You are on page 1of 11

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Berdasarkan konsep tarbiyah dalam Alqur’an maka hakikat pendidikan islam dapat dijabarkan
sebagai berikut

1. Pendidikan bersifat humanis – teosentris


Pendidikan bersifat humanis teosentris artinya bahwa pendidikan dan segala seuatu yang
diajarkan kepada manusia adalah berdasarkan fitrah atau kodrat manusia sebagai makhluk
dan tentunya dilandasi oleh segala syariat dan ketentuan Tuhan atau Allah SWT. Hakikat
pendidikan yang bersifat humanis teosentris pada dasarnya menitik beratkan hubungan
manusia dengan Tuhannya atau Allah SWT dan menjabarkan iman dan taqwa itu sendiri.
Dengan kata lain, hakikat pendidikan islam adalah penghubung Allah SWT dengan
makhluknya terutama manusia melalui keimanan.
2. Pendidikan bernilai ibadah
Salah satu tugas dan peran pendidikan islam adalah menuntun dan mengajarkan umat
manusia dalam menjalankan ibadah dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.
Pendidikan islam mengajarkan kepada manusia bagaimana cara menjalankan ibadah
seperti shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah, puasa, zakat, haji dan lain
sebagainya. Dilihat dari hakikat pendidikan ini, maka Allah SWT bertindak sebagai
pendidik yang kekal dan hakiki. Tanpa adanya pendidikan islam maka manusia dapat
kehilangan arah dan ia akan tersesat tatkala mencari makna dari hidupnya.
3. Pendidikan menanamkan tanggung jawab
Hakikat pendidikan islam yang lainnya adalah menanamkan rasa tanggungjawab kepada
seluruh umat manusia dan mengajarkan manusia bagaimana cara memenuhi tanggung
jawab serta kewajiban yang dimilikinya. Pendidikan yang dimiliki selayaknya membuat
umat manusia mengerti tentang tugasnya dan kewajibabnya serta menyadari pentingnya
meneruskan pendidikan islam itu sendiri.

4. Pendidikan seumur hidup


Hukum menuntut ilmu adalah wajib atau fardlu ain baik bagi pria maupun wanita. Seorang
muslim hendaknya tidak berhenti menuntut ilmu dan mendalami pendidikan islam karena
pada hakikatnya pendidikan islam adalah dasar hidup seseorang semasa ia hidup di dunia
dan berlaku seumur hidup. Dengan katalain seorang manusia wajib belajar dan menuntut
ilmu sejak ia dilahirkan ke dunia hingga menjelang ajalnya.

5. Pendidikan tidak terbatas ruang dan waktu


Pendidikan islam diajarkan kepada umat manusia dan tidak terbatas ruang dan waktu.
Pendidikan islam tidak terbatas ruang maksudnya bahwa pendidikan islam tidak hanya
diajarkan pada manusia di suatu daerah saja seperti halnya seorang nabi mengajarkan ilmu
pada suatu kaum, pendidikan islam bersifat luas dan mencakup seluruh umat manusia yang
hidup di dunia. Pendidikan islam juga tidak terbatas waktu karena pendidikan islam harus
tetap diajarkan dan diteruskan oleh setiap generasi manusia yang hidup dalam kurun waktu
yang berbeda. (baca cara mendidik anak dalam islam dan pendidikan anak dalam islam)

6. Pendidikan kemaslahatan umat


Pendidikan islam juga memiliki hakikat yang penting dalam masyarakat. Dalam Alqur’an
dijelaskan bahwa Allah SWT tidak menciptakan manusia untuk hidup sendiri melainkan
untuk bersosialisasi dengan sesamanya atau bermasyarakat. Pendidikan islam tidak hanya
mengajarkan umat manusia untuk beribadah dan menyembah Allah SWT saja akan tetapi
juga mengajarkan bagaimana berperilaku dengan akhlak yang mulia dan menjaga
kerukunan serta perlakuan kepada manusia lainnya (baca keutamaan menyambung tali
silaturahmi). Ilmu dalam pendidikan islam selayaknya menjadi pedoman bagi manusia
untuk mewujudkan hidup yang lebih baik bagi dunia maupun kehidupan akhirat.

PRINSIP, TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

1. Prinsip Pendidikan Islam


Berikut adalah prinsip-prinsip pendidikan islam, yaitu :
1. Prinsip Integrasi
Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan
menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan
hal yang tidak dapat dielakkan agar masa kehidupan di dunia ini benar benar
bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Perilaku yang terdidik dan
nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan harus diabdikan untuk
mencapai kelayakan kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan Tuhan.
Allah Swt Berfirman pada QS. Al Qoshosh: 77 yang artinya
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
kampung akhirat, dan janganlah kanu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan
duniawi...”
Ayat tersebut menunjukkan kepada prinsip integritas di mana diri dan segala yang
ada padanya dikembangkan pada satu arah, yakni kebajikan dalam rangka
pengabdian kepada Tuhan.

2. Prinsip Keseimbangan
Karena ada prinsip integrasi, prinsip keseimbangan merupakan kemestian,
sehingga dalam pengembangan dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan
kesenjangan. Keseimbangan antara material dan spiritual, unsur jasmani dan
rohani.
Pada banyak ayat al-Qur’an, Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan.
Tidak kurang dari enam puluh tujuh ayat yang menyebutkan iman dan amal secara
besamaan, secara implisit menggambarkan kesatuan yang tidak terpisahkan.
Diantaranya adalah pada QS. Al ‘Ashr: 1-3, yang artinya
“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman
dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”

3. Prinsip Persamaan
Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang mempunyai kesatuan
asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan sosial,
bangsa, maupun suku, ras, atau warna kulit. Sehingga budak sekalipun
mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan.
Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapapun di antara seorang laki laki yang
mempunyai seorang budak perempuan, lalu diajar dan didiknya dengan ilmu dan
pendidikan yang baik kemudian dimerdekakannya lalu dikawininya, maka (laki
laki) itu mendapat dua pahala” (HR. Bukhori).
4. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Sesungguhnya prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar
manusia dalam kaitan keterbatasan manusia di mana manusia dalam sepanjang
hidupnya dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat
menjerumuskandirinya sendiri ke jurang kehinaan. Dalam hal ini dituntut
kedewasaan manusia berupa kemampuan untuk mengakui dan menyesali kesalahan
dan kejahatan yang dilakukan, disamping selalu memperbaiki kualitas dirinya.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Maidah: 39 yang artinya
“Maka siapa yang bertaubat sesuadah kedzaliman dan memperbaiki (dirinya) maka
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”

5. Prinsip Keutamaan
Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah hanya proses mekanik
melainkan merupakan proses yang mempunyai ruh dimana segala kegiatannya
diwarnai dan ditujukan kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan
tersebut terdiri dari nilai nilai moral. Nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid.
Sedangkan nilai moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik.
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas menyediakan
kondisi belajar bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk
kepribadiannya dengan perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik
tersebut. Nabi Saw bersabda, “Hargailah anak anakmu dan baikkanlah budi pekerti
mereka,” (HR. Nasa’i).

2. Tugas Pendidikan Islam


Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-
Nya.
Perhatikan QS. At-Taubah:122
‫طا ِئ َفة ِم ْن ُه ْم ِف ْرقَة ُك ِل ِم ْن نَفَ َر فَلَ ْو َل كَافَّة ِل َي ْن ِف ُروا ْال ُمؤْ ِمنُونَ َكانَ َو َما‬
َ ‫ِين ِفي ِل َيتَفَقَّ ُهوا‬
ِ ‫ِإلَ ْي ِه ْم َر َجعُوا ِإذَا قَ ْو َم ُه ْم َو ِليُ ْنذ ُِروا الد‬
‫يَحْ ذَ ُرونَ لَعَلَّ ُه ْم‬
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa
pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan
memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya
manusia seperti binatang, sebab: pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat
kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat insaniyah dan
ilahiyah.

Seorang pendidik bukan hanya bertugas memindahkan atau mentrasfer ilmunya kepada
orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi pendidik juga bertanggungjawab atas
pengelolaan, pengarah fasilitator dan perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas
pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri
dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
2. Sebagai educator (pendidik), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT
menciptakannya.
3. Sebagai managerial (pemimpin), yang memimpin, mengendalikan kepada diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah
yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.
Dalam tugas itu, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai seperangkat prinsip
keguruan. Prinsip keguruan itu dapat berupa:
1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memerhatikan: kesediaan,
kemampuan, pertumbuhan dan perbedaan peserta didik.
2. Membangkitkan gairah peserta didik
3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik
4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik
5. Memerhatikan perubahan-perubahan kecendrungan yang mempengaruhi proses
mengajar
6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.

3. Fungsi Pendidikan Islam


Fungsi pendidikan islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan
tugas-tugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Penyediaan
fasilitas ini mengandung arti dan tujuan yang bersifat struktural dan institusional.

Fungsi Pendidikan Islam secara mikro adalah proses penanaman nilai-nilai ilahiah pada
diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin
sesuai dengan prinsip-prinsip religius. Secara makro pendidikan Islam berfungsi sebagai
sarana pewarisan budaya dan identitas suatu komunitas yang didalamnya manusia
melakukan interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.

Secara umum fungsi pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan


pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai
mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas
yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.

Bila dilihat secara operasional, Fungsi pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis
besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-
tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial
dan ekonomi.

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Dasar Pendidikan Islam


Bagi umat Islam agama adalah dasar (pondasi) utama dari keharusan berlangsungnya
pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat universal mengandung aturan-aturan
yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya). Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah:
a. Al-Quran
Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh Subhi Shaleh, al-
Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan (masdar) dari fiil madhi qara’a
dengan arti ism al-maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca.
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq: 1-5).
Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar dalam rangka
meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya termasuk didalam mempelajari,
menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada al-Qur’an itu sendiri yang
mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian al-Qur’an merupakan
dasar yang utama dalam pendidikan Islam.

b. As-Sunnah
Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-Sunnah
merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud
dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan
beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua
setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi tentang akidah, syari’ah, dan berisi tentang
pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya.

2. Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pemimpin-pemimpin yang selalu amar
ma’ruf nahi munkar (Toha, 1996:102). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat
al- baqarah ayat 30 yaitu: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,
sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (QS. al- Baqarah: 30).

Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segi gradisnya, ada tujuan
akhir dan tujuan sementara. Dilihat dari sifatnya ada tujuan umum dan khusus, dilihat dari
segi penyelenggaraannya terbagi atas formal dan non formal, ada tujuan nasional dan
institusional.

Berikut tujuan pendidikan Islam berdasarkan peranannya sebagai hamba Allah (Achmadi,
2005: 95-98):
1. Menjadi hamba Allah yang bertakwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan
penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Dengan
pengertian ibadah yang demikian itu maka implikasinya dalam pendidikan terbagi atas
dua macam yaitu:
a. Pendidikan memungkinkan manusia mengerti tuhannya secara benar, sehingga
semua perbuatan terbingkai ibadah yang penuh dengan penghayatan kepada ke
Esaan-Nya.
b. Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia (sumber daya manusia),
untuk memahami sunnah Allah diatas bumi.
2. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan diatas bumi)
yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya).
3. Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut diatas berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan
dalam pengalaman aktivitas dari masa ke masa, belum pernah tercapai sepenuhnya baik
secara individu maupun sebagai makhluk sosial.

Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga
bidang asasi yaitu:
1. Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning),
dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-
individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan
pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada
persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan
kehidupan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas
masyarakat.

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidik
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik,
baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).

Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan
kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah SWT dan mampu melakulan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
individu yang mandiri.
2. Kompetensi Pendidik
Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap, meliputi:
a. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan
pengayaan, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
b. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik) pendidikan islam,
terutama kemampuan evaluasinya.
c. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
d. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna
keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa depan.
e. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya.

3. Kode Etik Pendidik


Menurut Al Ghazali kode etik pendidik sebagai berikut :
a. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah.
b. Bersikap penyantun dan penyayang. (QS.Ali Imron : 159)
c. Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
d. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama. (QS. Al Najm : 32)
e. Bersidat rendah hati ketika menyatu dengan masyarakat. (QS. Al- Hijr : 88)
f. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.
g. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ nya rendah,
serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
h. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didik.
i. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap peserta didik
yang kurang lancar bicaranya.
j. Meninggalkan sifat yang menakutkan pada peserta didik, terutama pada peserta didik
yang belum mengerti atau mengetahui.
k. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun pertanyaan
itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan.
l. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya.
m. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran
itu datangnya dari peserta didik.
n. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan. (QS.
Al-Baqarah : 195)
o. Menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik, secara terus menerus mencari informasi
guna disampaikan pada peserta didik.(QS. Al-Bayyinah :5)
p. Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardlu kifayah (kewajiban kolektif, seperti
ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi dan sebagainya) sebelum mempelajari ilmu
fardlu'ain (kewajiban indifidual, seperti akidah, syariah dan akhlak).
q. Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik.(QS. Al-Baqarah : 44,
as-Shaf : 2-3)

You might also like