Professional Documents
Culture Documents
Abstrak—Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif biodiesel dapat memperpanjang umur mesin diesel karena
pengganti bahan bakar fosil dari hasil reaksi transesterifikasi biodiesel lebih licin. Salah satu minyak nabati yang dapat
minyak nabati dengan metanol. Proses pembuatan biodiesel digunakan sebagai bahan dasar biodiesel adalah minyak
selama ini menggunakan katalis homogen NaOH atau KOH kelapa sawit. Kelapa sawit berpotensi sebagai bahan baku
yang memiliki kelemahan terbentuknya produk samping
berupa sabun dan rumitnya pemisahan produk biodiesel
biodiesel karena beberapa keuntungannya, seperti
dengan katalis. Maka dari itu, mulai dikembangkan mengandung 44% massa minyak pada bagian inti (kernel),
penggunaan katalis heterogen untuk menggantikan mudah didapat karena Indonesia merupakan negara
penggunaan katalis homogen. Penelitian ini mengembangkan penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia dan
katalis CaO/KIγ-Al2O3. Pembuatan katalis melalui metode relatif murah. Selain itu pembuatan bahan bakar yang
presipitasi CaO pada γ-Al2O3 serta asam asetat sebagai larutan dihasilkan dari minyak sawit telah diteliti lebih ramah
precursor selama 3 jam lalu impregnasi KI selama 3 jam. lingkungan karena bebas dari nitrogen, sulfur dan senyawa
Kemudian, dioven selama 12 jam pada suhu 110oC dan aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan ramah
dikalsinasi pada suhu 650oC selama 4,5 jam. Katalis yang lingkungan [3].
diperoleh digunakan untuk membantu proses transesterifikasi
biodiesel dengan variable massa katalis, rasio molar minyak
Proses pembuatan biodiesel selama ini dilakukan melalui
dan metanol, dan suhu. Dari hasil penelitian didapatkan proses transesterifikasi minyak nabati dengan alkohol
bahwa biodiesel dapat diproduksi melalui reaksi menggunakan bantuan katalis homogen NaOH atau KOH.
transesterifikasi menggunakan katalis CaO/KI/γ-Al2O3 dalam Namun, beberapa kelemahan dari penggunaan katalis
reaktor fluidized bed. Kemurnian tertinggi dari biodiesel yang homogen adalah katalis tidak dapat digunakan kembali atau
didapatkan yaitu sebesar 99,17%. Yield dan konversi tertinggi diregenarasi karena katalis bercampur dengan minyak dan
sebesar 97,19% dan 96,89% didapatkan pada penggunaan metanol, terbentuknya produk samping berupa sabun dan
massa katalis 16 gram dan rasio molar minyak dan metanol 1 : pemisahan antara katalis dan produk lebih rumit serta
36 serta kondisi operasi suhu 225oC dan laju alir umpan 6 kurang ramah lingkungan karena membutuhkan banyak air
ml/menit (waktu tinggal 8 jam) memiliki densitas sebesar 0,853
gr/ml serta viskositas sebesar 5,53 mm2/s (cSt).
untuk proses pemisahan antara produk dan katalis [2]. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut di atas, mulai dikembangkan
Kata Kunci— Biodiesel, Katalis Heterogen, Minyak Kelapa penggunaan katalis heterogen (padat) untuk menggantikan
Sawit, Transesterifikasi. katalis alkali tersebut. Katalis heterogen yang pernah diteliti
diantarnya ZnO, TiO2/ZrO2, Al2O3/ZrO2, dan lain
sebagainya.
I. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini digunakan katalis CaO/KI dengan
16
Konversi (%)
12
10 8.42
8 5.96
6
6
4 2.06
2
0
4 8 12 16
massaa katalis (gram
m)
Gaambar 3. Hasil Uji XRD Senyawa γ-Al2O
Gambbar 5. Hubunngan antara Massa
M Katalis ddan % Konveersi
Oleh karena iitu, untuk menghindari
m a
adanya penurrunan Biodiesel
akktifitas kataliss CaO, katalis perlu dikalsinnasi dengan tu ujuan
melepaskan
m CO O2 dan H2O sebelum
s diguunakan pada reaksi
r
[44]. Dari hasil analisa XRD D diketahui bahwa
b katalis CaO 20 1
17.4400
memiliki
m punncak yang tajam dann sempit, yang 15
% yield
mengindikasika
m an katalis terseebut bersifat kristalin
k [7].
Dari gambaar 2 terlihat peak puncakk KI muncul pada 10
suudut 2θ pada 2220, 250, 360. Dari gambar 2 diketahui bahwa b 5 3.6784
1.5009
kaatalis KI mem miliki puncakk yang tajam dan sempit, yang
mengindikasika
m an katalis terseebut bersifat kristalin
k [7]. 0
Dari gambaar 2 terlihat bahwa
b γ-Al2O3 memiliki puuncak 1:24 1:30 1:36
yaang tidak tajaam dan cendeerung lebar paada sudut 2θ pada rasio molar minyak : metan
nol
37 70 dan 460, yangy mengin ndikasi bahwaa support -A Al2O3 Gambbar 6. Hubungaan antara Rasio Molar dan %Y
Yield Biodiesel
beersifat amorf [[8].
Dari gambaar 3 terlihat bahwa
b CaO, KI masih mu uncul
20 1
17.3873
paada sudut 2θ yyang sama. Paada sudut 2θ di d 310, 390, 5440 dan
konversi (%)
16
57 7,50 muncuul puncak dari senyaawa K2O yang
mengindikasika
m an bahwa KII terdispersi dengan baik pada 12
suupport γ-Al2O3 dan berhasil terdeekomposisi serta 8
3
3.6672
teerkonversi mennjadi K2O [5].. 4 1
1.4963
B.. Produksi B Biodiesel Meelalui Transeesterifikasi dalam d 0
Reeaktor Fluidizzed Bed 1:24 1:30 1:36
Pada prosees transesteriffikasi kontinyyu dalam reeaktor rasio molar minyak : metan
nol
flu
uidized bed inni menggunak kan variabel suhu
s operasi untuk
u Gambbar 7. Hubungaan antara Rasio Molar dan %Y
Yield Biodiesel
menghasilkan
m yield biodieesel terbaik. Namun sebbelum
menggunakan
m variabel suhhu operasi, aakan dicari massa m
kaatalis dan raasio molar minyak
m - meetanol yang dapat k
karena apabilaa semakin ban nyak katalis yyang digunak
kan
menghasilkan
m y
yield biodiesell tertinggi terlebih dahulu. dalamm reaktor fluuidized bed maka m akan semakin
s bany
yak
Pada gambar 4 dan 5 terlihat
t bahwaa terjadi kenaikan katallis yang terfluuidisasi di dalaam reaktor berrsamaan deng
gan
yiield biodiesel (%) dan konversi (% %) seiring deengan menggalirnya miny yak dan metannol sehingga semakin
s bany
yak
keenaikan massaa katalis yang digunakan. H Hal ini terjadi reakttan yang terrkonversi meenjadi biodiessel maka yieeld
bioddiesel pun akan n meningkat.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-196
Tabel 2. Hasil transesterifikasi dalam reaktor fluidized bed dengan variabel Tabel 3. Perbandingan Standar Spesifikasi Biodiesel
suhu Spesifikasi, SNI Standar Biodiesel Biodiesel Minyak
Biodiesel Kelapa Sawit
Suhu Kadar Yield (%) Konversi 3
Densitas 850-890 kg/m 853 kg/m3
(oC) Biodiesel (%)
Viskositas 2,3-6 cSt 5,50 cSt
(%wt)
125 34.73 34.15 34.04
175 45.17 43.91 43.77 Reaksi transesterifikasi pada reaktor kontinyu fluidized
225 99.17 97.19 96.89 bed dengan variabel suhu 125, 175, 225oC di operasikan
pada laju alir 6 ml/menit.
Dari gambar grafik 7 dan 8 dapat terlihat bahwa suhu
120 merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya
% yield dan % konversi dalam proses transesterifikasi. %
100
%yield biodiesel
80
[2] E. M. M. Putri, M.Rachimoellah., N. Santoso., F. Pradana. [8] Y. H. Taufiq dan N. Fitriyah. 2011. Biodiesel Production via
2012.“Biodiesel Production From Kapok Seed Oil (Ceiba Pentandra) Transesterification of Palm Oil Using NaOH/γ-Al2O3 Catalysts. Sains
Through The Transesterification Process by Using CaO as Catalyst”. Malaysiana. Volume 40 Nomor 6 pp. 587-594.
Global Journal of Researches In Engineering. Volume 12. Issue 2 [9] M. Mathiyazhagan dan A.Ganapathi. 2011. “Factors Affecting
[3] Tuti Indah .S., M. Said Adhitya Summa .W. dan Ani .K. Sari. 2011. Biodiesel Production”. Research in Plant Biology, 1(2): 01-05.
“Katalis Basa Heterogen Campuran CaO & SrO Pada Reaksi Tamilnadu, India
Transesterifikasi Minyak Kelapa Sawit”. Prosiding Seminar Nasional [10] Ramli Mat, Rubyatul A. Samsudin, Mhadhir Mohamed, dan Anwar
AVoER ke-3. Palembang, Indonesia. Oktober 26-27. Johari. 2012. “Solid Catalysts and Their Application in Biodiesel
[4] Masoud Zabeti, Wan Mohd Ashri Wan Daud, dan Mohamed Production”. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis,
Kheireddine Aroua. 2009. A review of Activity of solid catalysts for 7 (2), pp 142 – 149. Johor, Malaysia.
biodiesel production. Fuel Processing Technology 90 pp 770–777. [11] P.Sivakumar, S. Sindhanaiselvan, N. N. Gandhi, S. S. Devi, S.
Kuala Lumpur, Malaysia Renganathan. 2013. Optimization and kinetics studies on biodiesel
[5] Wenlei Xie dan Haitao Li. 2006. Alumina-supported potassium iodide production from underutilized Ceiba Pentandra oil. Fuel 103 pp. 693
as a heterogeneous catalyst for biodiesel production from soybean oil. – 698.
Journal of Molecular Catalysis A: Chemical 255 pp 1–9 Zhengzhou, [12] Amish P. Vyas, Jaswant L. Verma, dan N. Subrahmanyam. 2011.
China. “Effects of Molar Ratio, Alkali Catalyst Concentration and
[6] N. P. Asri, S. D. Savitri, Suprapto, K. Budikarjono, dan A. Roesyadi. Temperature on Transesterification of Jatropha Oil with Methanol
2012. Transesterification of Palm Oil in refluxed methanol with under Ultrasonic Irradiation”. Advances in Chemical Engineering and
heterogeneous Base Catalyst. Makalah disajikan pada 19th Regional Science, 1, pp 45-50. Ahmedabad, India.
Symposium of Chemical Engineering. Bali, Indonesia. November 7-8
[7] W. A. Fanny, Subagjo, T. Prakoso. 2012. Pengembangan Katalis
Kalsium Oksida Untuk Sintesis Biodiesel. Jurnal Teknik Kimia
Indonesia. Volume 11 Nomor 2 pp. 66-73.