas
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan produk terlebih dahulu pada saat membeli kue
mempengaruhi konsumen sebelum konsumen baytat. Sehingga jika kualitas produk kue baytat
menikmati makanan, konsumen dapat mencium telah baik (memuaskan konsumen) maka atribut
makanan tersebut. Aroma yang ditimbulkan dari ini sangat disarankan untuk dilakukan
produk kue baytat berasal dari aroma selai nanas perbaikan.Kemasan produk kue baytat yang
yang begitu khas dan segar yang dapat digunakan saat ini terbagi atas dua kemasan, yaitu
mempengaruhi penilaian konsumen terhadap kue kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan
sehingga konsumen merasa puas terhadap kinerja primer yang digunakan untuk mengemas produk
atribut kue baytat. baytat adalah kemasan plastik Polypropylene
Tekstur merupakan sensasi tekanan yang (PP), merupakan kemasan yang kuat tetapi ringan,
dapat diamati dengan mulut (pada waktu digigit, tidak berkarat, bersifat termoplastis. Sedangkan
dikunyah, dan ditelan) ataupun perabaan dengan kemasan sekunder produk kue baytat adalah
jari (Kartika, 1988). Tekstur memiliki pengaruh kemasan karton dengan lapisan plastik diluarnya,
yang penting terhadap produk kue misalnya merupakan kemasan yang popular karena
kelembutan, keempukan, dan kekerasan. pemakaiannya luas, bahan ekonomis, butuh
Sebaliknya panelis akan memberikan skor yang ruangan sedikit untuk penyimpanan, dapat dibuat
lebih rendah terhadap baytat yang memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dapat dicetak,
tekstur yang lebih keras. Penggunaan bahan baku ukuran kecil serta relatif cukup kuat.
pembuatan kue baytat mempengaruhi terhadap Daya tarik ilustrasi dan warna kemasan diduga
tektur kue yang dihasilkan. Menurut Desrosier karena kurang inovatif dalam mengeksplorasi
(1988), menyatakan tepung terigu merupakan desain yang menarik sehingga perlu adanya
struktur pokok atau bahan pengikat didalam evaluasi terhadap daya tarik ilustrasi dan warna
semua formula jenis cake. kemasan dapat memperbaiki mutu produksi guna
Komponen yang masuk dalam kualitas produk mendapatkan desain dan warna yang menarik.
makanan yang pertama adalah citarasa makanan Menurut Gobe (2005) menyatakan bahwa
yang tinggi disajikan secara menarik, aroma yang warna mempunyai fungsi ekonomis yaitu
menarik selera makan, dan rasa yang enak membuat konsumen tertarik secara emosional
sehingga akan memberikan kepuasan terhadap terhadap suatu produk, karena warna dapat
konsumen. Ketiga atribut tersebut dinilai mewakili pesan, karakteristik yang khas dan
konsumen memiliki tingkat kepentingan tinggi dan tampilan secara keseluruhan dari produk tersebut.
tingkat kinerja yang tinggi pula. Cenadi (2000) menyatakan penggunaan warna
merupakan pusat dari seluruh proses desain
3. Kuadran III (Prioritas Rendah) kemasan, tetapi harus digunakan dengan suatu
Atribut-atribut yang masuk pada kuadran ini tujuan bukan semata-mata demi warna. Warna
dianggap kurang penting bagi konsumen dan kemasan pada produk baytat adalah kuning.
pelaksanaannya tidak terlalu istimewa bagi Warna kuning menstimulasi mata sebenarnya,

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016 73


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
warna kuning merupakan warna yang paling konsumen kurang mempengaruhi tingkat
menstimulasi mata, meskipun demikian, ketika kepuasan konsumen terhadap produk kue baytat
digunakan dalam batas yang wajar, warna kuning namun secara kinerja atribut tersebut yang cukup
menjadi warna yang paling menarik perhatian memuaskan bagi konsumen. Hal tersebut berarti
(Klimchuk dan Krasovec, 2006). kinerja kepraktisan kemasan produk baytat cukup
Atribut kemampuan kemasan melindungi baik meskipun dianggap kurang penting. Hal ini
produk, daya tarik ilustrasi dan warna kemasan disebabkan konsumen menganggap faktor utama
merupakan faktor eksternal dalam pengambilan dalam suatu kemasan adalah kemampuan
keputusan pemilihan suatu produk, namun tidak melindungi produk dari penurunan mutu baik
menutup kemungkinan untuk ditingkatkan secara kimia, fisika dan mikrobiologi.Hal ini sesuai
kinerjanya agar konsumen lebih tertarik dan dengan Rosalina dan Silvia (2015) dan bahwa
merasa puas dengan melihat produk secara tujuan utama suatu pengemasan adalah
eksternal. melindungi produk dari penurunan mutu baik
berupa kerusakan fisik, kimia dan mikrobiologi
4. Kuadran IV (Berlebihan) patogen.
Kuadaran IV menunjukkan atribut-atribut
yang kurang penting bagi konsumen tetapi
4. KESIMPULAN
memberikan kinerja yang baik. Peningkatan
kinerja pada atribut yang berada dalam kuadran Atribut yang diinginkan konsumen adalah daya
ini dinilai berlebihan bagi konsumen. Berdasarkan tarik ilustrasi, warna kemasan, kemampuan
analisis dengan metode IPA, atribut-atribut yang kemasan melindungi produk, kepraktisan
masuk kuadran ini adalah masa simpan dan kemasan, warna kue, aroma kue, tekstur kue, rasa
kepraktisan kemasan. Peningkatan kinerja pada kue, masa simpan dan harga produk yang dapat
atribut-atribut ini hanya akan menyebabkan dipertimbangkan oleh responden berdasarkan uji
pemborosan sumber daya. validitas dan reliabilitas.
Masa simpan produk pangan adalah selang Indeks kepuasan konsumen (Customer
waktu antara saat produksi hingga saat konsumsi, Satisfaction Index atau CSI) diperoleh sebesar
sedang kondisi produk masih memuaskan pada 0,804 (puas terhadap kinerja kue baytat).
sifat-sifat : penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan Rekomendasi perbaikan untuk atribut baytat
nilai gizi (IFT, 1974 dalam Herawati, 2008). Masa yaitu atribut warna kue dan harga produk serta
simpan produk kue baytat berkisar 3 – 4 minggu atribut yang patut dipertahankan adalah rasa kue,
pada suhu ruang dan lebih dari 1 bulan apabila aroma kue dan tekstur kue.
penyimpanan pada suhu dingin. Atribut ini
dianggap kurang penting bagi konsumen tetapi DAFTAR PUSTAKA
memberikan kepuasan terhadap kinerja atribut
tersebut. Hal ini dikarenakan, konsumen yang Amanah, D. 2010. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Majestyk Bakery &
membeli kue baytat untuk tujuan dikonsumsi Cake Shop Cabang H.M. Yamin Medan. Jurnal Keuangan &
sendiri ataupun sebagai oleh-oleh akan Bisnis, Vol. 2 No.1 : 71 – 87.
mengkonsumsi kue tersebut dalam rentang waktu Anggraini, L.D., P. Deoiranto, dan D.M. Ikasari. 2015. Analisis
tidak terlalu lama setelah membeli bukan untuk Persepsi Konsumen menggunakan Metode Performance
Analysis dan Customer Satisfaction Index. J. Industri. Vol. 4
disimpan sebagai makanan persediaan dirumah
No. 2 : 74 – 81.
sehingga konsumen lebih menyukai kue tanpa Desrosier, 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah
menggunakan bahan pengawet. M. UI-Press. Jakarta.
Kepraktisan kemasan adalah kemudahan kemasan Durianto, D. Sugiarto dan Sitinjak, T. 2001. Strategi melakukan
dalam mewadahi produk yang ditunjukkan pada Pasar melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
konsumen. Menurut Wirya (1999), ada beberapa Faryantoni, H. 2015. Kajian Karakteristik Fisik dan Kesukaan
daya tarik kepraktisan kemasan yang perlu Konsumen pada “Bay Tat” Kue Tradisional Bengkulu.
dipertimbangkan antara lain : 1) dapat melindungi Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu. [Skripsi]
produk; 2) mudah dibuka atau ditutup kembali Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Penerbit Universitas Diponegoro.
untuk disimpan; 3) porsi yang sesuai untuk
Semarang.
produk makanan/minuman; 4) dapat digunakan Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk
kembali/reusable; 5) mudah dibawa, dijinjing atau Pangan. J. Litbang Pertanian. Vol. 27 No. 4 : 124 – 130.
dipegang; 6) memudahkan pemakai untuk Kartajaya, H. 2002. Hermawan Kartajaya on Marketing. PT.
menghabiskan isinya dan mengisi kembali dengan Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Irawan, H. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. PT. Elex
jenis produk yang dapat diisi ulang. Secara tingkat Media Komputindo. Jakarta.
kepentingan, atribut kepraktisan kemasan dinilai

74 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Irawati dan H. Syahrial. 2015. Pengaruh Kualitas Produk dan Rosalina, Y. dan E. Silvia. 2015. Kajian Perubahan Mutu
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan selama Penyimpanan dan Pendugaan Umur Simpan
Pengguna Modem Smartfren pada Mahasiswa Fakultas Keripik Ikan Beledang dalam Kemasan Polypropylene
Ekonomi Universitas Medan Area. J. Konsep Bisnis dan Rigid. J. Tekn. dan Industri Pertanian Indonesia. Vol. 7 No.
Manajemen. Vol. 1 No. 2 : 17 – 30. 1:1 – 6.
Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat SinarYoung. 2015. Buku Dasar Bread, Cake and Cookies.
antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.Yogyakarta. www. sinaryoung.com [diakses tanggal 3 Desember 2016]
Klimchuk, M dan S.A. Krasovec, 2006. Desain Kemasan. Sugiyono, 2000. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta.
Erlangga.Jakarta Jakarta.
Kotler, P dan Keller. 2012. Marketing Management. Edisi 14. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta.
Global Edition. Pearson Prentice Hall. Bandung.
Maiyanti, S.I, Irmeilyana, dan Verawaty. 2010. Applied Wardhani, E.K. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan
Costomer Satisfaction Index (CSI) And Importance- Konsumen Jasa Penerbangan (Studi Kasus pada Jasa
Performance Analysis (IPA) to Know Student Satisfaction Penerbangan Garuda Indonesia Semarang – Jakarta). J.
Level of Sriwijaya University Library Service. Seminar Studi Manajemen & Organisasi. Vol. 3 No. 1 : 40 – 63.
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia
Univ. Muhamadiyah Malang (30 Januari 2010). Hal. 7 -18. Pustaka Utama. Jakarta.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Wirya, I. 1999. Kemasan yang Menjual. Menang Bersaing
Nuryanti, B.L. dan A.Y. Rahman. 2008. Pengaruh Variasi dan Melalui Kemasan. Cetakan Pertama. Gramedia Pustaka
Kemasan Produk terhadap Keputusan Pembelian Teh Utama. Jakarta.
Kotak Ultrajaya. J. Strategic. Vol 7 No. 14 : 32 – 43. Yola, M. dan D. Budianto. 2013. Analisis Kepuasan Konsumen
Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Satisfaction: Teknik terhadap Kualitas Pelayanan dan Harga Produk pada
Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Supermarket dengan menggunakan Metode Importance
Pelanggan & Analisis Kasus PLN JP. Gramedia Pustaka Performance Analysis (IPA). J. Optimasi Sistem Industri.
Utama. Jakarta. Vol. 12 No. 1 : 301 – 309.
Rosalia, S. dan S.T. Rahardjo. 2016. Pengaruh Atribut Produk
RotiBoy terhadap Keputusan Konsumen di Mall Ciputra
Semarang. Diponegoro Journal of Management. Vol. 5 No.
1 : 1 – 9.

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 08 , No. 02 , 2016 75


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala

You might also like