Professional Documents
Culture Documents
untuk makanan fungsional dan diperkaya juga mulai bertambah. Hal ini dapat
dilihat dari konsumsi makanan dengan zat aditif di dunia yang dapat kita lihat
dari bagan bulat di bawah ini. Diperkirakan, penggunaan zat aditif pada makanan
akan berkembang sebanyak 3.6% per tahun dan ditaksir perkembangan ini
sejalan dengan pertumbuhan manusia (2.7% per tahun) (IHS Markit, 2016).
Media sosial dan jejaring sosial tampaknya memainkan bagian penting dari
1
belakang komputer berkomunikasi dengan teman-teman di dunia maya dapat
komunikasi verbal seseorang. Ini adalah fakta bahwa media sosial telah sangat
media sosial. Anda tidak dapat melepaskan kehadiran Anda di sosial, itu sama
Berbisnis online dengan sarana berupa media sosial bukanlah hal yang sulit
dilakukan di zaman modern ini. Berbekal gadget atau perangkat laptop dengan
koneksi internet, kita dapat memulai bisnis online kapan pun dan dimana pun.
Banyak sekali produk-produk yang merajai bidang bisnis online, mulai dari
produk kuliner, fashion hingga peralatan rumah tangga. Meski memulai bisnis
online sangat praktis, dapat dikatakan pebisnis memiliki gambaran yang rabun
2
Average Allocation Budget
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Media sosial juga telah menjadi salah satu strategi yang sangat
salah satu alat pemasaran. Dengan menggunakan media sosial, bukan hanya
branding saja yang dapat dioptimalkan, tapi juga trafik ke website, promosi, dan
juga penjualan. Meski itu, penggunaan media sosial pun dapat menjadi kendala
3
Channel Effectiveness
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Dalam konteks B2B, perusahaan tidak membeli dari perusahaan lain tanpa
pertimbangan untuk ditinjau dan diperiksa, adalah situs web perusahaan. Oleh
karena itu, semakin banyak website perusahaan dilihat akan semakin besar
peluang perusahaan melakukan bisnis. Media sosial kini muncul sebagai saluran
yang paling kuat efektif di berbagai tujuan. Bisa kita lihat dari grafik di bawah
ini bahwa saluran pemasaran yang paling efektif disbanding 2 tahun silam adalah
media sosisal. Hal ini didukung oleh podcast daring dan content markting.
makanan, menghasilkan berbagai jenis zat aditif makanan: ekstrak Chili dalam
bentuk bubuk yang memiliki profil rasa pedas yang mendekati rasa asli dari cabe
segar pedas. Ekstrak Chili juga dapat digunakan untuk makanan yang
4
membutuhkan rasa pedas. Pt. Pachira juga memproduksi pemanis buatan dengan
berbagai nama produk yang memiliki tingkat kemanisan yang sama dari 65
hingga 100 kali gula asli. Selain itu, PT. Pachira juga memproduksi zat aditif
untuk rasa dan bumbu yang dapat digunakan sebagai pengganti MSG dengan
kekuatan 10 kali lebih efektif dari perisa biasa (Glutamix), serta cabai dalam
bentuk bubuk yang dapat diproduksi dengan kekuatan 25.000 hingga 75.000
SHU untuk makanan yang membutuhkan rasa pedas (Chipro). Sedangkan untuk
meningkatkan rasa dan aroma Pt Pachira pun memproduksi zat aditif yang dapat
melakukannya tanpa mengubah rasa dan aroma asli yaitu produk Flavero AFE.
PT. Pachira Distrinusa juga memproduksi zat aditif untuk menghilangkan rasa
pahit dari kecap akibat proses pemanasan terlalu lama atau penggunaan gula
merah berkualitas rendah (UPM Flavero). Dengan demikian, dapat kita lihat dari
merupakan salah satu perusahaan pionir yang bergerak di bidang industri bahan
makanan.
lebih besar dalam pasar (Futute Market Insights, 2016). Data menunjukkan
bahwa pada tahun 2017 industri bahan makanan telah mencapai 79.81 milliar
dolar AS dan akan terus bertambah setiap tahunnya (Zion Market Research,
2018).
5
Penjualan PT Pachira Distrinusa
Rp90,000,000,000
Rp80,000,000,000
Rp70,000,000,000
Rp60,000,000,000
Rp50,000,000,000
Rp40,000,000,000
Rp30,000,000,000
Rp20,000,000,000
Rp10,000,000,000
Rp0
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun2017
dalam penjualannya saat pasar indsutri bahan makanan sedang laku keras. Hal
penjualan. Hal ini dapat disebabkan oleh kepuasan pelanggan PT Pachira yang
perusahaan tersebut untuk berpindah dari pemasok yang satu ke pemasok yang
dikonteks B2B seperti PT Pachira dalama industri bahan makanan ini. Oleh
6
Peneliti akan mereplika jurnal dengan acuan dari penelitian sebelumnya.
Jurnal yang akan dipakai adalah penelitian oleh Aghritori dan kawan-kawan
pada tahun 2016 mengenai “Media Sosial: Pengaruh Kepuasan Pelanggan dalam
penjualan B2B”. Menurut saran dari studi sebelumnya, kepuasan pelanggan B2B
akan diukur dari perpektif customer bukan dati tenaga jual (salesperson). Model
yang akan dipakai hanya mereplika dengan variabel yang sama untuk menguji
Jakarta ini. Menurut saran dari studi sebelumnya, kepuasan pelanggan B2B akan
tenaga penjual?
7
1.3. Tujuan Penelitian
1) Untuk akademisi
8
2) Untuk Praktisi
informasi.
pelanggan.
konten sosial, penggerak jaringan sosial, dan perilaku layanan penjual) tetapi
tidak akan dibahas karena tidak sesuai dengan konteks B2B yang akan dibahas.
tidak terbatas pada hasil yang obyektif namun juga mencakup penilaian
9
subyektif seperti kinerja hubungan pelanggan dan kualitas hubungan (Ahearne
et al; Hunter dan Perreault 2007). Per perspektif ini, tenaga penjual harus
penjualan (Ahearne, Jelinek, dan Jones 2007; Ahearne et al. 2008). Hal ini
penelitian ini.
diamati dari 3 perspektif: volume, produk, dan proses, teatpi dalam penelitian ini
peneliti hanya fokus pada yang terakhir, yang sangat dipengaruhi oleh adopsi
teknologi (Belvedere et al. 2010), yaitu oleh visibilitas informasi secara real-
time di sepanjang pasokan rantai dan oleh peningkatan kualitas data yang
memungkinkan TIK.
tenaga penjual, dimana tenaga penjual merasa bahwa pelanggan puas dengan apa
hubungan yang produktif dengan kliennya. Tetapi pada penelitian ini kepuasan
10
dukungan teknisi dalam aplikasi produk. Hal ini dilakukan atas dasar saran dari
tentang isi setiap bab dalam tesis ini. Penelitian ini dilakukan secara sistematis
BAB 1 PENDAHULUAN
Selain itu, akan diceritakan juga tentang perumusan masalah penelitian (tujuan
Diskusi dimulai dari teori tentang industri makanan, industri bahan makanan,
dan kepuasan pelanggan; penggunaan media sosial (pengaktif konten sosial dan
(responsif).
11
metode sampling, penentuan jumlah sampel, skala pengukuran, teknik analisis
dan reliabilitas dari studi pendahuluan. Bab ini juga akan mencakup profil
Bab 5 membahas kesimpulan dari hasil dan diskusi yang telah dilakukan
12
LANDASAN TEORI
makanan, minuman, dan suplemen diet (Nestle, 2013). Namun ketika sebuah
penggunaan zat aditif akan terus meningkat. Hal ini demi proses pengawetan
13
bahan kimia, penggunaan zat aditif sebagai komponen tambahan dalam makanan
(Praja, 2015).
pendirian ideologi dan mekanik Web 2.0, dan yang memungkinkan pembuatan
mendefinisikan media sosial sebagai "alat atau layanan apa pun yang
definisi ini, peneliti melihat media sosial tidak hanya sebagai platform
media sosial yang umum digunakan oleh perusahaan (Broekemier et al., 2015;
Huotari et al., 2015; Valos et al., 2015). Berbeda dari media komunikasi
sosial memiliki karakteristik yang unik (Hasan, 2011; Mangold and Faulds,
2009). Media sosial memiliki kemampuan komunikasi dua jalur yang dengan
menyediakan komunikasi satu jalur. Tantangan dari penggunaan media sosial ini
14
manajemen hubungan (Kaplan dan Haenlein, 2010; Lee, 2013). Selain itu,
menyesuaikan diri dengan praktik dan aplikasi media sosial saat ini dan yang
pemanfaatan kehidupan berbasis web dan tahap sosial yang khas membutuhkan
Korespondensi dalam kehidupan berbasis web sangat tidak sama dengan yang
sosial yang tidak strategis berdampak pada kesalahan fungsi, seperti pemilihan
dan penggunaan media yang buruk, eksekusi kreatif, dan keputusan logistik.
sosial, yang mencegah mereka mengadopsi media sosial sebagai alat strategis
Praktik dan penelitian B2C dalam media sosial belum seluas praktik B2B.
Namun belakangan ini, para peneliti telah mengidentifikasi pasar B2B yang
inovatif lewat media sosial dan tak sedikit perusahaan yang berupaya melakukan
2011; Dengan ini dapat dipastikan bahwa pemasar B2B mulai menyadari (Swani
(marketing) (Brennan dan Croft, 2012). Hasilnya, penggunaan media sosial oleh
15
karena hal ini dapat memberikan umpan balik yang positif (Kaplan dan
Haenlein, 2010), menemukan dan menarik pemasok baru (Bodnar dan Cohen,
2012; Karjaluoto et al., 2015), sadar akan penggunaan media sosial sebagai
sosial memiliki pengaruh positif pada penciptaan nilai bagi pelanggan serta
tenaga penjual.
dibagikan kepada rekan kerja (Palmatier, Dant, Grewal & Evans, 2006). Lebih
Jones (2007) juga menyatakan bahwa komunikasi informasi adalah salah satu
sebuah hal yang penting untuk mengharapkan penjual dan pembeli untuk berlaku
aktif dalam proses, dimana keduanya perhatian terhadap hasil dan saling berbagi
informasi. Pembeli juga merupakan salah satu elemen dari kreasi sebuah nilai
16
pada produk dan pembeli harus diperlakukan seperti bagian dari perusahaan
(Anderson dan Dubinsku, 2004). Jones, Brown, Zoltners, dan Weitnz (2005)
terus meningkat yang membuat tenaga penjual harus selalu siaga dan senstif
kompeten. Oleh karena itu, penjual harus mampu untuk menambah pengetahuan
pembeli dengan informasi yang relevan dan berguna yang belum diketahui
pelanggan.
pelayanan dengan tanggap. Dalam hal ini, daya tanggap adalah kesigapan
diamati dari 3 perspektif: volume, produk, dan proses. Volume berkaitan dengan
ada dan yang baru/akan datang. Proses berfokus pada kemampuan perusahaan
17
siap kapan saja untuk membantu pelanggan. Apapun posisi seseorang di
Ketika perusahaan telah berusaha dan merasa telah memberikan yang terbaik
sekalipun, selalu saja ada konsumen yang merasa kurang dan menyebarkan
pemasaran dan memainkan peran penting di dalam pasar. Di sisi lain, Churchill
keseluruhan antara harapan konsumsi dengan produk atau jasa di dasar persepsi
reaksi, evaluasi dan psikologis. Lupiyoadi dkk (2008), berpendapat bahwa ada
18
2. Membangun komitmen dan visi bersama dalam perusahaan demi
dan jasa. Perbedaannya terletak pada wujud barang: barang berwujud dan tidak
yang menempatkan pembeli pada pijakan yang lebih lengkap dengan penjual.
Hasilnya, konsumen memiliki harapan yang lebih tinggi untuk interaksi dan
19
Now Technologies, 2010). Oleh karena itu dapat menghasilkan hipotesa sebagai
berikut:
H1: Penggunaan media sosial oleh tenaga penjual akan secara positif
penyampaian informasi antar perusahaan (Anderson & Narus, 1990, hal. 44).
(Anderson & Narus, 1990; Morgan & Hunt, 1994). Demikian pula, Agnihotri et
tidak hanya lahan untuk kepuasan tetapi juga kepuasan pelanggan". Komunikasi
fokus pada informasi yang tepat dan responsif, karena pelanggan sering
respons yang lebih tinggi dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karena
itu, kami berharap ada dasar yang kuat untuk secara teoritis menghubungkan
perspektif proses yang sangat dipengaruhi oleh teknologi yang dipercaya dapat
20
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam sistem produksi. Berdasarkan
Zhou dan Benton (2007), perturkaran informasi yang didukung dengan teknologi
inventory dan mengurangi stok habis total, dan meningkatkan stock return
(Wang et al. 2010). Keuntungan ini dapat terqujud dengan sistem informasi yang
bersifat real-time dan kualitas data yang lebih akurat (Zhang et al. 2011). Bukti
yang sejenis juga dikemukakan oleh Vickery et al. (2003), dimana menurutnya
ICT dapat membuat komunikasi dalam sistem manufkatur lebih efisien dan
efektif. Dengan integrasi yang baik dengan sistem manufaktur, respon terhadap
terhadap respons
bahwa daya tanggap tenaga penjual adalah "cepat," atau responsif, ketika
penjualan harus menjadikan daya tanggap penjual sebagai prioritas utama bagi
jawaban atas masalah mereka. Dalam keadaan yang unik ini, sangat penting bagi
mereka dan membuat tugas-tugas ini terlindung dan produktif (Parasuraman dan
Zeithaml, 1988). Studi telah menemukan bahwa daya tanggap penjual tidak
hanya segmen imperatif dari model kualitas layanan tetapi juga secara positif
21
mempengaruhi kepuasan pelanggan (Al-Azzam 2015). Jika perwakilan sangat
disposisi dan perilaku perwakilan. Sejalan dengan hal ini, sangat penting bagi
mereka tentang transaksi klien sepanjang waktu. Selanjutnya, ini akan meminta
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih baik dengan
H4: Daya tanggap tenaga penjual terhadap pelanggan akan secara positif
digunakan pada penelitian ini adalah dari replikasi dari penelitian yang
terdahulu. Penelitian pertama yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Agnihotri, R., Dingus, R., Hu, M. Y., & Krush,
penjualan B2B.
22
Metode Penelitian
mulai dari memutuskan subjek dan melihat protes ke dalam, area penelitian dan
informasi.
Unit analisis dalam penelitian terdiri dari dua hal: subjek penelitian dan
subjek investigasi sistemik adalah orang atau asosiasi yang diperiksa untuk
menemukan solusi untuk tujuan yang sedang diselidiki. Untuk eksplorasi ini,
Distrinusa.
penelitian logis, entitas penelitian ini menjadi tujuan dalam penyelidikan untuk
Seperti yang diindikasikan oleh Sugiyono (2014) soal pemeriksaan adalah tujuan
logis untuk mendapatkan informasi dengan niat dan manfaat tertentu tentang
sesuatu yang obyektif, substansial dan dapat diandalkan tentang suatu hal
23
Sedangkan variable dependen adalah variable yang nilainya dipengaruhi oleh
model yang sudah diaparkan, dapat dikatakan dalam penelitian ini variabel yang
akan diuji adalah pengunaan media sosial (facebook, twitter, linkedIn) adalah
interveningnya.
menentukan subjek penelitian yang difokuskan pada bidang tertentu saja dan
dan Bougie (2013), karakteristik sampel yang sama akan terfasilitasi dalam
membentuk kerangka yang diarahkan, jelas dan saling terkait satu sama lain.
Alasan pemilihan tempat riset online adalah pelanggan PT. Pachira Distrinusa
24
didistribusikan ke seluruh Indonesia. Dibutuhkan waktu dan biaya uang untuk
Monyet dan alat formulir survei lainnya hanya karena penetapan harga dan
mengekspor hasil survei ke google sheet secara bebas dan tidak banyak
Satuan anilisis adalah tingkat agregasi data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data subsekuen (Sekaran & Bougie, 2013). Ada lima jenis analisis unit
yang berbeda. Pertama adalah data individu di mana data dikumpulkan dari
individual. Kedua, dyad yang menganalisis kelompok atau dua orang yang
terkait satu sama lain. Yang ketiga adalah kelompok: sebagian besar digunakan
individu. Keempat adalah divisi yang menggunakan satu atau lebih divisi dalam
suatu perusahaan sebagai objek oone dari pengumpulan data. Yang kelima
adalah industri atau negara tempat penelitian mengambil satu industri atau satu
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri. Alasan
Pachira Distrinusa.
25
3.3. Tipe Penelitian
statistika.
sekali lagi bahwa hipotesis statistic ada bila penelitian menggunakan smapel.
Jika penelitian tidak menggunakan sampel seperti penelitian ini makan tidak ada
dari penelitian berdasarkan teori-teori yang berkaitan. Namun hipotesa ini akan
penelitian dan menganalisa hasil yang diperoleh dengan mengambil sampel acak
26
Mengakibatkan penolakan atau tidak diterimanya hipotesis. Meskipun
Penelitian ini berkaitan erat dengan dampak sosial media untuk kasus
diberikan oleh sosial media untuk penjualan B2B. Maka dari itu, uji hipotesa
dari penelitian ini difokuskan pada dampak positif sosial meida sebagai bagian
yang ikut ambil andil dalam kepuasan pelanggan terbatas untuk penjualan B2B
Sampel adalah sebuah bagian dari populasi yang digunakan oleh peneliti
yang dapat dikaitkan erat dengan populasi (Sugiarto, 2017). Sedangkan menurut
KBBI, populasi adalah jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk hidup
lainnya pada suatu satuan ruang tertentu. Lain halnya dengan Hadari Nawawi,
pada tahun 1983, ia mengemukakan bahwa populasi ialah keseluruhan dari objek
peristiwa, gejala-gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai
pengambilan data populasi mengambil data dari seluruh responden yang berada
27
Populasi dapat berupa populasi terbatas, yakni populasi dimana seluruh
karyawan dari sebuah perusahaan dari awal berdirinya perusahaan hingga saat
ini. Populasi juga dapat berupa populasi yang tidak terbatas, dimana tidak
contoh populasi ikan di laut. Penelitian ini menggunakan populasi terbatas pada
populasi yang sebenarnya. Nasution dan Rambe pada tahun 1984 pernah
nilai, dan oleh karena itu dapat digunakan sebagai tujuan pendugaan. Karena
nilai diambil dari suatu populasi, maka dapat dikatakan bahwa nilai yang
simbol miu. Simbol-simbol lain yang digunakan untuk parameter populasi antara
lain alpha, beta, mu, sigma, rho, phi, pi, dan gamma. Setiap simbol memiliki
fungsinya masing-masing.
dengan elemen lain. Dalam hal ini, skala pengukuran dianggap sebagai
28
pengukuran bruto dan skala pengukuran yang disesuaikan dengan baik. Ada 4
data pada bagian atau pecahan tertentu. Namun sebenarnya, skala pengukuran
kelompok, salah satunya adalah skala Likert sebagai bagian dari skala
pengukuran interval atau biasa disebut sebagai skala Likert enam poin. Skala
Likert juga memiliki skala enam poin Likert lain karena skala Likert ini memiliki
6 pilihan: sangat setuju, setuju, setuju sedikit, tidak setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Skala pengukuran Likert inilah yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Instrumen survey ditulis dalam bahasa Indonesia yang diperiksa
secara teliti untuk memastikan bahwa pertanyaan mencerminkan makna asli dan
tidak mengandung penilaian sosial. Berikut adalah konstruk dan indikator yang
antara produk
29
Kepuasan pelanggan (Diadaptasi dari James et al., 1984)
itu produktif
permintaan khusus
tidak tersedia
30
3.6. Teknik Pengumpulan Data
data sekunder. Data dikelompokkan sebagai data primer jika data tersebut
diperoleh langsung oleh peneliti sesuai dengan titik berat penelitian dan sasaran
penelitian langsung di lapangan, dll. Di sisi lain, data sekunder adalah data yang
diperoleh dari akar informasi yang menyajikan data-data yang peneliti butuhkan/
pemerintah, data pendapatan yang diambil dari website perusahaan tertentu, dll.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Dimana data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner dan data sekunder
penelitian ini adalah buku teks, situs web atau internet, laporan tentang industri
tanah di wilayah Serpong. Namun menurut Sugiarto (2017), data primer dapat
didapat dari mengevaluasi atau melakukan observasi secara langsung. Salah satu
metode pengambilan data primer ini digunakan oleh peneliti. Fungsi dari
penyebaran kuesioner ini ialah untuk memperoleh data untuk menentukan hasil
dari penelitian berdasarkan hipotesa yang telah dibuat serta mendapatkan data
31
Selain data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai data
dan Bougie (2013) mengatakan bahwa data tidak dapat didapatkan secara instan,
namun harus menggunakan media seperti contohnya buku cetak, website atau
untuk memberikan informasi dan bukan untuk komersial. Hal ini sangat penting
untuk diperhatikan dalam mengambil informasi dari website atau internet agar
nantinya tidak dipengaruhi oleh tindak komersial perusahaan atau individu yang
ingin menjual produknya dengan cara mengurangi informasi yang penting atau
adalah sebuah metode untuk memperoleh data yang dapat dilaksanakan dengan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen B2B dari
32
tinggi sehingga dapat menghasilkan respon yang menggambarkan garis besar
yang harus diukur dan dapat diukur secara akurat. Untuk mengolah data
data. Structural Equation Model (SEM) yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai teknik analisis data regresi berganda dan faktor analisis data dapat
dianalisis dengan teknik SEM (Hair et al., 2010) sehingga hipotesis penelitian
dapat dijawab dengan teknik SEM. Selanjutnya, teknik analisis dengan SEM
berdasarkan kovarian (CB-SEM) adalah dua jenis SEM yang sering digunakan
dalam penelitian. Perbedaan umum antara PLS-SEM dan CB-SEM berada dalam
teori dan distribusi normal. PLS-SEM tidak harus memiliki distribusi normal
pada setiap data dan juga teori yang kuat sementara CB-SEM harus memiliki
EQS, dan AMOS adalah program yang menggunakan CB-SEM. Program yang
33
digunakan dalam tesis ini adalah SmartPLS berbasis PLS-SEM. Alasan
34