You are on page 1of 17

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KOROSI
“Proteksi Katodik”

Disusun oleh :
AVIELIA PUTRI W. (1731410124)
AZHARI WILDAN (1731410116)
MAYCCO DWI S. (1731410005)
SITI IFFAH (1731410148)
SITI INDAH (1731410152)
ZAIDATUL M (1731410058)

DOSEN PEMBIMBING
SANDRA. S. ST. MT.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
1. Judul Praktikum : Proteksi Katodik
2. Hari / tanggal praktikum : Kamis/ 25 Oktober 2018
3. Tujuan Percobaan :
- Mahasiswa dapat melakukan praktikum prinsip proteksi katodik
- Mahasiswa dapat melakukan pengukuran potensial proteksi katodik
4. Dasar Teori
Prinsip Proteksi Katodik

Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk


mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam
tersebut sebagai katode dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode
yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi
katodik ini biasanya digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang
pancang, kapal, anjungan lepas pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat.
Sedangkan menurut elektro blog (2010) Proteksi katodik adalah suatu cara
perlindungan korosi secara elektrokimia di mana reaksi oksidasi pada sel galvanik
dikonsentrasikan pada anoda dan menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang
akan dilindungi secara listrik dibuat negatif sehingga bertindak sebagai katoda.
Elektroda yang lain secara listrik dibuat positif dan bertindak sebagai anoda hingga
tercipta suatu sistem rangkaian arus listrik searah tertutup sebagaimana hanlnya bila
sepotong logam terkorosi. Sistem ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di
antara keduanya dan adanya elektrolit. Dengan kata lain, penerapannya hanya
mungkin bila struktur yang diproteksi dan anoda berada pada hubungan secara
langsung baik secara elektronik maupun elektrolit
Pada proteksi katodik ini, katodanya bebas dari korosi dan proses korosi akan
terjadi di anoda. Pada umumnya logam adalah anoda namun pada sistem
perlindungan katodik logam berfungsi sebagai katoda sehingga akan terlindung dari
korosi. Hal ini terjadi dengan cara mengalirkan elektron yang memiliki arus listrik
lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh reaksi korosi pada anoda sehingga
potensial logam terhadap lingkungan menurun sampai potensial proteksi, di mana
logam secara teknis dianggap tidak terkorosi lagi. Perlindungan katodik
membutuhkan sumber arus listrik untuk mencegah serangan korosi pada logam.
Ditinjau dari sumber arus listriknya, metode proteksi katodik dibagi menjadi
dua,yaitu metode impressed current dan metode sacrificial anode.

1. Impressed Current Cathodic Protection (ICCP)


Pengkorosian terjadi karena adanya perpindahan elektron terjadi dari anoda (besi)
ke katoda. Maka pada aplikasi ini besi dipaksa menjadi katoda dengan membalikkan
arus elektron sehingga bergerak dari anoda (yang inert atau tidak mudah bereaksi)
menuju besi.Metode impressed current ini biasanya digunakan pada lingkungan yang
memiliki resistivitas yang tinggi. Keuntungan digunakannya metode ini adalah :

 Level dari proteksi dapat diatur


 Arus yang digunakan tinggi
 Area proteksi yang luas
 Dapat memproteksi struktur yang tidak di coating dengan baik.

Beberapa kerugian apabila menggunakan metode ini :

 Kemungkinan terjadinya interferensi sangat besar


 Perlu perawatan yang baik
 Kemungkinan terjadinya overprotection sangat besar
 Adanya biaya untuk menjalankan energi eksternal
 Dibutuhkannya energi listrik (DC) yang cukup besar.

2. Sacrified Anode Cathodic Protection (SACP)


Metode dengan menghubungkan benda kerja dengan logam lain yang memiliki
potensial reduksi yang lebih kecil (anoda). Hal ini akan menyebabkan terjadinya
suatu sel galvanik dan menjadikan benda kerja sebagai suatu katoda.

Arus listrik disuplai dari proses korosi yang terjadi pada sumber arus listrik yang
terbuat dari logam aktif seperti zinc dan aluminium yang memiliki arus positif yang
lebih besar daripada logam. Perbedaan potensial elektron ini menyebabkan adanya
daya tarik elektron bebas negatif yang lebih besar daripada daya tarik ion-ion pada
logam. Hal ini mengakibatkan sumber arus listrik tersebut akan ter.serang korosi dan
sebaliknya logam akan terlindungi korosi.
Keuntungan-keuntungan dilakukannya anoda korban ini adalah:

• tidak diperlukan adanya sumber energi

• mudah untuk dilakukan (ongkos pemasangan murah)

• kemungkinan terjadinya interferensi katodik pada struktur lain kecil

• self-regulating

• kemungkinan terjadinya overprotecting kecil

• distribusi potensial merata.

Tetapi cara ini juga memiliki keterbatasan, yaitu:

• arus terbatas

• anoda yang habis harus diganti

• anoda akan menambah berat dari struktur

Galvanic couple
Metode galvanic couple adalah metode dengan menghubungkan benda kerja dengan
logam lain yang memiliki potensial reduksi yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya suatu sel galvanik dan menjadikan benda kerja sebagai suatu katoda.

Gambar 2.1 galvanic couple (www.elektroblog,2010)


Keuntungan-keutungan dilakukannya galvanic couple ini adalah:
- Dapat digunakan walaupun tidak ada sumber listrik dari luar.
- Tidak mengeluarkan tambahan biaya untuk pemakaian alat-alat listrik.
- Sangat mudah pengawasannya sehingga tidak dibutuhkan orang yang benar-benarahli.
- Arus tidak mungkin mengalir pada arah yang salah sehingga proteksi
benar-benar terjadi
- Pemasangan anoda korban sederhana.
- Distribusi potensial merata
Tetapi cara ini juga memiliki keterbatasan, yaitu :
- Arus terbatas
- Anoda yang habis harus diganti
- Anoda akan menambah berat dari struktur
- Arus yang tersedia bergantung pada luasan anoda, tentunya bersifat lebih
konsumtif bila struktur yang diproteksi sangat besar.

5. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Alat Bahan
Beaker glass 250 ml Air
Kabel penjepit buaya NaCl
Voltmeter
Baterai
Logam besi (Fe)
Logam seng (Zn)
Batang Karbon
6. Langkah / skema percobaan
a. pengukuran potensial natural (Vo)

Air 200 ml Beaker glass Ditambah garam

Elektroda besi
Beda potensial dicelupkan dan Elektroda
diukur dengan elektroda karbon dibersihkan,
avometer di sisi lain cuci

b. SACP (Sacrificial Anode

Besi masih tercelup, Disambungkan Diamkan sesuai


sisi lain dicelupkan dengan penjepit dengan variabel
seng buaya waktu

Besi diukur beda Elektroda seng Lepaskan koneksi


potensial. catat diganti karbon besi-seng

c. ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)

Besi masih tercelup, Besi Karbon


sisi lain dicelupkan dihubungkan dihubungkan
karbon dengan kutub dengan kutub
negative baterai positif baterai
secara on-off
Ukur beda Lepaskan koneksi lakukan sesuai
potensial besi. baterai dengan variabel
catat waktu
7. Hasil percobaan
a. SACP (Sacrified Anode Cathodic Protection)
Besi 1 Besi 2 Besi 3
Vo 0.3407 0.3630 0.3805
V1 0.4170 0.3948 0.3881
V2 0.4200 0.4038 0.4240
V3 0.4310 0.4435 0.4730

b. ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)


Besi 1 Besi 2 Besi 3
Vo 1.130 1.141 1.162
V1 1.177 1.243 1.205
V2 1.277 1.321 1.233
V3 1.308 1.881 1.256

 Keterangan
Vo : Beda potensial awal
V1 : Beda potensial dengan waktu 3 menit
V2 : Beda potensial dengan waktu 6 menit
V3 : Beda potensial dengan waktu 9 menit

8. Analisa Data
 SACP (Sacrified Anode Cathodic Protection)
t Besi 1 Besi 2 Besi 3
(menit) Vo Vt c Vo Vt c Vo Vt c
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)
0 0.3407 0.3407 0.3630 0.3630 0 0.3805 0.3805 0
0
3 0.3407 0.4170 0.0763 0.3630 0.3948 0.0318 0.3805 0.3881 0.0076
6 0.3407 0.4200 0.0793 0.3630 0.4038 0.0408 0.3805 0.4240 0.0435
9 0.3407 0.4310 0.0903 0.3630 0.4435 0.0805 0.3805 0.4730 0.0925
 ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)

t Besi 1 Besi 2 Besi 3


(menit) Vo Vt c Vo Vt c Vo Vt c
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (volt)
0 1.130 1.130 0 1.141 1.141 0 1.162 1.162 0
3 1.130 1.177 0.047 1.141 1.243 0.102 1.162 1.205 0.043
6 1.130 1.277 0.147 1.141 1.321 0.18 1.162 1.233 0.071
9 1.130 1.308 0.178 1.141 1.881 0.74 1.162 1.256 0.094

 Grafik Pengaruh Waktu polarisasi terhadap C (V)

Besi 1
0.2

0.15
C (V)

0.1
SACP
0.05 ICCP
0
0 3 6 9
t (menit))

Besi 2
0.8
0.7
0.6
0.5
C (V)

0.4
SACP
0.3
0.2 ICCP
0.1
0
0 3 6 9
t (menit))
Besi 3
0.1
0.09
0.08
0.07
C (V) 0.06
0.05
0.04 SACP
0.03
ICCP
0.02
0.01
0
0 3 6 9

t (menit))

 Grafik Pengaruh waktu polarisasi terhadap Potensial Polarisasi

0.1 SACP

BESI 1
C (V)

0.05
BESI 2
BESI 3
0
0 3 6 9
t (menit))

0.8
ICCP
0.6
C (V)

0.4 BESI 1

0.2 BESI 2
BESI 3
0
0 3 6 9
t (menit))
9. Pembahasan

Avielia Putri Wardani (1731410124)

Proteksi katodik merupakan suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia dimana
reaksi oksidasi pada sel galvanic dikonsentrasikan pada anoda dan menghilangkan korosi
pada katoda. Proteksi katodik menjadi penting dalam perlindungan korosi khususnya
material yang terkubur di dalam tanah atau material yang ada di lingkungan laut yang
korosif. Proteksi katodik diberikan pada material yang terkubur yang telah diproteksi
dengan coating dan untuk mencegah kebocoran coating dilakukan proteksi katodik.
Pengendalian korosi metode proteksi katodik dapat dilakukan dengan merubah potensial
antar muka logam dengan ionnya kedaerah immune dengan memberikan arus katodik.
Penurunan potensial antar muka kearah immune atau kedaerah lebih katodik dapat
dilakukan dengan menghubungkan benda kerja dengan anoda korban atau sacrificial
anode atau dengan memberikan arus yang dipaksakan atau impress current. Anoda yang
digunakan untuk melindungi besi ialah Zn, dengan potensial sel awal yaitu 0.3407v,
0.3630v dan 0.3805v dengan nilai tersebut, besi akan terlindungi karena memiliki
potensial sel yang lebih rendah dibandingkan besi, sehingga anoda korban tersebut lebih
aktif dibanding logam yang dilindungi.

Pada percobaan ini menggunakan variabel waktu kelipatan tiga yaitu selama 3 menit, 6
menit dan 9 menit. Pada beda potensial masing-masing variabel waktu dapat dilihat pada
data pengamatan yang tertera diatas. Semakin lama waktu yang ditempuh semakin besar
beda potensial pada logam besi yang dihasilkan.

AZHARI WILDAN AKHMAD (1731410116)


Proteksi Katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam
tersebut sebagai katode dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode
yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi
katodik ini biasanya digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang,
kapal, anjungan lepas pantai dan casing (selubung) sumur minyak di darat
(wikipedia,2012).

Sedangkan menurut elektro blog (2010) Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan
korosi secara elektrokimia di mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan
pada anoda dan menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara
listrik dibuat negatif sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang lain secara listrik
dibuat positif dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus
listrik searah tertutup sebagaimana hanlnya bila sepotong logam terkorosi. Sistem ini
membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara keduanya dan adanya elektrolit.
Dengan kata lain, penerapannya hanya mungkin bila struktur yang diproteksi dan anoda
berada pada hubungan secara langsung baik secara elektronik maupun elektrolit.

Praktikum proteksi katodik ini bertujuan agar mahasiswa dapat membuktikan bahwa jika
suatu benda didalam media elektrolit dihubungkan dengan logam yang lebih atau dengan
kutub negative sumber arus DC, maka akan mengalami polarisasi katodik dan dapat
mengetahui pengaruh waktu polarisasi terhadap potensial polarisasi. Polarisasi ini
merupakan salah satu bentuk reaksi korosi yang merupakan penyebab timbulnya karat
pada kerusakan lohgam. Dimana terjadi pengubahan ion hidrogen secara kimia listrik
sehingga terbentuk gas hidrogen dengan bantuan pengikatnya elektron yang dihasilkan
dari proses degradasi logam.

Pada percobaan kali ini menggunakan beberapa variabel waktu dengan kelipatan tiga
yaitu selama 3 menit, 6 menit dan 9 menit. Pada beda potensial masing-masing variabel
waktu dapat dilihat pada data pengamatan yang berada diatas. Semakin lama waktu yang
ditempuh semakin besar beda potensial pada logam besi yang dihasilkan. Pada data
perbandingan antara SACP (Sacrified Anode Cathodic Protection) dengan ICCP
(Impressed Current Cathodic Protection) didapatkan perbedaan yang sangat signifikan,
perbedaan ini terjadi karena pada percobaan ICCP (Impressed Current Cathodic
Protection) ini menggunakan baterai sebagai alat bantu untuk meningkatkan voltase
sementara pada percobaan SACP (Sacrified Anode Cathodic Protection) tidak
menggukana baterai. Penggunaan baterai ini selain memperkuat arus voltase juga
biasanya digunakan dalam melakukan percobaan dalam skala besar. Voltase yang di
hasilkan oleh ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) ini jika dibandingkan
dengan hasil SACP (Sacrified Anode Cathodic Protection) mempunyai selisih yang
sangat jauh yaitu pada variabel pertama 3,6613, kedua 3,9809, dan variabel ketiga
3,1904. Perbedaan itu juga akan mempengaruhi tingkat kecepatan korosi pada besi.
Dimana seng (Zn) akan melapisi besi, sehingga besi yang telah terlapisi akan memiliki
tingkat penghambatan korosi yang lama. Tingikat korosi yang lama ini dipengaruhi oleh
lapisan seng (Zn), lapisan seng (Zn) sendiri dapat mencegah kontak langsung logam
dengan oksigen dan air. Disamping itu, Zn yang teroksidasi menjadi Zn(OH)2 dapat
bereaksi lebih lanjut dengan CO2 di udara membentuk lapisan oksida Zn(OH).XZnCO3
yang sangat kuat. Apabila lapisan Zn tergores, Zn masih dapat melindungi besi karena Zn
(Eo = -0,76 V) lebih mudah teroksidasi dibanding Fe (Eo = -0,44
V). Anoda yang digunakan untuk melindungi besi ialah Zn, dengan potensial sel awal
yaitu 0.3407 V, 0.3630 V dan 0.3805 V dengan nilai tersebut, besi akan terlindungi
karena memiliki potensial sel yang lebih rendah dibandingkan seng (Zn), sehingga anoda
korban tersebut lebih aktif dibanding logam yang dilindungi.

Siti Iffah Munawaroh (1731410148)

Pada praktikum kali ini dilakukan metode perlindungan baja dalam upaya pencegahan
terjadinya korosi menggunakan petode proteksi katodik. Proteksi katodik dibagi menjadi
dua metode yaitu metode anoda korban atau sacrificial anode dan impressed current.

Korosi merupakan degradasi logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya, karena


secara alamiah logam akan kembali menuju kondisi termodinamis yang lebih stabil
sebagai senyawanya. Korosi terjadi apabila terdapat logam di dalam, dimana logam
tersebut memiliki daerah yang bersifat anodic dan katodik, proses korosireaksi anodic dan
katodik harus bereaksi serempak agar terjadi, jika salah satu tidak bereaksi, maka korosi
tidak akan terjadi.

Prinsip proteksi katodik ialah, memperlakukan struktur logam yang diproteksi sebagai
katoda, dengan jalan menglairkan arus listrik melalui elektrolit ke logam yang diproteksi.
SACP (Sacrificial Anode Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan
menggunakan anoda sebagai korban korosi. Prinsip metode SACP adalah melindungi
logam dengan cara mengorbanakan logam yang lebih reaktif (anode). Hasil
pengamatandapat diketahui bahwa nilai beda potensial logam katoda (Fe) meningkat dari
beda potensial awal. Hasil percobaan beda potensial berturut-turut adalah 0.4170 V,
0.4200 V dan 0.4310 V dengan variable waktu 3,6 dan 9 menit. Beda potensial awal yaitu
0,3407 volt. Hasil percobaan beda potensial dapat dilihat pada table hasil pengamatan.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nilai beda potensial logam katoda (Fe) meningkat
dari beda potensial awal.

ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan cara
logam dihubungkan dengan arus DC. Percobaan ini sumber arus yang digunakan berasal
dari baterai. Kutub negative dihubungkan dengan logam Fe (logam yang dilindungi) dan
positif baterai dihubungkan dengan anoda karbon. Proses polarisasi terjadi ketika electron
mengalir dari baterai menuju anoda lalu, dari anoda melalui elektrolit (larutanNaCl) ke
permukaan katoda, kemudian mengalir sepanjang katoda dan kembali kebaterai melalui
penjepit buaya, karena katoda menerima electron maka katoda menjadi terproteksi. .
Hasil percobaan beda potensial berturut turut adalah 1.177 V, 1.277 V dan 1.308 V
dengan variable waktu 3,6 dan 9 menit. Beda potensial awal yaitu 1.130 volt.

Pada praktikum ini besi dicelupkan dalam air. Besi tersebut sudah terkorosi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan data awal potensial pada besi 1 saat 3, 6 dan 9 menit yaitu 0.4170 V,
0.4200 V dan 0.4310 V berkurang dari potensial besi murni awal yaitu 0.6 V.

Dalam praktikum hanya digunakan system anoda karbon. Proteksi katodik anoda karbon
dapat dilakukan dengan menghubungkan anoda karbon terhadap material yang akan di
proteksi. Electron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel penghubung
sehingga terjadi penerimaan electron di katoda sehingga mwnjadi jenuh dan terlindungi
dari korosi.

Metode Sacrificial Anode pada anoda Magnesium berhasil memproteksi besi karena
potensial besi yang terukur meningkat menjadi 0.4170 V dari semula 0.3407V pada
besi 1 dan meningkat dari 0.3630 V menjadi 0.3948 V pada besi 2 dan meningkat dari
0.3805 V menjadi 0.3881 V pada besi 3 selama waktu 3 menit dan meningkat pula untuk
waktu 6 dan 9 menit.

Berdasarkan hasil grafik diperoleh dari besi 1 , 2 dan 3 diketahui bahwa nilai potensial
polarisasi ICCP lebih tinggi sari SACP. Hal ini terjadi karena aliran electron pada katoda
lebih besar jika menggunakan arus DC daripada menggunakan anoda karbon. Grafik
antara waktu dengan potensial polarisasi pada SACP maupun ICCP berbanding lurus,
dimana semakin lama waktu polarisasi maka semakin besar potensial polarisasinya.

Siti Indah Puspitasari (1731410152)

Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi struktur baja dalam
lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Metoda
ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam
sehingga potensial antarmuka logam-larutan elektrolit turun menuju/mencapai daerah
immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logam masih
diperbolehkan/minimum. Sumber arus listrik searah dapat diperoleh dengan dua cara
yaitu : arus diterapkan dalam praktek, terutama dalam pengendalian baja yang berada
dalam elektrolit misalnya tanah basah atau dalam air laut.listrik searah diperoleh dari
sumber luar disebut metoda arus yang dipaksakan ( impressed curent),dan cara kedua
arus listrik searah diperoleh dari reaksi galvanik disebut metoda anoda tumbal ( sacrificial
anode ).

Prinsip proteksi katodik sebenarnya sederhana, yaitu dengan cara memperlakukan


struktur logam yang diproteksi sebagai katoda, dengan jalan mengalirkan arus listrik
melalui elektrolit ke logam yang diproteksi. Atas dasar prinsip inilah cara pengendalian
korosi dengan teknik proteksi katodik.

SACP (Sacrificial Anode Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan


menggunakan anoda sebagai korban korosi. Prinsip metode SACP adalah melindungi
logam dengan cara mengorbanakan logam yang lebih reaktif (anode). Hasil pengamatan
dapat diketahui bahwa nilai beda potensial logam katoda (Fe) meningkat dari beda
potensial awal. Hasil percobaan beda potensial pada besi 1 dengan beda potensial awal
sebesar 0,3407 V adalah berturut turut adalah 0,4170 V, 0,4200 V dan 0,4310 V dengan
variabel waktu 3,6 dan 9 menit. Hasil besi 2 dan besi 3 dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan diatas.

ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan cara
logam dihubungkan dengan arus DC. Prinsip metode ICCP adalah melindungi logam
dengan cara mengalirkan arus searah (DC) untuk mensuplay elektron. Percobaan ini
sumber arus yang digunakan berasal dari baterai. Kutub negatif dihubungkan dengan
logam Fe (logam yang dilindungi) dan positif baterai dihubungkan dengan anoda karbon.
Proses polarisasi terjadi ketika electron mengalir dari baterai menuju anoda lalu, dari
anoda melalui elektrolit (larutan NaCl) ke permukaan katoda, kemudian mengalir
sepanjang katoda dan kembali ke baterai melalui penjepit buaya, karena katoda menerima
electron maka katoda menjadi terproteksi. Hasil percobaan beda potensial berturut turut
pada besi 1 yang memiliki V awal sebesar 1,130 V adalah 1,177 V, 1,277 V dan 1,308 V
dengan variabel waktu 3,6 dan 9 menit. Hasil besi 2 dan besi 3 dapat dilihat pada tabel
hasil pengamatan diatas. Dari percobaan tersebut didapatkan semakin lama waktu yang
dilakukan maka semakin besar pula beda potensialnya.

Hasil grafik yang diperoleh dari besi 1 , 2 dan 3 diketahui bahwa nilai potensial polarisasi
ICCP lebih tinggi sari SACP dikarenakan aliran electron pada katoda lebih besar jika
menggunakan arus DC daripada menggunakan anoda karbon. Grafik antara waktu dengan
potensial polarisasi pada SACP maupun ICCP berbanding lurus, dimana semakin lama
waktu polarisasi maka semakin besar potensial polarisasinya.

Zaidatul Mabruroh (1731410058)

Korosi atau karat merupakan peristiwa penurunan mutu material pada bahan logam
akibat intraksi yang tidak menguntungkan dengan lingkungan. Korosi tidak dapat
dihindari atau dihilangkan, namun dapat dikendalikan dengan melakukan proteksi
katodik sistem anoda korban, yaitu memasang anoda korban pada bagian yang hendak
diproteksi. System perlindungan katodik adalah metode untuk mencegah (menurunkan)
laju korosi dengan memasok arus DC arah terbalik terhadap arus korosi galvanic. Secara
umum perlindungan yang lebih baik dapat dihasilkan jika struktur yang dilindungi
memiliki lapisan yang baik, karena lapisan ini akan mengurangi luas permukaan struktur
logam yang secara langsung kontak dengan elektrolit korosif. Ada 2 metode untuk
memasok perlindungan yang pertama menggunakan Anoda karbon (sacrificial Anode)
dan yang kedua menggunakan injeksi arus DC (Impression Current Chatodic
Protection).

Pada praktikum kali ini , kita melakukan percobaan proteksi katodik. Proteksi katodik
merupakan salah satu contoh pencegahan korosi terhadap suatu logam dimana potensial
yang ada diubah antara muka logam dengan lingkungannya. Prinsip dasar yang
digunakan pada praktikum proteksi katodik ini ialah reaksi yang terjadi antar oksidasi
dengan reduksi dimana logam besi dipadu dengan logam lainnya dengan tujuan untuk
mengetahui potensial terbesar untuk dijadikan anodanya. dan praktikum ini bertujuan
untuk mencari perbandingan beda potensial dengan 2 cara berbeda. Pada praktikum ini
kita menggunakan 2 cara yang berbeda yaitu SACP (Sacrificial Anode Cathodic
Protection) dan ICCP (Impressed Current Cathodic Protection).

SACP (Sacrificial Anode Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan


menggunakan anoda sebagai korban korosi. Prinsip metode SACP adalah melindungi
logam dengan cara mengorbanakan logam yang lebih reaktif (anode). ICCP (Impressed
Current Cathodic Protection) adalah proteksi katodik dengan cara logam dihubungkan
dengan arus DC. Prinsip metode ICCP adalah melindungi logam dengan cara
mengalirkan arus searah (DC) untuk mensuplay elektron.

Percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil semakin lama waktu percobaan
dilakukan, maka akan semakin besar pula beda potensial yang didapatkan. Perbandingan
beda potensial antara SACP dengan ICCP lebih besar nilai ICCP dari pada nilai SACP
hal ini disebabkan aliran electron pada katoda lebih besar jika menggunakan arus DC
daripada menggunakan anoda karbon. Percobaan yang telah dilakukan didapatkan pula
nilai potensial polarisasi antara 3 besi pada percobaan SACP nilai besi 1 paling besar dan
nilai besi 3 paling kecil. Polarisasi adalah salah satu bentuk reaksi korosi yang merupakan
penyebab timbulnya karat pada kerusakan logam. Dengan begitu dapat diketahui jika besi
pertama lebih berpotensi mengalami korosi. Pada percobaan ICCP memiliki nilai yang
lebih besar dari pada yang lain dan memiliki kemungkinan korosi paling besar.

You might also like