You are on page 1of 12

Aplikasi Metode Depth Area …...

(Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

APLIKASI METODE DEPTH AREA DURATION (DAD)


UNTUK ANALISIS KEJADIAN BANJIR BESAR DI JAKARTA TAHUN
2007 DAN 2008
(AN APPLICATION OF DEPTH AREA DURATION (DAD) METHOD
FOR ANALIZING SEVERE FLOOD EVENTS OVER JAKARTA
IN 2007 AND 2008)
Gammamerdianti1*) dan Tri Wahyu Hadi**)
*) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional


Jl. Dr. Djundjunan No 133 Bandung 40173
**) Program Studi Meteorologi

Institut Teknologi Bandung


Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132
1e-mail: gammamerdianti@lapan.go.id

ABSTRACT

Floods often occurs in Indonesia, especially in Jakarta. This is because of located in the
lowlands and a downstream area of the 13 rivers,there are factors that serve as the cause of
flooding in Jakarta, especially when the rivers are overflowed due to extreme rainfall. One of the
efforts to control the overflow built floodgate area at some rivers, such as Katulampa and water
level monitoring which aims as an flood early warning in Jakarta . But they are not enough to
reduce the impact of flood. Another tools are required to monitoring and as an flood early
warning system in Jakarta, for example, the application of the method of Depth Area Duration
(DAD) in Jakarta. The DAD curve obtained that the severe flood in Jakarta is not only caused by
run off from the upstream area which is informed by water level status ‘siaga 1’ at Katulampa
water gate, but also the caused by extreme rainfall in Jakarta.

Keywords: severe flood, water level, Depth Area Duration (DAD) method

ABSTRAK

Banjir merupakan bencana yang kerap kali melanda Indonesia, khususnya Jakarta.
Faktor penyebab terjadinya banjir ini adalah lokasi Jakarta yang berada di dataran rendah dan
menjadi daerah hilir 13 sungai. Hal tersebut sangat mempengaruhi besarnya banjir terutama
ketika sungai – sungai tersebut meluap akibat hujan ekstrim. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengontrol luapan tersebut yaitu dengan membangun pintu air di beberapa sungai,
seperti pintu air Katulampa dan melakukan pemantauan Tinggi Muka Air (TMA) yang bertujuan
mengantisipasi terjadinya banjir atau disebut juga sebagai sistem peringatan dini banjir di
Jakarta. Namun upaya ini belum memberikan hasil maksimal. Diperlukan sarana untuk
memonitor ataupun sebagai sistem peringatan dini banjir, contohnya penerapan metode Depth
Area Duration (DAD) di Jakarta. Diperoleh hasil bahwa kurva DAD mampu menunjukkan
kejadian banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta, tidak hanya dipengaruhi oleh limpasan
permukaan dari wilayah hulu yang diinformasikan sebagai status siaga 1 di pintu air Katulampa,
melainkan dipengaruhi pula oleh akumulasi curah hujan di wilayah Jakarta.

Kata kunci: banjir besar, Tinggi Muka Air (TMA), metode Depth Area Duration (DAD)

69
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

1 PENDAHULUAN status siaga, seperti yang terlihat pada


Banjir merupakan peristiwa yang Tabel 1-1.
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia, khususnya di Jakarta. Ketika Tabel 1-1: STATUS SIAGA DAN TMA
KATULAMPA (neonet.bppt.go.id)
tahun 2007 misalnya, banjir di Jakarta
menewaskan 57 orang, menyebabkan
Status Siaga TMA (cm)
422.300 orang mengungsi dan 1500
rumah rusak atau hanyut terbawa air. 1 200
2 150 – 199
Total kerugian diperkirakan mencapai
3 80 – 149
sekitar USD 695 juta (Team Mirah 4 > 80
Saketi, 2010). Hujan ekstrim merupakan
salah satu penyebab terjadinya bencana Berdasarkan informasi dari nilai
tersebut. TMA Katulampa, diketahui bahwa status
Hujan ekstrim yang terjadi di Siaga 1 tidak selalu berkaitan dengan
Jakarta dipengaruhi aktivitas konveksi banjir besar (severe flood) di wilayah
dari wilayah hulu ketika sore hari dan Jakarta. Contohnya pada tanggal 17
konveksi di wilayah hilir ketika siang Januari 2014 saat status TMA Katulampa
dan malam hari. Hujan akibat pengaruh Siaga 2 (TMA 180 cm), Jakarta mengalami
aktivitas konveksi disebut hujan konvektif kejadian banjir (Afrianti et al., 2014).
(Wu et al., 2007). Salah satu mekanisme Oleh karena itu, informasi peringatan
yang menyebabkan konveksi adalah dini banjir melalui pemantauan TMA di
memuai dan naiknya udara permukaan pintu air Katulampa, terlihat kurang
karena pemanasan oleh radiasi matahari efektif untuk kejadian banjir besar di
sehingga udara tersebut mengembun serta Jakarta.
mengalami pendinginan dengan cepat Salah satu metode untuk memberi
dalam pembentukan awan konvektif informasi akumulasi hujan di suatu
(Tjasyono, 1999). wilayah adalah Depth Area Duration (DAD).
Selain itu, banjir di Jakarta pun DAD merupakan metode yang digunakan
sering kali disebabkan oleh adanya untuk menganalisis curah hujan yang
limpasan permukaan dari dataran yang tinggi akibat badai di suatu luasan area
lebih tinggi, yaitu wilayah Bogor dan dan seringkali berkaitan dengan kejadian
Depok ke Jakarta yang wilayahnya lebih banjir (WMO, 1969). Berdasarkan hal
rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, penelitian ini dilakukan
tersebut, pada tahun 1922 dibangun dengan tujuan untuk mengetahui
saluran air Banjir Kanal Barat yang kemampuan metode DAD dalam
difungsikan untuk menahan aliran air memantau dan sebagai sistem peringatan
dari Bogor dan Depok ke Jakarta (Team dini banjir serta untuk mengetahui
Mirah Saketi, 2010). Namun seiring penyebab banjir besar di Jakarta pada
waktu, Banjir Kanal Barat tidak mampu tahun 2007 dan 2008.
lagi melindungi Jakarta dari banjir.
Sistem peringatan dini banjir untuk 2 METODOLOGI
wilayah DKI Jakarta sangat diperlukan Metode DAD telah dimanfaatkan
dalam mendukung upaya pengurangan dan dikembangkan di India untuk
dampak banjir. Salah satu sistem peringatan dini banjir (Parzybok et al.,
peringatan dini banjir yang selama ini 2009). Selain itu, metode DAD digunakan
diterapkan adalah dengan memantau sebagai sarana informasi dalam
Tinggi Muka Air (TMA) di pintu air membangun bangunan air seperti
Katulampa yang berada di aliran Sungai bendungan.
Ciliwung, Bogor Jawa Barat. Informasi Pada proses perhitungannya,
TMA tersebut dikelompokkan ke dalam 4 curah hujan yang diukur per-titik di

70
Aplikasi Metode Depth Area …... (Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

suatu area, diubah menjadi nilai – nilai 2009). Sedangkan banjir pada tahun
volumetrik melalui interpolasi dan 2008 disebabkan oleh curah hujan yang
integrasi. Output dari hasil perhitungan tinggi sebagai akibat dari buruknya
ini dapat berupa grafik curah hujan kondisi cuaca di Jakarta. Tidak hanya
terhadap luas area seperti yang terlihat menimbulkan banjir, curah hujan yang
pada Gambar 2-1. tinggi tersebut menyebabkan
berkurangnya jarak pandang sehingga
ketika peristiwa tersebut Bandara
Soekarno Hatta ditutup sementara
(Sudewi et al., 2015).
Untuk mengetahui peran curah
hujan ketika kejadian banjir basar di
Jakarta, terdapat dua langkah utama
(Gambar 2-2).

Gambar 2-1: Kurva DAD DAS Narmadia, India


(Raghunath, 2006)

2.1 Lokasi dan Data


Wilayah kajian dalam penelitian
ini berupa daerah aliran sungai di
Jakarta. Digunakan data TMA Katulampa
dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Ciliwung Cisadane sebagai titik pantauan
dan data Tropical Rainfall Measuring
Mission (TRMM).

2.2 Standarisasi data


Data TMA Katulampa dari Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung
Cisadane merupakan data in situ dan Gambar 2-2: Diagram alir penelitian
data Tropical Rainfall Measuring Mission
(TRMM) dengan resolusi temporal 3 jam- Pertama, identifikasi nilai TMA
an serta resolusi spasial 0,25º x 0,25º maksimum per-hari dan per-jam ketika
(25 km x 25 km) yang diperoleh dari kejadian banjir yang bertujuan untuk
mirador.gsfc.nasa.gov. menjadikan hasil identifikasi tersebut
sebagai acuan analisis, karena banjir di
2.3 Metode Penelitian Jakarta dipengaruhi pula oleh limpasan
Penelitian ini merupakan studi dari wilayah hulu ketika TMA Katulampa
kasus banjir tahun 2007 dan 2008. berstatus siaga 1. Kedua, perhitungan
Banjir tahun 2007 termasuk kategori DAD dilakukan selama 24 jam sebelum
banjir besar di Jakarta yang disebabkan dan 24 jam setelah penentuan nilai TMA
oleh tingginya curah hujan (Gernowo, maksimum pada tahap pertama.

71
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

Dalam perhitungan standard,


proses akumulasi diperoleh melalui
penggunaan isohyet. Dengan begitu,
akumulasi curah hujan dan luasan area
hujan dapat diperoleh secara langsung.
Namun, pada penelitian ini dilakukan
modifikasi isohyet dalam perhitungan
DAD dengan menggunakan lingkaran
radius untuk mengakumulasikan curah
hujan dan luasan area.
Lingkaran-lingkaran yang terlihat
pada Gambar 2-3, menunjukkan nilai
rata-rata curah hujan akumulasi dengan
radius area 1 hingga 8 km. Lingkaran
ke-1 menunjukkan area dengan curah
hujan tertinggi yang dijadikan sebagai titik
acuan dalam pembuatan kurva DAD,
diikuti lingkaran ke-2, ke-3 dan
seterusnya secara berurutan. Hal ini
bertujuan untuk melihat pengaruh
Gambar 2-3: Metode perhitungan DAD akumulasi curah hujan di Jakarta
terhadap peristiwa banjir besar yang
Secara umum, nilai yang diperoleh terjadi di wilayah tersebut.
dari perhitungan DAD adalah akumulasi
curah hujan dan luasan area pada durasi 3 HASIL PEMBAHASAN
tertentu. Berdasarkan hal tersebut, 3.1 Identifikasi Nilai TMA Ketika
perhitungan memerlukan data curah Banjir dan Waktu Awal TMA
hujan dari stasiun-stasiun penakar hujan Maksimum Pada Hari-Hari Banjir
yang berada di Jakarta. Setelah itu, Tahun 2007
dilakukan akumulasi curah hujan sesuai Hasil identifikasi nilai TMA saat
durasi dan interval waktu tertentu. kejadian banjir ditunjukan oleh Gambar
Contoh, durasi 2 hari atau 48 jam 3-1a. Terlihat bahwa nilai TMA mencapai
dengan interval waktu per-3 jam. maksimum pada awal bulan Februari.

data tak terekam

(a) Nilai TMA harian pada bulan Februari 2007

72
Aplikasi Metode Depth Area …... (Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

(b) Nilai TMA maksimum perjam pada hari-hari banjir

Gambar 3-1: (a) Nilai TMA harian saat kejadian banjir tahun 2007, (b) Nilai TMA perjam saat kejadian
banjir tahun 2007

Berdasarkan keterangan tersebut, pun harus waspada terhadap banjir


dilakukan identifikasi nilai TMA maksimum karena menurut Kepala Pusat Data,
per-jam agar waktu kejadian dapat ditinjau Informasi dan Humas BNPB, Sutopo
dengan lebih rinci (Gambar 3-1b). Purwo Nugroho, limpasan permukaan
Diperoleh bahwa nilai TMA maksimum dari Katulampa akan sampai ke Jakarta
terjadi pada tanggal 3 Februari (Tabel 3-1). dalam kurun waktu 9 hingga 11 jam
Namun pada tanggal 4 Februari, nilai (news.detik.com).
TMA tidak tercatat. Hal ini diduga
berkaitan dengan kesalahan teknis saat 3.2 Perhitungan DAD Ketika Banjir
proses perekaman yang disebabkan oleh Tahun 2007
sangat tingginya intensitas curah hujan Setelah identifikasi terhadap nilai
di pintu air Katulampa. TMA maksimum Katulampa yang terjadi
pada tanggal 3 Februari 2007 pukul
Tabel 3-1: TABULASI NILAI TMA MAKSIMUM 11.00 WIB, dilakukan perhitungan DAD
KETIKA KEJADIAN BANJIR DI DKI
JAKARTA TAHUN 2007 berdasarkan waktu ketika TMA pada
tanggal tersebut bernilai maksimum.
Gambar 3-2 menunjukkan kurva
DAD pada hari banjir tanggal 3 Februari
selama 18 jam sebelum dan setelah TMA
maksimum pada pukul 11.00 waktu
setempat. Terlihat bahwa 6 hingga 18
jam sebelum TMA maksimum, tidak
terjadi peningkatan curah hujan yang
signifikan di wilayah DAS sekitar Jakarta.
Peningkatan curah hujan mulai terjadi
ketika TMA bernilai maksimum, 6 jam
setelah TMA maksimum, dan berlanjut
Nilai TMA pada 3 Februari hingga 3 jam berikutnya atau 9 jam
mencapai 290 cm yang berarti bahwa setelah TMA maksimum. Dalam durasi 9
status siaga 1 telah diinformasikan jam setelah TMA maksimum tersebut, air
kepada masyarakat di sekitar pintu air yang berasal dari pintu air Katulampa
Katulampa. Penduduk di wilayah Jakarta pun mengalir menuju Jakarta.

73
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

Gambar 3-2: Kurva DAD ketika kejadian banjir tanggal 3 Februari 2007

Hal ini menunjukkan bahwa kurva Ditinjau dari kurva DAD dan durasi
DAD mampu menunjukkan pengaruh mengalirnya air dari pintu air Katulampa
peningkatan curah hujan terhadap luas (hulu) ke Jakarta (hilir) selama 9 hingga
area suatu wilayah seperti yang telah 11 jam setelah nilai TMA maksimum,
dilakukan oleh Solaimani et al., (2006) di banjir yang terjadi di Jakarta pada tahun
DAS Sirjan Kafeh Namak, Pakistan 2007 disebabkan oleh air limpasan dari
(Gambar 3-3). Katulampa (hulu), dan curah hujan yang
tinggi di wilayah Jakarta (hilir) atau
dengan kata lain, merupakan kombinasi
antara limpasan dan curah hujan yang
tinggi dengan akumulasi curah hujan
maksimum seperti yang ditunjukkan
Gambar 3-4, terjadi di wilayah Jakarta
Utara dan sebagian wilayah Jakarta Timur.
Hal ini bersesuaian dengan (Sudewi et
al., 2015) yang menyatakan bahwa
kejadian banjir di Jakarta tidak hanya
dipengaruhi oleh curah hujan dalam
sehari maupun akumulasi curah hujan
sebelum dan sesudah kejadian banjir
Gambar 3-3: Kurva DAD di DAS Sirjan Kafeh
Namak, Pakistan (Solaimani et al., melainkan disebabkan pula oleh limpasan
2006) permukaan dari Bogor.

74
Aplikasi Metode Depth Area …... (Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

3 Februari 2007
18 jam sebelum Saat TMA maksimum

6 jam setelah 9 jam setelah

12 jam setelah 15 jam setelah

18 jam setelah

Gambar 3-4: Kontur akumulasi curah hujan di daerah kajian (mm/km2) selama 18 jam sebelum dan
18 jam setelah TMA maksimum ketika kejadian banjir tanggal 3 Februari 2007

75
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

3.3 Identifikasi Nilai TMA Ketika Banjir Tabel 3-2: TABULASI NILAI TMA MAKSIMUM
KETIKA KEJADIAN BANJIR DI DKI
dan Waktu Awal TMA Maksimum JAKARTA TAHUN 2008
pada Hari-Hari Banjir Tahun 2008
Berdasarkan hasil identifikasi pada
kejadian banjir tahun 2008 yang
ditunjukkan oleh Gambar 3-5a, nilai
TMA Katulampa tertinggi terjadi pada
tanggal 1 Februari 2008. Setelah dilakukan
plot nilai TMA per-jam terhadap hari-hari
banjir, terlihat bahwa nilai maksimum
pada hari tersebut, terjadi pada pukul pukul 16.00 WIB, berstatus siaga 3.
16.00 WIB (Gambar 3-5b). Status ini Artinya pada saat itu kondisi air
menunjukkan kondisi genangan di lokasi- limpasan dari wilayah hulu tidak
lokasi tertentu belum membahayakan. membahayakan. Namun Hal ini
Tabel 3-2 menunjukkan nilai TMA mengindikasikan adanya penyebab lain
maksimum sebesar 132 cm terjadi pada dari kejadian banjir di Jakarta pada
tanggal 1 Februari tahun 2008 yang perlu ditinjau dari
kurva DAD.

(a) Nilai TMA harian pada bulan Februari 2008

(b) Nilai TMA maksimum perjam pada hari-hari banjir


Gambar 3-5: (a) Nilai TMA harian saat kejadian banjir tahun 2008, (b) Nilai TMA perjam saat kejadian
banjir tahun 2008

76
Aplikasi Metode Depth Area …... (Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

3.4 Perhitungan DAD Ketika Banjir 2007 dan 2008. Banjir yang terjadi pada
Tahun 2008 tahun 2007 merupakan banjir hasil
Hasil perhitungan DAD pada kombinasi antara air limpasan dari
tanggal 1 Februari 2008 menunjukkan Katulampa (hilir) dengan tingginya curah
tidak terjadinya peningkatan curah hujan hujan di wilayah Jakarta. Dalam durasi 9
yang signifikan selama 6 jam sebelum jam hingga 11 jam setelah TMA maksimum
TMA maksimum hingga 15 jam setelah (estimasi waktu tibanya limpasan ke
TMA maksimum. Menurut Sudewi et al., Jakarta), terjadi peningkatan volume curah
(2015), intensitas curah hujan saat itu hujan yang signifikan dengan puncak
mencapai 150,2 mm/hari dimana nilai curah hujan maksimum di daerah Dewa
tersebut termasuk dalam kategori hujan Ruci, Dewa Kembar, Jakarta Utara.
ekstrim (BMKG, 2010).
Dari Gambar 3-6 terlihat curah
hujan cenderung rendah dan merata di
seluruh wilayah kajian. Namun, saat 18
jam sampai 24 jam setelah TMA
maksimum, terjadi peningkatan curah
hujan yang sangat signifikan. Artinya,
diduga dalam rentang waktu 3 jam
tersebut telah terjadi hujan ekstrim.
Jika ditinjau dari nilai TMA
maksimumnya yang berstatus siaga 3,
diduga air limpasan bukanlah faktor Gambar 3-6: Kurva DAD ketika kejadian banjir
penyebab terjadinya banjir. Oleh karena tanggal 1 Februari 2008
itu berdasarkan analisis kurva DAD
dapat disimpulkan bahwa banjir yang Berbeda halnya dengan banjir tahun
terjadi di Jakarta pada tahun 2008 2008, pusat curah hujan maksimum di
disebabkan oleh peningkatan curah hujan sekitar Pluit, tingginya curah hujan dalam
secara drastis. interval waktu yang relatif singkat
Peningkatan curah hujan secara (sekitar 3 jam), terlihat memiliki peranan
signifikan dalam rentang waktu yang penting pada kejadian banjir di Jakarta.
relatif singkat tersebut, berpusat di Air limpasan dari Katulampa yang
sekitar wilayah Pluit, Jakarta Utara mewakili wilayah hulu, diduga tidak
(Gambar 3-7). memasuki wilayah Jakarta karena TMA
Dari kejadian banjir yang terjadi maksimum hanya bernilai 132 cm atau
di Jakarta tersebut, terlihat adanya berstatus siaga 3 yang artinya kondisi
perbedaan karakteristik antara tahun air tidak membahayakan.

77
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

1 Februari 2008
18 jam sebelum Saat TMA maksimum

6 jam setelah 9 jam setelah

12 jam setelah 15 jam setelah

18 jam setelah

Gambar 3-7: Kontur akumulasi curah hujan di daerah kajian (mm/km2) selama 18 jam sebelum dan
18 jam sesudah TMA maksimum ketika kejadian banjir tanggal 1 Februari
78
Aplikasi Metode Depth Area …... (Gammamerdianti dan Tri Wahyu Hadi)

4 KESIMPULAN JAKARTA, Berkala Fisika Vol.12 No.1,


Berdasarkan hasil analisis, metode 7-13. ISSN : 1410 – 9662.
DAD terbukti dapat diterapkan untuk Parzybok, T. W., D. M., Hultstrand, E. M.,
memantau kejadian banjir besar, seperti Tomlinson dan B., Kappel, 2009. Real-
yang terjadi di Jakarta pada tahun 2007 Time Depth-Area-Duration Analysis for
dan 2008. Selain itu, kurva yang EAPs and Flood Warning Systems,
dihasilkan mampu menunjukkan banjir Association of State Dam Safety Officials
besar yang terjadi di DKI Jakarta tidak Annual Conference 2009, 680–685.
hanya dipengaruhi oleh limpasan Raghunath, H. M., 2006. Hydrology: Principles,
permukaan dari wilayah hulu yang Analysis, Design. New Delhi: New Age
diinformasikan sebagai status siaga 1 di International (P) Limited Publisher.
pintu air Katulampa, melainkan Solaimani, K., A., Abkar, M., Habibnejad dan
dipengeruhi pula oleh akumulasi curah M.Z., Ahmadi, 2006. Analysis of Depth-
hujan di wilayah Jakarta itu sendiri. Hal Area-Duration Curves of Rainfall in Semi-
itu terlihat dari perbedaan pola akumulasi Arid and Arid Regions Using Geostatistical
curah hujan saat kejadian banjir besar Methods (Case Study: Sirjan Kafeh
pada tahun 2007 dan tahun 2008 yang Namak Watershed), Pakistan Journal of
ditunjukkan oleh kurva DAD. Biological Sciences. DOI: 10.3923/pjbs.
2006.1764.1768.
UCAPAN TERIMAKASIH Sudewi, R. S. S., A., Sasmito dan R., Kurniawan,
Penulis berterima kasih kepada 2015. Identifikasi Ambang Batas Curah
Lely Qodrita Avia, S.Si atas bimbingan Hujan Saat Kejadian Banjir di
dan saran sehingga penelitian ini dapat Jabodetabek : Studi Kasus Banjir Jakarta
diajukan ke Majalah Sains dan Teknologi Tanggal 09 Februari 2015, BMKG, 209–
Dirgantara. 215.
Team Mirah Sakethi, 2010. Why Flood in Jakarta?,
DAFTAR RUJUKAN Mirah Sakethi Publisher.ISBN
Afrianti, D., R., Nurbaya dan E., Permadi, 2014. 602968051X, 9786029680515.
http://www.viva.co.id/indepth/fokus/4 Tjasyono, B., 1999. Klimatologi. Bandung:
74121-curah-hujan-masih-tinggi-di- Penerbit ITB.
jakarta-banjir-mengintai-warga. WMO, 1969. Manual for Depth-Area-Duration
Diakses 21 Juli 2017. Analysis of Storm Precipitation.
BMKG, 2010. http://data.bmkg.go.id/share/ Secretariat of the World Meteorological
Dokumen/press release kondisi cuaca Organization.
ekstrim dan iklim tahun 2010-2011.pdf. Wu, P., M. Hara, H., Fudeyasu, M. D., Yamanaka,
Diakses 21 Juli 2017. J., Matsumoto, F., Syamsudin, R.,
BPPT, 2014. http://neonet.bppt.go.id/banjir/ Sulistyowati dan Y. S., Djajadihardja,
Mobile/Diakses 28 Februari 2014. 2007. The Impact of Trans-equatorial
Edo, 2013. https://news.detik.com/berita/ Monsoon Flow on the Formation of
2185603/pintu-air-di-depok-hampir- Repeated Torrential Rains over Java
menyentuh-siaga-i?nd771104bcj=#. Island. SOLA Vol. 3, 93-96. DOI:
Diakses 28 Februari 2014. 10.2151/sola.2007‒024.
Gernowo, R., 2009. Monsoon Effect at Flood
Phenomena on 2002 and 2007 in DKI-

79
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2017 :69-80

80

You might also like