You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan mata pelajaran sains yang sarat dengan konsep-konsep

abstrak. Karakteristik fisika tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

membiasakan dan mengembangkan keterampilan berpikir dasar siswa menuju

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kebanyakan guru sering tidak

menyiapkan siswa untuk terlibat dalam upaya penggunaan dan pengembangan

pola berpikir dasar menuju pada pola berpikir tingkat tinggi. Penguasaan konsep

dan keterampilan berpikir kritis siswa terhadap konsep-konsep fisika sebagai

indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar dari berbagai penelitian

secara umum masih kurang. Kurangnya penguasaan konsep-konsep fisika dan

keterampilan berpikir kritis salah satunya disebabkan karena siswa tidak banyak

dilibatkan dalam proses pengkonstruksian suatu konsep dalam pikirannya. Untuk

dapat mengembangkan pengusaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada

pembelajaran konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak perlu bantuan teknologi

informasi. Teknologi informasi dalam pendidikan diaplikasikan dalam bentuk

multimedia interaktif berupa perangkat lunak yang memberikan fasilitas kepada

siswa untuk mempelajari suatu materi. Penggunaan aplikasi multimedia interaktif

dalam pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, motivasi, serta memfasilitasi

1
belajar aktif, belajar eksperimental, konsisten, dengan belajar yang berpusat pada

siswa (Exline, 2004).

Terdapat dua aspek yang paling menonjol pada metodologi

pembelajaran yakni metode dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.

Media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal yang ikut

mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, baik pada diri pengajar maupun

pembelajar. Hamalik (dalam Arsyad ,2011 : 15) menyatakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkit-

kan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap

siswa.

Menurut Arief (1990) bahwa pengetahuan seseorang diperoleh dari

pengalaman pendengaran 11%, dari pengalaman penglihatan 83%. Sedangkan

kemampuan daya ingat yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari apa yang

didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat 50%. Nilai dan kegunaan media

pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran dan hasil belajar yang

dicapai.

Untuk dapat mengembangkan pengusaan konsep dan keterampilan

berpikir kritis pada pembelajaran konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak perlu

bantuan teknologi informasi. Teknologi informasi dalam pendidikan diaplikasikan

dalam bentuk multimedia interaktif berupa perangkat lunak yang memberikan

fasilitas kepada siswa untuk mempelajari suatu materi. Penggunaan alat-alat bantu

mengajar, peraga pendidikan dan media pembelajaran di sekolah-sekolah mulai

2
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Semua peralatan dan

perlengkapan sekolah tersebut harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan

materi, metode dan tingkat kemampuan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi

penggunaan berbagai jenis media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Para pengajar diharapkan dapat menggunakan alat-alat atau perlengkapan

tersebut secara efektif dan efesien dalam pembelajaran di kelas (Sanaky, 2009).

Penyediaan sarana komputer di sekolah dapat dimanfaatkan untuk

membantu penyajian materi pelajaran di sekolah. Teknologi komputer grafis yang

semakin maju saat ini, dapat dimanfaatkan oleh guru dalam penyajian materi

kepada siswa, salah satunya ialah dengan penyajian materi melalui animasi

pendidikan (educational animation). Pada tahun - tahun sebelumnya, pembuatan

animasi komputer harus dilakukan oleh spesialis animasi dan menghabiskan

banyak waktu dan biaya. Namun saat ini telah banyak tersedia perangkat lunak

komputer yang dapat diakses dengan mudah dan jauh lebih murah untuk membuat

animasi komputer sehingga guru dapat dengan mudah mengkreasi animasi sendiri

tanpa perlu bantuan spesialis.

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sengkang merupakan salah satu

Madrasah Aliyah swasta di kota Sengkang. Siswa kelas X IPA berjumlah tiga

puluh orang yang terdiri dari dua belas siswa laki-laki dan delapan belas siswa

perempuan. Pada observasi awal, peneliti melakukan telusur dokumen siswa pada

saat penerimaan siswa baru

3
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menerapkan suatu model

pembelajaran dengan menggunakan media animasi komputer untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep fisika dan retensi pada siswa kelas X Madrasah

Aliyah Muhammadiyah Sengkang ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah dalam penelitian

ini adalah :

“Bagaimana Efektivitas Media Animasi Pembelajaran Fisika Untuk Meningkat-

kan Pemahaman Konsep dan Retensi Pada Peserta Didik Kelas X Madrasah

Aliyah Muhammadiyah Sengkang ?”

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah :

Menganalisis Efektivitas Media Animasi Pembelajaran Fisika Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Retensi Pada Peserta Didik Kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Sengkang.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat berupa:

1. Diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari konsep

fisika, lebih aktif,kreatif dan inovatif dalam belajar.

4
2. Diharapkan dapat menjadi alternatif bagi guru dalam memilih media

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai

penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan animasi pendidikan

untuk disiplin ilmu yang lain.

You might also like