Professional Documents
Culture Documents
Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami
berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya Over Head Pabrik” dalam materi pembahasan
mata-kuliah “Akuntansi Biaya”. Tepat sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya.
Dalam makalah ini, kami menyajikan dengan ringkas materi sistem informasi manajemen yang berkaitan
dengan judul mengelola perusahaan digital. Dengan penyajian materi yang ringkas, kami harapkan agar
para pembaca dapat dimudahkan dalam memahami isi materi sehingga dapat direalisasikan dalam
kehidupan berbisnis dan juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pembuatan makalah
kedepannya.
Namun demikian penulis sangat menyadari sesempurna apapun seseorang dalam melakukan sesuatu
tidak jarang kekhilafan menjadi pendampingnya. oleh karena itu, penulis sangat terbuka dalam
menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat positif bagi para pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
Dalam sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang didominasi oleh kegiatan untuk
memproduksi suatu produk berupa barang, tentunya dalam melakukan kegiatan produksi yang
didalamnya melibatkan unsur input-proses-output. Sangat sering terjadi peristiwa ataupun kejadian
diluar perkiraan perusahaan. Baik dalam hubungan kepada suplair, pada saat pemrosesan ataupun
dalam melakukan distribusi barang kepada pelanggan.
Dalam dunia acounting sangatlah penting dalam melakukan pencatatan dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan terkhusus dalam hal yang berada diluar dugaan seperti dalam kasus BOP (biaya over head
pabrik). Dalam melakukan perhitungan terhadap BOP ada beberapa langkah dan metode yang perlu
diketahui dan dijalankan, langkah-langkah tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya Over Head Pabrik adalah Semua biaya biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak
langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk atau pun
job, atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya
tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan
atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Item Biaya Over Head Pabrik sangat banyak,
sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya
variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai
biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya,
maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap
tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
a. Biaya Bahan Penolong, yaitu biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku
dalam perusahaan meubel.
b. Biaya Tenanga Kerja Tak Langsung, yaitu upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik, antara
lain upah pisik tidak berhubungan dengan pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini adalah
upah mandor, gaji manajer produksi, gaji pegawai administrasi pabrik.
c. Biaya Penyusutan atas Aktiva Tetap yang dipergunakan dipabrik untuk penyeesaian produk baik
secara langsung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin,
kendaraan pabrik.
d. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.
e. Biaya Asuransi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi dalam proses
produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karayawan pabrik.
f. Biaya-Biaya yang Timbul karena Pemakaian Jasa Pihak Lain, yaitu biaya-biaya yang timbu karena
penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya air dan
listrik untuk keperluan pabrik
g. Biaya-Biaya yang Terjadi di Departemen Pembantu, dalam perusahaan yang memiliki departemen
pembantu, misalnya departeman bengke atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi
di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.
1) BOP tetap (Fixed factory overhead cost), yaitu BOP yang sampai tingkat tertentu jumlahnya
konstan, tidak terpengaruh oleh adanya perubahan tingkatproduksi. Misalnya, biaya penyusutan pabrik,
PBB pabrik, amortisasi patent dan sebagainya
2) BOP variabel (Variabel factory overhead cost), yaitu BOP yang jumlahnya terpengaruh dengan
perubahan tingkat produksi volume kegiatan dimana perubahannya sebanding dengan volume kegiatan.
Misalnya, biaya istrik, uang lembur, biaya bahan bakar, biaya perlengkapan pabrik.
3) BOP semi variabel, yaitu BOP yang mengandung unsur fix dan variabel. Jumlahnya terpengaruh
oleh perubahan tingkat produksi, tetapi perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Termasuk dalam kelompok ini antara lain, PPH karyawan yang di tanggung perusahaan, biaya
pemeliharaan mesin, biaya pemeriksaan.
1) BOP langsung departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam suatu departemen itu. Misalnya BOP
departemen perakitan merupakan BOP langsung departemen perakitan.
2) BOP tak langsung departemen, yaitu BOP didistribusikan kepada departemen-departemen yang
ada dalam pabrik sehingga menjadi beban departemen-departemen itu. Misalnya biaya penyusutan
gedung pabrik yang didistribusikan kepada departemen produksi merupakan BOP tak langsung bagi
departemen.
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingakt kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai
sebagai penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan
anggaran BOP yaitu:
1) Kapasitas teoritis, merupakan kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa
berhenti (100%) dari kapasitas yang telah ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkatan yang
maksimum tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal
perusahaan. Kapasitas teoristis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari
karena hambatan-hambatan intern perusahaan.
2) Kapasitas praktis perlu dilakukan penetapan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik
dijalankan pada kapasitas teoristis. Dengan demikian perlu diperhitungkan keonggaran-kelonggaran
waktu daam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena
kerusakan mesin.
3) Kapasitas normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya
dalam jangka waktu panjang. Jika dalam penetuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-
kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penetuan kapasitas normal
diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka waktu panjang
4) Kapasitas sesungguhnya, yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
Untuk kelemahannya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead
pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik
dari periode ke periode
1) Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
2) Harus diperhatikan sifat-sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat
tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Selain itu, ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk pembebanan BOP kepada produk yaitu :
a) Satuan Produk.
Metode ini merupakan metode paling sederhana dan langsung membebankan BOP untuk setiap
produk dihitung dengan formula berikut
Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi biaya baku), maka
dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai.
Formulanya :
c) Biaya tenaga kerja langsung, jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah TKL (pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung perusahaan), maka
dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL. Formulanya :
d) Jam tenaga kerja langsung, karena ada keterkaitan erat antara TKL dengan jumlah jam kerja
langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Formulanya :
Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, maka langkah terakhir
adalah menghitung tariff BOP dengan rumus sebagai berikut :
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah biayanya
dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung).
Overhead tetap per item + (jumlah jam kerja langsung yang dianggarkan x tarif biaya variabel per jam)
c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat atau departemen dimana
biaya dibebankan
Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran (budgetary control
methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak
hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap
anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk produksi aktual.
Data berikut dari Departemen 3 digunakan untuk menggambarkn ayat jurnal untuk metode dua varians,
tiga varians dan empat varians
....................................................................................................... =Rp.110.784.000
Jam kerja standar yang diizinkan untuk produksi aktual .............. 3.400 jam
Dalam praktek yang sesungguhnya, banyak ayat jurnal akan dimasukkan ke jurnal umum setiap
bulannya guna mencatat terjadinya overhead pabrik aktual. Satu ayat jurnal yang digunakan berikut ini
untuk menjelaskan pencatatan overhead pabrik aktual untuk keseluruhan periode.
Lazimnya, ayat jurnal untuk mencatat overhead pabrik yang akan dibebankan ke Barang dalam Proses
dimasukkan ke jurnal umum sekurang-kurangnya sekali setahun.
Pada akhir periode, ketika overhead pabrik yang diterapkan ditutup, ayat jurnalnyaakan sebagai berikut:
Perkiraan pengendali overhead pabrik sekarang mempunyai saldo debet sebesar Rp.8.807.232 yang
akan di tutup ke perkiraan varians overhead pabrik yang sesuai. Ayat jurnal untuk mencatat hasil
perhitungan dari setiap metode akan dibahas di sini.
Pada metode dua varians terkendali dan varians volume. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan
pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat varians terkendali dan varians volume adalah sebagai
berikut :
***jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah [yaitu selisih diantara overhead pabrik aktual
(Rp. 102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]
Dalam metode A dalam tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau terlalu
rendah dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran, kapasitas menganggur dan efesiensi. Ayat jurnal
untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan mencatat ketiga varians ini adalah sebagai
berikut :
*Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam)
dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
**Rp. 27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475
jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
****jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual
(Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]
Dalam metode B untuk tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau rendah
dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran, varians efesiensi variabel dan varians volume. Ayat jurnal
untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat ketiga varians ini adalah
sebagai berikut :
*Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam)
dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
**Rp. 16.617,6 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan
(3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
****jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual
(Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]
Dalam metode empat varians, jumah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau rendah dibagi
menjadi varians pengeluaran, kapasitas menganggur, efesiensi variabel dan efisiensi tetap. Ayat jurnal
untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat keempat varians ini adalah
sebagai berikut :
*Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam)
dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
**Rp. 27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475
jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
***Rp.11.078,4 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan
(3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
*****jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual
(Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]
Contoh :
PT. Citarum
Januari 19XX
Jenis biaya
Tetap
Variabel
Jumlah
Rp. 2.000.000
Rp. -
Rp. 2.000.000
900.000
528.000*
1.428.000
1.200.000
792.000**
1.992.000
Gas dan penerangan
300.000
300.000
Energy
200.000
1.452.000***
1.652.000
Asuransi
270.000
270.000
Penyusutan
1.350.000
1.350.000
Pajak
600.000
600.000
Pajakupah
264.000****
264.000
Jumlah =
Rp. 6.820.000
Rp. 3.036.000
Rp. 9.856.000
Keterangan :
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung,
biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah biayanya
dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung).
Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran (budgetary control
methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak
hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap
anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk produksi aktual.
DAFTAR PUSTAKA
Milton dan Lawrence,Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga 2006
BIAYA OVERHEAD PABRIK
2.1 Biaya
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
Salah satu jenis akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat bantu
akuntansi biaya. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai
11
“Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
biaya, terutama dalam pengumpulan data biaya produksi dan non produksi yang
telah terjadi selama satu periode, untuk kemudian dapat digunakan oleh pihak
biaya secara sistematis yang diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang
bermanfaat untuk:
penyerahan jasa. Biaya yang disajikan tersebut adalah biaya-biaya yang terjadi di
mengenai biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit produk.
12
Selain itu akuntansi biaya juga bertugas untuk memantau apakah pengeluaran
biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Apabila
membantu menyediakan informasi khususnya biaya masa yang akan datang yang
relevan dengan pengambilan keputusan khusus. Informasi biaya ini tidak dicatat
dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan.
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit Biaya dapat diartikan sebagai
sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada supaya lebih ringkas dan dapat
memberikan informasi yang lebih berarti. Dalam akuntansi biaya, untuk tujuan
13
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau produk selesai. Yang
• Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan semua balas jasa
selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, yang
14
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan
istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (conversion
cost).
Adalah biaya dalam hal penjualan produk atau barang jadi sampai
dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Menurut fungsi pemasaran, biaya ini
meliputi biaya untuk menimbulkan pesanan seperti biaya promosi dan biaya untuk
biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia,
volume.
kegiatan atau volume terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya
15
konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat
tertentu. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya gaji direktur
produksi.
satuannya konstan. Yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan baku dan
totalnya akan berubah sesuai dengan volume kegiatan, akan tetapi biaya satuannya
organisasi yang lain, ataupun individu. Dalam hal ini biaya sesuai dengan objek
diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu, misalnya gaji dari
16
diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya
dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. Contohnya: biaya sewa dari suatu
kantor yang digunakan bersama oleh beberapa departemen sekaligus.
akuntansi yang akan datang atau pengeluaran yang akan dapat memberikan
harga perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi
17
sehingga tidak perlu diperhitungkan dan dianalisa lebih lanjut dalam proses
pengambilan keputusan.
besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua metode yaitu
produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap jenis pesanan atau kontrak atau
jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang berproduksi atas
18
dasar pesanan atau produk yang dihasilkan dalam suatu departemen bersifat
heterogen.
produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya
bulan, triwulan, semester, tahun. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan
yang menghasilkan produk homogen, bentuk produk standar, dan tidak tergantung
spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
1. Actual Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya
sesungguhnya.
2. Normal Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung pada produk berdasar biaya sesungguhnya, sedangkan
3. Standard Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku, biaya
19
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya
seharusnya.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai
bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak
pemerintah.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan
menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan Usry,
2006: 411):
Berbeda dengan bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak ada surat
permintaan bahan ataupun kartu jam tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menyatakan jumlah biaya overhead pabrik seperti pada perlengkapan pabrik atau
tenaga kerja tidak langsung yang diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau
produk.
20
overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead bisa bersifat
tetap, variabel atau semivariabel. Biaya overhead tetap secara relatif tetap konstan,
biarpun ada perubahan dalam volume produksi, sedangkan overhead tetap per unit
bervariasi, tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi. Apabila volume
produksi berubah, efek gabungan dari berbagai pola overhead yang berbeda ini
overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi
21
bahan penolong antara lain adalah: bahan perekat, tinta koreksi dan pita
mesin ketik.
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau
pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut.
departemen gudang.
mandor.
22
dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang
digunakan di pabrik.
kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada
ƒ Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak
23
departemen
tersebut.
memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Ada tiga
24
atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead
aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan
beberapa tahapan dan pengendalian biaya perlu dihubungkan dengan bagian atau
melalui semua tahapan pengolahan, misalnya pada pabrik tekstil yang dapat untuk
menjual benang dan mori belum disempurnakan (mori gray) yang dihasilkan.
25
dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) ke
dalam mana biaya overhead pabrik akan dibebankan. Untuk tujuan pembebanan
biaya overhead pabrik kepada produk, tarif biaya overhead pabrik akan dihitung
untuk setiap departemen produksi, sehingga produk atau pesanan akan dibebani
dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan dianalisa untuk setiap
departemen produksi.
berikut:
1. Untuk pembebanan dengan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti.
Hal ini dimungkinkan karena produk atau pesanan akan dibebani biaya
2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik. Hal ini
26
banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang
pusat biaya.
produksi.
(berhubungan dengan analisa data maka langkah yang akan dibahas adalah
28
Produksi
akan digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta
lainnya.
produksi.
Pada awal periode disusun budget setiap elemen biaya overhead pabrik,
elemen biaya tersebut digolongkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel.
sebagai contoh dalam penyusunan budget biaya overhead pabrik, dibawah ini
dibahas budget biaya overhead pabrik pada PT. Utami (Supriyono, 1992: 343):
29
Tabel 2.1
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan dasar distribusi, dasar alokasi, dan
Tabel 2.2
30
departemen pembantu, sesuai dengan manfaat atau terjadinya suatu biaya yang
overhead pabrik yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat langsung diikuti
setiap departemen timbul masalah dalam memilih dasar distribusi yang sesuai
dengan manfaat biaya yang bersangkutan, agar distribusinya dapat teliti dan
31
adil. Dalam hal ini penelitian pabrik memberikan informasi untuk tujuan
PT. Utami, pada tabel 2.1. yang merupakan biaya tidak langsung departemen
terdiriatas:
Elemen Biaya
Penyusutan bangunan
bangunan
Dasar Distribusi
Jumlah Karyawan
Luas lantai
Luas lantai
Elemen biaya yang dibudgetkan selain biaya tidak langsung tersebut di atas
merupakan elemen biaya langsung dan distribusinya dapat dilihat pada tabel
= Rp 60.000,00 = Rp 500,00/karyawan
120 orang
Maka distribusi budget biaya tenaga kerja tidak langsung elemen biaya
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif – Adalah Tarif biaya overhead pabrik yang telah
ditentukan di muka kemudian digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk
yang diproduksi. Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penentuan harga pokok
produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead
pabrik variabel dan tarif biaya overhead tetap.
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing di dalam penentuan harga pokok produksinya,
produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel
saja. Dalam pembebanan biaya overhead pabrik dengan metode full costing dapat dilustrasikan dengan
contoh sebagai berikut :
Setelah tarif biaya overhead pabrik ditentukan sebesar Rpl40 per jam mesin, maka produk yang
diproduksi sesungguhnya dibebani dengan biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif tersebut.
Selanjutnya jika dari ilustrasi pada tabel 1 PT Hasna Sejahterai menerima 100 macam pesanan dan
menghabiskan waktu pengerjaan sebanyak 75.000 jam mesin dalam tahun 2008 maka biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp10.500.000 yang didapat dari Rp140 x 75.000
jam mesin dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Pada pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode variable costing dari ilustrasi
pada Tabel 6.1 maka biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar
Rp5.437.500 (Rp72,50 x 75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan sebagai unsur biaya
produksi, sehingga tidak diperhitungkan sebagai unsur harga pokok persediaan produk jadi maupun
persediaan produk dalam proses. Biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan sebagai biaya periode dan
langsung digunakan untuk mengurangi pendapatan penjualan dalam periode yang bersangkutan.
Sebelumnya mengenai Cara Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik ini dapat menambah pengetahuan
anda
Seperti itulah materi singkat mengenai Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif, semoga
apa yang dipaparkan pada materi diatas dapat berguna bagi semua yang membutuhkan informasi ini.
Terimakasih semuanya
Cara Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya - Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk
atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or
under applied factory overhead cost).
Pada tahun berjalan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dalam rekening
biaya overhead pabrik sesungguhnya seperti pada ilsutrasi tabel 1 biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp10.700.000 dengan rincian seperti tercantum dalam Tabel .6.2.
Selisih biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan yang dibebankan kepada produk adalah
sebesar Rp200.000 (Rp10.700.000 – Rp10.500.000
Pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode full costing maka biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.
Jurnal yang dibuat oleh PT Hasna untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
adalah sebagai berikut :
pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode variable costing maka seperti
halnya dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam
rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu
biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Karena dalam metode variable
tosting biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya,
tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi, maka biaya overhead pabrik sesungguhnya yang
telah dicatat dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya kemudian dipecah menjadi dua
kelompok biaya: biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya dan biaya overhead pabrik tetap
sesungguhnya.
Sebelumnya mengenai Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Atas Dasar Tarif ini dapat menambah
pengetahuan anda
Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai
berikut: