You are on page 1of 11

Seminar Nasional Teknik Mesin

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

RANCANGAN ALAT PEMISAH MINYAK DAN AIR PIPE CPI


(CORRUGATED PLATE INTERCEPTOR) STUDI KASUS
DI PT. PUSTEK

Rio Rinarwandi1, Devinta Wardhani2


Ahmad Hasnan, ST., MT.1
1
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Mesin
Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok 16425,
Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021) 7270034,
riorinar@gmail.com, devinta13@gmail.com

ABSTRAK
Studi ini digunakan sebagai kasus untuk melakukan pemisahan air yang di dalamnya terkandung minyak
(Oily Water Treatment) dalam limbah cair dan kotoran padat lainya yang memanfaatkan gravitasi menjadi prinsip
kerjanya. Proses ini dimulai dengan masuknya limbah cair dimana komposisinya adalah campuran air dan minyak
yang melalui plat pembatas untuk mengontrol masuknya air bertekanan tinggi agar tidak merusak filter. Selanjutnya
air mengalir memenuhi ruangan yang terdapat corrugated plate dengan sudut kemiringingan 45o maupun bisa juga
dengan posisi horizontal, sehingga fluida akan terpisah dalam ruangan (tanki) yang lebih kecil di corrogurated plate.
Gravitasi akan membantu memisahkan minyak dan air pada saat fluida di dalam corrogurated plate.Prinsip gravitasi
menghasilkan 3 lapisan. Lapisan pertama ialah partikel minyak yang dibuang menggunakan scump pipe yang dapat
berputar 360o. Selanjutanya pada lapisan kedua ialah air yang dikeluarkan melalui keran yang terletak di samping
tangki. Lapisan paling bawah atau lapisan ketiga ialah partikel-partikel berat yang terkandung dalam air seperti
pasir, batu dll. Pembuangan partikel pada lapisan ketiga selanjutnya akan dikeluarkan dengan membuka tangki atau
melalui saluran yang terdapat dibawah tangki. CPI didesain dengan susunan yang sederhana dan memiliki beberapa
ruangan sehingga memungkinkan digunakan untuk flowarete yang tinggi, perawatan yang mudah, dan harga yang
terjangkau.

Kata kunci : Oily Water Treatment, Oil Water Interceptor, Coalescing Plate

ABSTRACT
This study is used as a case for the separation of water in which it contains oil (Oily Water Treatment) in
liquid waste and other solid waste that utilizes gravity into its working principle. This process starts with the entry
of liquid wastes whose composition is a mixture of water and oil through the limiting plate to control the entry of
high pressure water so as not to damage the filter. Furthermore, the water flows to meet the room with corrugated
plate with 45o angle or horizontal position, so the fluid will be separated in the smaller (tank) chamber in the
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

corrogurated plate. Gravity will help separate the oil and water during fluid inside the corrogurated plate. The
principle of gravity produces 3 layers. The first layer is the oil particles removed by a rotating scump pipe 360o.
Next in the second layer is water released through the faucet located next to the tank. The bottom layer or the third
layer is heavy particles contained in water such as sand, rock etc. The removal of the particles in the third layer will
then be removed by opening the tank or through the channels located under the tank. The CPI is designed with
simple arrangement and has multiple rooms allowing for high flowarete, easy maintenance, and reasonable price.

Keyword : Oily Water Treatment, Oil Water Interceptor, Coalescing Plate


Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1.1 LATAR BELAKANG


Industri di Indonesia tiap tahun terus meningkat pertumbuhannya, begitu pula dengan limbah
yang dihasilkannya. Saat ini pun pemerintah mulai tegas menerapkan peraturan tentang pembuangan
limbah. Karena pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan yang
menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah, terutama limbah migas (minyak dan gas).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2007 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi, bahwa minyak
yang boleh terkandung dalam limbah air sebanyak 25 mg/L.
Minyak dan oli adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut /bercampur
dalam air (hidrofobik). Akibat dari pencemaran limbah minyak dapat menyebabkan berbagai macam
dampak buruk, baik terhadap lingkungan maupun makhluk hidup. Oleh karena itu, para pengusaha
industri telah melakukan Waste Water Treatment Plan untuk menangani masalah ini. Yaitu dengan
membuat Oil Water Separator.
Teknologi Oil Water Separator yang digunakan oleh beberapa perusahaan masih memerlukan
perawatan lanjutan dan menggunakan lahan yang luas. Pada umumnya Oil Water Separator yang
digunakan dapat memisahkan dengan tingkat pemisahaan mencapai 150 ppm (part per million). Di
sisi lain perusahaan industri terus meningkat produktivitasnya sehingga limbah yang dihasilkan pun
meningkat.
Atas alasan di atas menjadi latar belakang penulis untuk merancang alat Corrugated Plate
Interceptor sebagai Oil Water Separator yang lebih efisien, mudah dalam perawatan, mudah dalam
fabrikasi dan tidak memerlukan lahan yang luas yang akan sangat bermanfaat untuk industri.

1.2 TUJUAN PERANCANGAN


1. Merancang Corrugated Plate Interceptor sebagai alat Waste Water Treatment Plan.
2. Merancang Corrugated Plate Interceptor yang efisien dan mudah dalam fabrikasi.
3. Melakukan analisis desain terhadap Corrugated Plate Interceptor yang dirancang sehingga
mendapatkan dimensi dan material sesuai standar.
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1.3 DATA DAN METODE


1.3.1 Data Jurnal
1.3.1.1 On-Line Measurement of separation dynamics in primary gas/oil/water separators :
Challenges a technical solutions – A review.

Gambar 1. On-Line Measurement of separation dynamics

 Menggunakan horizontal cylinder vesel, panjang 20 meter (m) dan diameter 3-4
meter (m).
 Menggunakan parallel plate interceptor.
 Proses oil-water separator mendominasi setting dan coalescence.
 API separator dapat memisahkan minyak tidak kurang dari 150 mm.
 Kecepatan dari minyak dapat naik ke atas dapat diestemasikan dari hukum stoke.

9 𝐷𝑜 2 (𝑃𝑤 − 𝑙𝑜)
𝑉𝑟 =
18 𝜇𝑎
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Dimana : Vr = Kecepatan naik


G = Gravitasi
Pw = Massa jenis air
Po = Massa jenis oli
Do = Diameter dari rintikan oli
µa = Viskositas air
 Input = oli mentah, air gas dan benda solid.
 Separator yang menggunakan parallel plate interceptor (PPLs) 3x lebih banyak
kapasitasnya dari pada separator konvensional.
 PPLs digunakan dalam oil water separator untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan dengan menetapkan jarak terkecil antar plate dan permukaan area dari
plate.

1.3.1.2 Demulsification of Stable Emulsions From Produced Water Using A Phase Separator
With Inclined Parallel Arc Coalesang Plates.

Gambar 2. Demulsification of Stable Emulsions


Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

 Input : Campuran oli, air dan surfactant.


 Dimensi tanki : 0,8 x 0,4 x 0,4 meter (m)
 Menggunakan parallel plate yang menggunakan sudut tertentu.
 Menggunakan sudut kemiringan 55º di garis horizontal dan menggunakan
material alumunium pada PPLS
 Dalam kasus tetesan minyak, terdapat 2 gaya : gaya apung dan gaya tekan

1.3.1.3 Numerical Study of Steam – Water Separator With Wave-Type Vanes

Gambar 3. Numerical Study of Steam – Water Separator With Wave-Type Vanes

 Menggunakan tipe plate gelombang


 Terdapat 2 jenis plate : tanpa cantelan dan dengan cantelan
 Sudut dari plate gelombang

1.3.2 METEDOLOGI PERANCANGAN


1. Persiapan, wawancara dengan narasumber.
2. Studi literatur.
3. Melakukan analisis desain Corrugated Plate Interceptor.
4. Merancang Corrugated Plate Interceptor.
5. Perhitungan kemampuan Corrugated Plate Interceptor.
6. Menentukan dimensi Corrugated Plate Interceptor.
7. Pembuatan gambar hasil rancangan.
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Persiapan

Wawancara
Narasumber

Melakukan Analisis Merancang CPI Studi Literatur


Desain CPI

Perhitungan Kemampuan

Menentukan Dimensi

Pembuatan Gambar
Hasil Rancangan

Gambar 4. Flowchart Metode Penelitian


Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


1.4.1 Oil Water Seperator
Corrugated Plate Interceptor merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
dunia industri limbah pemisah minyak dan cairan. Corrugated Plate Interceptor terdiri
dari serangkaian plate bergelombang dan scoop. Rangkaian limbah cair dialirkan
menuju tabung yang terdapat plate.

Gambar 2. Corrugated Plate Interceptor

Dasar perhitungan untuk Corrugated Plate Interceptor :

FLUID DATA

1. Fluid Name Oily Water

5.00 m3/hr
2. Flowrate 22.00 GPM

3. Operating Pressure Atmospheric

4. Operating Temperature Ambient


Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

5. Water Density 61.60 lb/ft3

6. Water Viscosity 0.98 cP

7. Oil Density 53.00 lb/ft3

8. Oil Viscosity 6.00 cP

9. Gravitational Acceleration 9.80 m2/s

Tabel 1. CPI (29-T-006) CALCULATION

 Sedimentation Velocity
{200𝑔 (𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 − 𝜌𝑜𝑖𝑙 ) 𝑑2 }
𝑉𝑠 =
𝜋
Vs = 0.99 m/h
 Separating Area
𝑄
𝐴=
𝑉𝑠
𝐴 = 5.04 𝑚2

Type Length (mm) Width (mm) Height (mm) A (m2) ds (mm)

Mini Pack 1080 470 500 5.74 20


Half Pack 1750 985 500 22.9 20
One Pack 1750 985 995 47.9 20
Twin Pack 1750 1970 995 95.8 20
Magnum 2250 995 995 66.4 20
Tabel 2. Standard Plate Dimension based on Separating Area
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

1.4.2 Membandingkan Alat Yang Sudah Ada Dengan Alat Yang Akan Di Buat
Membuat perbandingan dengan melakukan analisis melalui studi literature yang sudah
ada agar dapat mengetahui apakah alat yang sudah ada menghasilkan limbah cair yang sudah
bersih.

Gambar 3. desain pada umumnya

Gambar 4. desain yang akan dirancang


Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Dapat dilihat dalam gambar diatas diketahui bahwa desain yang sudah ada tidak memiliki
plat penahan limbah cair sehingga saat limbah cair masuk dengan debit yang besar dapat
mengakibatkan kerusakan pada filter. Desain yang sudah juga tidak membagi tangka dalam
beberapa ruangan yang dapat memungkinkan limbah air dan oli masih tercampur dalam
jumlah yang besar. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi pada desain dan menambahkan
baberapa bagian agar tangki CPI lebih efektif.

1.4.3 Perancangan Yang Seharusnya Dilakukan


1. Membuat plat penahan limbah cair yang masuk ke dalam tangki sehingga tidak merusak filter
saat debit limbah cair yang masuk kencang.
2. Penyediaan beberapa ruangan didalam tangki dibutuhkan agar limbah cair yang baru masuk
tidak tercampur dengan limbah cair yang sudah di filter.
3. Mengatur jarak antar plat pada filter Karena jarak plat pada filter mempengaruhi kejernihan
limbah cair yang sudah di filter

1.5 KESIMPULAN
1. Desain pada umumnya tidak memperhitungkan debit limbah air yang akan masuk yang dapat
merusak filter
2. Didalam tangki limbah cair yang masuk tidak dipisahkan antara yang sudah terfilter dan belom
difilter yang mengakibatkan limbah cair akan tercampur kembali dan tidak menghasikan hasil
yang baik.

1.6 UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih banyak kepada Bapak Ahmad Hasnan, S.T, M.T selaku dosen Jurusan
Teknik Mesin yang telah membimbing dalam penelitian ini.

You might also like