You are on page 1of 2

ANALISIS JURNAL

1. Clinical question: bagiamanakah keefektivitasan terapi relaksasi menggunakan aroma


lavender dibandingkan dengan bitter orange terhadapa nyeri pada pasien post SC.
Judul Jurnal:
Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Paska Operasi
Sectio Caesarea
Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post Sectio Caesarea Setelah Dilakukan Latihan
Relaksasi Pernapasan Menggunakan Aroma Terapi Lavender Di Rumah Sakit Al Islam
Bandung
Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea
Key word:
nyeri, sectio caesarea, aromatherapy, lavender
section secarea, nyeri, relaksasi pernapasan, aromaterapi
Bitter Orange Aroma Therapy; Pain; Section caesarea
Penulis :
Mutia Anwar*, Titi Astuti*, Merah Bangsawan
Ratna Pratiwi, Ermiatin, Restuning Widyasih

CRITICAL APPRASIAL
1. Why was study done? (mengapa penelitian ini dilakukan?)
 Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang sering
ditemui pada anak. Hal ini menandakan adanya indikasi infeksi virus, bakteri
atau penyakit serius lainnya.
 Penanganan demam pada anak dapat dilakukan secara farmakologi dan non
farmakologi. Salah satu intervensi non farmakologi adalah tepid sponge yang
menggabungkan teknik blok dan seka.
 Penulis juga menuliskan pada penelitian terdahulu tentang pengaruh tepid
sponge terhadap perubahan suhu tubuh anak usia pra sekolah dan sekolah
yang mengalami demam.
2. What is the sample size? (berapa jumlah sampel?)
 Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain
penelitian quasi experiment dengan rancangan pre and post test without
control group. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 16
responden dengan kriteria inklusi yaitu : anak yang berusia 3-10 tahun, anak
yang mengalami demam dengan suhu tubuh >37,5o C.
3. Are the measurements of major variable valid & reliable? (adapakah instrument dan
pengukuran dari variable utama valid dan reliable?)
 Pengumpulan data menggunakan instrument Numerical Rating Scale (NRS).
Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon dengan P value ( α < 0,005).
 Responden penelitian terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan 68,8%,
usia responden adalah usia pra sekolah yang berjumlah 25% dan usia sekolah
sebanyak 75%. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik yaitu
uji T berpasangan yang menunjukkan terjadi perubahan suhu tubuh sebelum
dan sesudah intervensi dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). Responden penelitian
terbanyak berjenis kelamin perempuan dengan 68,8%, usia responden adalah
usia pra sekolah yang berjumlah 25% dan usia sekolah sebanyak 75%. Hasil
analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik yaitu uji T berpasangan
yang menunjukkan terjadi perubahan suhu tubuh sebelum dan sesudah
intervensi dengan nilai p = 0,001 (p<0,05).
4. How were the data analysed? (bagaimana analisis data, uji yang digunakan?)
 penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain
penelitian quasi experiment dengan rancangan pre and post test without
control group.
 Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik yaitu uji T
berpasangan yang menunjukkan terjadi perubahan suhu tubuh sebelum dan
sesudah intervensi dengan nilai p = 0,001 (p<0,05).
5. Were there any untoward events during the conduct of the study? (apakah ada hal
atau kejadian yang tidak diingnkan selama proses penelitian?)
 Dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara pasti kendala apa yang dialam
oleh peneliti selama proses penelitian. Peneliti juga tidak memaparkan SOP
dan SAK yang digunakan.
6. How do the result fit with previous research in the area? ( apakah hasil penelitian
sesuia dengan penelitian sbelumnya?)
 Penelitian ini telah didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
(Penelitian Irnawati (2010) didapatkan responden berjenis kelamin perempuan
yang lebih besar dari laki-laki. Jumlah responden perempuan sebanyak 19
responden (64%).Keliobas (2015) menjelaskan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah responden laki-laki lebih besar dari
responden perempuan. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 15 responden (79%)
dan perempuan berjumlah 4 responden (21%). Peningkatan suhu tubuh yang
lebih banyak terjadi pada laki-laki diakibatkan oleh kegiatan metabolisme
tubuh. Penelitian Setiawati (2009) didapatkan bahwa responden penelitian
berumur 3-9 tahun dan rata-rata umur anak berada pada usia sekolah yaitu 6
tahun.11 Penelitian yang dilakukan di King Fahd Hospital mengenai intervensi
tepid sponge yang diberikan pada responden yang berusia 1-12 tahun
ditemukan hasil yang serupa bahwa rata-rata responden berusia sekolah yaitu
usia 6 tahun.
7. What does this research mean for clinical practice? (apa manfaat penelitian dalam
praktik klinis?)
 Menurut sistematika penelitian ini sudah cukup baik untuk dijadikan acuan
klinis dalam pemberian intervensi keperawatan secara konvensional, akan
tetapi masih perluuntul lebih ditingkatkann lagi. Sehingga memberikan hasil
yang benar-benar valid dan sesuai agar dapat diaplikasikan dengan baik di
klinis.

You might also like