Professional Documents
Culture Documents
KEWARGANEGARAAN
PRODI S1 DIKFIS
FMIPA
KELOMPOK 4
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “NEGARA DAN KONSTITUSI”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah penulis yaitu “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”.
Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sekiranya makalah yang
disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bersumber dari dasar negara, norma hukum dibawag dasar negara isinya tidak boleh
bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang
terkandung dalam dasar negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dari Negara. Dan
terdapat hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Logeman
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang dapat mengatur masyarakat dengan
alat-alat perlengkapan sekalipun dengan paksaan.
d. Soekarno
Kekuasaan yang dapat dipaksa sebagai suatu kedaulatan hanya dimiliki oleh
negara. Karena dengan kekuasaan lah negara dapat memaksakan kehendaknya terhadap
siapa saja yang ada di wilayah kedaulatannya.
e. Miriam Budiardjo
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyat nya diperintah (govermed) oleh
sejumlah pejabat dan hasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalaui penguasaan (kontrol) monipolitis dari kekuasaan yang
sah.
Dari pengertian negara menurut beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur bahkan dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan
masyarakatnya.
4
material atau landasan fisik negara. Wilayah merupakan tempat rakyat menetap dan tempat
pemerintah menyelenggarakan pemerintah negara.
Ketiga, pemerintahan yang berdaulat yaitu penyelenggara negara yang memiliki
kekuasaan menyelenggarakan pemerintah di negara tersebut. Pemerintah memegang
peranan penting dalam kehidupan negara. Pemerintah sebagai penentu kebijakan maupun
sebagai pelaksana dalam arti mengkoordinasikan kegiatan pertahanan negara. Pemerintah
yang berwenang memutuskan dan melaksanakan aspirasi-aspirasi rakyat yang biasanya
dituangkan dalam aturan-aturan yang mengikat baik bagi rakyat maupun bagi pemerintah
itu sendiri.
2. Unsur Deklaratif
Pertama tujuan negara merupakan unsur deklaratif pertama yang menentukan arah
penyelenggara negara.
Kedua, undang undang dasar atau konstitusi negara merupakan perangkat peraturan
yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab dari berbagai alat kenegaraan. Undang
undang dasar juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan dan memaparkan
hubungan- hubungan diantara mereka.
Ketiga, pengakuan dari negara lain dimaksudkan perbuatan bebas oleh satu negara
atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu wilayah yang dihuni masyarakat yang
secara politis terorganisasi
Pengakuan ada dua yaitu
a) Pengakuan de facto
Merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu negara. Diberikan berdasar realita
jika suatu masyarakat tersebut telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.
Pengakuan de facto ada dua : pengakuan de facto bersifat sementara dan pengakuan de
facto bersifat tetap
b) Pengakuan de jure
Merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara berdasar pertimbangan yuridis
menurut hukum. Dengan mendapat pengakuan secara de jure suatu negara mendapat jalan-
haknya disamping kewajibannya sebagai anggota bangsa sedunia.
5
Teori Terbentuknya Negara
No. Teori Tokoh Penjelasan
6
negara menjadi satu negara
7
3) Sikap Mencakup Semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan laku (misalnya
keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian
memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas negara,
maka usaha negara kearab tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal, atau
dapat yang menganggu cita-cita yang telah tercapai.
8
5) J. Barents menyatakan bahwa tujuan negara itu diklasifikasikan dalam tujuan
negara yang sebenarnya dan tujuan negara yang tidak sebenarnya. Tujuan negara
yang sebenarnya adalah pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta
penyelenggaraan kepentingan umum dalam arti luas. Sedangkan tujuan negara yang
tidak sebenarnya adalah pertahanan diri dari kelas yang berkuasa untuk tetap
berada dalam kedudukannya
6) Dante mengemukakan bahwa tujuan negara tidak untuk memperoleh kekuasaan
yang mutlak, tetapi dengan mempersatukan semua negara-negara di bawah satu
kekuasaan seorang raja untuk membawa kemajuan umat manusia di seluruh dunia
terutama dalam mencapai kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
9
Joseph Laski, dan wilayah yang dimanfaatkan untuk
John Stuart Mill kepentingan masyarakat sehingga
dapat hidup tentram dan bahagia
11
1. Die politische verfassung ais gesellschaftlich wirklichkeit.Konstitusi dilihat dalam
arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial politik yang nyata dalam
masyarakat.
2. Die verselb standigte rechtsverfassung.Konstitusi dilihat dalam arti yuridis sebagai
suatu kesatuan kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat.
3. Die geschreiben verfassung.Konstitusi yang tertulis dalam suatu naskah undang-
undang dasar sebagai hukum yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara
(Kusnardi & Ibrahim, 1988:65).
Lebih lanjut menurut Winarno (2008) konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan
sempit, sebagai berikut:
1. Konstitusi dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.
2. Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu undang- undang
dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau
hukum dasar yang tertulis.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian konstitusi
yaitu seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah
dijalankan. Oleh karena itu aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi mengatur
hal-hal yang sangat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dapat dikatakan sebagai
aturan atau hukum dasar yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaran suatu negara.
12
(gezag), dan kebebasan (vrijheid) (Asshiddiqie, 2005). Menurut Jimly Asshiddiqie
(Winarno, 2008) konstitusi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara.
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang
dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity).
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of
nation).
8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony).
9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti
sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luasmencakup bidang sosial ekonomi.
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering
atau social reform) baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
13
dan tahun 2002)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Negara adalah suatu organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk
mengatur bahkan dapat memaksa perihal yang menyangkut kepentingan orang banyak
serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi dan mensejahterakan
masyarakatnya.
Konstitusi yaitu seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang
bagaimana pemerintah dijalankan. Oleh karena itu aturan atau hukum yang terdapat dalam
konstitusi mengatur hal-hal yang sangat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dapat
dikatakan sebagai aturan atau hukum dasar yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaran
suatu negara.
Setiap negara pasti memiliki konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara
tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum dasar negara, kostitusi berisi aturan dan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi segala
praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada konstitusi dan tidak
boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan bagi
dari segi isi materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis meminta saran untuk
perbaikan kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA