You are on page 1of 24

I.

PENDAHULUAN Hal tersebut menimbulkan

1. Latar Belakang ketidakharmonisan antara perusahaan


Menurut World Business
dengan masyarakat sekitar yang
Council for Sustainable Development
ditandai dengan adanya berbagai
(WBCSD), CSR merupakan suatu
konflik dan ketegangan seperti
komitmen bisnis untuk memberikan
tuntutan atas ganti rugi kerusakan
kontribusi bagi pembangunan
lingkungan (Achda,2006).
ekonomi berkelanjutan melalui kerja Gagasan CSR bukan hanya

sama dengan para karyawan serta dihadapkan pada tanggung jawab satu

perwakilan, keluarga, komunitas sisi (single bottom line) yaitu nilai

setempat maupun masyarakat umum perusahaan yang direfleksikan ke

untuk meningkatkan kualitas dalam aspek keuangan, tetapi juga

kehidupan dengan cara yang direfleksikan ke dalam aspek sosial

bermanfaat baik bagi bisnis sendiri dan lingkungan atau yang dikenal

maupun untuk pembangunan. dengan sebutan triple bottom line


Pemangku kepentingan atau
(people, planet, and profit).
stakeholder menilai suatu kesehatan
Pengungkapan triple bottom line dapat
bisnis tidak hanya dilihat dari
meningkatkan transparansi mengenai
banyaknya pendapatan atau profit
dampak ekonomi, sosial, dan
perusahaan, tetapi juga dinilai dari
lingkungan dari kegiatan perusahaan
tanggung jawab terhadap lingkungan
sehingga perusahaan dapat
masyarakat dimana perusahaan
mengetahui risiko dan ancaman yang
tersebut beroperasi (Aryawan, 2017).
Awalnya budaya perusahaan akan dihadapi dan menilai peluang

didominasi dengan cara berfikir dan perusahaan ke depannya.


Kepedulian pemerintah
perilaku ekonomi yang hanya
Republik Indonesia terhadap CSR
mencari keuntungan (profit-oriented).
dapat dilihat dengan dikeluarkannya lingkungan dan sosial, atau

regulasi terhadap kewajiban praktek perusahaan yang melaksanakan CSR.

dan pengungkapan CSR melalui Survei yang dilakukan Booth-Harris

Undang-undang Perseroan Terbatas Trust Monitor pada tahun 2001 dalam

No. 40 Tahun 2007 pasal 66 dan 74 Sutopoyudo (2009) menyatakan

dan Undang-undang tentang bahwa mayoritas konsumen akan

Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 meninggalkan suatu produk dari suatu

Pasal 15 bagian b, Pasal 17, dan Pasal perusahaan yang mempunyai citra

34. buruk atau memilki citra negative di


Di Indonesia, praktik CSR
masyarakat.
dilatarbelakangi oleh kasus yang Menurut Eipstein dan

timbul akibat dari perusahaan yang Freedman 1994 dalam Suyono (2010),

tidak memperhatikan aspek sosial dan investor individual lebih tertarik

lingkungan. Contoh kasus baru-baru terhadap informasi sosial yang

ini yang terjadi di Indonesia adalah dilaporkan dalam laporan keuangan.

penyebaran kutu-kutu dan bau busuk Guthrie dan Parker (1990)

yang berasal dari area kantor PT. menjelaskan lebih lanjut bahwa

Havindo Pakan Optima, pencemaran pengungkapan informasi CSR dalam

limbah oleh PT. Antam di Desa Bantar laporan tahunan merupakan salah satu

Karet atau ambruknya cara perusahaan membangun,

pengecoran pier head yang mempertahankan dan melegitimasi

dilakukan oleh PT. Waskita Karya. kontribusi perusahaan dari sisi


Masyarakat sekarang
ekonomi dan politis.
cenderung untuk memilih produk yang Dengan adanya CSR, maka

diproduksi atau dihasilkan oleh secara tidak langsung akan

perusahaan yang peduli terhadap mempengaruhi kinerja perusahaan


karena CSR menjadi salah satu social responsibility terhadap kinerja

kegiatan promosi yang dilakukan oleh keuangan. Seperti dalam penelitian

perusahaan terhadap masyarakat dan Luthan et al. (2012) menunjukkan

para investor. Kinerja perusahaan bahwa CSR berpengaruh secara

merupakan suatu hasil dari proses signifikan terhadap kinerja keuangan

bisnis perusahaan yang menunjukan yang diukur menggunakan ROA,

nilai keberhasilan dari suatu usaha. sedangkan terhadap kinerja keuangan

Keberhasilan usaha perusahaan dapat yang diukur Tobin’s Q menunjukkan

diukur dengan kinerja keuangan pengaruh yang tidak signifikan.


Penelitian Candrayanthi dan
perusahaan tersebut.
Menurut Sutrisno (2012) Saputra (2013) serta Rosiliana et al.

kinerja keuangan perusahaan (2014) yang menunjukan bahwa

merupakan prestasi yang dicapai corporate social responsibility yang

perusahaan dalam suatu periode diukur menggunakan Return On Asset

tertentu yang mencerminkan tingkat berpengaruh positif terhadap kinerja

kesehatan perusahaan tersebut. Al- perusahaan. Akbar et al. (2016) yang

Tuwaijri et al. (2004) menyatakan meneliti pada perusahaan subsektor

kinerja keuangan perusahaan dapat telekomunikasi yang terdaftar di Bursa

dilihat dalam dua pengukuran yaitu Efek Indonesia (BEI) juga

pengukuran kinerja berbasis akuntansi menunjukkan bahwa corporate social

(Accounting-based measurement) responsibility memiliki pengaruh

serta pengukuran kinerja berbasis secara signifikan terhadap Return On

pasar (market-based measurement). Assets (ROA).


Beberapa penelitian telah Sedangkan menurut

dilakukan untuk meneliti bagaimana Parengkuan (2017) yang meneliti

pengaruh pengungkapan corporate tentang pengaruh corporate social


responsibility terhadap kinerja menunjukkan bahwa CSR kinerja

keuangan perusahaan manufaktur perusahaan di PT. Citra Tubindo Tbk.

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan ROA akan

melalui pojok bursa FEB-UNSRAT meningkat sedangkan PT. Sat

menunjukkan bahwa Corporate Nusapersada Tbk mengungkapkan

Social Responsibility (CSR) tidak CSR kinerja perusahaan yang diukur

berpengaruh terhadap ROA (Return dengan ROA mengalami penurunan.


Menurut Lestari (2015) yang
On Asset).
Menurut Dipraja (2014) CSR meneliti tentang pengaruh CSR

tema ketenagakerjaan, lingkungan dan terhadap nilai perusahaan dengan

energi tidak berpengaruh signifikan profitabilitas sebagai variabel

terhadap kinerja keuangan yang moderasi menunjukkan bahwa CSR

diukur menggunakan ROA, sedangkan berpengaruh positif terhadap nilai

CSR tema kemasyarakatan, produk perusahaan dan profitabilitas sebagai

dan konsumen memiliki pengaruh variabel moderasi dapat

yang signifikan. Ludfi dan Firdaus mempengaruhi hubungan antara CSR

(2017) juga membuktikan bahwa CSR dengan nilai perusahaan. penelitian ini

variabel karyawan dan masyarakat meneliti 27 perusahaan perbankan

positif signifikan mempengaruhi tahun 2011-2014 dengan

variabel dependen ROA, dan hanya menggunakan metode purposive

karyawan sebagai variabel independen sampling.


Penelitian mengenai pengaruh
memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR terhadap respon
Tobin Q.
Siregar dan Kartikasari (2017) nilai perusahaan pada subsektor

yang meneliti di PT. Citra Tubindo semen,keramik, plastik, dan kimia

Tbk. dan PT. Sat Nusapersada Tbk. tahun 2009-2013 yang diteliti oleh
Natanagara dan Juniarti (2015) KINERJA KEUANGAN

membuktikan bahwa CSR PERUSAHAAN”.


2. Rumusan Masalah
berpengaruh secara signifikan 1. Apakah pengungkapan

terhadap nilai perusahaan. Debt to tanggung jawab sosial

Equity Ratio sebagai variabel kontrol perusahaan dalam dimensi

tidak berpengaruh terhadap nilai ekonomi berpengaruh positif

perusahaan, serta variabel kontrol terhadap kinerja keuangan yang

ukuran perusahaan berpengaruh diukur menggunakan Return

negatif terhadap nilai perusahaan. On Assets?


2. Apakah pengungkapan
kemudian, Juniarti dan Pratiwi (2016)
tanggung jawab sosial
dengan mengambil sampel pada sektor
perusahaan dalam dimensi
properti, real estate, dan konstruksi
lingkungan berpengaruh positif
menunjukkan adanya respon positif
terhadap kinerja keuangan yang
CSR terhadap Tobin’s Q. Variabel
diukur menggunakan Return
kontrol Fsize dan DER tidak
On Assets?
berpengaruh terhadap Tobin’s Q, 3. Apakah pengungkapan

sedangkan Mshare berpengaruh positif tanggung jawab sosial

terhadap Tobin’s Q. perusahaan dalam dimensi


Berdasarkan latar belakang
sosial berpengaruh positif
diatas dan beberapa penelitian
terhadap kinerja keuangan yang
terdahulu, peneliti tertarik untuk
diukur menggunakan Return
melakukan penelitian dengan judul
On Assets?
“PENGARUH PENGUNGKAPAN 4. Apakah pengungkapan

TANGGUNG JAWAB SOSIAL tanggung jawab sosial

PERUSAHAAN TERHADAP perusahaan dalam dimensi

ekonomi berpengaruh positif


terhadap kinerja keuangan yang b. Untuk memperoleh bukti

diukur menggunakan Tobin’s empiris adanya pengaruh

Q? positif dari pengungkapan


5. Apakah pengungkapan
tanggung jawab sosial
tanggung jawab sosial
perusahaan dalam dimensi
perusahaan dalam dimensi
lingkungan terhadap kinerja
lingkungan berpengaruh positif
keuangan yang diukur
terhadap kinerja keuangan yang
menggunakan Return On
diukur menggunakan Tobin’s
Assets.
Q? c. Untuk memperoleh bukti
6. Apakah pengungkapan
empiris adanya pengaruh
tanggung jawab sosial
positif dari pengungkapan
perusahaan dalam dimensi
tanggung jawab sosial
sosial berpengaruh positif
perusahaan dalam dimensi
terhadap kinerja keuangan yang
sosial terhadap kinerja
diukur menggunakan Tobin’s
keuangan yang diukur
Q?
menggunakan Return On
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh bukti Assets.
d. Untuk memperoleh bukti
empiris adanya pengaruh
empiris adanya pengaruh
positif dari pengungkapan
positif dari pengungkapan
tanggung jawab sosial
tanggung jawab sosial
perusahaan dalam dimensi
perusahaan dalam dimensi
ekonomi terhadap kinerja
ekonomi terhadap kinerja
keuangan yang diukur
keuangan yang diukur
menggunakan Return On
menggunakan Tobin’s Q.
Assets.
e. Untuk memperoleh bukti sedikit kontribusi terhadap

empiris adanya pengaruh ilmu pengetahuan yang luas.

positif dari pengungkapan


3. Bagi perusahaan, diharapkan
tanggung jawab sosial
dapat menjadi salah satu saran
perusahaan dalam dimensi
yang bermanfaat yang dapat
lingkungan terhadap kinerja
digunakan sebagai dasar
keuangan yang diukur
pengambilan keputusan.
menggunakan Tobin’s Q.
f. Untuk memperoleh bukti

empiris adanya pengaruh


II. TELAAH PUSTAKA DAN
positif dari pengungkapan
PENGEMBANGAN
tanggung jawab sosial
HIPOTESIS
perusahaan dalam dimensi
A. Telaah Pustaka
sosial terhadap kinerja 1. Teori Stakeholder
Menurut Freeman (1984)
keuangan yang diukur
stakeholder didefinisikan sebagai
menggunakan Tobins’s Q.
suatu kelompok atau individual
4. Manfaat Penelitian
yang dapat menpengaruhi
1. Bagi penelitian di masa yang
maupun dipengaruhi tujuan
akan datang, penelitian ini bisa
perusahaan tersebut.
dijadikan sebagai bahan dasar Teori Stakeholder

acuan dalam melakukan menjelaskan bahwa ada

penelitian terkait. keterlibatan dan peranan

stakeholder dalam
2. Bagi akademisi, penelitian ini
mempromosikan CSR terhadap
diharapkan dapat memberikan
perusahaan. Hal ini menjadikan

keberadaan suatu perusahaan


sangat dipengaruhi oleh dukungan menyentuh ke setiap aspek CSR

yang diberikan oleh stakeholder yang ada. Jika tidak dilakukan, maka

sesuai dengan teori stakeholder,


kepada perusahaan tersebut
perusahaan akan kesulitan dalam
(Ghozali dan Chariri, 2007).
mendapatkan dukungan (sumber
Perusahaan hanya diarahkan
daya) untuk mewujudkan tujuannya
untuk mengidentifikasi stakeholder
yaitu memperoleh keuntungan yang
yang dianggap penting dan
optimal (kinerja yang baik).
berpengaruh. Mereka yakin bahwa

Stakeholder theory mengabaikan

pengaruh masyarakat luas (society as


2. Teori Legitimasi
a whole) terhadap penyediaan
Teori Legitimasi secara umum
informasi dalam pelaporan keuangan
menggambarkan pentingnya
(Ghozali dan Chariri, 2007).
pengungkapan CSR sebagai salah

Batasan stakeholders diatas satu cara untuk mengatasi ancaman

mengisyaratkan bahwa perusahaan legitimasi. Perusahaan mengambil

hendaknya memperhatikan langkah antisipatif untuk mengatasi

stakeholders. Jika perusahaan tidak ancaman legitimasi tersebut,

memperhatikan stakeholders, bukan misalnya dengan melaporkan hal apa

tidak mungkin akan mendapatkan saja yang telah dilakukan perusahaan

protes dan pada akhirnya akan bagi stakeholdersnya secara spesifik

mengurangi legitimasi dari (melakukan dan melaporkan hasil

stakeholders (Suyono, 2010). CSR).

Perhatian perusahaan terhadap Apabila ancaman legitimasi

stakeholders salah satunya teratasi, maka perusahaan dapat

diwujudkan ke dalam bentuk kembali melanjutkan operasinya

pelaksanaan CSR perusahaan yang dalam mencapai kinerja yang


semakin baik. Apabila tidak bisa 3. Tanggung Jawab Sosial

diatasi maka legitimasi dan simpati Perusahaan atau Corporate


dari masyarakat terhadap perusahaan Social Responsibility (CSR)
3.1. Pengertian Tanggung
akan turun yang mengakibatkan

adanya pembatasan antara akses Jawab Sosial Perusahaan


Menurut The World
produk (penggunaan produk
Business Council for
perusahaan) dan pemasokan sumber
Sustainable Development
daya sehingga lama kelamaan
(WBCSD), tanggung jawab
perusahaan tersebut akan bangkrut
sosial perusahaan atau
(Suyono, 2010).
Corporate Social
Teori legitimasi menegaskan
Responsibility didefinisikan
bahwa perusahaan selalu berupaya
sebagai komitmen bisnis
untuk memastikan bahwa aktivitas-
untuk memberikan
aktivitas yang dilakukan sudah

sesuai dengan bingkai dan norma kontribusi bagi

yang ada dalam masyarakat atau pembangunan ekonomi

lingkungan dimana perusahaan itu berkelanjutan, melalui kerja

berada sehingga dapat diterima oleh sama dengan para karyawan


masyarakat sebagai suatu yang sah serta perwakilan mereka,
(Deegan, 2004). Hal tersebut berarti
keluarga mereka, komunitas
bahwa keberadaan dan aktivitas dari
setempat maupun
perusahaan akan diterima oleh
masyarakat umum untuk
masyarakat atau lingkungan sekitar
meningkatkan kualitas
setelah mengungkapkan tanggung
kehidupan dengan cara
jawab sosial perusahaan.
yang bermanfaat baik bagi
bisnis sendiri maupun untuk CSR sebagai “a concept

pembangunan. where by companies integrate

Corporate Social social and environmental

Resposibility adalah concerns in their business

mekanisme bagi suatu operations and in their

perusahaan untuk secara interaction with their

sukarela mengintegrasikan stakeholders on a voluntary

perhatian terhadap lingkungan basis”. Sedangkan menurut

sosial ke dalam operasinya CSR Asia seperti dikutip

dan interaksinya dengan Darwin (2008) definisi CSR

stakeholder, yang melebihi sebagai berikut; CSR is a

tanggung jawab sosial di company’s commitment to

bidang hukum (Darwin 2004). operating in an economically,

Pendapat Milton Friedman socially and environmentally

menyatakan bahwa tujuan sustainable manner whilst

utama korporasi adalah balancing the interests of

memperoleh profit semata diverse stakeholders.

semakin ditinggalkan. Berbagai definisi


Sebaliknya konsep triple tersebut di atas memberikan
bottom line (profit, planet, pemahaman bahwa CSR pada
people) yang digagas oleh dasarnya adalah komitmen
John Elkington makin masuk perusahaan terhadap tiga (3)
ke dalam mainstream etika elemen yaitu ekonomi, sosial,
bisnis (Suharto, 2007). dan lingkungan. Definisi CSR

European dalam penelitian ini merujuk

Commission seperti dikutip pada definisi yang

Darwin (2008) mendefinisikan disampaikan European


Commission dan CSR Asia. masyarakat secara

Perusahaan semakin menguntungkan.


2. Legal
menyadari bahwa
Responsibilities,
kelangsungan hidup

perusahaan juga tergantung yaitu masyarakat

dari hubungan perusahaan berharap bisnis

dengan masyarakat dan dijalankan dengan

lingkungannya tempat mentaati peraturan


perusahaan beroperasi. yang berlaku yang

Menurut Carroll pada hakikatnya

(1979), konsep CSR memuat dibuat oleh

komponen-kompenen sebagai masyarakat melalui


berikut: lembaga legislatif.
3. Ethical
1. Economic
Responsibilities,
Responsibilities,
yaitu masyarakat
yaitu tanggung
berharap perusahaan
jawab sosial yang
menjalankan bisnis
utama adalah
secara perorangan
tanggung jawab
maupun
ekonomi karena
kelembagaan untuk
lembaga bisnis
menilai suatu isu
terdiri dari aktivitas
dimana penilaian ini
ekonomi yang
merupakan pilihan
menghasilkan
terhadap nilai yang
barang dan jasa bagi
berkembang dalam melaksanakan aktivitas

suatu masyarakat. sosialnya sehingga hak


4. Discretionary
masyarakat untuk hidup aman,
Responsibilities, kesejahteraan karyawan, dan
yaitu masyarakat keamanan mengkonsumsi

mengahrapkan makanan dapat terpenuhi.

keberadaan
Pertanggungjawaban
perusahaan dapat
sosial perusahaan
memberikan diungkapkan didalam laporan

manfaat bagi baik dalam annual report

mereka. maupun sustainibility


3.2. Pengungkapan Tanggung
reporting.
Jawab Sosial Perusahaan
Gray et al (1995)
Anggraini (2006)
menyebutkan tiga studi yang
menyatakan bahwa tuntutan
menjelaskan mengapa
terhadap perusahaan untuk
perusahaan cenderung untuk
memberikan informasi yang
mengungkapkan csr yaitu:
transparan, organisasi yang

akuntabel serta tata kelola 1. Decision Usefulness


Pendekatan yang
perusahaan yang baik (good

corporate governance)
menjelaskan praktik

memaksa perusahaan untuk Pengungkapan

memberikan informasi Sosial dan

mengenai aktivitas sosialnya. Lingkungan (PLS)

Masyarakat membutuhkan dari manfaat yang


informasi mengenai sejauh
diperoleh dari
mana perusahaan sudah
pengungkapan
informasi sosial dan PAT sering

lingkungan. digunakan sebagai


2. Economic Based
media untuk
Theory (Positive
membenarkan
Accounting Theory)
Pendekatan ini praktik PLS

menjelaskan bahwa tersebut. Atas dasar

pertanggungjawaba hipotesis tersebut,

n utama perusahaan pengungkapan

adalah sukarela yang

menggunakan terdapat dalam

sumber ekonomi laporan tahunan

yang dimiliki dan merupakan usaha

menjalankan yang dilakukan

kegiatan usahanya untuk mengurangi

dengan tujuan biaya politis yang

meningkatkan laba harus ditanggung

(Friedman, 1970). perusahaan dalam

Jika dikaitkan menjelaskan

dengan praktik aktivitasnya.


3. Political Economy
pengungkapan
Theory
sosial dan PET

lingkungan, mempertimbangkan

hipotesis cost politik kerangka politik,

(political cost sosial, dan

hypotheses) dalam institusional dimana


kegiatan ekonomi sumber-sumber sosial maka

tersebut dijalankan. dapat timbul adanya biaya

sosial (social cost) yang harus


PET juga mengakui
ditanggung oleh masyarakat,
pemakaian PLS
sedang apabila perusahaan
dalam annual report
meningkatkan mutu social
sebagai alat strategis
resources maka akan
dalam mencapai
menimbulkan social benefit
tujuan perusahaan
(manfaat sosial).
dan dalam
3.3. Pengungkapan Tanggung
mempengaruhi
Jawab Sosial dalam
sikap stakeholders
Laporan Tahunan
(Guthrie dan Parker,
Menurut Chariri dan
1990).
Ghozali (2007),
Pengungkapan sosial
pengungkapan (disclosure)
dalam tanggung jawab
berarti tidak menutupi atau
perusahaan sangat perlu
tidak menyembunyikan.
dilakukan, karena
Apabila dikaitkan dengan
bagaimanapun juga
laporan keuangan, laporan
perusahaan memperoleh nilai
keuangan harus memberikan
tambah dari kontribusi
informasi dan penjelasan yang
masyarakat di sekitar
cukup mengenai hasil
perusahaan termasuk dari
aktivitas suatu unit usaha.
penggunaan sumbersumber
Sedangkan Hendriksen (dalam
sosial (social resources). Jika
Rika dan Ishlahuddin, 2008),
aktivitas perusahaan
mendefinisikan pengungkapan
menyebabkan kerusakan
(disclosure) sebagai penyajian
informasi yang dibutuhkan (PSAK) No.1 (Revisi 2009)

untuk pengoperasian secara Paragraf kedua belas:

optimal pasar modal yang


“Entitas dapat pula
efisien. Pengungkapan ada
menyajikan, terpisah
yang bersifat wajib
dari laporan
(mandatory) yaitu
keuangan, laporan
pengungkapan informasi
mengenai lingkungan
wajib dilakukan oleh
hidup dan laporan
perusahaan berdasarkan pada
nilai tambah (value
peraturan atau standar
added statement),
tertentu, dan ada yang bersifat
khususnya bagi
sukarela (voluntary) yang
industri dimana
merupakan pengungkapan
faktorfaktor
informasi tambahan dari
lingkungan hidup
perusahaan.
memegang peranan

Setiap pelaku penting dan bagi

ekonomi selain berusaha industri yang

untuk kepentingan pemegang menganggap

saham dan berfokus pada karyawan sebagai

pencapaian laba disamping itu kelompok pengguna

juga mempunyai tanggung laporan yang

jawab sosial terhadap memegang peranan

masyarakat sekitar, dan hal itu penting. Laporan

perlu diungkapkan dalam tambahan tersebut di

laporan tahunan, sebagaimana luar ruang lingkup

dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Standar Akuntansi Keuangan Keuangan.


PSAK No. 1 (revisi sosial dan lingkungan.

2009) tersebut menunjukkan Undang-undang tersebut

bahwa perusahaan yang ada di menjadi landasan bahwa

Indonesia diberi suatu pengungkapan

kebebasan dalam pertanggungjawaban sosial

mengungkapkan informasi merupakan mandatory

tanggungjawab sosial dan disclosure untuk setiap

lingkungan dalam laporan perusahaan di Indonesia bukan

keuangan tahunan perusahaan. lagi voluntary disclosure.

Selain itu, dalam UU Guthrie dan Parker

No.40 pasal 66 ayat 2 tahun (1990) menyatakan bahwa

2007 telah dijelaskan bahwa dalam Pengungkapan

perusahaan sekurang- informasi CSR dalam laporan

kurangnya harus memuat tahunan merupakan salah satu

pelaporan tentang cara perusahaan untuk

pertanggungjawaban social membangun,

dan lingkungan. mempertahankan, dan

Pengungkapan sosial melegitimasi kontribusi

dilakukan oleh perusahaan perusahaan dari sisi ekonomi

sejak di keluarkannya UU dan politis.

No.40 pasal 74 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas.

Dimana perusahaan yang

melakukan kegiatan usaha di

bidang/berkaitan dengan

sumber daya alam wajib

melakukan tanggung jawab


Pengungkapan akibat perubahan

tanggung jawab sosial yang iklim serta aktivitas


dilakukan oleh perusahaan terkait ekonomi
umumnya bersifat voluntary
lainnya.
(sukarela), unaudited (belum 2. Lingkungan Hidup
Tema ini berisi tiga
diaudit), dan unregulated
puluh item yang
(tidak dipengaruhi oleh
meliputi aspek
peraturan tertentu).
lingkungan dari
Menurut Global
proses produksi,
Reporting Initiative (GRI,
yang meliputi
2011), dalam konten analisis
pengendalian polusi
terkandung tema tentang
dalam menjalankan
pengungkapan
operasi bisnis,
pertanggungjawaban sosial,

yang terdiri dari : pencegahan dan

perbaikan kerusakan
1. Ekonomi
Tema ini berisi lingkungan akibat

sembilan item yang pemrosesan sumber

mencakup laba daya alam dan

perusahaan yang konversi sumber

dibagikan untuk daya alam.


3. Ketenagakerjaan
bonus pemegang Tema ini berisi lima

saham, kompensasi belas item yang

karyawan, meliputi dampak

pemerintah, aktivitas perusahaan

membiayai kegiatan pada orang-orang


dalam perusahaan umur, dan aktivitas

tersebut. Aktivitas lainnya.


5. Kemasyarakatan
tersebut meliputi : Tema ini berisi

rekruitmen, program sepuluh item yang

pelatihan, gaji dan mencakup aktivitas

tuntutan, mutasi dan kemasyarakatan

promosi dan yang diikuti oleh

lainnya. perusahaan,
4. Hak Asasi Manusia
Tema ini berisi misalnya aktivitas

sebelas item yang yang terkait dengan

mencakup berapa kesehatan,

besar jumlah pendidikan dan seni

investasi yang serta pengungkapan

melibatkan aktivitas

perjanjian terkait kemasyarakatan

hak asasi manusia, lainnya.


6. Tanggung jawab
pemasok dan
atas Produk
kontraktor yang Tema ini berisi

menjunjung hak sembilan item yang

asasi, kejadian yang melibatkan aspek

melibatkan kualitatif suatu

kecelakaan atau produk atau jasa,

kriminal terhadap antara lain

karyawan di bawah keguanaan

durability,
pelayanan, kepuasan perusahaan harus memiliki

pelanggan, responsibility terhadap

kejujuran dalam ketiga dampak tersebut.

iklan, 4. Kinerja Keuangan

kejelasan/kelengkap Kinerja keuangan merupakan

an isi pada kemasan, hasil keputusan berdasarkan

dan lainnya. penilaian terhadap kemampuan


Dari keenam tema
perusahaan, baik dari aspek
tersebut pengungkapan
likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan
CSR dikelompokan lagi
profitabilitas yang dibuat oleh pihak-
menjadi 3 dimensi yaitu
pihak yang berkepentingan terhadap
dimensi ekonomi,
perusahaan. Kinerja keuangan
lingkungan, dan sosial.
digunakan sebagai bahan untuk
Dimensi sosial terdiri dari
menilai kinerja manajemen dalam
empat tema yaitu: tenaga
suatu periode apakah target yang
kerja, hak asasi manusia, ditetapkan perusahaan sudah

masyarakat dan tanggung tercapai atau belum, dan menilai

jawab produk. Hal ini apakah pemberdayaan sumber daya

berkaitan dengan dampak perusahaan sudah efektif. Kinerja

dari aktivitas perusahaan. keuangan juga dapat dijadikan alat

Aktivitas perusahaan untuk memprediksi keuangan di

mempunyai dampak yang masa yang akan datang dan

sangat luas yaitu bagi mengevaluasi hal-hal yang akan

perekonomian, lingkungan dilakukan agar kinerja manajemen

bahkan kehidupan sosial. dapat ditingkatkan atau

Dengan demikian,
dipertahankan sesuai target keuntungan bersih setelah

perusahaan. pajak terhadap jumlah

asset secara keseluruhan.


Menurut Al-Tuwaijri
Rasio ini merupakan suatu
(2004) pengukuran kinerja
ukuran untuk menilai
keuangan secara umum ada dua
seberapa besar tingkat
yaitu pengukuran berbasis pengembalian (%) dari

akuntansi dan pasar. asset yang dimiliki.


1) Pengukuran Berbasis
Hanafi dan Halim (2007)
Akuntansi
menyatakan bahwa rasio
(Accounting-based
Return on Assets (ROA)
Measures)
digunakan untuk
Dalam penelitian ini, mengukur kemampuan
pengukuran berbasis perusahaan dalam
akuntansi yang dipakai menghasilkan laba bersih
adalah Return on Asset berdasarkan tingkat asset
(ROA). Return On Assets tertentu.
(ROA) merupakan salah
ROA mampu
satu rasio profitabilitas
mengukur kemampuan
yang paling sering
perusahaan dalam
digunakanan karena rasio
menghasilkan laba pada
ini mampu menunjukkan
masa lampau yang
keberhasilan perusahaan
kemudian diproyeksikan
dalam menghasilkan
di masa yang akan datang.
keuntungan.
Aset yang dimaksud
Return On Assets dalam rasio ini adalah
(ROA) adalah rasio keseluruhan harta
perusahaa, baik yang 2) Pengukuran Berbasis

diperoleh dari modal Pasar (Market-based


sendiri maupun dari Measures)
Pengukuran berbasis
modal asing yang telah

diubah menjadi aset pasar yang digunakan

perusahaan dan digunakan adalah Tobin’s Q.

untuk kelangsungan hidup Tobins’s Q

perusahaan. dikembangkan oleh

Menurut Tandelilin Profesor James Tobin

(2010) rasio yang sering pada tahun 1967.

digunakan untuk Tobin’s Q menjelaskan

menghitung Return on bagaimana para investor

Assets (ROA) adalah : menilai kemampuan

perusahaan dalam

menciptakan laba di
Laba Bersih Setelah Pajak
ROA=
Total Asset masa yang akan datang

sehingga mencerminkan

penilaian pasar terhadap


Semakin tinggi nilai
kinerja jangka panjang.
ROA, maka semakin baik
Menurut James Tobin
pula kinerja
(1967), jika Tobin’s Q di
perusahaannya karena itu
atas satu maka
berarti tingkat
menunjukkan bahwa
pengembalian investasi
investasi dalam aktiva
semakin besar.
menghasilkan laba yang

memberikan nilai yang


lebih tinggi daripada pendek –

pengeluaran investasi. Hal total aset

itu berarti bahwa pasar jangka

akan menilai baik pendek) +

Total utang
perusahaan yang memiliki
jangka
nilai Tobin’s Q yang tinggi
panjang]
dan hal tersebut akan

merangsang investasi TA : Total Aset

baru.
B. Penelitian Terdahulu

Jika Tobin’s Q di Judul


No Tahun Peneliti Hasil
Penelitian
bawah satu maka
1. 2013 Alit Pengaruh Hasil p
investasi dalam aktiva Candrayanthi Pengungkapan bahwa
dan Dharma Corporate Social Respo
tidaklah menarik. Saputra Responsibility terhad
Rumus yang terhadap Kinerja On Eq
Perusahaan terhad
dikembangkan oleh
2. 2012 Elvira Luthan, Pengaruh Hasil p
James Tobin untuk Sri Amelia R. Pengungkapan bahwa
dan Sri Dewi Tanggung Jawab
menghitung Tobin’s Q E. Sosial Perusahaan 1. Var
terhadap Kinerja ber
adalah sebagai berikut: Keuangan sig
keu
( MVS+D) den
Tobin's Q=
TA terh
yan
Qm
Keterangan: yan
2. Um
MVS (Market Value me
pen
kin
hare diu
3. Var
D (Debt) : [(Total utang kom
ole
jangka kom
mo
Rikumahu dan Responsibility a. Co
Anisah Firli terhadap Kinerja Re
Keuangan (Studi pe
Empiris Pada Sub ter
Sektor (R
Telekomunikasi su
di Bursa Efek ya
Indonesia Periode Ind
2012-2014) b. Co
Re
me
sig
3. 2017 Citra Hubungan On
Mawardika Corporate Social pe
A.S. dan Dwi Responsibility tel
kartikasari terhadap kinerja ter
keuangan Ind
Perusahaan (Studi 6. 2014 Kadek Pengaruh Hasil p
Empiris Pada PT. Rosiliana, Corporate bahwa
Citra Tubindo Gede Adi Y. Social respon
Tbk. dan PT. Sat Dan Nyoman Responsibility namun
Nusapersada Tbk. Ari S.D. terhadap Kinerja ROE (
Keuangan corpor
Tahun 2010-
Perusahaan berpen
2014)
(Studi Empiris terhad
Pada Perusahaan (3) cor
LQ45 di Bursa berpen
Efek Indonesia
terhad
Periode 2008-
4. 2014 Ibnu Dipraja Pengaruh 2012)
Corporate Social 7. 2017 Winnie Pengaruh Hasil p
Responsibility Eveline Corporate Social bahwa
terhadap Kinerja Parengkuan Responsibility
Keuangan terhadap Kinerja 1. CS
Keuangan pe
Perusahaan ke
Manufaktur yang
m
Terdaftar Di 2. Co
Re
Bursa Efek
be
Indonesia Melalui
(R
Pojok Bursa FEB-
pe
UNSRAT
ya
3. D
di
be
m
CS
5. 2016 Nikmatul Pengaruh ke
Akbar, Brady Corporate Social m
8. 2015 Hesty Mey Pengaruh E.
Lestari Corporate Social F.
Responsibility G.
terhadap Nilai H.
Perusahaan I.
Pengungkapan Tanggung Jawab
dengan J.
Sosial Perusahaan
K.
Profitabilitas
sebagai Variabel L.
Dimensi Lingkungan
Pengungkapan
M. Tanggung Jawab
Pemoderasi Sosial Perusahaan
N. Gambar 2.2 Kerangka
9. 2015 Devina M. Pengaruh
Dimensi Sosial
Natanagara Pengungkapan Pemikiran
dan Juniarti Corporate Social
responsibility
terhadap Respon
Nilai Perusahaan
pada Subsektor
Semen, Keramik,
Plastik, dan
Kimia.

10. 2016 Eklesia Pengaruh


Hosana R. Corporate Social
Pratiwi dan responsibility
Juniarti terhadap Nilai
Perusahaan pada
Sektor Properti,
real Estate dan
Konstruksi

11. 2017 Riswan Ludfi Pengaruh


dan Iqbal Corporate Social
Firdausi responsibility
terhadap Kinerja
Keuangan

Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
Dimensi Ekonomi

C. Kerangka Pemikiran
D.

Kinerja Keuangan
Berbasis Akuntansi (ROA)
Berbasis Pasar (Tobin’s Q)

You might also like