Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko adalah besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan
dengan tingkat pengembalian aktual. Pengukuran resiko merupakan hal yang sangat penting
berkaitan dengan investasi dana yang cukup besar. Seperti halnya dalam pasar modal yang
merupakan wadah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan modal (investasi).
Dalam pasar modal tersedia berbagai financial assets yang menawarkan tingkat keuntungan dan
resiko yang berbeda. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan
investasi tidak hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi juga tingkat
kerugian yang mungkin akan investor hadapi dari investasi yang ditanamkan. Sangat diperlukan
alat ukur yang bisa digunakan mengukur resiko pasar tersebut, agar dapat diketahui sejauh mana
investor dapat dengan aman berinvestasi. Value at Risk (VaR) merupakan salah satu bentuk
pengukuran resiko yang cukup baik. Resiko dapat juga diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
peristiwa yang tidak menguntungkan. Sebagai istilah ekonomi, resiko memiliki arti probabilitas
tidak tecapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau juga berarti kemungkinan return yang
diterima menyimpang dari return yang diharapkan. Sementara isilah return itu sendiri memiliki
arti keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
Banyak orang mengakui bahwa resiko harus diperhatikan dalam menentukan nilai antara
resiko dan hasil pengembalian membentuk dasar untuk memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Dan selanjutnya, ada kontroversi terhadap apa sebetulnya resiko dan bagaimana resiko
harus diukur.
Dari uraian diatas, penulis ingin membahas tentang risiko dan tingkat pengembalian
modal, semoga pembahasan ini bisa menjadi tambahan ilmu serta bisa kita gunakan dalam
praktik sesungguhnya dalam memegang perusahaan, serta menjadi investasi kami di akhirat
kelak. Amien……
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami tulis dari latar belakang adalah sebagai
berikurt:
1. Apakah pengertian resiko dan tingkat pengembalian modal?
2. Bagaimanakah resiko dan tingkat pemgembalian modal?
3. Bagaimanakah cara mengukur resiko yang berdiri sendiri?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dapat kami tulis dari rumusan masalah yang kami rangkum adalah
sebagai berikut:
1. Kita dapat mengetahui tentang apa itu resiko dan tingkat pengembalian modalnya.
2. Untuk mengetahui bagaimana resiko dan pengembalian modal.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur resiko yang berdiri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.
Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan rata-rata dari tingkat pengembalian yang
diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi. Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian
tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada
variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak. Risiko bisnis merupakan
akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya.
Resiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetapi secara periodik
berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang
saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi
pemegang saham. Dengan demikian, resiko keuangan ini menyebabkan variabilitas laba bersih
lebih besar. Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang
untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan
mengalami kerugian.
Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti
perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal. Untuk
memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan,
perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang mampu bersaing
dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat pengembalian dari
alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sebagai biaya kesempatan dana. Dalam
menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari
pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung
resiko operasi yang lebih besar , mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang
menurun dan beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil dengan cepat muncul dan kemudian
dengan cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang
dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada
jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai resiko yang lebih besar.
Dengan ini, kita harus mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk
pemilik dari berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas resiko
yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti peningkatan resiko.
Investasi selain juga dapat menambah penghasilan seseorang juga membawa resiko
keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, di
antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia),
ketertiban hukum, dan lain-lain.
Pada prinsipnya semua keputusan yang diambil oleh manajer keuangan baik yang
menyangkut keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, mau pun keputusan kebijakan
dividen memiliki tujuan yang sama, yakni:
1. suatu estimasi hasil yang diharapkan
2. resiko kemungkinan tidak diperolehnya hasil seperti yang diharapkan
Hasil yang diharapkan adalah tingkat keuntungan yang diharapkan (expexted return).
Resiko adalah probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau
kemungkinan return yang diterima menyimpang dari yang diharapkan. Semakin besar tingkat
penyimpangan return yang diharapkan, maka akan semakin besar pula tingkat resikonya. Jadi
semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula tambahan keuntungan
yang diharapkan oleh investor.
Microsoft 14%
General Electric 13%
Artic Oil 20%
Citicrop 18%
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Irham. 2013.Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: ALFABETA.
Fiastiani Diah, 2010. “Modul Manajemen Keuangan, Risiko dan Tingkat Pengembalian”,
(Online),(http://mercubuana.ac.id/files/DIAH%20FIESTIANI%20-
%20MANAJEMEN%20KEUANGAN--OK-1-7,9-15%20%28Genap%200910%29/Modul-
7.pdf#page=1&zoom=auto,0,210 diakses tahun 2010).
John dan James. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Margaretha Farah. 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Jakarta: Dian Rakyat.
Moeljadi. 2006.Manajemen Keuangan.Malang: Bayumedia