You are on page 1of 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia

Disusun Oleh:

Nama Kelompok

1. Dela Dwi Pratiwi (18010300012)


2. Ummi latifatun nuriyah (18010300034)
3. Meidinur Hidayati (18010300005)
4. Rif’atus Shomita (18010300025)

Dosen Pembimbing :

Andi Cahyani, S.Si., Apt.

PRODI D-III FARMASI


STIKES RS ANWAR MEDIKA SIDOARJO
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
Anatomi Fisiologi Manusia Sistem Integumen .

Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi
kami.

Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya kami
mengucapkan terima kasih.

SIDOARJO, 1 OKTOBER 2018

2
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………….........................1

Kata pengantar………………………………………………………............................2

Daftar isi.........................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................4

A. Latar Belakang.......................……………………………….......................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................................5

A. Faktor-faktor yg mempengaruhi warna kulit................................................5

B. Kelainan pada sistem integumen...................................................................7

BAB III. PENUTUP...................................................................................................13

A. Kesimpulan.............................................................................................13

Daftar Pustaka...............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,
kelenjar(keringat dan sebaseous),dan reseptor saraf khusus.
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi,
lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu
tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ
sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin,
sentuhan, tekanan dan nyeri.

2. Rumusan Masalah
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi warna kulit ?
b. Apa saja kelainan pada sistem integumen ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit

1. Intensitas Paparan Matahari

Ini adalah alasan yang paling umum diketahui. Bahwa persebaran ras dengan
warna kulit yang berbeda adalah mekanisme adaptasi dan perlindungan. Melanin,
pigmen yang bertanggung jawab terhadap perbedaan warna kulit, melindungi sel-sel
kulit agar tidak rusak terkena paparan sinar ultraviolet matahari. Pigmen melanin
dapat bertambah banyak dengan adanya paparan sinar matahari. Manusia yang tinggal
di daerah khatalustiwa/ekuator akan mempunyai warna kulit yang gelap. Tapi ini juga
terkait dengan Ras (genetis/Hereditas).

2. Paparan Sinar Matahari menurunkan Jumlah Folat

Pada suatu penelitian, orang yang kulitnya terpapar oleh sinar matahari
intensitas tinggi mengalami penurunan signifikan kadar folat di dalam tubuhnya. Lalu
apa hubungannya dengan evolusi dan seleksi alam? "Ternyata Folat yang cukup
diperlukan untuk perkembangan saraf pada janin. Bila seorang ibu hamil kekurangan
folat, janin dapat mengalami defek kongenital bernama spina bifida, sehingga
menurunkan survival keturunannya. Selain bagi ibu hamil, folat juga diperlukan untuk
proses fisiologis terutama sintesis DNA normal dari sel-sel tubuh termasuk
pembentukan sperma (spermatogenesis). Jadi, folat juga sangat terkait dengan
kesuburan pada pria. Inilah yang mendasari pemikiran bahwa ada evolusi yang terjadi.
Evolusi dan seleksi alam bertujuan melindungi kadar folat tubuh yang penting bagi
kelangsungan suatu spesies (melalui proses reproduksi). Melalui proses yang lama,
terjadi perubahan genetik, kulit manusia yang tinggal di ekuator jadi memproduksi
banyak melanin untuk melindungi kadar folat. Bila tidak terbentuk perlindungan ini
maka manusia tersebut mengalami gangguan dalam proses reproduksi terkait
kekurangan folat. Bila ada variasi genetik, maka genetik manusia yang survive sampai
sekarang adalah keturunan yang mempunyai produksi cukup melanin (jadi mayoritas
satu ras kulitnya item). Manusia yang berpindah tempat tinggal ke daerah dekat kutub
kulitnya menjadi berwarna lebih cerah. Mereka tidak terlalu membutuhkan
perlindungan melanin karena paparan sinar UV yang tidak begitu banyak seperti di
ekuator.

5
3. Manusia subtropis memang tidak boleh berkulit terlalu gelap

Karena mereka tetap membutuhkan sinar matahari yang cukup yang sampai di
keratinosit untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Vitamin D sendiri juga
penting untuk pertumbuhan normal tubuh, tulang janin. Jadi kalau teralu gelap, bisa
jadi paparan sinar matahari tidak cukup kuat menembus melanin. Kalau tidak cukup
proses pewarisan sifat genetik jadi berhenti sehingga yang survive adalah yang
memiliki sifat gen berkulit tidak terlalu gelap.

4. Tinjauan Enzimatis

Di dalam jaringan-jaringan kulit terdapat dasar-dasar warna tertentu yang


dinamakan “chromogens”, yang tidak berwarna. Ketika ragi-ragi atau enzim-enzim
bertindak berdasarkan dasar-dasar warna ini, warna kulit tertentu pun dihasilkan.
Bagaimana jika seseorang tidak mempunyai dasar-dasar warna ini, atau enzim-
enzimnya tidak bekerja dengan sebagaimana mestinya terhadap dasar-dasar warna ini,
Maka orang itu dinamakan “albino” karena tidak mempunyai zat warna sama sekali.
Ini dapat terjadi pada orang-orang di mana saja di dunia ini. Ada orang-orang albino
di Afrika, “orang-orang yang lebih putih” dari orang kulit putih mana pun.
Kulit manusia itu sendiri, tanpa adanya zat pewarna, berwarna putih krem. Tetapi
pada warna ini ditambahkan sedikit warna kuning, yaitu akibat dari adanya pigmen
kuning di dalam kulit. Unsur warna lain yang ditemukan dalam kulit adalah hitam,
yaitu akibat dari adanya butiran-butiran kecil dari suatu zat yang dinamakan
“melanin”. Zat ini berwarna coklat, tetapi jika tampak dalam kumpulan besar akan
kelihatan berwarna hitam.
Sifat lain ditambahkan pada kulit oleh warna merah darah yang beredar di dalam
pembuluh-pembuluh kulit yang sangat kecil.
Warna kulit masing-masing orang bergantung pada perbandingan-perbandingan dari
keempat warna ini yaitu putih, kuning, hitam, dan merah. Semua warna kulit umat
manusia dapat diperoleh dengan kombinasi-kombinasi yang berbeda-beda dari unsur-
unsur warna yang kita miliki ini.
Cahaya matahari dapat menciptakan melanin, pigmen hitam, di dalam kulit. Jadi,
orang-orang yang tinggal di daerah-daerah tropis mempunyai lebih banyak pigmen
melanin dan mempunyai kulit yang lebih gelap.

6
B. Kelainan pada sistem integumen

1.KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di
tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha
dan kadang di sela jari tangan atau kaki.

Pencegahan :
- Menerapkan perilaku hidup bersih
- Menjaga kebersihan kulit
-Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-
obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh
pada kulit yang terserang Panu.
-Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari
sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit
scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke
orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai
oleh penderita.

Tanda dan Gejala Kudis

Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan
waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum
adalah:
Rasa gatal, terutama pada malam hari
Bentol / bintil merah seperti jerawat
Kulit lecet atau melepuh
Kulit luka yang disebabkan oleh garukan

2. KUSTA

Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui
hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium.

Pencegahan :
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson

7
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan
lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya
menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.
Tanda dan Gejala
*Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
*Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
*Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
*Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
*Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
*Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.

3. DERMATITIS KONTAK

Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau
alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.

Pencegahan :
-Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur
gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit.
Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
-Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen
seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat
diperlukan untuk menghindari kekambuhan kembali.

Tanda dan Gejala


Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada
kelopak mata, penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel.
Pada dermatitis kontak yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi
dan mungkin juga fisur dan batasnya tidak jelas.

4. AKNE

Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan dengan
folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Berbagai faktor. Penyebab acne sangat
banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis,
musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia

8
lainnya.
Pencegahan :
-Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan menjelang
tidur.
-Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin A,
retin A) digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.

Tanda dan Gejala Akne


Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus);
papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami
perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo
tertutup–penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.

5. RUBEOLA (campak)

Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar eritematosa,
mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari sebelum
ruam.

Pencegahan :
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan
atas.Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan
pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal
10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

Tanda dan Gejala


1. Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip
sekali dengan batuk filek biasa.
2. Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih
dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3. Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam
campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di bagian
belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak
menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan muncul
demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari sesudahnya. Dalam
waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang dengan sendirinya dan

9
berubah warna menjadi kecoklatan.
6. HERPES ZOASTER
Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).

Pencegahan :

Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik
terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat
berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus
tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah
terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien
yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta
imunosupresi.

Tanda dan Gejala


Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini bila
pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena penyakit
herpes merupakan penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera diobati
sebelum menyebar lebih parah.

7. NODUL

Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran>
1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa
yang membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
· infectious mononucleosis (mono),
· chickenpox,
· measles,
· HIV,
· herpes,
· virus-virus selesma umum,
· adenovirus, dan
· banyak virus-virus lain
Pencegahan
-Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
-Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satu contohnya
10
dengan menjada kebersihan diri.

Tanda dan gejala :


· Palpitasi
· Mual
· Sakit kepala
· Kelelahan
· Rasa Sakit/Nyeri - Dada
· Rasa ringan di kepala
· Pusing
· Denyut Jantung Tak Beraturan
· Sesak Nafas
· Bicara Cadel
· Perubahan Suasana Hati
· Kelupaan
· Intoleransi terhadap Olah Raga

8. PITIRIASIS VERSIKOLOR

Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang
subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam
sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang
ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.

Pencegahan :
-Menjaga kebersihan lingkungan.
-Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih dengan menggunakan sabun.
-Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obat yang
dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai dengan sampo 2-3
kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum
mandi.

Tanda dan Gejala :


Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada
daerah kulit yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat
atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan
vesikel di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian
tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah
satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan

11
pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu

9. Kandidiasis

Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida
albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang
dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.

Pencegahan :
-Menjaga kebersihan lingkungan.
-Menjaga kebersihan diri.
Pengobatan yang dapat dilakukan :
1.Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.
2. Topikal :
- Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari
2 kali selama 3 hari.
- Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
- Amfoterisin B
- Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak
diserap dalam usus.

Tanda dan Gejala :


Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah
lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri
lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of
Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi
jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik
vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria
termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau
sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun
jarang.

12
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang


beragam yang masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang
berbeda-beda. Termasuk didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan
dalam melindungi sistem-sistem yang berada didalam tubuh. Karena sistem
integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih banyak fungsi dari
sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh.
Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan
bahwa sistem integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari
pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.

13
Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?q=faktor+faktor+yang+mempengaruhi+warna+kulit&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb

https://www.google.com/search?q=kelainan+pada+sistem+integumen&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb

14

You might also like