You are on page 1of 7

Anatomi Mammae

 Bentuk Conus
 Dilekatkan di sisi anterior dinding thoraks, di bagian depan tulang dada atau
sternum oleh ligamen Cooper, dengan melekat Musculus Pectoralis mayor.
 Batas:
 Superior : setinggi costa II
 Inferior : setinggi costa VI atau VII
 Lateral : Linea axillaris anterior s/d Linea axillaris medialis
 Medial : batas lateral dari os sternum
 Posterior : Melekat pada fascia M. pectoralis major, M.
serratus anterior dan M. obliquus externus, dan
bagian atas dari M. rectus abdominis

 Diameter: 10 - 12 cm, sangat bervariasi.


 Berat:
 Non laktasi : 150 - 225 gr
 Laktasi : > 500 gr
 Bentuk Payudara:
 Nulipara : hemisferis
 Multipara: pendulan, dan lebih besar
 Perjalanan usia: volume menurun, tidak kenyal, lebih datar dan
berbentuk pendulan.
 Ukuran dan bentuk sangat bervariasi.
 > jaringan kelenjar atau <
 > jaringan lemak
 > jaringan pengikat, sehingga > kenyal
 wanita dengan dada rata

 Ukuran dan bentuk sangat bervariasi:


 Bervariasi sepanjang waktu, misal: siklus menstruasi, kehamilan,
menyusui, masa menopause.
 Penyebab utama perbedaan ukuran payudara:
jumlah jaringan lemak
 FUNGSI: DAPAT MEMPRODUKSI ASI
 Payudara: tidak memiliki jaringan otot, namun dibentuk oleh selapis jaringan
lemak yang mengelilingi kelenjar payudara yang meluas sampai keseluruhan
payudara.
 Payudara responsif terhadap hormon, sehingga menimbulkan perkembangan
jaringan, dapat membesar, dan memproduksi ASI
 Tiga hormon utama: Estrogen, Progesteron dan Prolaktin, menyebabkan
perubahan jaringan kelenjar payudara dan rahim selama siklus menstruasi.

 Payudara tersusun oleh:


 Kelenjar susu (lobuli) untuk memproduksi ASI
 Saluran (ductus) untuk transportasi ASI dari lobuli ke puting payudara.
 Puting payudara
 areola (daerah berwarna pink atau coklat yang mengelilingi puting
payudara)
 Jaringan pengikat (fibrosa) yang mengelilingi lobuli dan ductus
 Jaringan lemak

 Tiga bagian utama payudara:


 glandula mammaria
 papilla mammariae
 areola mammae
 glandula mammaria:
 15-20 lobi, tersusun radial
 Dipisahkan oleh sekat jaringan pengikat dan jaringan lemak di lapisan
subkutan.
 Parenkim mammae > banyak pd bagian pertengahan atas payudara,
terutama di kuadran superolateral, kemudian tumbuh membesar ke
arah axilla (axillary process)
 Lobus tersusun oleh lobuli, kemudian dihubungkan oleh ductus
lactiferus
 Ductus utama dari setiap lobus (ductus lactiferus) papilla
mammaria areola mammae

Vaskularisasi
 rami mammarii mediales et laterales arteri
 A. mammarii mediales:
 berasal dari cabang interna A. thoracica interna (cabang A. subclavia)
 memvaskularisasi daerah di sic II-IV
 A. mammarii laterales:
 Berasal dari banyak percabangan:
1) A. thoracica superior (cabang I dari A. axillaris)
2) A. thoracica lateral (cabang II dari A. axillaris)
3) A. pectorales cabang dari A. thoracoacromialis (cabang II dari A. axillaris)
4) cabang penetrasi dari A. intercostales posteriores pada sic II-IV
 Percabangan A. mammarii laterales terutama berasal dari A. thoracica
lateral
 Sistem vena payudara:
 Medial: menuju V. thoracica interna (kemudian ke V.
brachiocephalica)
 Lateral: menuju V. axillaris
 Juga melalui: V. intercostales posteriores
 Dari sic II-III: menuju V. intercostalis suprema (di sisi kanan
menuju cabang V. azygos, dan di sisi kiri menuju V.
brachiocephalica sinistra.
 Dari sic IV: menuju V. azygos (di sisi kanan), dan V.
hemiazygos (di sisi kiri)
 V. superficialis (cutaneous) mammaria beranastomose dapat
terlihat pada masa gestasi (di sekitar papilla mammae,
berbentuk sirkuler, dikenal sebagai venous circle (Netter) (Slide
dr. Warsito)

ETIOLOGI
Etiologi kanker mammae masih belum jelas tetapi data menunjukkan terdapat kaitan
erat dengan faktor berikut :
1. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae
Penelitian menemukan pada wanita dengan dengan saudara primer menderita
karsinoma mammae, probabilitas terkena mammae lebih tinggi 2-3 kali
dibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian dewasa ini menunjukkan
gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma mammae adalah BRCA-1
dan BRCA-2.
2. Reproduksi
Usia menarche kecil, henti haid lanjut dan siklus haid pendek merupakan
faktor resiko tinggi karsinoma mammae. Selain itu, yang seumur hidup tidak
menikah atau belum manikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan
setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif tinggi.
3. Kelainan kelenjar mammae
Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi. Jika
satu mammae sudah terkena kanker, mammae kontralateral resikonya
meningkat.
4. Penggunaan obat di masa lalu
Penggunaan obat jangka panjang hormon insidennya lebih tinggi. Terdapat
laporan penggunaan jangka panjang reserpin, metildopa, analgesik, trisiklik,
dll, dapat menyebabkan kadar prolaktin meningkat yang berisiko karsinogenik
pada mammae.
5. Radiasi pengion
Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion, paparan berlebih
menyebabkan peluang kanker lebih tinggi.
6. Diet dan Gizi
Berbagai studi kasus kelola menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori
berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mammae. Terdapat data yang
menunjukkkan orang yang gemuk sesudah usia50 tahun berpeluang lebih
besar terkena kanker mammae. Terdapat laporan, bahwa minum bir dapat
meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, wanita yang tiap hari minum bir 3
kali ke atas beresiko karsinoma mammae meningkat 50-70%. Penelitian lain
menunjukkan diet tinggi selulosa, vitamin A, dan protein kedelai dapat
menurunkan insiden kanker mammae.

PATOFISIOLOGI
Massa Tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai mammae yang tidak nyeri, sering kali
ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kudran lateral atas,
umunya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin,
mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding thoraks). Massa
cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah besar secara jelas.

Perubahan Kulit
• Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligamen glandula mammae, ligamen ini
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut ’tanda lesung’.
• Perubahan kulit jeruk (peau d’orange) : ketika vasa limfatik subkutis
tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,
folikel rambut tenggelam ke bawah tampak sebagai ’tanda kulit jeruk’.
• Nodul satelit kulit : ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutismasing-
masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul
banyak nodul tersebar, secara klinis disebut ’tanda satelit’.
• Invasi, ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan
berwarna merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi itu
dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini disebut ’tanda
bunga kol’.
• Perubahan inflamatorik : secara klinis disebut ’karsinoma mammae
inflamatorik’, tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah
bengkak, mirip peradangan, dapat disebut ’tanda peradangan’. Tipe ini sering
ditemukan pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.

Perubahan Papila Mammae


• Retraksi, distorsi papila mamae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan
sub papilar.
• Sekret papilar (umumnya sanguineus) ; sering terjadi karena karsinoma papilar
dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.
• Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik dari kanker eksmatoid
(Penyakit Paget). Klinis tampak areola, papila mammae tererosi, berkrusta,
sekret, deskuamasi, sangat mirip eksim.

Pembesarn Kelenjar Limfe Regional


Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsi lateral dapat soliter atau multiple. Pada
awalnya mobile, kemudian dapat saling berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan
sekitarnya. Dengan perkembangan penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat
menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian sangat kecil pasien
kanker mammae hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba massa
mammae, kami menyebutnya sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.
(Onkologi Klinik)

SADARI:
 Dapat dilakukan setiap bulan 1 kali.
 Meliputi:
1. visual inspection (dengan atau tanpa cermin), untuk
mencatat adanya perubahan kontur, tekstur
2. manual inspection untuk melihat untuk mencatat adanya
perubahan kontur, tekstur, serta saat posisi berdiri dan
berbaring untuk mencatat adanya benjolan atau
penebalan.
 Cara I:
gerakan memutar
 Cara II:
gerakan naik-turun pada payudara seperti bentuk pie.
 Kunci:
1. Menggunakan tiga tekanan yang berbeda saat menyentuh payudara
2. Penekanan payudara di berbagai kedalaman jaringan.

• Benjolan dapat timbul di berbagai kedalaman payudara, dan benjolan yang


dapat bergerak dapat tidak terdeteksi, o/k itu:
1. Gunakan bantalan ujung jari, diawali dengan sentuhan bertekanan kecil
ke payudara, untuk menyentuh bagian superficial dari payudara
2. Kemudian dengan sentuhan bertekanan sedang, untuk memeriksa
bagian tengah payudara.
3. Terakhir, sentuhan dengan tekanan yang lebih dalam, untuk merasakan
bagian terdalam dari payudara.
4. Dilakukan ketiganya
1. Posisi berbaring, dengan punggung relaks sehingga payudara sejajar dengan
dinding dada. (dapat membantu memeriksa di seluruh area payudara)
2. Lakukan gerakan ‘strip search’/sirkuler, dengan sentuhan ringan, sedang, dan
yang terakhir dalam, dengan gerakan sejajar garis vertikal dari arah leher, ke
bawah menuju bagian garis bawah bra, menyeluruh dari ketiak sampai ke area
tulang dada.
3. Dapat menggunakan lotion atau bedak untuk memperlembut sentuhan
4. Apabila ada discharge, putting payudara jangan dipencet.

1. Berdiri di depan kaca, letakkan kedua tangan di pinggang.


2. Amati kedua payudara untuk setiap perubahan bentuk dan ukuran. Periksa
adanya perubahan kulit (penonjolan, retraksi), lihat adakah discharge dari
puting.
3. Lakukan hal yang sama, dengan kedua lengan diangkat ke atas, lihat di sisi
depan, kemudian lihat dari samping.
4. Sementara berdiri, letakkan satu tangan di belakang kepala, jari tangan yang
lain mulai menyentuh payudara dengan perlahan ke semua bagian payudara,
cari adanya benjolan, atau penebalan.
Gerakan pemeriksaan payudara:
• Garis/Lines:
• Dimulai dari area ketiak, gerakkan jari tangan ke arah bawah
naik-turun perlahan sampai meliputi bagian bawah payudara,
ke tengah, sampai ke bagian atas payudara, secara menyeluruh.
• Sirkuler/Circles:
• Diawali dari bagian luar payudara, gerakkan jari secara
melingkar menuju bagian dalam payudara, samapi menuju
puting. Periksa juga daerah ketiak dan dada bagian atas.
• Sudut/Wedges:
• Diawali dari sudut luar payudara menuju ke putting, kemudian
kembali ke arah luar payudara. Periksa juga daerah ketiak dan
dada bagian atas.

Langkah terakhir:
• Periksa bagian bawah lengan atas, dilakukan dengan relaks dengan cara yang
sama.
• Periksa dan rasakan adanya benjolan atau penebalan

You might also like