Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan.
1. Mahasiswa dapat membedakan ciri- ciri penting filum arthropoda hama
2. Mahasiswa dapat mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing
serangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan
sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah
ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan
hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat
pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik
selomata. Arthropoda merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih
dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini.
Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum
Arthropoda.
Binatang yang berupa hama tanaman dapat terdiri dari kelompok atau filum Nematoda
(cacing), Mollusca (Bekecot), Chordata (terutama Mamalia), dan Arthropoda (terutama
Serangga dan Tungau).(purnomo,B,2013)
Tanaman atau kelompok tanaman yang hasilnya diharapkan manusia, selalu dipengaruhi
oleh berbagai faktor produksi. Beberapa faktor penting yang berpengaruh yaitu faktor internal
tanaman itu sendiri, faktor lingkungan tanaman, dan faktor campur tangan manusia. Faktor
internal tanaman meliputi : jenis tanaman dan sifat genetik tanaman. Faktor lingkungan
tanaman meliputi lingkungan biotik dan abiotik. Contoh lingkungan abiotik, melputi iklim,
cuaca, geografi, dan keadaan tanah (edaphic). Contoh lingkungan biotik meliputi semua jasad
di selingkung pertanaman, yaitu : binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme. Kelompok
binatang yang mengganggu tanaman disebut hama. Kelompok tumbuhan yang berkompetisi
dengan tanaman disebut gulma dan jika tumbuhan hidup pada tanaman disebut tumbuhan
parasit. Kelompok mikroorganisme yang hidup dalam tubuh tanaman disebut parasit dan jika
parasit ini hidupnya mengakibatkan penderitaan tanaman, maka disebut patogen. Tanaman
yang diganggu disebut juga tanaman inang
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami
gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut
hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama
tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut
penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak
tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan
tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya
utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian.
(Triharso.2004. hal:58)
Untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan
penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan yang
dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya tanaman), panen,
penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah satu aspek yang paling besar
pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di Indonesia adalah adanya serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang tediri dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam
OPT tersebut, hama memiliki potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan
kerugian pada komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang.
Serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Menurunnya
kualitas produk karena performance yang jelek atau mungkin karena adanya perubahan warna,
rasa dan bau pada produk yang dihasilkan. Serangan hama juga mengurangi kuantitas produk,
yang disebabkan karena pengurangan berat, ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda,
dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai
awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara,
serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat
dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Arthropoda dapat hidup di air
tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda
mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan
yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang
tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah
ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.
Sistim saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti
tangga tali. Arthropoda memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda, kelas
Diplopoda, kelas Crustacea, kelas Arachnida, dan kelas Insecta (Wikipedia, 2013).
Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah
berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap
tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan
hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan
memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.
(Oman Karmana, 2007).
Merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 % dari
binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian
besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda. Anggota dari
filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas
Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga).
A. Klas Arachnida
Tanda-tanda morfologi yang khas dari anggota klas Arachnida ini adalah:
Tubuh terbagi atas dua daerah (region), yaitu cephalothorax (gabungan caput
dan thorax) dan abdomen.
Tidak memiliki antene dan mata facet.
Kaki empat pasang dan beruas-ruas.
Dalam klas Arachnida ini, yang anggotanya banyak berperan sebagai hama adalah dari ordo
Acarina atau juga sering disebut mites (tunggau). Morfologi dari mites ini antara lain,
segmentasi tubuh tidak jelas dan dilengkapi dengan bulu-bulu (rambut) yang kaku dan
cephhalothorax dijumpai adanya empat pasang kaki. Alat mulut tipe penusuk dan pengisap
yang memiliki bagian-bagian satu pasang chelicerae (masing-masing terdidi dari tiga segmen)
dan satu pasang pedipaalpus. Chelicerae tersebut membentuk alat seperti jarum sebagai
penusuk.
Beberapa jenis hama dari ordo Acarina antara lain adalah :
· Tetranychus cinnabarinus Doisd. atau hama tunggau merah/jingga pada daun ketela pohon.
· Brevipalpus obovatus Donn. (tunggau daun teh).
· Tenuipalpus orchidarum Parf. (tunggau merah pada anggrek).
c. Hypermetamorfose
Tipe metamorfose ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia larva mengalami
beberapa bentuk/tipe yang berbeda pada tiap instar. Tipe metamorfose ini dijumpai pada
beberapa jenis serangga ordo Hymenoptera dan Diptera. Berdasarkan sifat morfologinya,
maka larva dan pupa serangga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tipe larva
· Polipoda, tipe larva ini memiliki ciri antara lain tubuh berbentuk silindris, kepala
berkembang baik serta dilengkapi dengan kaki abdominal dan kaki thorakal. Tipe larva ini
dijumpai pada larva ngengat/kupu (Lepidoptera)
· Oligopoda, tipe larva ini dapat dikelompokkan menjadi : Campodeiform dan
Scarabaeiform, Campodeiform, yakni memiliki badan memanjang dan kadang-kadang
dorsovntral pipih. Kaki thorakal panjang dan berkembang baik dengan gerakan aktif.
Scarabaciform, yakni badan umumnya berbentuk melengkung dengan kepala berkembang
baik. Kaki thorakal pendek dan tidak aktif bergerak. Tipe larvaoligopoda ini dimiliki oleh
larva dari bangsa kumbang (Coleoptera)
· Apodus (Apodous), tipe larva ini memiliki badan yang memanjang dan tidak memiliki kaki.
Kepala ada yang berkembang baik ada yang tidak. Tipe larva ini dijumpai pada anggota ordo
Diptera dan familia Curculionidae (Coleoptera) ( Hidayat Natawigena,1993)
2. Tipe pupa
Perbedaan bentuk pupa didasarkan pada kedudukan alat tambahan (appendages),
seperti calon sayap, calon kaki, antene dan lainnya. Tipe pupa dikelompokkan menjadi tiga
tipe : Tipe obtecta, yakni pupa yang memiliki alat tambahan (calon) melekat pada tubuh pupa.
Kadang-kadang pupa terbungkus cocon yang dibentuk dari liur dan bulu dari larva.Tipe
eksarat, yakni pupa yang memiliki alat tambahan bebas (tidak melekat pada tubuh pupa ) dan
tak terbungkus oleh cocon .Tipe coartacta, yakni pupa yang mirip dengan tipe eksarat, tetapi
eksuviar tidak mengelupas (membungkus tubuh pupa). Eksuviae mengeras dan membentuk
rongga untuk membungkus tubuh pupa dan disebut puparium.Tipe pupa obtecta dijumpai pada
anggota ordo Lepidoptera, pupa eksarat pada ordo Hymenoptera dan Coleoptera, sedang pupa
coartacta pada ordo Diptera.
2. Morfologi Beberapa Ordo Serangga yang Penting
a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki
sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan
vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli).
Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas)
pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.
Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen
maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir
abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagianbagian labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan
perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur ---> nimfa ---> dewasa (imago). Bentuk nimfa
dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah Kecoa (Periplaneta sp.)Belalang
sembah/mantis (Otomantis sp.)Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap
dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian
pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra.
Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat
mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat
pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada
bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang
membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan
saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya
melalui stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum
sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
· Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
· Kepik hijau (Nezara viridula L)
· Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera.
Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang
homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat
membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian
posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan
anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya
melalui stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa. Baik nimfa maupun dewasaumumnya dapat
bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok
wereng dan kutu-kutuan, seperti :
· Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
· Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.)
· Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang
bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang.
Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra.
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah
bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap
depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan
baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada
moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola)
yang perkembangannya melalui stadia : telur ---> larva ---> kepompong (pupa) ---> dewasa
(imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang
tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe
bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah :
Bahan
Belalang kayu (Valanga nigricornis) dan nimfanya, kepik hijau (Nezara
viridula) dan nimfanya, thrips, lalat rumah, (Musca domestica) dan larvanya,
kupu-kupu dan larvanya, lebah madu, lebah kayu (Xylocopa) dan larvanya.
Daun utuh dan yang rusak karena belalang, polong kedelai utuh dan yang
terserang kepik hijau, daun utuh dan yang rusak karena thrips, makanan segar
dan yang telah terserang lalat rumah, bunga segar dan yang telah dihisap kupu-
kupu.
Alkohol70%, kloroform, gliserin, dan kapas.
4.1 Hasil
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Arthropoda
merupakan phylum terbesar dari semua binatang penyebab hama tumbuhan. Penyebab hama
tumbuhan yang paling penting adalah kelas Insekta (Hexapoda) dan Arachnida. Setiap ordo
memiliki tipe alat mulut yang berbeda tergantung jenisnya dan cara memakannya. Belalang
kayu memiliki type mulut penggigit pengunyah dan memiliki sayap dua pasang. Thrips
memiliki tipe alat mulut pemarut-pengisap yang dilengkapi flabelum sebagai alat pengisapnya.
Kupu-kupu memiliki alat mulut penghisap untuk memakan makanannya tetapi larva memiliki
tipe mulut penggigit. Kepik hijau yang memiliki alat mulut pencucuk-penghisap yang terdiri
dari rostum dan stylet. Lalat rumah memiliki banyak tipe alat mulut yang beragam. Mulutnya
terdiri dari penjilat-penghisap, pencucuk-pengisap, atau hanya pengisap saja. Lebah mulutnya
penggigit dan adapula yang penggigit-penghisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat
penghisapnya. Untuk mencegah adanya serangan hama ini adalah dengan cara pengendalian
hama secara ilmiah tetapi selalu berdasarkan aturan yang baik tanpa merusak lingkungan yang
ada di sekitarnya.
Daftar Pustaka