You are on page 1of 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-193

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Sawit


Dengan Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda
Berpenyangga γ-Alumina (CaO/KI/γ-Al2O3) Dalam
Reaktor Fluidized Bed
Sunu R. Puspitaningati, Renata Permatasari, dan Ignatius Gunardi
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: gunardi_tk@yahoo.com

Abstrak—Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif biodiesel dapat memperpanjang umur mesin diesel karena
pengganti bahan bakar fosil dari hasil reaksi transesterifikasi biodiesel lebih licin. Salah satu minyak nabati yang dapat
minyak nabati dengan metanol. Proses pembuatan biodiesel digunakan sebagai bahan dasar biodiesel adalah minyak
selama ini menggunakan katalis homogen NaOH atau KOH kelapa sawit. Kelapa sawit berpotensi sebagai bahan baku
yang memiliki kelemahan terbentuknya produk samping
berupa sabun dan rumitnya pemisahan produk biodiesel
biodiesel karena beberapa keuntungannya, seperti
dengan katalis. Maka dari itu, mulai dikembangkan mengandung 44% massa minyak pada bagian inti (kernel),
penggunaan katalis heterogen untuk menggantikan mudah didapat karena Indonesia merupakan negara
penggunaan katalis homogen. Penelitian ini mengembangkan penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia dan
katalis CaO/KIγ-Al2O3. Pembuatan katalis melalui metode relatif murah. Selain itu pembuatan bahan bakar yang
presipitasi CaO pada γ-Al2O3 serta asam asetat sebagai larutan dihasilkan dari minyak sawit telah diteliti lebih ramah
precursor selama 3 jam lalu impregnasi KI selama 3 jam. lingkungan karena bebas dari nitrogen, sulfur dan senyawa
Kemudian, dioven selama 12 jam pada suhu 110oC dan aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan ramah
dikalsinasi pada suhu 650oC selama 4,5 jam. Katalis yang lingkungan [3].
diperoleh digunakan untuk membantu proses transesterifikasi
biodiesel dengan variable massa katalis, rasio molar minyak
Proses pembuatan biodiesel selama ini dilakukan melalui
dan metanol, dan suhu. Dari hasil penelitian didapatkan proses transesterifikasi minyak nabati dengan alkohol
bahwa biodiesel dapat diproduksi melalui reaksi menggunakan bantuan katalis homogen NaOH atau KOH.
transesterifikasi menggunakan katalis CaO/KI/γ-Al2O3 dalam Namun, beberapa kelemahan dari penggunaan katalis
reaktor fluidized bed. Kemurnian tertinggi dari biodiesel yang homogen adalah katalis tidak dapat digunakan kembali atau
didapatkan yaitu sebesar 99,17%. Yield dan konversi tertinggi diregenarasi karena katalis bercampur dengan minyak dan
sebesar 97,19% dan 96,89% didapatkan pada penggunaan metanol, terbentuknya produk samping berupa sabun dan
massa katalis 16 gram dan rasio molar minyak dan metanol 1 : pemisahan antara katalis dan produk lebih rumit serta
36 serta kondisi operasi suhu 225oC dan laju alir umpan 6 kurang ramah lingkungan karena membutuhkan banyak air
ml/menit (waktu tinggal 8 jam) memiliki densitas sebesar 0,853
gr/ml serta viskositas sebesar 5,53 mm2/s (cSt).
untuk proses pemisahan antara produk dan katalis [2]. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut di atas, mulai dikembangkan
Kata Kunci— Biodiesel, Katalis Heterogen, Minyak Kelapa penggunaan katalis heterogen (padat) untuk menggantikan
Sawit, Transesterifikasi. katalis alkali tersebut. Katalis heterogen yang pernah diteliti
diantarnya ZnO, TiO2/ZrO2, Al2O3/ZrO2, dan lain
sebagainya.
I. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini digunakan katalis CaO/KI dengan

S support -alumina (Al2O3) untuk menghasilkan Fatty Acid


AAT ini kebutuhan akan bahan bakar minyak semakin
meningkat seiring semakin meningkatnya populasi dan Metil Ester (biodiesel) yang nantinya dapat dikembangkan
semakin berkembangnya teknologi, akan tetapi untuk penelitian biodiesel dengan jenis katalis yang lain.
cadangan sumber daya minyak bumi yang berasal dari fosil
semakin menipis karena sifatnya yang tidak dapat
diperbaharui. Oleh karena itu, usaha untuk mencari sumber II. URAIAN PENELITIAN
energi alternatif yang dapat diperbaharui (renewable) perlu A. Preparasi Katalis CaO/KI/γ-Al2O3
ditingkatkan. Salah satu sumber energi alternatif yang saat Katalis CaO/KI/γ-Al2O3 dibuat dengan jalan
ini banyak dikembangkan adalah fatty acid methyl ester
menggabungkan metode presipitasi [4] dan impregnasi [5].
(FAME) yang lazim dikenal dengan nama Biodiesel [1].
Proses pembuatan katalis diawali dengan melarutkan 4,286
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang menjanjikan
gram CaO dengan aquadest sebanyak 50 ml dan mengaduk
yang dapat dibuat dari minyak goreng bekas, lemak hewani
selama 30 menit. Kemudian menambahkan CH3COOH
atau minyak nabati yang dikonversikan ke dalam metil ester
sesuai dengan stoikiometri lalu mengaduk larutan hingga
melalui proses transesterifikasi dengan alkohol [2].
jernih selama 5 menit. Menambahkan support katalis γ-
Keuntungan dari biodiesel adalah campuran dari 20%
Al2O3 sebanyak 10 gram dengan tetap mengaduk selama 3
biodisel dengan 80% petroleum diesel dapat digunakan pada
jam. Melarutkan 4,286 gram KI dengan aquadest sebanyak
mesin diesel tanpa modifikasi, biodiesel tidak beracun,
50 ml dan mengaduk selama 30 menit. Mengimpregnasi
biodiesel memiliki cetane number yang tinggi, yaitu diatas
larutan KI ke dalam campuran disertai dengan pengadukan
100 sedangkan bahan bakar diesel hanya 40, penggunaan
selama 3 jam.
JU
URNAL TEKN
NIK POMITS
S Vol. 2, No. 2,
2 (2013) ISSN
N: 2337-35399 (2301-9271 Print)
P F-19
94

Tabel 1. Luas permukaan


p dan voolume pori kataliss CaO/KI/γ-Al2O3
Properti Katalis
P Satuan Nilai
L
Luas Permukaan m2/g 54,551
3
Volume Pori cm /g 0,083

hingga suhu 125oC. Minyak dan metanol diaduk hing gga


hommogen, kemudian dengan bantuan
b pomppa, umpan diaalir
kan dialirkan massuk melalui bagian
b bawah reaktor deng gan
keceepatan alir 6 ml/menit.
m
S
Seiring dengaan mengalirnyya reaktan dii dalam reakttor
fluiddized bed makka katalis juga akan terfluidisasi dan konttak
denggan reaktan hingga meng ghasilkan bioodiesel. Prodduk
ditammpung dalam m cooling zone,
z kemuddian dilakuk kan
penggambilan samppel. Kemudian n kadar FAM ME dalam prodduk
bioddiesel dianalisa dengan menggunakkan GC (G Gas
Chroomatography)). Massa kataalis dan rasioo molar miny yak
dan metanol yan ng terbaik ak kan digunakaan pada prosses
transsesterifikasi dengan
d bel suhu yaituu 125oC, 175oC,
variab
o
dan 225
2 C.
C. AAnalisa Biodieesel
A
Analisa biodieesel meliputi analisa kadarr FAME deng gan
GC, analisa masssa jenis dan n analisa viskkositas. Analisa
kuanntitatif produ
uk hasil reaaksi : Kadarr FAME diiuji
mengggunakan GC C 5890 yan ng dilengkapii dengan FIID.
Koloom yang diguunakan OV-177. Suhu kolom pada kond disi
awall 125oC dan n meningkat hingga 275oC dengan laaju
Gaambar 1. Reakttor Fluidized Beed
15oC/menit.
C Parammeter yang diukur
d adalah yield biodiesel
Memanaskan
M laarutan pada suhu 80oC hinngga menjadi pasta dan konversi
k minyyak kelapa saw wit dalam %.
seelama kurang lebih 1,5 jam m. Larutan yang
y telah meenjadi % massa kaadar biodiesel × massa
m biodiesel yanng terbentuk
paasta kemudiann dioven padaa suhu 110oC selama 12-144 jam. yield % =
massa minyak
×100%
%
Menghaluskan
M katalis dan mengayak dengan
d ayakaan 27 massaa biodiesel
kad
dar FAME
mesh
m lalu menggkalsinasi kataalis pada suhuu 650oC selamma 4,5 konveersi X BM biodiesel
m
massa minyak awal
100%
%
jaam. Katalis haasil kalsinasi didinginkan
d h
hingga suhu kamar
k 3
BM minyak
laalu diletakkan dalam desikaator. Selanjutnnya akan dilakkukan U
Untuk menganalisis pengaruh varriabel terhad dap
ujji karakteristikk katalis yan
ng meliputi analisa
a BET untuk
u param
meter yang diiuji maka dilaakukan plotinng data antara :
mengetahui
m luaas permukaann dan volumee pori kataliss dan 1. Massa
M Massa katalis vs
katalis vs % yield biiodiesel dan M
XRD
X untuk meengetahui kristtalinitas kataliis. % konversi
2. Ratio
R molar vs % yield bioodiesel dan Raatio molar vs %
B.. Produksi B Biodiesel Meelalui Transeesterifikasi dalam
d k
konversi
Reeaktor Fluidizzed Bed 3. Suhu
S vs % yield biodiesel dan
d suhu vs % konversi
Proses transeesterifikasi daalam reaktor kontinyu,
k fluiidized
beed, dilakukan dengan meng ggunakan masssa katalis dan rasio III. HASIL DA
AN DISKUSI
molar
m minyak dan metanol terbaik. Susuunan reaktor yang A. P Preparasi Kattalis CaO/KI/γγ-Al2O3
diigunakan sesuuai dengan gam mbar 1. A
Adapun kaarakteristik katalis C
CaO/KI/γ-Al 2O3
Untuk menndapatkan massa m katalis terbaik, proses
p berddasarkan analissa BET dan XRDX (Lihat Taabel 1).
traansesterifikasi diawali den ngan memasuukkan minyakk dan Luass permukaan pure analytiic grade (PA A) γ-Al2O3 dari
d
metanol
m dengaan rasio molaar 1:30 ke dalamd tangki feed. Mercck adalah 120 0 – 190 m2/gg. Dari tabel 1 dapat terlihhat
Kemudian
K memmasukkan kaatalis ke dalam m reaktor deengan bahwwa ketika γ-A Al2O3 dipadukaan dengan CaaO dan KI, lu uas
ju
umlah tertentuu (sesuai variaabel). Selanjuutnya memanaaskan permmukaan keseluuruhan γ-Al2O3 pada katalis hanya sebessar
reeaktor hinggaa suhu 125oC. C Minyak daan metanol diiaduk 54,551 m2/g. Hal ini disebabkaan oleh adanyya dua senyaw wa
hiingga homogeen, kemudian dengan bantuuan pompa, um mpan alkalli yaitu CaO dan
d KI yang menyelimuti
m p
permukaan porros
diialirkan masuuk melalui bagianb bawahh reaktor deengan dari γ-Al2O3 [6] dan dapat disimpulkan
d b
bahwa promottor
keecepatan alir 110 ml/menit. (CaOO/KI) menemppel pada support (γ-Al2O3).
Untuk meendapatkan rasio r molar terbaik, proses
p P
Peak puncak CaO
C muncul pada
p sudut 2θθ pada 320, 370,
traansesterifikasi diawali den ngan memasuukkan minyakk dan 640. Munculnya peak senyaw wa lain sepertti Ca(OH)2 dand
metanol
m dengaan rasio molaar tertentu (seesuai variabeel) ke CaCO3 pada hassil uji XRD CaO C disebabkkan karena CaaO
daalam tangki feeed. Kemudiann memasukkaan katalis sebaanyak cepaat terhidrasi dan terkarbonaasi pada udaraa bebas. Hal ini
4 gram ke dalam m reaktor. Sellanjutnya mem manaskan reakktor menuunjukkan bah hwa permukaaan CaO yangg aktif teracuuni
oleh CO2 dan terlaapisi oleh H2O.O
JU
URNAL TEKN
NIK POMITS
S Vol. 2, No. 2,
2 (2013) ISSN
N: 2337-35399 (2301-9271 Print)
P F-19
95

16

yield biodiesel (%)


yield biodiesel (%)
14 12.06
12
10 8.44
8 5.98
6
4 2.07
2
0
4 8 12 16
Gaambar 2. Hasil Uji XRD Senyawa γ-Al2O massa kkatalis (gram)

Gambbar 4. Hubungaan antara Massaa Katalis dan % Yield Biodieseel


16
14 12.02

Konversi (%)
12
10 8.42
8 5.96
6
6
4 2.06
2
0
4 8 12 16

massaa katalis (gram
m)
Gaambar 3. Hasil Uji XRD Senyawa γ-Al2O
Gambbar 5. Hubunngan antara Massa
M Katalis ddan % Konveersi
Oleh karena iitu, untuk menghindari
m a
adanya penurrunan Biodiesel
akktifitas kataliss CaO, katalis perlu dikalsinnasi dengan tu ujuan
melepaskan
m CO O2 dan H2O sebelum
s diguunakan pada reaksi
r
[44]. Dari hasil analisa XRD D diketahui bahwa
b katalis CaO 20 1
17.4400
memiliki
m punncak yang tajam dann sempit, yang 15
% yield

mengindikasika
m an katalis terseebut bersifat kristalin
k [7].
Dari gambaar 2 terlihat peak puncakk KI muncul pada 10
suudut 2θ pada 2220, 250, 360. Dari gambar 2 diketahui bahwa b 5 3.6784
1.5009
kaatalis KI mem miliki puncakk yang tajam dan sempit, yang
mengindikasika
m an katalis terseebut bersifat kristalin
k [7]. 0
Dari gambaar 2 terlihat bahwa
b γ-Al2O3 memiliki puuncak 1:24 1:30 1:36
yaang tidak tajaam dan cendeerung lebar paada sudut 2θ pada rasio molar minyak : metan
nol
37 70 dan 460, yangy mengin ndikasi bahwaa support -A Al2O3 Gambbar 6. Hubungaan antara Rasio Molar dan %Y
Yield Biodiesel
beersifat amorf [[8].
Dari gambaar 3 terlihat bahwa
b CaO, KI masih mu uncul
20 1
17.3873
paada sudut 2θ yyang sama. Paada sudut 2θ di d 310, 390, 5440 dan
konversi (%)

16
57 7,50 muncuul puncak dari senyaawa K2O yang
mengindikasika
m an bahwa KII terdispersi dengan baik pada 12
suupport γ-Al2O3 dan berhasil terdeekomposisi serta 8
3
3.6672
teerkonversi mennjadi K2O [5].. 4 1
1.4963
B.. Produksi B Biodiesel Meelalui Transeesterifikasi dalam d 0
Reeaktor Fluidizzed Bed 1:24 1:30 1:36
Pada prosees transesteriffikasi kontinyyu dalam reeaktor rasio molar minyak : metan
nol
flu
uidized bed inni menggunak kan variabel suhu
s operasi untuk
u Gambbar 7. Hubungaan antara Rasio Molar dan %Y
Yield Biodiesel
menghasilkan
m yield biodieesel terbaik. Namun sebbelum
menggunakan
m variabel suhhu operasi, aakan dicari massa m
kaatalis dan raasio molar minyak
m - meetanol yang dapat k
karena apabilaa semakin ban nyak katalis yyang digunak
kan
menghasilkan
m y
yield biodiesell tertinggi terlebih dahulu. dalamm reaktor fluuidized bed maka m akan semakin
s bany
yak
Pada gambar 4 dan 5 terlihat
t bahwaa terjadi kenaikan katallis yang terfluuidisasi di dalaam reaktor berrsamaan deng
gan
yiield biodiesel (%) dan konversi (% %) seiring deengan menggalirnya miny yak dan metannol sehingga semakin
s bany
yak
keenaikan massaa katalis yang digunakan. H Hal ini terjadi reakttan yang terrkonversi meenjadi biodiessel maka yieeld
bioddiesel pun akan n meningkat.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-196

Tabel 2. Hasil transesterifikasi dalam reaktor fluidized bed dengan variabel Tabel 3. Perbandingan Standar Spesifikasi Biodiesel
suhu Spesifikasi, SNI Standar Biodiesel Biodiesel Minyak
Biodiesel Kelapa Sawit
Suhu Kadar Yield (%) Konversi 3
Densitas 850-890 kg/m 853 kg/m3
(oC) Biodiesel (%)
Viskositas 2,3-6 cSt 5,50 cSt
(%wt)
125 34.73 34.15 34.04
175 45.17 43.91 43.77 Reaksi transesterifikasi pada reaktor kontinyu fluidized
225 99.17 97.19 96.89 bed dengan variabel suhu 125, 175, 225oC di operasikan
pada laju alir 6 ml/menit.
Dari gambar grafik 7 dan 8 dapat terlihat bahwa suhu
120 merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
% yield dan % konversi dalam proses transesterifikasi. %
100
%yield biodiesel

yield dan % konversi biodiesel naik seiring dengan naiknya


80 suhu operasi transesterifikasi, karena secara kinetika,
60 kecepatan reaksi akan naik seiring dengan kenaikan suhu
operasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan
40 Arrhenius sebagai berikut :
20 k ko. e
0 dimana, nilai suhu (T) berbanding lurus dengan nilai k
0 50 100 150 200 250
(konstanta kecepatan reaksi). Pada suhu yang tinggi,
Suhu (oC) tumbukan antar partikel reaktan menjadi besar sehingga
Gambar 7. Hubungan antara Suhu dan % Yield mudah menghasilkan energi aktivasi (E) yang dibutuhkan
untuk bereaksi [11]. Semakin tinggi suhu reaksi
120 transesterifikasi maka semakin besar konversi yang
100 dihasilkan [12].
C. Analisa Biodiesel
% Konversi

80

60 Dari hasil penelitian dengan variabel suhu (oC)


didapatkan bahwa kadar biodiesel tertinggi sebesar 99,17%.
40
Yield dan konversi tertinggi sebesar 97,19% dan 96,89%
20 pada suhu 225oC. Berikut merupakan perbandingan
biodiesel dengan kemurnian tertinggi yang telah didapatkan
0
0 50 100 150 200 250 dengan Standar Nasional Indonesia. Dari hasil pengujian
Suhu (oC) diperoleh lihat pada Tabel 3.
Dari hasil diatas didapatkan bahwa densitas dan
Gambar 8. Hubungan antara Suhu dan % Konversi viskositas dari biodiesel yang diperoleh sudah memenuhi
Standar Nasional Indonesia untuk biodiesel.
Literatur [3] menyebutkan bahwa apabila jumlah katalis
ditingkatkan maka jumlah molekul yang bertumbuk akan
bertambah dan kecepatan reaksi jugsa akan meningkat. IV. KESIMPULAN
Massa katalis terbaik yaitu 16 gram dengan yield biodiesel Katalis padat CaO/KI/γ-Al2O3 dapat digunakan sebagai
12,06% dan konversi 12,02% akan digunakan pada katalis dalam reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit
penelitian dengan variabel suhu.Dari gambar 6 dan 7 terlihat menjadi biodiesel. Pada penelitian ini yield biodiesel dan
bahwa terjadi kenaikan yield dan konversi biodiesel seiring
konversi minyak kelapa sawit tertinggi sebesar 97,19% dan
dengan semakin besar rasio molar antara minyak dan
konversi tertinggi sebesar 96,89% didapatkan pada
metanol yang digunakan. Yield terbesar yaitu 17,44% dan
penggunaan massa katalis 16 gram, rasio molar minyak dan
konversi terbesar yaitu 17.387% dicapai pada saat
penggunaan rasio molar sebesar 1 : 36. Literatur [9] metanol 1:36, dan suhu 225oC.
menyebutkan bahwa secara stoikiometri reaksi
transesterifikasi membutuhkan 3 mol alkohol per 1 mol UCAPAN TERIMA KASIH
trigliserida untuk membentuk 3 mol FAME dan 1 mol
Penulis S.R dan R.P mengucapkan terima kasih kepada
gliserol, namun penggunaan alkohol dalam jumlah yang
berlebih dapat menyebabkan reaksi cenderung ke arah Ir. Ignatius Gunardi, MT selaku pembimbing dan Prof. Dr.
produk sehingga konversi FAME semakin besar dan yield Ir. Achmad Roesyadi, DEA selaku kepala laboratorium
yang diperoleh pun akan semakin besar. Namun, rasio molar Teknik Reaksi Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
yang terlalu besar dapat meningkatkan kelarutan dari Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
gliserol di dalam lapisan metil ester dan menyebabkan
proses pemisahan antara gliserol dan metil ester lebih sulit DAFTAR PUSTAKA
sehingga kadar biodiesel yang didapat pun akan kecil [10].
[1] Mardiah, W. Agus, T. Efi, A. Purijatmiko. 2006. Pengaruh Asam
Data pada tabel 2 akan digunakan untuk membuat grafik Lemak dan Konsentrasi Katalis Asam terhadap Karakteristik dan
pengaruh variabel tersebut terhadap yield biodiesel dan Konversi Biodiesel pada Transesterifikasi Minyak Mentah Dedak
konversi minyak kelapa sawit. Padi. Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Surabaya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-197

[2] E. M. M. Putri, M.Rachimoellah., N. Santoso., F. Pradana. [8] Y. H. Taufiq dan N. Fitriyah. 2011. Biodiesel Production via
2012.“Biodiesel Production From Kapok Seed Oil (Ceiba Pentandra) Transesterification of Palm Oil Using NaOH/γ-Al2O3 Catalysts. Sains
Through The Transesterification Process by Using CaO as Catalyst”. Malaysiana. Volume 40 Nomor 6 pp. 587-594.
Global Journal of Researches In Engineering. Volume 12. Issue 2 [9] M. Mathiyazhagan dan A.Ganapathi. 2011. “Factors Affecting
[3] Tuti Indah .S., M. Said Adhitya Summa .W. dan Ani .K. Sari. 2011. Biodiesel Production”. Research in Plant Biology, 1(2): 01-05.
“Katalis Basa Heterogen Campuran CaO & SrO Pada Reaksi Tamilnadu, India
Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit”. Prosiding Seminar Nasional [10] Ramli Mat, Rubyatul A. Samsudin, Mhadhir Mohamed, dan Anwar
AVoER ke-3. Palembang, Indonesia. Oktober 26-27. Johari. 2012. “Solid Catalysts and Their Application in Biodiesel
[4] Masoud Zabeti, Wan Mohd Ashri Wan Daud, dan Mohamed Production”. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis,
Kheireddine Aroua. 2009. A review of Activity of solid catalysts for 7 (2), pp 142 – 149. Johor, Malaysia.
biodiesel production. Fuel Processing Technology 90 pp 770–777. [11] P.Sivakumar, S. Sindhanaiselvan, N. N. Gandhi, S. S. Devi, S.
Kuala Lumpur, Malaysia Renganathan. 2013. Optimization and kinetics studies on biodiesel
[5] Wenlei Xie dan Haitao Li. 2006. Alumina-supported potassium iodide production from underutilized Ceiba Pentandra oil. Fuel 103 pp. 693
as a heterogeneous catalyst for biodiesel production from soybean oil. – 698.
Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 255 pp 1–9 Zhengzhou, [12] Amish P. Vyas, Jaswant L. Verma, dan N. Subrahmanyam. 2011.
China. “Effects of Molar Ratio, Alkali Catalyst Concentration and
[6] N. P. Asri, S. D. Savitri, Suprapto, K. Budikarjono, dan A. Roesyadi. Temperature on Transesterification of Jatropha Oil with Methanol
2012. Transesterification of Palm Oil in refluxed methanol with under Ultrasonic Irradiation”. Advances in Chemical Engineering and
heterogeneous Base Catalyst. Makalah disajikan pada 19th Regional Science, 1, pp 45-50. Ahmedabad, India.
Symposium of Chemical Engineering. Bali, Indonesia. November 7-8
[7] W. A. Fanny, Subagjo, T. Prakoso. 2012. Pengembangan Katalis
Kalsium Oksida Untuk Sintesis Biodiesel. Jurnal Teknik Kimia
Indonesia. Volume 11 Nomor 2 pp. 66-73.

You might also like