Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum tentang Non-Arthopoda Hama pada kali ini, yaitu :
Membedakan ciri morfologi penting filum-filum non-Arthopoda hama dan mengenal gejala
kerusakan tanaman akibat masing-masing serangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-
masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi
golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi
menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis). Beberapa
filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes
(nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda
(serangga, tunggau, dan lain-lain) (Bambang Purnomo, 2006)
Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya terganggu. Hama juga merupakan makhluk hidup yang menjadi pesaing,
perusak, penyakit dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi hama
bersifat relative dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika, ekonomi dan kesejahteraan
pribadi yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman pribadi.Hama dapat merusak biji, batang
daun maupun akar pada tanaman secara langsung dimana tanaman tersebut sedang dalam tahap
pertumbuhan sehingga dapat menggangu proses pertumbuhannya. Dan Hama juga organisme
yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun
dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya
kepada hewan.Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman. (Kertasapuetra,
1990)
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu mollis yang berarti lunak. Oleh karena ituciri
utama hewan yang tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala, kaki
terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ viseral. Tubuhnya bersimetri
bilateral, tidak bersegman, kecuali pada monoplacophora. Memiliki kepala yang jelas dengan
organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki
berotot yang secara umum di gunakan untuk bergerak. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas
menjadi satu atau sepasanglipatan yaitu mantel atau pallium fungsi mantel adalah mensekresi
cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan
ekskretori umumnya membuka kedalam rongga mantel. (Kastawi, 2005).
Untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan
penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan yang
dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya tanaman), panen,
penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah satu aspek yang paling besar
pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di Indonesia adalah adanya serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang tediri dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam OPT
tersebut, hama memiliki potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian
pada komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang. Serangan hama
dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Menurunnya kualitas produk
karena performance yang jelek atau mungkin karena adanya perubahan warna, rasa dan bau pada
produk yang dihasilkan. Serangan hama juga mengurangi kuantitas produk, yang disebabkan
karena pengurangan berat, ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
Berbagai cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama diantaranya adalah kultur
teknis (pengaturan jarak tanam, varietas tahan, dll), fisis, mekanis, hayati dan kimiawi. Kelima
cara pengendalian tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain atau dilakukan secara terpadu. Pengendalian hayati merupakan upaya pengendalian
hama dengan memanfaatkan musuh alami serangga sehingga mampu menekan kerusakan yang
ditimbulkan oleh organisme tersebut. Musuh alami hama yang ada di lapangan jumlahnya sangat
banyak baik dari golongan serangga, jamur, bakteri maupun nematoda. Dari keempat musuh
alami tersebut, nematoda merupakan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama
baik di lapangan maupun yang ada di gudang. Salah satu nematoda entomopatogen yang sudah
banyak dikenal adalah Steinernema spp. Nematoda ini bersifat broad spectrum serta virulen dan
mampu membunuh hama dalam waktu yang relatif singkat yaitu 48 jam. Nematoda Steinernema
bersimbiosis dengan satu bakteri yaitu Xenorhabdus luminescens. Simbiosis antara nematoda dan
bakteri bersifat mutualisme (saling menguntungkan) dimana nematoda mendapatkan nutrisi yang
dihasilkan oleh bakteri sedangkan bakteri merasa terlindungi oleh nematoda. (mulyadi.1992.
hal:98)
BAB III
METODEOLOGI
2. Bekicot dan keong mas : temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan
tubuhnya yang lunak, bagian depan kepala dan kaki bilateral simetris, bagian perut umumnya
berbentuk spiral dan terbungkus oleh cangkang yang spiral asimetris. Kaki terletak di sebelah
ventral dan digunakan untuk merayap yang dapat ditarik ke dalam cangkang. Perhatikan pada
kepala yang lemah terdapat dua pasang tentakle yang dapat diperpanjang dan ditarik kembali.
Pada ujung-ujung tentakle posterior terdapat mata. Pada bagian depan kepala terdapat mulut yang
padanya terdapat gigi parut (radula) untuk mengunyah makanannya. Pada sisi kanan tubuh di
belakang kepala dijumpai lubang genital, sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat di
bagian tepi mantel tubuhdi dekat batas dengan cangkang. Perlu diketahui bahwa bekicot
mempunyai system reproduksi jantan betina di dalam satu tubuh. Adanya ovatestis dapat
menghasilkan telur maupun sperma. Perhatikan bagian-bagian tersebut di atas dan bandingkan
keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.
Perbedaan antara nematoda betina dan nematoda jantan terletak pada panjang stylet dan
bentuk tubuh yang dimilikinya.
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini kita membahas tentang hama yang bukan termasuk filum anthropoda
atau non arthropoda. Filum-filum yang kami amati adalah filum mollusca, filum chordata, dan
filum nematoda.
Dari ketiga filum non arthropoda tersebut saya akan membahas filum mollusca terlebih
dahulu. Yang kami amati dari filum mollusca adalah bekicot dan keong emas. Bekicot memiliki
dua pasang tentakle yang diujungnya terdapat mata. Bekicot juga memiliki tubuh yang lunak dan
memiliki cangkang yang keras. Bekicot dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yaitu
dengan merusak bagian dari tanaman terutama tanaman yang masih muda dengan menggunakan
gigi parut atau radula. Keong emas sebenarnya hampir sama dengan bekicot tetapi keong emas
hanya memiliki sepasang tentakle dan dari bentuk cangkangnya dapat dibedakan. Kerusakan
yang ditimbulkannya pun hampir sama tetapi keong emas kebanyakan hidup didaerah yang berair
sedangkan bekicot dapat hidup didarat.
Yang kedua adalah filum chordata dalam praktikum ini dari filum chordata kami mengamati
tikus,dan musang . Dari pengamatan yang kami lakukan tikus memiliki ekor tidak memiliki bulu,
badan atas agak gembung, warna bulu hitam ke abu-abuan, warna bulu abu-abu, panjang ekor
lebih panjang dari tubuh tambah kepala, jumlah puting susu 6 dan musang. pada ekornya
memiliki bulu, dan panjang ekornyapun lebih panjang dari badan ditambah kepala.Kerusakan
yang ditimbulkan oleh musang dan tikus sebenarnya hampir sama lebih suka memakan buah-
buahan sedang kan tikus ada yang memakan buah-buahan ada yang makan tanaman seperti padi
dan ada yang memakan makanan dirumah kita. Perbedaan yang dirusak oleh tikus dan tupai
adalah kerusakan yang diseebabkan oleh tikus lebih rapi sedangkan yang disebabkan oleh
musang tidak teratur.
Yang terakhir adalah filum nematoda. Dari filum ini yang kami amati adalah nematoda
jantan dan nematoda betina. Nematoda betina memiliki alat mulut yaitu stylet yang lebih panjang
dari stylet yang dimili oleh nematoda jantan. Dan nematoda betina dan nematoda jantan memiliki
bentuk yang berbeda. Kerusakan yang ditimbulkan adalah puru akar atau pembengkakan pada
akar dan lain-lain.
Dari ketiga filum tersebut sangat berbeda sekali bentuk tubuhnya. Dan kerusakan yang
disebabkan oleh masing-masing filum pun berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada non-Arthopoda maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.Golongan non-Arthopoda hama bermacam-macam dan terdiri dari beberapa filum.
2. Beberapa filum non-Arthopoda yang anggotanya diketahui sebagai hama yaitu: Aschelminthes,
Mollusca, Chordata, dan Arthopoda.
3.Gejala yang ditimbulkan akibat serangan dari macam-macam non-Arthopoda hama berbeda-
beda, akan tetapi terkadang ada juga sedikit kesamaan.
5.2 Saran
Praktikum akan lebaih baik ketika selalu dilakukan tepat waktu. Untuk dosen dan Co-Ass
agar lebih sabar dalam membimbing kami selama praktikum berlangsung. Dan untuk sesama
praktikan, lebih serius dalam mengikuti setiap acara praktikum yang sedang berlangsung dan
selalu menjaga ketenangan suasana praktikum.