You are on page 1of 17

ILUSTRASI KASUS

I.IDENTITAS

Nama : Tn B
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 21 tahun
Alamat : cengkareng
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : mahasiswa
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : belum menikah

II.ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 7 desember


2018.

Keluhan Utama:
Nyeri pada buah zakar kanan 10 hari SMRS

Keluhan Tambahan :
Benjolan pada buah zakar kanan 10 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki berumur 28 tahun datang ke IGD RSOB dengan keluhan


nyeri pada buah zakar kanan 10 hari SMRS. Nyeri baru pertama kali dan dirasakan
hilang timbul dan hanya timbul saat pasien beraktivitas. Nyeri dirasakan menjalar ke
bagian abdomen kanan bawah. Pasien juga mengeluh benjolan pada buah zakar kanan
10 hari SMRS. Benjolan hanya pada satu sisi dirasakan kecil pada saat pertama kali
ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Pasien menyangkal adanya riwayat mual
muntah. BAK pasien normal kira-kira 5 kali sehari dan tidak disertai nyeri. Pasien
juga menyangkal adanya riwayat demam.OS juga menyangkal adanya riwayat
trauma.
3 hari SMRS, pasien merasakan nyeri pada buah zakar semakin hebat dan
benjolan pada buah zakar kanan semakin membesar.
1 hari SMRS,pasien masih merasakan nyeri pada buah zakar disertai benjolan
yang semakin membesar. Pasien juga mengeluh adanya demam yang disertai dengan
menggigil . BAK pasien masih tetap normal tanpa disertai sebarang rasa nyeri saat
berkemih.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Keluhan serupa (-), Infeksi saluran kemih (-) Operasi (-), Alergi (-), penyakit jantung
(-), penyakit paru (-), riwayat kuning (-), DM (-), hipertensi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga:


Keluhan serupa pada keluarga (-), alergi (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-),
riwayat kuning (-), DM (-), hipertensi (-).

Riwayat Sosial:
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, jarang menkonsumi jeroan, jarang
berolahraga.

III.PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos mentis


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Kesan gizi baik
TB : 170 cm
BB : 65 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 68x/menit, regular
Pernapasan : 18x/menit, teratur, abdominotorakal
Suhu : 36.8 C

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
THT : Liang telinga lapang, serumen -/-, deviasi septum nasal (-), sekret
hidung -/-, uvula di tengah, arkus faring simetris, faring hiperemis (-),
tonsil T1/T1
Leher : KGB tidak teraba, JVP 5-2 cm H2O
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi :BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : vokal fremitus simetris pada kedua hemitoraks
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal., bruit (-).

Ekstremitas
Atas : akral hangat +/+, edema -/-
Bawah : akral hangat +/+, edema -/-

Status Urologi
1. Status lokalis : Regio Lumbal
Nyeri ketok CVA -/-, Ballotement -/-
2. Status lokalis : Regio Supra pubic
Inspeksi : tidak terlihat penuh
Palpasi : nyeri tekan (+)
3. Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : OUE tidak menyempit, hiperemis (-), sekret (-),terlihat pembesaran
pada scrotum kanan, merah (+)
Palpasi : Teraba bengkak pada scrotum kanan,Nyeri tekan (+), Phren test
(+),Refleks kremaster (+),Tes transluminasi (+)

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada data

V. RESUME

Seorang laki-laki 21 tahun datang dengan nyeri pada buah zakar. Pertama kali , hilang
timbul dan timbul saat pasien beraktivitas. menjalar ke bagian abdomen kanan bawah
10 hari SMRS. Pasien juga mengeluh benjolan pada buah zakar kanan 10 hari
SMRS,satu sisi, kecil pada saat pertama kali ditemukan dan bertambah besar setiap
hari.Demam (+) 1 hari SMRS.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah:
110/60 mmHg, nadi : 68x/menit, suhu : 36,8oC, pernafasan :182x/menit. Status lokalis
regio supra pubic:tidak terlihat penuh. nyeri tekan (+)Status lokalis regio genitalia
eksterna OUE tidak menyempit, hiperemis (-), sekret (-),terlihat pembesaran pada
scrotum kanan, merah (+) Dari hasil Laboratorium didapatkan leukosit
19,900,urinalisa: leukosit 4-8/LPB. Dari usg scrotum kesannya Orchitis dengan
hidrokel kanan dan susp. Varicocele kiri

VI.DIAGNOSA BANDING
 Orchitis
 Torso testis
 Epididimitis

VII.DIAGNOSIS KERJA

 Orchitis dextra

VIII.TATALAKSANA

Non-medikamentosa
 Rawat inap
 Bed rest
 Gunakan celana ketat

Medikamentosa
 IVFD NaCl 100 cc + Ketorolac /8jam
 Ceftriaxone 1 x 1 gr.
 Nutriflam 3 x 1 tab.

IX. PROGNOSIS

 Ad Vitam:Dubia ad bonam
 Ad Sanationam:Dubia ad bonam
 Ad Functionam :Dubia ad bonam

FOLLOW UP

( 18 Juni 2012)

Subjektif

Nyeri dirasakan semakin berkurang. Benjolan dirasakan semakin mengecil. Demam


disangkal pasien

Objektif
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit, regular
Pernapasan : 22x/menit, teratur, abdominotorakal
Suhu : 36.5 C
Status Urologi
1. Status lokalis : Regio Lumbal
Nyeri ketok CVA -/-, Ballotement -/-
2. Status lokalis : Regio Supra pubic
Inspeksi : tidak terlihat penuh
Palpasi : nyeri tekan (+)
3. Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Tampak benjolan pada scrotum kanan, merah (+)
Palpasi : Teraba benjolan pada scrotum kanan, nyeri tekan (+) phren test (+)

Laboratorium

Pemeriksaan Hematologi ( tanggal 18/6/2012)


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Leukosit 14,1 103/mm3 3,5 – 10,0
Hemoglobin 13,9 103/mm3 11,0 – 16,5
Hematokrit 37,6 % 35,0 – 50,0
Trombosit 278 103/mm3 150 – 390

Assesment

Orchitis dextra Perawatan hari ke-3 dengan perbaikan klinis

Planing

Non Medikamentosa:

 Pakai celana ketat

Medikamentosa :

 Inj Broadcet 1 x 2 gr.


 Tab. Nutriflam 3 x 1
 Tab. Keterobat 3 x 1

ANALISA KASUS

I.DASAR DIAGNOSIS

Pada kasus ini pasien di diagnosa orchitis dextra dengan dasar:

i.Identitas Pasien

Pasien adalah lelaki. Secara anatomi, testis hanya dimiliki oleh lelaki. Usia pasien 28
tahun. Menurut literatur, kebanyakan kasus orchitis terjadi pada lelaki yang aktif
secara sesual dan berumur lebih dari 15 tahun atau lelaki yang berumur lebih dari 50
tahun dengan benign prostate hyperthropy (BPH).
ii.Anamnesis

Dikeluhkan nyeri pada daerah skrotum kanan yang menjalar ke daerah abdomen.
Nyeri dirasakan hilang timbul dan hanya timbul saat pasien beraktivitas. Dikeluhkan
juga benjolan di daerah skrotum yang semakin membesar. Dikeluhkan juga demam
sehingga menggigil.

iii. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan status lokalis regio genitalia eksterna ditemukan pada inspeksi
pembengkakan di daerah scrotum kanan. Bengkak yang ditemukan terlihat merah.
Pada palpasi bengkak teraba keras disertai nyeri saat scrotum ditekan. Pada tes
transluminasi didapatkan hasilnya positif,tes Phren positif fan refleks kremaster
positif. Penemuan ini sesuai dengan gambaran klinis orchitis.

iv. Pemeriksaan penunjang

Dilakukan USG Scrotum.Menurut literatur pemeriksaan dengan menggunakan


ultrasonografi merupakan pemeriksaan dengan sensitifitas tinggi untuk
menyingkirkan diagnosa torsio testis dan dapat digunakan untuk melihat inflamasi
pada testis maupun epididimis.Pada hasil USG scrotum didapatkan pada scrotum
kanan dengan ukuran membesar , tekstur halus, tak tampak massa dan tampak koleksi
cairan disekitarnya.

v.Dasar penatalaksanaan

Pada OS diberikan ceftriaxone 1 x 1 gr. Menurut literatur pasien berumur kurang dari
35 tahun yang masih aktif secara seksual dengan orchitis yang disebabkan bakteri
diberikan antibiotik yang bisa melumpuhkan patogen sexually transmitted disease
seperti gonorrhae dan klamidia.
TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap


infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun
virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.

Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama pasien


yang mengalami penyakit gondong. Bakteri yang dapat menyebabkan orchitis antara
lain Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus, bakteri
tersebut biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-
laki dengan BPH

Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan pemeriksaan


fisik yang baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk menegakkan
diagnosis orchitis. USG dapat membantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti
torsio testis.

Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya


sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali bila
penyebabnya bakteri, perlu diberikan antibiotik.

II.ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS


Testis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum. Testis akan
turun sekitar umur janin 7 bulan menuju scrotum melalui canalis inguinalis dibawah
pengaruh hormon testosterone dari testis. Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah
daripada testis dextra. Masing-masing testis dikelilingi capsula fibrosa yang kuat,
disebut tunica albuginea. Dari permukaan dalam capsula terbentang banyak septa
fibrosa yang membagi bagian dalam testis menjadi lobulus-lobulus testis. Di dalam
setiap lobulus terdapat 1-3 tubuli seminiferi yang berkelok-kelok. Tubuli seminiferi
bermuara ke rete testis, ductuli efferentes, dan epididimis

Pengaturan suhu testis di dalam scrotum dilakukan oleh kontraksi musculus


dartos dan cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke
tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot cremaster akan berelaksasi dan testis
akan menjauhi tubuh. Temperatur testis dalam scrotum selalu dipertahankan dibawah
temperatur suhu tubuh 2-3 oC untuk kelangsungan spermatogenesis. Molekul besar
tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam tubulus) melalui darah, karena adanya
ikatan yang kuat antar sel Sertoli yang disebut sawar darah testis. Fungsi dari sawar
darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat antibodi
melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar.

Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.


Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.

Fungsi testis:

 Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH


 Sekresi testosterone oleh sel Leydig, diatur oleh LH.
Dinding scrotum terdiri dari :

1. Cutis
2. Fascia superficialis
3. Musculus dartos
4. Fascia spermatica externa
5. Fascia cremasterica
6. Fascia spermatica interna
7. Tunica vaginalis

III.ORCHITIS

DEFINISI

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri
dapat menyebabkan orchitis.

ETIOLOGI

 Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A,


varicella, dan echoviral jarang terjadi.
 Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus, dan Streptococcus
 Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
leprae, Actinomycetes
 Trauma sekitar testis
 Virus lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
 Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan
rubella (MMR) dapat ,enyebabkan orchitis
 Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual
pria aktif atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae,
Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae ,
Pseudomonas aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus
 Idiopatik
EPIDEMIOLOGI

 Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki


 Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal
(lebih muda dari 10 tahun).
 Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis
(epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara
seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan
hipertrofi prostat jinak (BPH).
 Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong
berkembang orchitis. Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal
dengan gondong.
FAKTOR RISIKO

 Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko yang umum


untuk epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor
risiko.
 Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran
sperma dan vas deferens bisa dipicu melalaui Valsalva atau pendesakan kuat.

PATOFISIOLOGI

Hippocrates pertama kali melaporkan orchitis pada abad ke-5 SM. Radang pada testis
dapat disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan
proses inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function
laesa.

DIAGNOSIS

Anamnesis

 Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.


 Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
 Kelelahan / mialgia
 Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
 Demam dan menggigil
 Mual
 Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik

 Pembesaran testis dan skrotum


 Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
 Pembengkakan KGB inguinal
 Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang

 Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan


fisik.
 Pemeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.
 USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL

 Epididimitis
 Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah.
Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia
berapapun). Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis sangat penting
dari segi bedah.
 Tumor testis
 Hydrocele
PENATALAKSANAAN
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling
penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya
hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena
virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual,
dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia)
dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan
Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten.

Contoh antibiotik:

1.Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi
lebih rendah terhadap organisme gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri
dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa
IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d

2. Doxycycline
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan
kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.
Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore.
Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis
terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari

3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan
mikroorganisme.
Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1
g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus.
Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari

4.Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic.
Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis.
Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO
tid / qid selama 14 hari

5.Ciprofloxacin
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S
epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas
terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan
bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan

KOMPLIKASI

 Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi
testis.
 Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
 Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
 Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
 Abscess scrotalis
 Infark testis
 Rekurensi
 Epididymitis kronis
 Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya
yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya
hanya sementara.
 Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita
epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini
masih belum diketahui.

PROGNOSIS
• Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10
hari.
• Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri
dapat sembuh tanpa komplikasi.

KESIMPULAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.


Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain
dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.
Etiologi orchitis Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi
bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan
Streptococcus. Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium leprae, Actinomycetes, trauma, virus lain meliputi coxsackievirus ,
varicella , dan echovirus .

Insidensi orchitis karena gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki


prepubertal (lebih muda dari 10 tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus
berhubungan dengan epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-
laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50
tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).

Gejala klinis: nyeri dan pembengkakan testis. Kelelahan, demam dan


menggigil , mual, sakit kepala Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan
skrotum, lebih hangat, kadang pembesaran KGB inguinal.

Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika


penyebabnya bakteri.Komplikasi: sampai dengan 60% dari testis yang terkena
menunjukkan beberapa derajat atrofi testis, gangguan kesuburan dilaporkan pada
tingkat 7-13%, kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral, abscess
scrotal , infark testis, rekurensi

Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang 3 -10
hari, jika penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mark B. Orchitis- Department of Emergency Medicine. Diunduh pada 30 Juni


2012. Tersedia dari: http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview
2. Andrew T.R,Michael S.D.Testes and Epidydimis.Churchill’s Pocketbooks of
Surgery 3rd Edition. United States of America.Elsvier;2006.hal.397-398
3. James G.,Andrew W,John L,Rowan W.Epidymo-orchitis.Davidson Principles
& Practice of Surgery 5th Edition.United States of America.
Elsvier;2007.hal.506-507
4. Timothy J. Testicular Torsion-Department if Emergency Medicine. Diunduh
pada 30 Juni 2012. Tersedia dari :
http://emedicine.medscape.com/article/778086-overview
5. Christina B.Epididymitis. Diunduh pada 30 Juni 2012/ Tersedia dari:
http://emedicine.medscape.com/article/436154-overview
6. Paul A,Mark C,Mohamad E.Orchitis.Campbell-Walsh Urology 9th Edition.
Philadelpia.Saunders-Elsvier;2007

You might also like