You are on page 1of 16

STUDI PERENCANAAN SISTEM HIBRID

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU – PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL


DI PULAU PANAMBUNGAN

BAHRUN (D411 08 292)


LUKMAN HALIS JALIL (D411 08 874)
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

ABSTRAK I. PENDAHULUAN
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Hibrid adalah integrasi sistem pembangkit 1.1 Latar Belakang
listrik berbasis energi fosil (tak terbarukan) Energi listrik memiliki peranan yang
dan pembangkit listrik terbarukan. Tujuan sangat penting di segala bidang. Seperti di
utamanya untuk menghemat pemakaian bidang perekonomian, teknologi, industri,
bahan bakar dan mengurangi emisi terutama informasi, komunikasi, pariwisata, rumah
CO2. Secara menyeluruh, integrasi pada tangga, dan lain – lain. Namun penyediaan
sistem PLTH ini merupakan sistem yang energi listrik yang dilaksanakan oleh
multi variabel sehingga digunakan bantuan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sampai
perangkat lunak HOMER versi 2.68. saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan
perangkat lunak ini mengoptimasi masyarakat akan energi listrik secara
berdasarkan nilai NPC terendah. Dengan keseluruhan.
studi kasus optimasi sistem hibrid di Pulau 1.2 Rumusan Masalah
Panambungan, diintegrasikan PLTB dan Masalah yang dirumuskan pada
PLTD. Hasil simulasi dan optimasi penelitian ini adalah:
berbantuan perangkat lunak HOMER 1. Bagaimana merancang sistem
menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembangkit listrik pada Pulau
PLTH yang optimum untuk diterapkan Panambungan.
diarea Pulau Panambungan adalah integrasi 2. Optimasi / simulasi pembangkit listrik
antara PLTB dan PLTD. Pada kondisi yang dengan menggunakan perangkat lunak
optimum ini, kontribusi PLTB sebesar 84% homer.
dan PLTD 16% dengan nilai bersih 3. Rekomendasi sistem pembangkit listrik
sekarang (net present cost, NPC) sebesar $ yang paling efisien untuk Pulau
280,266, biaya pembangkitan listrik (cost Panambungan.
of electricity, COE) sebesar $ 0.307,
konsumsi BBM pertahun $ 9,500 per tahun, 1.3 Tujuan Penelitian
emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar 1. Merekomendasikan sistem pembangkit
22,743, kelebihan energinya selama listrik yang paling efisien untuk Pulau
setahun sebesar 74,276. Panambungan.
Kata Kunci: PLTB, PLTD, NPC, COE, 2. Menganalisis biaya pembangkit listrik
Homer. yang akan diterapkan di Pulau
Panambungan.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penyelesaian tugas akhir ini,
permasalahan dibatasi pada:
1. Kasus hanya dilihat pada daerah studi di udara maupun pergerakan bumi mengitari
yaitu Pulau Panambungan, kabupaten porosnya. Dapat pula dikatakan bahwa angin
pangkep. terjadi karena adanya perbedaan
2. Data beban yang digunakan adalah data suhu/temperatur. Dalam hal ini, angin
beban harian pada bulan desember 2011. bergerak dari temperatur rendah ke
3. Analisis optimasi menggunakan temperatur tinggi. Meskipun pada
perangkat lunak homer. kenyataannya angin tidak dapat dilihat
4. Parameter – parameter yang ditinjau bagaimana wujudnya, namun masih dapat
dalam pengolahan data dengan diketahui keberadaannya melalui efek yang
menggunakan perangkat lunak homer ditimbulkan pada benda-benda yang
adalah : batasan ekonomi, dispatch mendapat hembusan angin.
strategi, pengaturan generator, dan
sistem operasi pembangkit. 2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Angin /
5. Semua harga komponen yang digunakan Bayu (PLTB)
adalah harga pada bulan Desember 2011 Pembangkit Listrik Tenaga Angin
– Januari 2012 yang diperoleh dari mengkonversikan energi angin menjadi
website masing – masing komponen. energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
1.5 Metode Penelitian sederhana, energi angin yang memutar
Metode yang dilakukan dalam turbin angin, diteruskan untuk memutar
penulisan tugas akhir ini adalah: rotor pada generator dibagian belakang
1. Metode Observasi. turbin angin, sehingga akan menghasilkan
Observasi adalah metode pengumpulan energi listrik.
data melalui pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung 2.3 Turbin Angin
di lapangan atau lokasi penelitian. Turbin angin adalah kincir angin
2. Metode Pengambilan Data. yang digunakan untuk membangkitkan
a. Metode deskriptif yaitu tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya
pengambilan data secara langsung. dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan
b. Metode diskusi yaitu melakukan para petani dalam melakukan penggilingan
diskusi dengan pihak bersangkutan. padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin
3. Metode Analisa Data. dahulu banyak dibangun di Denmark,
Yaitu simulasi dengan menggunakan Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.
program homer. Kini turbin angin lebih banyak digunakan
4. Metode Studi Literatur dan Studi untuk mengakomodasi kebutuhan listrik
Pustaka. masyarakat, dengan menggunakan prinsip
Yaitu melakukan studi dari buku, konversi energi dan menggunakan sumber
internet, dan sumber bahan pustaka atau daya alam yang dapat diperbaharui yaitu
informasi lainnya yang terkait dengan angin.
materi yang dibahas.
2.3.1 Daya Turbin Angin
II. TINJAUAN PUSTAKA Energi kinetik angin diperoleh
berdasarkan energi kinetik sebuah benda.
2.1 Angin Energi angin dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Angin merupakan udara yang
bergerak akibat adanya perbedaan tekanan
yaitu berkisar pada harga maksimum 0.45
saja untuk sudu yang dirancang dengan
Dimana : sangat baik. Maka daya yang dapat
= Energi diserap oleh turbin angin menjadi[18] :
= Massa
= Kecepatan Angin ⁄
Sedangkan jumlah massa yang
melewati suatu tempat per unit waktu Dimana = Efisiensi rotor
adalah: Daya yang dapat dimanfaatkan oleh
turbin angin untuk dijadikan sebuah energi
baru (daya nyata) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
Dimana :
= Luas Penampang
= Kerapatan Udara ⁄
Maka daya yang terdapat di dalam
angin dapat ditentukan dengan rumus: Dimana:
𝜂 = Efisiensi turbin angin

Dimana : Dimana:
= Daya ( ) = efisiensi transmisi gearbox
= Kerapatan udara (Kg/ ) dan bearings (Nb, bisa
= Kecepatan angin ( ⁄ ) mencapai 95%)
= Luas sudu ( ) = efisiensi generator (Ng, ~ 80%)
Untuk luas sudu pada pada turbin
angin dapat dinyatakan sebagai berikut: 2.4 Sistem Elektrik PLTB
Secara umum sistem kelistrikan dari
PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kecepatan konstan (fixed-speed) dan
Dimana adalah diameter kecepatan berubah (variable-speed).
Daya maksimum angin yang dapat
diserap oleh sudu rotor dapat dinyatakan 2.4.1 Sistem Turbin Angin Kecepatan
dengan persamaan: Konstan (fixed-speed)
Keuntungan dari sistem kecepatan
konstan (fixed-speed) adalah murah,
sistemnya sederhana dan kokoh (robast).
Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar
Angka 16/27 (=59.3%) ini disebut
turbin yang konstan dan menghasilkan daya
batas Betz (Betz limit, diambil dari ilmuwan
maksimum pada satu nilai kecepatan angin.
Jerman Albert Betz). Angka ini secara teori
Sistem ini biasanya menggunakan generator
menunjukkan efisiensi maksimum yang
tak-serempak (unsynchronous generator),
dapat dicapai oleh rotor turbin angin tipe
dan cocok diterapkan pada daerah yang
sumbu horisontal. Pada kenyataannya
memiliki potensi kecepatan angin yang
karena ada rugi-rugi gesekan dan kerugian
besar. Kelemahan dari sistem ini adalah
di ujung sudu, efisiensi aerodinamik dari
generator memerlukan daya reaktif untuk
rotor, ηrotor ini akan lebih kecil lagi
bisa menghasilkan listrik sehingga harus
dipasang kapasitor bank atau dihubungkan
dengan grid. Sistem ini rentan terhadap
pulsating power menuju grid dan rentan
terhadap perubahan mekanis secara tiba-
tiba.
Gambar 2 Sistem variable speed dengan
kendali resistansi.

Keuntungan yang diperoleh dengan


menggunakan sistem ini antara lain :
 Komponen yang ada dapat bertahan
lebih lama, karena sistem ini lebih aman
Gambar 1 Sistem PLTB kecepatan terhadap perubahan beban secara tiba-
konstan (fixed-speed). tiba.
Kekurangan sistem ini adalah :
2.4.2 Sistem Turbin Angin Kecepatan  Belitan rotornya masih
Berubah (variable speed) menggunakan slip ring, sehingga timbul
Seiring dengan berkembangnya rugi-rugi tambahan pada generator dan
teknologi elektronika daya, para desainer membutuhkan perawatan berkala.
mulai berpikir untuk menkonversikan energi  Membutuhkan roda gigi, sehingga
angin semaksimal mungkin untuk setiap menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara
kecepatan angin yang berubah-ubah, sistem bising yang mengganggu lingkungan
turbin angin seperti ini dikenal dengan sekitar.
istilah sistem turbin angin variable speed.  Menggunakan generator induksi-rotor
Walaupun biaya investasi awal belitan sehingga menimbulkan rugi-rugi
sistem turbin angin ini lebih mahal daripada tembaga pada rotor.
sistem turbin angin fixed speed, namun perlu  Hanya dapat mengekstrak daya
diingat bahwa energi angin yang pada range 5-10% diatas kecepatan
diekstrasikannya lebih tinggi, maka harga nominalnya.
jual listrik rata-rata per kWh nya masih bisa  Harus dihubungkan ke kapasitor bank
ditekan menjadi lebih murah. atau grid untuk menghasilkan daya
Selain itu, sistem ini juga memiliki keluaran.
beberapa keuntungan, yaitu dapat
diaplikasikan pada sistem stand alone, atau Sistem 2 : Sistem variable speed dengan
terisolasi dari jala -jala. menggunakan generator induksi rotor
Ada beberapa jenis sistem turbin sangkar
angin variable speed yang ditawarkan
sampai saat ini sebagai berikut :

Sistem I : Sistem variable speed dengan


kendali resistansi.
Gambar 3 Sistem variable speed dengan
generator induksi rotor sangkar.
Keuntungan yang diperoleh dengan dan juga rugi-rugi daya pada rotor dapat
menggunakan sistem ini antara lain : dikurangi.
 Jangkauan kecepatan lebih luas  Tidak menggunakan konverter untuk
dibandingkan sistem I. Sistem variable medan eksitasinya.
speed – rotor sangkar ini dapat  Menggunakan magnet permanen untuk
mengekstrak daya pada semua range membangkitkan tegangan, sehingga
kecepatan diatas kecepatan nominalnya. rugi-rugi daya pada rotor yang biasanya
 Tidak menggunakan konverter untuk timbul pada generator rotor belitan
medan eksitasinya. dapat dihilangkan.
 Tidak membutuhkan brush pada rotor Kekurangan sistem ini adalah :
sehingga sebagian rugi-rugi pada rotor  Ukuran generator dapat menjadi besar
dapat dihilangkan. dan berat.
 Teknologinya sudah terbukti handal.  Membutuhkan magnet permanen yang
mahal dan sulit diperoleh di Indonesia.
Kekurangan sistem ini adalah :
 Membutuhkan roda gigi, sehingga 2.5 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
menimbulkan rugi-rugi gesek dan suara Hibrid ( PLTH )
bising yang mengganggu lingkungan PLTH adalah suatu sistem
sekitar. pembangkit listrik yang memadukan
 Harus dihubungkan ke kapasitor bank beberapa jenis pembangkit listrik, pada
atau grid untuk menghasilkan daya umumnya antara pembangkit listrik
keluaran. berbasis BBM dengan pembangkit listrik
berbasis energi terbarukan. PLTH
Sistem 3 : Sistem variable speed dengan merupakan solusi untuk mengatasi krisis
menggunakan generator sinkron magnet BBM dan ketiadaan listrik di daerah
permanen (direct drive). terpencil, pulau-pulau kecil dan pada
daerah perkotaan. Umumnya terdiri atas :
modul surya, turbin angin, generator
diesel, baterai, dan peralatan kontrol yang
terintegrasi. Tujuan PLTH adalah
mengkombinasikan keunggulan dari setiap
Gambar 4 Sistem variable speed dengan pembangkit sekaligus menutupi kelemahan
generator sinkron magnet permanen. masing-masing pembangkit untuk kondisi-
kondisi tertentu, sehingga secara
Keuntungan yang diperoleh dengan keseluruhan sistem dapat beroperasi lebih
menggunakan sistem ini antara lain : ekonomis dan efisien. Mampu
 Jangkauan kecepatan kerja sistem tidak menghasilkan daya listrik secara efisien
terbatas. Sistem variable speed direct- pada berbagai kondisi pembebanan [4].
drive ini dapat mengekstrak daya pada Untuk mengetahui unjuk kerja
kecepatan putar turbin berapapun. sistem pembangkit hibrid ini, hal – hal yang
 Menghindarkan penggunaan roda gigi perlu dipertimbangkan antara lain :
dengan menggunakan generator yang karakteristik beban pemakaian dan
dapat beroperasi pada putaran rendah karakteristik pembangkitan daya khususnya
(multi-pole generator). dengan memperhatikan potensi energi alam
 Tidak menggunakan brush, sehingga yang ingin dikembangkan berikut
biaya perawatan komponen generator karakteristik kondisi alam itu sendiri,
seperti pergantian siang malam, musim dan Kelemahan PLTH Sistem Serial:
sebagainya.  Inverter tak dapat beroperasi paralel
dengan genset, sehingga inverter harus
2.5.1 Sistem Operasi PLTH didisain untuk mensuplai beban
Sistem operasi pada PLTH puncak,
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sistem  siklus baterai menjadi tinggi,
serial, sistem tersaklar, dan sistem parallel. sehingga mengurangi umur baterai,
profil siklus membutuhkan baterai
2.5.1.1 PLTH Sistem Serial bank yang besar, untuk membatasi
Semua pembangkit daya mensuplai DOD (Depth of Discharge)
daya DC ke dalam baterai, setiap komponen
 Efisiensi total rendah, karena
harus dilengkapi dengan charge controller
genset tak dapat mensuplai beban
sendiri, untuk menjamin operasi yang
secara langsung, kerusakan inverter
handal sistem ini, generator dan inverter
akan mengakibatkan kehilangan
harus didisain agar dapat melayani beban
daya total ke beban, kecuali beban
puncak. Pada sistem ini sejumlah besar
dapat disuplai dengan genset
energi yang dibangkitkan dilewatkan
emergency.
melalui baterai, siklus baterai bank
menjadi naik dan mengurangi efisiensi 2.5.1.2 PLTH Sistem Tersaklar
sistem, daya listrik dari genset di DC kan (Switched)
dan diubah kembali menjadi AC sebelum Pada sistem PLTH tersaklar
disuplai ke beban sehingga terjadi rugi-rugi (switched), genset dan inverter dapat
yang signifikan. beroperasi sebagai sumber AC, pada
sistem yang tidak memiliki operasi
paralel, genset dan sumber energi
terbarukan dapat mengisi (charging)
baterai. Pada sistem ini beban dapat
langsung disuplai genset sehingga
meningkatkan efisiensi total, kelebihan
daya dari genset dapat digunakan untuk
mengisi baterai, ketika beban rendah,
genset dimatikan, beban disuplai dari ET
Gambar 5 PLTH sistem serial. bersama energi yang tersimpan.

Keunggulan – Keunggulan PLTH Sistem


Serial:
 Genset dapat didisain untuk dapat
dibebani secara optimal, sewaktu
mensuplai beban juga mengisi baterai
hingga mencapai State of Charge
(SOC) 70-80%,
 Tidak diperlukan saklar AC diantara
sumber energi, menyederhanakan
komponen antar muka keluaran, daya
yang disuplai ke beban tidak Gambar 6 PLTH sistem tersaklar
terinterupsi ketika genset di start. (Switched).
2.5.2 Konfigurasi Sistem Hibrid
Keunggulan PLTH Sistem Tersaklar: Konfigurasi sistem hibrid dibedakan
 Inverter dapat membangkitkan menjadi tiga jenis konfigurasi, yaitu
gelombang sinus, kotak termodifikasi sistem hibrid DC Coupling, sistem hibrid
atau kotak tergantung pada aplikasi AC Coupling, dan sistem hibrid AC/DC
 genset dapat mensuplai beban secara Coupling.
langsung, sehingga meningkatkan
efisiensi sistem total dan mengurangi 1. Sistem Hibrid DC Coupling
konsumsi BBM. Semua komponen pembangkitan
Kelemahan PLTH Sistem Tersaklar: listrik terhubung pada Bus DC dimana
 daya ke beban terinterupsi sesaat ketika
baterai juga diisi. Komponen pembangkitan
terjadi pemindahan sumber listrik AC, AC memerlukan sebuah AC/DC konverter.
Baterai, diproteksi dan dikontrol dari over
 genset dan inverter didisain untuk dapat
mensuplai beban puncak, berakibat charge dan discharge dengan menggunakan
menurunnya efisiensi pada sebagian charge controller, kemudian menyuplai
operasi beban. daya ke beban DC sesuai kebutuhan beban.
Beban AC dapat secara opsional disuplai
2.5.1.3 PLTH Sistem Paralel oleh inverter.
Pada PLTH yang menggunakan
sistem ini, beban dapat disuplai baik dari
genset maupun inverter secara paralel. Bi-
directional inverter (BDI) digunakan untuk
menjembatani antara baterai dan sumber
AC, BDI dapat mengisi baterai dari
genset (AC-DC konverter) maupun sumber
energi terbarukan, juga dapat beraksi
sebagai DC - AC konverter, sumber ET Gambar 8 Konfigurasi sistem hibrid DC
dihubungkan pada sisi DC, sistem ini coupling.
terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu sistem
paralel AC Coupling dan sistem paralel DC 2. Sistem Hibrid AC Coupling
Coupling.

Gambar 9 Konfigurasi sistem hibrid AC


coupling.

Semua komponen pembangkitan


Gambar 7 PLTH sistem parallel. listrik terhubung ke sebuah Bus AC.
Komponen pembangkitan AC dapat secara
langsung terhubung ke Bus AC atau
mungkin membutuhkan sebuah AC/AC
konverter untuk dapat menstabilkan coupling Pulau Panambungan merupakan tempat
komponen-komponen. Kedua pilihan tesebut, wisata bawah laut yang menyajikan
sebuah master inverter dua arah mengontrol keindahan dunia bawah laut.
sulpai energi untuk beban AC dan pengisian
baterai. Beban Dc dapat secara opsional 3.1.2 Data Angin Pulau Panambungan
disuplai oleh baterai. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan
3. Sistem Hibrid AC/DC Coupling Geofisika (BMKG) kota Makassar. Data
kecepatan angin Pulau Panambungan selama
satu tahun dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 10 Konfigurasi sistem hibrid


AC/DC coupling. Gambar 11 Kecepatan angin rata-rata di
pulau panambungan.
Komponen pembangkitan listrik AC
3.1.3 Kondisi Kelistrikan
dan DC terhubung pada kedua sisi dari
Model pembangkit listrik di pulau
master inverter yang mengontrol suplai
Panambungan disimulasikan dengan kurva
energi dari beban AC. Beban DC dapat
beban harian. Data beban harian diperoleh
secara opsional disuplai oleh baterai.
dari hasil survei di Pulau Panambungan.
Pada Bus AC, komponen
Dengan rincian sebagai berikut:
pembangkitan AC dapat secara langsung
terhubung ke Bus AC atau mungkin
membutuhkan sebuah AC/AC konverter
untuk dapat menstabilkan coupling
komponen-komponen.

III SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT


LISTRIK MENGGUNAKAN HOMER

3.1 Studi Lapangan Pulau Panambungan


3.1.1 Kondisi Geografis Pulau
Panambungan
Pulau Panambungan merupakan
salah satu objek wisata pulau yang
menawarkan pemandangan yang luar biasa.
Kontur landasan dari pulau Panambungan
berupa pasir putih kasar dan sedikit berbatu.
Sebagian besar daratan Pulau Panambungan
ditumbuhi oleh pohon pinus dengan
ketinggian hingga 12 meter. Disekitar pantai
Energi yang dihasilkan dari PLTB jika angin
berhembus selama 4 jam perhari adalah:

Berdasarkan data beban pada Pulau


Panambungan, diperoleh kebutuhan energi
Gambar 12 Kurva beban harian pulau sebesar 222 kWh / hari dengan beban
panambungan. puncak sebesar 11.5 kW. Jika PLTB
dibebani sebesar 80% maka daya yang harus
3.2 Perhitungan Analitik disuplai oleh PLTB adalah sebesar 177,6
3.2.1 Analisis Daya Turbin Angin kWh/hari. Jadi, jumlah PLTB yang harus
Tabel 3.4 memperlihatkan spesifikasi dibangun adalah sebagai berikut:
turbin angin yang digunakan. Maka dapat
dihitung daya yang dibangkitkan oleh turbin
angin sebagai berikut:

3.2.2 Analisis Baterai


Untuk dapat menyuplai kebutuhan
Dimana : daya konsumen sehari penuh (24 jam),
diperlukan baterai dengan kapasitas yang
sesuai dengan kebutuhan daya tersebut.
Analisanya sebagai berikut:
Total kebutuhan daya Pulau
Panambungan adalah 222 kWh/hari, namun
PLTB hanya menyuplai sebesar 80 % yaitu
sebesar 177.6 kWh/hari. Dengan rating
tegangan sistem 380 V, untuk menghitung
kapasitas (Ah) dari baterai, dilakukan
perhitungan sebagai berikut:

Maka diperoleh:

Perlu dihitung pula adanya nilai


efisiensi pada inverter sebesar 90 %,
sehingga kapasitas baterai harus ditambah
Konversi satuan : 10 % dari nilai Ah yang telah didapat
sebelumnya. Perhitungannya sebagai
berikut:
Sesuai dengan ketentuan penggunaan 3.3 Perangkat Lunak Homer
deep cycle battery yang hanya di-discharge Perangkat lunak homer adalah suatu
sedalam 50 % dari kapasitas totalnya, maka perangkat lunak yang digunakan untuk
nilai Ah yang diperoleh dikalikan 2. Jadi optimasi model sistem pembangkit listrik
kapasitas minimal yang harus dimiliki oleh skala kecil (micropower), perangkat lunak
baterai adalah sebesar 1356.674 Ah. ini mempermudah evaluasi disain sistem
Baterai yang digunakan berkapasitas pembangkit listrik untuk berbagai jenis
12 V, 200 Ah, sehingga untuk memperoleh pembangkit listrik skala kecil baik yang
tegangan yang sesuai dengan tegangan tersambung ke jaringan listrik ataupun tidak.
sistem (360 V), maka baterai harus Perangkat lunak ini melakukan perhitungan
dihubung secara seri. Dan untuk keseimbangan energi ini untuk setiap
memperoleh nilai Ah yang tinggi maka konfigurasi sistem yang akan
baterai dihubung secara paralel. dipertimbangkan. Kemudian menentukan
Perhitungannya sebagai berikut: konfigurasi yang layak, apakah dapat
memenuhi kebutuhan listrik di bawah
kondisi yang ditentukan, perkiraan biaya
instalasi dan sistem operasi selama masa
proyek. Sistem perhitungan biaya seperti
biaya modal, penggantian, operasi dan
pemeliharaan, bahan bakar, dan bunga.
Perangkat lunak ini bekerja berdasarkan tiga
Jadi jumlah baterai yang digunakan langkah utama, yaitu simulasi, optimasi dan
adalah sebanyak 210 buah. analisis sensitifitas.

3.3.1 Biaya Net Total Masa Kini (Total


3.2.3 Analisis Inverter
Net Present Cost)
Inverter adalah alat yang Biaya Net Total Masa Kini (Total Net
mengkonversi listrik DC dari baterai ke Present Cost ; NPC) adalah keluaran ekonomi
listrik AC untuk digunakan pada beban. yang paling utama untuk nilai suatu sistem
Perhitungan kapasitas inverter sangat PLTH, HOMER akan mengurutkan data hasil
tergantung dari daya beban yang akan keluaran simulasi dan optimasi berdasar nilai
disuplai. Daya beban pulau Panambungan NPC terendah.
adalah 11,5 KW pada beban puncak. Maka
dapat dihitung kapasitas inverter sbagai 3.3.2 Syarat Batas Biaya Energi (Levelized
berikut: Cost Of Energy)
levelized cost of energy (COE)
didefinisikan sebagai biaya rata per kWh
produksi enegi listrik yang terpakai oleh
sistem. Untuk menghitung COE, biaya
produksi energi listrik tahunan dibagi
dengan total energi listrik terpakai yang
diproduksi.
3.4 Studi Implementasi PLTH Pulau  Kondisi kedua simulasi dijalankan
Panambungan menggunakan turbin angin 20 kW
Studi implementasi ini menggunakan hybrid dengan diesel generator set 25
bantuan perangkat lunak homer dengan kW.
algoritma seperti terlihat pada gambar 13 :  Kondisi ketiga simulasi dijalankan
menggunakan turbin angin 30 kW
hybrid dengan diesel generator set 25
kW.

IV. HASIL DAN ANALISIS


4.1 Hasil Simulasi
Simulasi dan optimasi dengan
menggunakan HOMER dilakukan dengan
mensimulasikan beberapa sistem
diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu,
dan Pembangkit LIstrik Tenaga Hibrid yang
merupakan gabungan antara PLTB dan
PLTD. Ini bertujuan untuk melihat sistem
yang lebih efisien baik dari segi kelistrikan
maupun dari segi ekonomi.
4.1.1 Simulasi Sistem PLTD
Simulasi yang dilakukan pada sistem
ini terdiri dari 1 unit diesel generator set 15
kW.

Gambar 13 Algoritma implementasi plth.

3.4.1 Metode Simulasi dan Optimasi


Untuk optimasi disain sistem
pembangkit listrik di pulau Panambungan
ini dibuat tiga kondisi simulasi dengan 4.1.2 Simulasi Sistem PLTB
mengikuti kurva beban harian, yaitu : Disini disimulasikan sebuah sistem
 Kondisi pertama simulasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, dimana
menggunakan generator diesel 15 kW. sistem hanya terdiri dari sebuah turbin angin
Untuk mengetahui kondisi awal sistem dengan kapasitas 20 kW.
penyuplaian beban di pulau
Panambungan, juga sebagai bahan
perbandingan.
Gambar 14 Produksi listrik bulanan pltd.

4.1.3 Simulasi Sistem PLTH


Pada simulasi kedua ini, sistem yang
disimulasikan adalah sistem hibrid dengan Gambar 15 Aliran biaya pltd selama 30
menggunakan turbin angin dan diesel tahun.
generator set. Pada sistem kedua ini
dibandingkan antara sistem yang 4.2.2 Simulasi Sistem PLTB
menggunakan turbin angin 20 kW dan 4.2.2.1 Kondisi Pertama
sistem yang menggunakan turbin angin 30  Produksi Listrik
Kw. Total produksi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin 3 x 20 kW adalah sebesar
102,675 kWh/tahun. Dengan rata-rata
produksi listrik bulanan seperti pada gambar
16:

Gambar 16 Produksi listrik bulanan pltb


4.2.1 Simulasi Sistem PLTD kondisi 1.
 Produksi Listrik
Total produksi listrik yang dihasilkan
oleh diesel generator set adalah sebesar
86,614 kWh/tahun, dengan rata-rata
produksi listrik bulanan seperti pada gambar
14:

Gambar 17 Aliran biaya pltb kondisi 1


selama 30 tahun.
4.2.2.2 Kondisi Kedua
 Produksi Listrik
Total produksi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin 7 x 20 kW adalah sebesar
239,575 kWh/tahun. Dengan rata-rata
produksi listrik bulanan seperti pada gambar
18:

Gambar 20 Produksi listrik bulanan plth


kondisi 1.

Gambar 18 Produksi listrik bulanan pltb


kondisi 2.

Gambar 21 Aliran biaya plth kondisi 1


selama 30 tahun.
4.2.3.2 Kondisi Kedua
Gambar 19 Aliran biaya pltb kondisi 2  Produksi Listrik
selama 30 tahun. Total produksi listrik yang dihasilkan
4.2.3 Simulasi Sistem PLTH oleh pembangkit hibrid dengan
4.2.3.1 Kondisi Pertama menggunakan diesel generator set 15 kW
 Produksi Listrik dan turbin angin 4 x 30 kW adalah sebesar
Total produksi listrik yang dihasilkan 167,474 kWh/tahun, dimana 141,705
oleh pembangkit hibrid dengan kWh/tahun atau sekitar 85 % disuplai oleh
menggunakan diesel generator set 15 kW turbin angin, dan 25,768 kWh/tahun atau
dan turbin angin 4 x 20 kW adalah sebesar sekitar 15 % disuplai oleh diesel generator
162,669 kWh/tahun, dimana 136,900 set. Dengan rata-rata produksi listrik
kWh/tahun atau sekitar 84 % disuplai oleh bulanan seperti pada gambar 22:
turbin angin, dan 25,768 kWh/tahun atau
sekitar 16 % disuplai oleh diesel generator
set. Dengan rata-rata produksi listrik
bulanan seperti pada gambar 20:

Gambar 22 Produksi listrik bulanan plth


kondisi 2.
rata energi listrik per kWh yang bermanfaat
yang dihasilkan oleh sistem. Perbandingan
nilai COE untuk setiap sistem dapat dilihat
pada gambar 4.26:

$0.60

$0.40

Gambar 23 Aliran biaya plth kondisi 2 $0.20


selama 30 tahun. $0.00
pltd pltb 1 pltb 2 plth 1 plth 2
4.3 Analisis Perbandingan Hasil Simulasi
Untuk mengetahui konfigurasi
sistem yang paling optimal dari sistem yang Gambar 25 Perbandingan nilai cost of
telah dibahas sebelumnya, maka dilakukan energy.
perbandingan antara sistem yang telah
disimulasikan. Dari gambar 25 sistem yang
memiliki nilai Cost of Energy terendah
4.3.1 Perbandingan Nilai Net Present Cost adalah sistem hibrid yang terdiri dari diesel
Pada program Homer variabel yang generator set 15 kW dan 4 unit turbin angin
digunakan untuk mengetahui sistem yang 20 kW, yaitu sebesar $ 0.307.
paling optimal adalah nilai Net Present Cost,
sistem dengan nilai Net Present Cost yang 4.3.3 Perbandingan Biaya Operasi
paling rendah adalah sistem yang paling Untuk perbandingan biaya operasi,
optimal. Perbandingan nilai NPC untuk yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
setiap sistem dapat dilihat pada gambar 24: pengoperasian sistem dapat dilihat pada
gambar 26:
$600,000
$40,000
$400,000
$30,000
$200,000 $20,000
$0 $10,000
pltd pltb 1 pltb 2 plth 1 plth 2
$0
pltd pltb 1 pltb 2 plth 1 plth 2
Gambar 24 Perbandingan nilai net present
cost. Gambar 26 Perbandingan biaya operasional.
Dari gambar 24 sistem yang Dari gambar 26 sistem yang
memiliki nilai Net Present Cost terendah memiliki nilai biaya operasional terendah
adalah sistem hibrid yang terdiri dari diesel adalah sistem PLTB yang terdiri dari 7 unit
generator set 15 kW dan 4 unit turbin angin turbin angin 20 kW. Dikarenakan
20 kW. pengoperasian turbin angin tidak
4.3.2 Perbandingan Nilai Cost Of Energy membutuhkan biaya yang besar jika
dibangdingkan dengan PLTD.
Pada program Homer Cost of Energy
(COE) didefenisikan sebagai biaya rata –
V. SIMPULAN DAN SARAN Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Wini.
Tangerang.Balai Besar Teknologi
5.1 Simpulan Energi – BPPT.
 Setelah dilakukan simulasi dengan [5] Hery, Alamsyah (2007). Pemanfaatan
menggunakan homer, sistem yang paling Turbin Angin Dua Sudu sebagai
efisien untuk diterapkan di Pulau Penggerak Mula Alternator pada
Panambungan adalah Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Sistem Hibrid antara Pembangkit Listrik From
Tenaga Bayu dengan Pembangkit Listrik www.scribd.com/doc/48635835/unnes,
Tenaga Diesel, dengan konfigurasi 24 Desember 2011.
sebagai berikut : [6] Badan Meteorologi Klimatologi Dan
Generator Yanmar : 15 kW Geofisika (2011). Makassar.
PLTB : 4 unit ; 20 kW [7] Hofman, Harm (1987). Energi Angin
Baterai : 60 unit ; 12V 200Ah (Alih Bahasa Harun ): Binacipta
Konverter : 15 kW Suharsimi, Arikunto. 1993. Prosedur
 Konfigurasi tersebut mempunyai Penelitian Suatu Pendekatan
komponen biaya sebagai berikut : Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Nilai Net Present Cost : $ 280,266 [8] Himran, Syukri, (2005). Energi Angin,
Nilai Capital Cost : $ 105, CV Bintang Lamumpatue, makassar
Nilai Cost of Energy : $ 0.307 per kWh [9] Akbar, Ganda (2009). Studi
Biaya Operasi : $ 15,512 per tahun Pembangkit Listrik Tenaga Angin Laut
Biaya Bahan Bakar : $ 9,500 per tahun Untuk Memenuhi Kebutuhan
Penerangan Jembatan Suramadu.
5.2 Saran [10] http://googlemaps.com (2011).
Perlu diupayakan Pembangkit Listrik [11] http://indone5ia.wordpress.com (2011).
Tenaga Bayu yang lebih murah yang mampu [12] Blog Konversi ITB, Energi Angin dan
memberikan output yang lebih besar untuk Potensinya.
angin yang relatif kecil seperti pada Pulau [13] http://web.ipb.ac.id (2011).
Panambungan [14] Herlina (2009). Analisis Dampak
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan dan Biaya Pembangkitan
Listrik Pembangkit Listrik Tenaga
[1] Lily, Ansar (2009). perancangan Hibrida di Pulau Sebesi Lampung
pembangkit listrik tenaga angin Selatan. Depok : Universitas
(PLTAngin) kapasitas 200 Watt. Indonesia.
Makassar : Universitas hasanuddin. [15] http://www.vision-batt.com (2011).
[2] Henryson, M., Svensson, M. (2004). [16] http://www.made-in-china.com (2011).
Renewable Power for the Swedish [17] http://files.tedeon.net/broshure/tedeon-
Antarctic Station Wasa. SWEDARP, pv-system.pdf (2011).
Swedish Polar Research. Department [18] Daryanto, Y., 2007, Kajian
of Energy Technology Stockholm, Potensi angin Untuk Pembangkit
Sweden. Listrik Tenaga Bayu. Yogyakarta :
[3] Burton, T., Sharpe, D., Jenkins, N., BALAI PPTAGG – UPT-LAGG
Bossanyi, R. (2001). Wind Energy
Handbook. England. John Wiley &
Sons, LTD.
[4] Rosyid, A (2008). Pembangkit
Bahrun, lahir di
Jeneponto, 1990,
provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia.
Anak kedua dari
pasangan Raba dan
Sitti. Menempuh gelar
S1 di Jurusan Elektro
Fakultas Teknik
Universitas
Hasanuddin, Sub
Jurusan Teknik Energi Listrik.

Lukman Halis Jalil,


lahir di Kendari, 1990,
provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia.
Anak pertama dari
pasangan Drs Jalil dan
Nurhaya. Menempuh
gelar S1 di Jurusan
Elektro Fakultas
Teknik Universitas
Hasanuddin, Sub Jurusan Teknik Energi
Listrik.

You might also like