Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK I. PENDAHULUAN
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Hibrid adalah integrasi sistem pembangkit 1.1 Latar Belakang
listrik berbasis energi fosil (tak terbarukan) Energi listrik memiliki peranan yang
dan pembangkit listrik terbarukan. Tujuan sangat penting di segala bidang. Seperti di
utamanya untuk menghemat pemakaian bidang perekonomian, teknologi, industri,
bahan bakar dan mengurangi emisi terutama informasi, komunikasi, pariwisata, rumah
CO2. Secara menyeluruh, integrasi pada tangga, dan lain – lain. Namun penyediaan
sistem PLTH ini merupakan sistem yang energi listrik yang dilaksanakan oleh
multi variabel sehingga digunakan bantuan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sampai
perangkat lunak HOMER versi 2.68. saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan
perangkat lunak ini mengoptimasi masyarakat akan energi listrik secara
berdasarkan nilai NPC terendah. Dengan keseluruhan.
studi kasus optimasi sistem hibrid di Pulau 1.2 Rumusan Masalah
Panambungan, diintegrasikan PLTB dan Masalah yang dirumuskan pada
PLTD. Hasil simulasi dan optimasi penelitian ini adalah:
berbantuan perangkat lunak HOMER 1. Bagaimana merancang sistem
menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembangkit listrik pada Pulau
PLTH yang optimum untuk diterapkan Panambungan.
diarea Pulau Panambungan adalah integrasi 2. Optimasi / simulasi pembangkit listrik
antara PLTB dan PLTD. Pada kondisi yang dengan menggunakan perangkat lunak
optimum ini, kontribusi PLTB sebesar 84% homer.
dan PLTD 16% dengan nilai bersih 3. Rekomendasi sistem pembangkit listrik
sekarang (net present cost, NPC) sebesar $ yang paling efisien untuk Pulau
280,266, biaya pembangkitan listrik (cost Panambungan.
of electricity, COE) sebesar $ 0.307,
konsumsi BBM pertahun $ 9,500 per tahun, 1.3 Tujuan Penelitian
emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar 1. Merekomendasikan sistem pembangkit
22,743, kelebihan energinya selama listrik yang paling efisien untuk Pulau
setahun sebesar 74,276. Panambungan.
Kata Kunci: PLTB, PLTD, NPC, COE, 2. Menganalisis biaya pembangkit listrik
Homer. yang akan diterapkan di Pulau
Panambungan.
Dimana : Dimana:
= Daya ( ) = efisiensi transmisi gearbox
= Kerapatan udara (Kg/ ) dan bearings (Nb, bisa
= Kecepatan angin ( ⁄ ) mencapai 95%)
= Luas sudu ( ) = efisiensi generator (Ng, ~ 80%)
Untuk luas sudu pada pada turbin
angin dapat dinyatakan sebagai berikut: 2.4 Sistem Elektrik PLTB
Secara umum sistem kelistrikan dari
PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kecepatan konstan (fixed-speed) dan
Dimana adalah diameter kecepatan berubah (variable-speed).
Daya maksimum angin yang dapat
diserap oleh sudu rotor dapat dinyatakan 2.4.1 Sistem Turbin Angin Kecepatan
dengan persamaan: Konstan (fixed-speed)
Keuntungan dari sistem kecepatan
konstan (fixed-speed) adalah murah,
sistemnya sederhana dan kokoh (robast).
Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar
Angka 16/27 (=59.3%) ini disebut
turbin yang konstan dan menghasilkan daya
batas Betz (Betz limit, diambil dari ilmuwan
maksimum pada satu nilai kecepatan angin.
Jerman Albert Betz). Angka ini secara teori
Sistem ini biasanya menggunakan generator
menunjukkan efisiensi maksimum yang
tak-serempak (unsynchronous generator),
dapat dicapai oleh rotor turbin angin tipe
dan cocok diterapkan pada daerah yang
sumbu horisontal. Pada kenyataannya
memiliki potensi kecepatan angin yang
karena ada rugi-rugi gesekan dan kerugian
besar. Kelemahan dari sistem ini adalah
di ujung sudu, efisiensi aerodinamik dari
generator memerlukan daya reaktif untuk
rotor, ηrotor ini akan lebih kecil lagi
bisa menghasilkan listrik sehingga harus
dipasang kapasitor bank atau dihubungkan
dengan grid. Sistem ini rentan terhadap
pulsating power menuju grid dan rentan
terhadap perubahan mekanis secara tiba-
tiba.
Gambar 2 Sistem variable speed dengan
kendali resistansi.
Maka diperoleh:
$0.60
$0.40