You are on page 1of 2

Diagnosis

Diagnosis berdasarkan adanya gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. USG

abdominal menjadi tes diagnostik standar untuk batu empedu. Batu empedu sering

teridentifikasi pada radiograf abdominal atau CT Scan. Sering kali pada pasien dengan gejala

khas serangan nyeri pada empedu tidak menunjukkan gambaran batu empedu pada

ultrasonografi. Jika pasien mengalami serangan rekuren dan terdeteksi endapan pada empedu

sebanyak lebih dari dua kesempatan, cholecystectomy harus dilakukan. Selain endapan dan

batu, kolestrolosis dan adenomyomatosis dari batu empedu dapat menyebabkan gejala yang

mirip. Kolestrolosis disebabkan oleh akumulasi kolestrol dalam makrofag di mukosa kantung

empedu, kolestrolosis memberikan gambaran khas “Strawberry gallbladder”. (Brunicardi,

Andersen and Schwartz, 2015; Sabiston dan David,2012)

Adenomiomatosis atau kolesistisis glandularis proliferans pada mikroskop memiliki

gambaran sekumpulan otot halus yang mengalami hipertrofi serta gambaran pertumbuhan

kelenjar mukosa kedalam lapisan otot. Polip granulomatosa terbentuk pada lumen dibagian

fundus dan didnding kantung empedu mengalami penebalan sehingga septae dan striktur dapat

terlihat. pada pasien simtomatik, kolesistektomi merupakan pilihan terapi untuk pasien

(Brunicardi, Andersen and Schwartz, 2015; Sabiston dan David,2012)

Terapi dan Prognosis

Pasien dengan batu empedu simtomatik disarankan untuk dilakukan kolesistektomi

laparoskopik. Ketika sedang menunggu dilakukannya operasi atau operasi mengalami

penundaan, pasien disarankan untuk menghindari makanan berlemak dan berat. Pada pasien

diabetes, kolesistektomi harus segera dilakukan karena pasien diabetes rentan mengalami

kolesistisis akut yang cukup parah. Kolesistektomi laparoskopik aman dilakukan pada anak-

anak dan lansia. Kolesistektomi terbuka atau laparoskopik pada pasien dengan batu empedu
simtomatik mengalami hasil jangka panjang yang baik, sekitar 90 % dengan gejala yang

khas,bebas dari gejala-gejala tersebut setelah dilakukan kolesistektomi. Untuk pasien dengan

gejala tidak khas atau dispepsia hasil yang muncul sering tidak diharapkan. (Brunicardi,

Andersen dan Schwartz, 2015; Sabiston dan David,2012)

Daftar pustaka

Brunicardi, F., Andersen, D. and Schwartz, S. 2015. Schwartz's principles of surgery. 10th ed.

New York: McGraw-Hill Education, pp.1309-1340.

Sabiston C., David. 2012. Buku Ajar bedah Sabiston. 19th ed.Philadelphia: Elsevier Saunders,

pp.1476-1514

You might also like