You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tubuh manusia terdiri atas atas banyak jaringan dan organ, masing-
masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Agar dapat
melaksanakan fungsinya, tubuh memerlukan energi untuk melakukan
berbagai aktifitas. Untuk melakukan aktifitasnya, Setiap makhluk hidup
pasti memerlukan makan karena makanan merupakan sumber energi pada
makhluk hidup. Namun, makanan yang kita makan tidak selamanya
berguna bagi tubuh. Di dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang
sangat berperan penting dalam proses pencernaan. Dimana antara organ
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Jika ada salah satu organ
yang mengalami gangguan maka sistem pencernaan di dalam tubuh
manusia tidak akan berlangsung secara optimal. Kita mengetahui bahwa
tidak ada satu individu yang dapat bertahan hidup tanpa adanya organ
sistem pencernaan, karena sistem pencernan merupakan hal yang sangat
vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan makanan berhubungan
dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk di proses oleh
tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang dapat digunakan dalam
metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh tenaga
atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan
menjadi zat-zat sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian
digunakan oleh jaringan tubuh. Fisiologi sistem pencernaan manusia
terdiri dari beberapa organ. Rongga mulut, esofagus, lambung, usus kecil,
usus besar, rectum dan anus. Semua sistem pencernaan itu akan bekerja
sesuai dengan tugasnya, namun tetap saling berkaitan untuk mencerna
semua makanan yang masuk ke tubuh.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa itu sistem pencernaan?
2. Apa fungsi sistem pencernaan?
3. Apa saja organ-organ yang terdapat dalam sistem pencernaan?
4. Bagaimana proses pencernaan dalam tubuh ?
5. Apa saja gangguan pada sistem penceraan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari sistem
pencernaan tubuh manusia.
2. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui dan memahami tentang macam-macam bagian dari
sistem pencernaan beserta fungsi dari organ yang termasuk dalam
sistem pencernaan
 Untuk mengetahui dan memahami tentang mekanisme pencernaan
yang terjadi di dalam tubuh manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem

Pencernaan Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses


mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan akan memecah
molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Sistem perncernaan
mengolah makanan makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh
sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Sistem pencernaan ini
terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang
yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris,
seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan
pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma
disebut saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi
pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system
pencernaan dalam keadaannormal.

2. Fungsi Sistem Pencernaan


Pencernaan Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan
makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga
siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan
meliputi proses berikut:
a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
b. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik
oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum
ditelan(menelan).
c. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
d. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
e. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen
saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga
dapat digunakan oleh tubuh.
f. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak
tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

3. Organ pencernaan manusia


3.1 Mulut/cavum oris
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan
dan air pada manusia. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian


dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Mulut atau oris terdiri
atas dua bagian yaitu;

a. Bagian luar yang sempit atau vestibula dimana terdapat didalamnya


gusi, gigi, bibir dan pipi ;
b. Bagian rongga mulut dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris,platum dan mandubularis di sebelah belakang
bersambung dengan faring. Diluar mulut ditutupi oleh kulit dan
didalamnya ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Terjadi pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar ludah. Didalam rongga mulut terdapat gigi, lidah,
kelenjar ludah
3.1.1 Gigi /dens
Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik.
Gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan
dan lengkap pada umur 2 ½ tahun jumlahnya 20 buah terdiri atas: 8
buah gigi seri (dens insisivus),4 buah gigi taring (dens kaninus), 8
buah gigi geraham (molare)
Gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32
buah terdiri atas: 8 buah gigi susu (dens insisivus),
Terdapat 4 jenis gigi yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk
merobek/mencabik makanan. Gigi seri (dens inscisivus) berfungsi
untuk memotong makanan. Gigi geraham depan (dens premolare)
dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi untuk
menghaluskan makanan.
3.1.2 Lidah/lingua
Lidah Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang
kaya akan otot. Permukaannya kaya akan papilla/tonjolan lidah
yang sangat banyak mengandung kuncup pengecap.
Lidah dibagi menjadi 3 bagian yaitu radiks lingua (pangkal
lidah), dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah).
Pada pangkal lidah belakang terdapat epiglottis yang berfungsi
untuk menutup jalannya napas pada waktu menelan makanan. Di
punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf
pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat
pada bagian kira-kira di tengah,jika lidah digerakkan ke atas makan
akan terlihat selaput lendir.Pada pertengahan flika sublingual
terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris dan glandula
sublingualis.
Berfungsi untuk:
a. Pengaduk makanan.
b. Membantu proses penelanan makanan.
c. Sebagai alat/organ pengecap.
d. Membantu membersihkan rongga mulut.
e. Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap dan terbagi
menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam
dan pahit.
3.1.3 Kelenjar ludah/glandula

Salivales Menghasilkan air liur/ air ludah/ saliva yang


bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak mengandung lendir atau
musin dan enzim ptyalin/amylase.Enzim ptialin memiliki pH
sekitar 6,8 –7,0 dengan suhu37o C.

Kelenjar Ludah merupakan kelenjar yang mempunyai


duktus yang bernama duktus (saluran) wartoni dan stensoni .
Kelenjar ludah ada 2 yaitu kelenjar submaksilaris(kelenjar ludah
bawah rahang) yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada
bagian tengah dan kelenjar sublingualis (Kelenjar ludah bawah
lidah) yang terdapat di bagian depan dibawah lidah.
Kelenjar ludah dihasilkan didalam rongga mulut. Disekitar rongga
mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:
 Kelenjar parotis terdapat di bawah depan telinga diantara
prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular,duktus
stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke
rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator)
 Kelenjar submaksilaris terletak di bawah rongga mulut
bagian belakang,duktus wartoni, bermuara di rongga mulut
dekat dengan frenulum lingua.
 Kelenjar sublingualis terletak di bawah selaput lendir dasar
rongga mulut

Fungsi air liur/saliva :


a. Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan
b. Melindungi selaput mulut
c. Mencerna makanan secara kimiawi
3.2 Tenggorokan (Faring)

Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan


kerongkongan atau esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk
kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring. Faring juga
merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran respirasi.
Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring terdapat
amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang
mengandung limposit.

3.3 Kerongkongan (esophagus)


Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang
berarti membawa dan έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan]
atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung
atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm. Makanan berjalan
melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.

Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:


a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis,
ujung kapiler darah, dan ujung saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat
gerakan peristaltik pada kerongkongan.
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan
gerakan peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran
pencernaan (kaya akan otot polos) yang berupa gerakan kembang kempis
atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk bolus dan akan
mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus dari
kerongkongan menuju ke lambung adalah 6 detik

3.4 Lambung (ventrikulus)

Bagian-bagian lambung Lambung atau ventrikulus merupakan


organ kantung besar yang terletak di rongga perut agak ke kiri.
Cara Kerja Lambung adalah makanan masuk ke dalam lambung
dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Di dalam lambung terjadi
pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim.
Berikut dinding lambung terdiri menjadi 4 lapisan, yaitu :
a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa) Merupakan lapisan terluar dari
ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel
di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya
gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :
a) Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan
dengan esophagus dan hepar.
b) Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya
membulat.
c) Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang
berhubungan dengan intestinum tenue.
c. Lapisan Submukosa.
Submukosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan
vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke
sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea,
dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
d. Lapisan Mukosa.
Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan
berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon.
Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar
perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak
volume getah lambung yang dapat dikeluarkan.
Fungsi lambung yaitu :
a) Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
b) Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
c) Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
d) Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk
jangka waktu pendek
e) Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida
dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
f) Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g) Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
h) Faktor antianemia dibentuk.
i) Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk
duodenum. Enzim yang dihasilkan :
 HCl/asam chlorida/asam lambung dihasilkan oleh sel
parietal (parietal cell) yang fungsinya antara lain :
 Merangsang keluarnya seketin.
 Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk
memecah protein.
 Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
 Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang
merangsang empedu mengeluarkan getahnya.
 Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein
(protein susu). Kasein akan diubah oleh pepsin
menjadi pepton.
 Pepsinogen [dihasilkan oleh sel chief (chief ceel)], akan
aktif bila dalam bentuk pepsin. Pepsin berfungsi untuk
mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.
 Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
 Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
 Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan
lambung terhadap kerusakan akibat kerja dari HCl.
Dihasilkan oleh sel Goblet (goblet cell).

3.5 Pankreas
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara
duodenum dan limpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.
Kelenjar pankreas menghasilkan :
a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan)
kadar gula dalam darah.
b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak
mengandung enzim. Enzim tersebut yaitu :
 Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah
amilum menjadi maltose.
 Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid
menjadi asam lemak dan gliserol.
 Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi
tripsin. Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi
asam amino.
 Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi
monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase,
sukrase, lactase.
 Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk
menetralkan keasamaan kim/chyme yang keluar dari
ventriculus.

Cara Kerja Pankreas yaitu melepaskan enzim pencernaan ke dalam


duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang
dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini
hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

3.6 Hati (Hepar)

Hepar Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh


dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam
rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan
cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica
felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.
Hati terletak di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus
utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dihubungkan oleh rangkaian
duktus. Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung
menjadi satu pada duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama
bergabung dengan duktus kistikus dari kandung empedu, keduanya
membentuk duktus empedu. Duktus empedu menuju duodenum dan
bermuara di ampula hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus
pankreatikus.

Hati menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:

a. Menghasilkan garam empedu, yang digunakan oleh usus halus


untuk mengemulsikan dan menyerap lipid
b. Menghasilkan antikoagulan heparin dan protein plasma seperti
protrombin, fibrinogen, dan albumin
c. Sel-sel retikuloendotelial hati, memfagosit (memangsa) sel-sel
darah yang telah rusak, juga bakteri
d. Menghasilkan enzim yang memecah racun atau mengubahnya
menjadi struktur yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika asam
amino hasil pemecahan protein dipecah lagi menjadi energy,
dihasilkan sampah-sampah nitrogen beracun (misalnya ammonia)
yang akan diubah menjadi urea. Selanjutnya urea dibuang melalui
ginjal dan kelenjar keringat.
e. Nutrient yang baru diserap akan dikumpulkan di hati. Tergantung
kebutuhan tubuh, kelebihan glukosa akan diubah menjadi glikogen
atau lipid untuk disimpan. Sebaliknya hati juga dapat mengubah
glikogen dan lipid menjadi glukosa kembali jika dibutuhkan.
f. Hati menyimpan glikogen, tembaga, besi, vitamin A, B12, D, E,
dan K. Juga menyimpan racun yang tak dapat dipecah dan dibuang
(misalnya DDT)
g. Hati dan ginjal berperan dalam aktivasi vitamin D.

3.7 Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ


berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang
kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap –
bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan
usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Bagian-bagian dari kandung empedu adalah:

a. Fundus vesika felea merupakan bagian kandung empedu yang


paling akhir setelah korpus vesika felea
b. Korpus Vesika Felea merupakan bagian dari kandung yang di
dalamnya berisi getah empedu.
c. Leher Kandung Kemih merupakan leher dari kandung empedu
yaitu saluran pertama masuknya getah empedu ke kandung
empedu.
d. Duktus sistikus memiliki panjang sekitar 33/4 cm berjalan dari leher
kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus
,membentuk saluran empedu ke duodenum.
e. Duktus Hepatikus merupakan saluran yang keluar dari leher
f. Duktus koledokus merupakan saluran yang membawa empedu ke
duodenum.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol.

3.8 Usus Halus/Usus Kecil (Intestinum Tenue)


Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian
utama yaitu :
a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan
dengan ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat.
Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m. Cara Kerja usus duodenum
lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan
langsung dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses
penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan
dengan jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan
sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.
Fungsi utama usus halus adalah:
a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap
melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak Kelenjar atau
enzim didalam usus halus :
 Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
 Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam
amino.
 Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
 Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
 Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida
 Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino
 Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam
lemak
 Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

3.9 Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
feses.
Usus besar terdiri dari :

3.9.1 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”)


dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus
besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

3.9.2 Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada


usus buntu. Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam
bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah
ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap
embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10
cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap
terletak di peritoneum.

Apendiks berfungsi dalam sistem limfatik.

a. Kolon asendens (kanan)


Panjangnya sekitar 13 cm terletak di bawah abdomen
sebelah kanan, membujur keatas dari dari ileum ke bawah
hati.
b. Kolon transversum
Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon desendens
berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura
hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
c. Kolon desendens (kiri)
Panjangnya sekitar 25 cm ,terletak di bawah abdomen
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan fleksura
lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan
kolon sigmoid
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Kolon sigmoid merupakan lanjutan kolon desendens,
terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya
menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan
rectum.
3.9.3 Rektum dan anus

a. Rektum
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”)
adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses.

Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat


yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan


keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
buang air besar.
b. Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,


dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Anus terletak di dasar
pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter.

a) Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menuruti


kehendak.
b) Sfingter levator ani , bekerja juga tidak menuruti kehendak
c) Sfingter ani eksternus ( sebelah bawah), bekerja menuruti
kehendak.

Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan


sebagiannya lagi dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar) , yang merupakan fungsi utama anus.

4. Gangguan pada sistem pencernaan


Gangguan atau kelaianan yang biasa menyerang sistem pencernaan adalah:
a. Gastritis Gastritis atau radang lambung disebabkan karena produksi
asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung.
Selain itu, bisa disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan
merasa lambungnya terbakar.
b. Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan
pada saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan di saluran
empedu.
c. Konstipasi (sembelit) terjadi karena feses bergerak secara lambat
melalui kolon. Feses yang ada sangat banyak dan kering sehingga sulit
buang air besar. Hal ini disebabkan, karena buang air yang tidak
teratur.
d. Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu
lunak. Makanan terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga
air tidak banyak diabsorpsi. Diare dapat merupakan gejala tipus,
kanker, kolera, atau infeksi.
e. Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba. Gejala
penyakit ini adalah buang air besar bercampur darah.
f. Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks. Hal ini terjadi,
karena adanya penumpukan makanan dan terjadi infeksi.
g. Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan yang tidak sehat.
Gejala yang timbul adalah adanya darah pada feses.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk
kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga
dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan
menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara
kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan dari
bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara
kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim. Sistem
pencernaan berfungsi untuk menyediakan makanan, air, dan
elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap
diabsorpsi.
2. Organ pencernaan pada manusia terdiri atas : mulut, faring,
kerongkongan, lambung, hati, pankreas, usus halus, usus besar, dan
anus.
3. Proses pencernaan makanan meliputi ingesti, mastikasi, deglutisi,
digesti, absorpsi, dan defekasi.

b. Saran
Sebaiknya kita menjaga dan mengontrol pola makan kita agar
kesehatan sistem pencernaan dapat tetap terjaga serta dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul, “SISTEM PENCERNAAN” sebagai bentuk tugas dari mata pelajaran
bimbingan karir. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk makalah ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mataram, 6 Desember 2018

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Pearce Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia. 2006. Irianto, Kus. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk
Paramedis. Bandung : Yrama Widya. 2004. S. Ethel. W. Anatomi dan
Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002 Green, J.H.,
Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.

Brown, Dale.2008.Human Anatomy and Physiology.Illinois State University

NIH.2010,The Digestive System and How it Works.Washington: US Government Printing

Tate, Seeley.2004.Anatomy and Physiology: Digestive System. Mc Graw Hill Companies

Open Tax College.2013.Anatomy and Physiology.Texas: Rice University

WengemAm.2010.Human Physiology: The Gastrointestinal


System.www.appendicitisreview.com. Diakses pada tanggal 03 Februari 2016

Ziser.2014.Human Anatomy & Physiology: Digestive System.Ziser Lecture Notes


2.4 Proses pencernaan dalam tubuh Proses pencernaan makanan berlangsung
di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga
mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong oleh gigi seri dan
dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam
rongga mulut tetapi belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu,
makanan harus diubah menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose
ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar
pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang
diserap oleh jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus.
Sari makanan hanya dapat diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening
bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut didistribusikan ke bagian
tubuh yang membutuhkannya. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan
dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut. 1. Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di
lambung. 2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses
pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran
sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi ingesti, mastikasi, deglutisi, digesti, absorpsi, dan defekasi.

You might also like