Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan konsep tarbiyah dalam Alqur’an maka hakikat pendidikan islam dapat dijabarkan
sebagai berikut
2. Prinsip Keseimbangan
Karena ada prinsip integrasi, prinsip keseimbangan merupakan kemestian,
sehingga dalam pengembangan dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan
kesenjangan. Keseimbangan antara material dan spiritual, unsur jasmani dan
rohani.
Pada banyak ayat al-Qur’an, Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan.
Tidak kurang dari enam puluh tujuh ayat yang menyebutkan iman dan amal secara
besamaan, secara implisit menggambarkan kesatuan yang tidak terpisahkan.
Diantaranya adalah pada QS. Al ‘Ashr: 1-3, yang artinya
“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman
dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
3. Prinsip Persamaan
Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang mempunyai kesatuan
asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan sosial,
bangsa, maupun suku, ras, atau warna kulit. Sehingga budak sekalipun
mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan.
Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapapun di antara seorang laki laki yang
mempunyai seorang budak perempuan, lalu diajar dan didiknya dengan ilmu dan
pendidikan yang baik kemudian dimerdekakannya lalu dikawininya, maka (laki
laki) itu mendapat dua pahala” (HR. Bukhori).
4. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Sesungguhnya prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar
manusia dalam kaitan keterbatasan manusia di mana manusia dalam sepanjang
hidupnya dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat
menjerumuskandirinya sendiri ke jurang kehinaan. Dalam hal ini dituntut
kedewasaan manusia berupa kemampuan untuk mengakui dan menyesali kesalahan
dan kejahatan yang dilakukan, disamping selalu memperbaiki kualitas dirinya.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Maidah: 39 yang artinya
“Maka siapa yang bertaubat sesuadah kedzaliman dan memperbaiki (dirinya) maka
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
5. Prinsip Keutamaan
Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah hanya proses mekanik
melainkan merupakan proses yang mempunyai ruh dimana segala kegiatannya
diwarnai dan ditujukan kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan
tersebut terdiri dari nilai nilai moral. Nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid.
Sedangkan nilai moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik.
Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas menyediakan
kondisi belajar bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk
kepribadiannya dengan perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik
tersebut. Nabi Saw bersabda, “Hargailah anak anakmu dan baikkanlah budi pekerti
mereka,” (HR. Nasa’i).
Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa
pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan
memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya
manusia seperti binatang, sebab: pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat
kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat insaniyah dan
ilahiyah.
Seorang pendidik bukan hanya bertugas memindahkan atau mentrasfer ilmunya kepada
orang lain atau kepada anak didiknya. Tetapi pendidik juga bertanggungjawab atas
pengelolaan, pengarah fasilitator dan perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas
pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri
dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
2. Sebagai educator (pendidik), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT
menciptakannya.
3. Sebagai managerial (pemimpin), yang memimpin, mengendalikan kepada diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah
yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.
Dalam tugas itu, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai seperangkat prinsip
keguruan. Prinsip keguruan itu dapat berupa:
1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memerhatikan: kesediaan,
kemampuan, pertumbuhan dan perbedaan peserta didik.
2. Membangkitkan gairah peserta didik
3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik
4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik
5. Memerhatikan perubahan-perubahan kecendrungan yang mempengaruhi proses
mengajar
6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar.
Fungsi Pendidikan Islam secara mikro adalah proses penanaman nilai-nilai ilahiah pada
diri anak didik, sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin
sesuai dengan prinsip-prinsip religius. Secara makro pendidikan Islam berfungsi sebagai
sarana pewarisan budaya dan identitas suatu komunitas yang didalamnya manusia
melakukan interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
Bila dilihat secara operasional, Fungsi pendidikan islam adalah sebagai berikut :
1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa.
2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis
besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-
tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial
dan ekonomi.
b. As-Sunnah
Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, as-Sunnah
merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud
dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan
beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua
setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi tentang akidah, syari’ah, dan berisi tentang
pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya.
Tujuan pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi. Dilihat dari segi gradisnya, ada tujuan
akhir dan tujuan sementara. Dilihat dari sifatnya ada tujuan umum dan khusus, dilihat dari
segi penyelenggaraannya terbagi atas formal dan non formal, ada tujuan nasional dan
institusional.
Berikut tujuan pendidikan Islam berdasarkan peranannya sebagai hamba Allah (Achmadi,
2005: 95-98):
1. Menjadi hamba Allah yang bertakwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan
penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Dengan
pengertian ibadah yang demikian itu maka implikasinya dalam pendidikan terbagi atas
dua macam yaitu:
a. Pendidikan memungkinkan manusia mengerti tuhannya secara benar, sehingga
semua perbuatan terbingkai ibadah yang penuh dengan penghayatan kepada ke
Esaan-Nya.
b. Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia (sumber daya manusia),
untuk memahami sunnah Allah diatas bumi.
2. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan diatas bumi)
yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya).
3. Memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat.
Ketiga tujuan tertinggi tersebut diatas berdasarkan pengalaman sejarah hidup manusia dan
dalam pengalaman aktivitas dari masa ke masa, belum pernah tercapai sepenuhnya baik
secara individu maupun sebagai makhluk sosial.
Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga
bidang asasi yaitu:
1. Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning),
dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-
individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan
pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada
persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat.
2. Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan
kehidupan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas
masyarakat.
1. Pengertian Pendidik
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik,
baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan
kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah SWT dan mampu melakulan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
individu yang mandiri.
2. Kompetensi Pendidik
Pendidik islam yang profesional harus memiliki kompetensi yang lengkap, meliputi:
a. Penguasaan materi al-islam yang komperehensif serta wawasan dan bahan
pengayaan, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
b. Penguasaan strategi (memcakup pendekatan metode dan teknik) pendidikan islam,
terutama kemampuan evaluasinya.
c. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
d. Memahami prinsip-prinsip dalam menafsirkan hasil penelitian pendidikan, guna
keperluan pengembangan pendidikan islam dimasa depan.
e. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang
mendukung kepentingan tugasnya.