Professional Documents
Culture Documents
harian tubuh dan pengaturan nafsu makan. Penurunan kualitas dan kuantitas
tidur semakin meningkat setiap harinya, terutama di negara berkembang. Hal
tersebut sering dikaitkan dengan perubahan metabolisme dan perubahan
endokrin. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa durasi tidur
diasosiasikan dengan diabetes, obesitas, penyakit kardiovaskular dan penyakit
lain yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kualitas tidur juga sering
dikaitkan dengan resetensi insulin. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The
Coronary Artery Risk Development in Young Adults Sleep Study menunjukkan
bahwa durasi tidur dan kualitas tidur berkaitan dengan peningkatan Indeks
Massa Tubuh (Hung et al., 2013).
Gherlin dan leptin memiliki peran penting untuk mengatur asupan makanan
dan berat badan . Aktivasi reseptor gherlin dan leptin akan memberikan sinyal
di hipotalamus yang akan menginisiasi kaskasde yang berbeda menyebabkan
perubahan pola makan (Klok, Jakobsdottir and Drent, 2006). Leptin adalah
hormon turunan adiposit yang berfungsi untuk menekan nafsu makan,
sedangkan gherlin adalah hormon yang berasal dari peptida yang berfungsi
untuk merangsang nafsu makan (Taheri et al., 2004).
Leptin berkerja melalui leptin reseptor LEPR atau OBR. Setelah leptin
dilepaskan oleh jaringan adiposa, leptin akan masuk ke aliran darah melewati blood-
brain barrier (BBB) dan akan berikatan dengan reseptor leptin di hipotalamus yang
akan memberi informasi mengenai penyimpanan energi tubuh. Setelah berikatan
dengan reseptornya, leptin akan mempengaruhi berbagai aktivitas neuron dan
mengekspressikan berbagai macam orexigenik dan anorexigenik. Orexigenik peptida
kadarnya dipengaruhi oleh leptin termasuk neuropeptide Y (NPY), melanin
concentrating hormone, agouti-related protein (AgRP), galanin, orexin dan galanin-
like peptide (GALP). Leptin akan memblokir gherlin melalui aktivasi NPY/Y1 di
hipotalamus sehingga leptin menjadi salah satu hormon yang penting untuk
mengontrol asupan makan dan berat badan. Sehingga kadar serum leptin yang rendah
dapat meningkatkan prevalesi obesitas (Klok, Jakobsdottir and Drent, 2006).