Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
“STRUMA NODUSA”
Oleh:
ARYANTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
2
Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi
karena folikel-folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah berahun-tahun
sebagian folikel tumbuh semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar
tersbut menjadi noduler.2
2. ANATOMI
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kiri dan kanan yang dihubungkan
oleh isthmus yang sempit.Setiap lobus berbentuk buah avokad, dengan
puncaknya ke atas sampai linea oblique cartilaginis thyroidea dan basisnya
terdapat dibawah, setinggi cincin trachea ke-4 atau ke-5.Glandula thyroidea
merupakan organ yang sangat vascular, dibungkus oleh selubung yang berasal
dari lamina pretrachealis. Selubung ini melekatkan kelenjar ini ke larynx dan
trachea.3
3
symphaticus tidak masuk ke dalam ruang antara fascia media dan
prevertebralis. 3
Limfe dari kelenjar tiroid terutama dicurahkan ke lateral, ke dalam nl.
cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe berjalan turun ke nl.
paratracheales. 3
Seluruh cincin tiroid dibungkus oleh suatu lapisan jaringan yang
dinamakan true capsule.Sedangkan extension dari lapisan tengah fascia
servicalis profundus yang mengelilingi tiroid dinamakan false capsule atau
surgical capsule.Seluruh arteri dan vena, plexus limphaticus dan kelenjar
paratiroid terletak antara kedua kapsul tersebut.Ligamentum Berry menjadi
penghubung di bagian posterior antara kedua kapsul tersebut.Ligamentum
Berry menjadi penghubung di bagian posterior antara kedua lobus tiroid. 3
Aa. carotis superior dextra et sinistra, dan kedua aa. thyroidea inferior
dextra et sinistra memberikan vaskularisasi untuk tiroid. Kadang kala
dijumpai a. ima, cabang truncus brachiocephalica. Sistem vena berjalan
bersama arterinya, persarafan diatur oleh n. recurrens dan cabang dari n.
laryngeus superior, sedangkan sistem limfatik yang penting menerima aliran
limfe tiroid terdiri dari pembuluh limfe superior yang menerima cairan limfe
dari pinggir atas isthmus, sebagian besar permukaan medial lobus lateral, dan
permukaan ventral dan dorsal bagian atas lobus lateral dan pembuluh limfe
inferior yang menerima cairan limfe dari sebagian besar isthmus dan bagian
bawah lobus lateral.2
Pada pembedahan tiroid penting memperhatikan jalan arteri pada pool atas
kanan dan kiri, karena ligasi tinggi pada arteri tersebut dapat mencederai
n.laryngeus superior, kerusakan nervus ini dapat mengakibatkan perubahan
suara menjadi parau yang bersifat sementara namun dapat pula permanen. 2
4
Gambar 1. Kelenjar Tiroid
5
3. ETIOLOGI
Penyebab dari struma itu sendiri, antara lain dapat disebabkan oleh :
Defisiensi iodium.
Terpapar radiasi.
Penyakit deposisi.
Silent thyroiditis.
Agen-ageninfeksi.
Supuratifakut : bacterial
Keganasan tiroid.
6
membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat
dewasa. Karena pertumbuhannya berangsur-angsur, struma dapat menjadi
besar dan mulai muncul gejala yang menandakan adanya keadaan hipertiroid.4
Walaupun sebagian struma tidak mengganggu pernafasan karena
menonjol ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila
pembesarannya bilateral. Struma difusa unilateral dapat menyebabkan
pendorongan sampai jauh ke arah kontra lateral.Pendorongan demikian
mungkin tidak mengakibatkan gangguan pernafasan.Penyempitan yang berarti
menyebabkan gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi dispnea dengan
stridor inspirator.Keluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan
trakea naik untuk menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena
terfiksasi pada trakea.5
Pemeriksaan pasien dengan struma dilakukan dari belakang kepala
penderita sedikit fleksi sehingga muskulus sternokleidomastoidea relaksasi,
dengan demikan tiroid lebih mudah dievaluasi dengan palpasi. Gunakan kedua
tangan bersamaan dengan ibu jari posisi di tengkuk penderita sedang keempat
jari yang lain dari arah lateral mengeveluasi tiroid serta mencari pole bawah
kelenjar tiroid sewaktu penderita disuruh menelan.5
Pada struma yang besar dan masuk retrosternal tidak dapat di raba trakea
dan pole bawah tiroid.Kelenjar tiroid yang normal teraba sebagai bentukan
yang lunak dan ikut bergerak pada waktu menelan. Biasanya struma masih
bisa digerakkan ke arah lateral dan susah digerakkan ke arah vertikal. Struma
menjadi terfiksir apabila sangat besar, keganasan yang sudah menembus
kapsul, tiroiditis dan sudah ada jaringan fibrosis setelah operasi.5
Untuk memeriksa struma yang berasal dari satu lobus (misalnya lobus
kiri penderita), maka dilakukan dengan jari tangan kiri diletakkan di mediall di
bawah kartilago tiroid, lalu dorong benjolan tersebut ke kanan.Kemudian ibu
jari tangan kanan diletakkan di permukaan anterior benjolan. Keempat jari
lainnya diletakkan pada tepi belakang muskulus sternokleidomastoideus untuk
meraba tepi lateral kelenjar tiroid tersebut.7
Pada pemeriksaan fisik harus dideskripsikan:7
7
a. Lokasi: lobus kanan, lobos kiri, ismus
b. Ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang
c. Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu (multinodosa)
d. Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, keras
e. Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
f. Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus
sternokleidomastoidea
g. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid: ada atau tidak.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8
4. Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak
menangkap iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.
5. Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat
dilakukan, pemeriksaan USG sangat membantu mengetahui
adanya pembesaran tiroid.
6. Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan
dilakukan biopsy terarah
7. Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.
6. PENATALAKSANAAN
9
Kontraindikassi operasi pada struma:9
a. struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya
b. struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik yang lain
yang belum terkontrol
c. struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit
digerakkan yang biasanya karena karsinoma. Karsinoma yang
demikian biasanya sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya.
Perlekatan pada trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukan
reseksi trakea atau laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan
lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang baik.Struma yang
disertai dengan sindrom vena kava superior. Biasanya karena metastase
luas ke mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan
sternotomi, dan bila dipaksakan akan memberikan mortalitas yang
tinggi dan sering hasilnya tidak radikal.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
II. ANAMNESIS
10
Keluhan utama : Benjolan di leher
Anamnesis terpimpin : Pasien rujukan dari poliklinik bedah. Masuk
dengan keluhan terdapat benjolan di leher yang di alami sekitar 2 tahun yang
lalu.Awalnya ukuranya kecil seperti kelereng.Dan lama kelamaan semakin membesar
sehingga seperti sekarang.Nyeri pada benjolan (-), nyeri saat menelan (+).Pasien
mengaku saat menelan benjolan seperti naik turun.Pasien mengeluhkan kadang
tremor, gelisah, rambut rontok, berkeringat banyak, nafsu makan menurun, tidak tahan
cuaca dingin.Demam (-), mual (-), muntah (-), buang air kecil lancar, buang air besar
biasa.
Riwayat penyakit sebelumnya: tidak pernah mengeluhkan riwayat penyakit yang sama
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada dalam keluarga yang menderita yang sama
Riwayat Pengobatan : pasien pernah berobat di polik penyakit dalam namun
tidak diberikan obat
11
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler (+), gallop (-), murmur
(-)
Abdomen
- Inspeksi : kesan datar (+)
- Auskultasi : peristaltik usus (+)
- Perkusi : tympani pada seluruh lapang abdomen (+)
- Palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
Genitalia : dalam batas normal
Ekstremitas
- Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
- Inferior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
Pemeriksaan tambahan :-
Status Lokalis
- Regio : Colli
- Inspeksi : benjolan dengan ukuran 3cm x 3cm, warna sama seperti
sekitar
- Palpasi : nyeri tekan (-), konsistensi kenyal
IV. RESUME
Pasien perempuan 25 tahun rujukan dari poliklinik bedah. Masuk dengan
keluhan massa pada regio colli yang di alami sekitar 2 tahun yang lalu.
Awalnya ukuranya kecil seperti kelereng.Dan lama kelamaan semakin
membesar sehingga seperti sekarang. Nyeri pada massa (-), nyeri saat menelan
(+). Pasien mengaku saat menelan massa seperti naik turun. Pasien juga
mengeluhkan rambut rontok, mudah merasa capek, tremor, gelisah, berkeringat
banyak. Demam (-), mual(-), muntah (-), buang air kecil lancar, buang air
besar biasa.
V. DIAGNOSA AWAL
Struma nodusa
12
Hbsag negatif
- FT4 1,18
- TSHS 0,680
- GDS 101
- Ureum 15
- Creatinin 0,64
- SGOT 14
- SGPT 7
VII. PENATALASANAAN
Rencana opersi lobectomy
13
DAFTAR PUSTAKA
3. Kariadi KS Sri Hartini, Sumual A., Struma Nodosa Non Toksik &
Hipertiroidisme : Buku Ajar Ilmu Pneyakit Dalam, Edisi Keiga,
Penerbit FKUI, Jakarta, 2007 : 757-778.
14
8. Sadler GP, Clark OH, van Heerden JA, Farley DR. Thyroid and
Parathyroid. Dalam : Schwartz SI, et al. Principles of surgery. Vol 2.
Edisi 7. McGraw Hill. NY. 2008.
15