Professional Documents
Culture Documents
abdominal menjadi tes diagnostik standar untuk batu empedu. Batu empedu sering
teridentifikasi pada radiograf abdominal atau CT Scan. Sering kali pada pasien dengan gejala
khas serangan nyeri pada empedu tidak menunjukkan gambaran batu empedu pada
ultrasonografi. Jika pasien mengalami serangan rekuren dan terdeteksi endapan pada empedu
sebanyak lebih dari dua kesempatan, cholecystectomy harus dilakukan. Selain endapan dan
batu, kolestrolosis dan adenomyomatosis dari batu empedu dapat menyebabkan gejala yang
mirip. Kolestrolosis disebabkan oleh akumulasi kolestrol dalam makrofag di mukosa kantung
gambaran sekumpulan otot halus yang mengalami hipertrofi serta gambaran pertumbuhan
kelenjar mukosa kedalam lapisan otot. Polip granulomatosa terbentuk pada lumen dibagian
fundus dan didnding kantung empedu mengalami penebalan sehingga septae dan striktur dapat
terlihat. pada pasien simtomatik, kolesistektomi merupakan pilihan terapi untuk pasien
penundaan, pasien disarankan untuk menghindari makanan berlemak dan berat. Pada pasien
diabetes, kolesistektomi harus segera dilakukan karena pasien diabetes rentan mengalami
kolesistisis akut yang cukup parah. Kolesistektomi laparoskopik aman dilakukan pada anak-
anak dan lansia. Kolesistektomi terbuka atau laparoskopik pada pasien dengan batu empedu
simtomatik mengalami hasil jangka panjang yang baik, sekitar 90 % dengan gejala yang
khas,bebas dari gejala-gejala tersebut setelah dilakukan kolesistektomi. Untuk pasien dengan
gejala tidak khas atau dispepsia hasil yang muncul sering tidak diharapkan. (Brunicardi,
Daftar pustaka
Brunicardi, F., Andersen, D. and Schwartz, S. 2015. Schwartz's principles of surgery. 10th ed.
Sabiston C., David. 2012. Buku Ajar bedah Sabiston. 19th ed.Philadelphia: Elsevier Saunders,
pp.1476-1514